Share

16

Avani terbangun dengan tenggorokan yang terasa sangat kering. Ia tak ingat sudah berapa lama ia tertidur, yang ia ingat hanya dirinya jatuh pingsan setelah kaki kanannya menginjak pecahan kaca.

Diliriknya pergelangan tangan kirinya, terlihat selang infus menancap di sana. Dilihatnya telapak kaki kanannya, ternyata masih di balut perban.

Dengan gerakan perlahan, gadis berkulit putih itu mencoba bangun, namun gagal. Seluruh tubuhnya terutama bagian kaki, terasa sangat sakit.

"Jangan bergerak, tubuhmu masih lemah?" teriak Rin Leung yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar yang terbuka. 

Melihat kedatangan Rin Leung, Avani langsung membuang muka dengan raut wajah kesal dan jengkel. 

Rin hanya tersenyum melihat Avani membuang muka saat melihatnya. Ia lalu berjalan mendekati gadis bermata kecil itu sambil membawa nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air putih. 

"Aku tau kau masih marah, tapi sebaiknya kau segera memak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status