"Liat datamu di data siswa sekolah, aku mau ambil buku yang kemarin aku pinjamkan padamu semalam. Kirain, kamu tidak akan masuk ke sekolah. Jadi aku..." jelas Adam mengantungkan kalimatnya dengan berputar-putar dan wajah bersemu merah. layaknya orang yang sedang kasmara, padahal ia hanya berpura-pura menipu Narnia. agar semakin terjerat semakin dalam di ritual persugihan yang di jalankan oleh orangtuanya
Dalam hati, Adam berharap. Narnia tidak ingat apapun. Tentang ingatan di mana mereka ketemu dan siapa dirinya.
"Benar juga," balas Narnia yang hendak mengeluarkan buku dari tas sekolah. di depan mobil Adam.
"Masuk dulu," tawar Adam yang membukakan pintu mobilnya.
Narnia yang tidak ingin menyia-yiakan kesempatan tersebut. langsung masuk ke dalam mobil dan ia menatapi Adam yang masih senyum padanya.
"Ini bukunya dan terima kasih," ucap Narnia dengan tersipu malu.
"Sama-sama, ayo kita kesekolah barengan. semoga saja tidak macet," ba
“Kau akan jadi milikku, Adam!” batin Lala. Herman berapa kali melirik Lala yang mempunyai tekat kuat untuk mendapatkan ke awetan dan kemudaan. Ia tidak akan ikut campur. Karena semua bukan urusannya dan pada akhirnya, Lala tetap akan jadi tumbal selanjutnya. Ketika waktunya sudah tiba. Sebelum sampai ke rumah, Herman melihat pesan yang masuk ke dalam ponselnya. bahwa yang menyewa tokonya untuk jam 6 malam ke atas tidak jualan. Maka meminta Herman mengembalikan uang sewanya tanpa kredit. Herman dengan senang hati mentranser dana tersebut. Kemudian mengirimkan pesan kepada lima karyawannya untuk berjualan lagi pada malam hari dengan iming-iming bonus besar. Karena Herman masih ada simpan sisa kuah bakso yang sudah berisi campuran cairan kehidupan pria dan air bening dari cela inti Narnia. Ketika ia menghentakkannya berulang-ulang kali, sehingga ada setengah cairan sudah di simpan di dalam botol buat jaga-jaga kedepannya. Tentu saja, ia menyimpannya di tempat ya
Jam olahraga di mulai, Ardi yang sekelas dengan Narnia menatapi Narnia dengan tatapan bergairah. Ketika melihat kedua gundukkan naik turun mengikuti irama lagu olahraga senam. Yang seolah memanggil dirinya untuk menjamah kedua gundukkan berisi yang melompat naik turun. "Sial," batin Ardi. Sedangkan dari kejauhan, di atas lantai dua. Seseorang telah memperhatikan gerakkan Narnia yang mengundang hasrah. Jakun pria itu naik turun berapa kali, dengan pandangan matanya ke arah kedua gundukkan yang naik turun yang tiada hentinya. "Malam ini, akan ku puaskan kau!" batin Adam. Merasakan tatapan, Ardi melihat ke arah jendela. Ia melihat Adam tengah mengawasi Narnia. Emosinya langsung naik seketika. Dari dulu sampai sekarang. Ardi dan Adam saling bermusuhan dan merebut barang satu sama lain. Senyuman jahat terlukis di wajah Ardi, ketika menatapi Adam yang menatapnya dengan kebencian. "Tak lama lagi, aku akan mirip denganmu! A
Lala memikirkan apa yang di katakan oleh Herman ada benarnya, maka ia akan serius mengoda Andika untuk mendapatkan ke inginan yang selama ini hanya bisa ia lihat di depan mata. Sebelum keduanya pulang ke rumah, Herman dan Lala mendatangi dukun Joko yang menjadi dukun lagganan mereka bertahun-tahun ini. Kedatangan keduanya, sudah di perhitungkan oleh Joko. Ia tau, cepat atau lama. Herman dan Lala pasti kembali dengan keinginan baru. “Jadi kalian sudah memikirkannya,” ucap Joko yang seolah bisa melihat Herman dan Lala di satu tempat bersamaan. “Iya, sudah kami pikirkan jauh-jauh hari!” balas Lala dengan tekat bulatnya. Lala memutuskan kembali memakai Joko daripada dukun lainnya. Yang entah kualitasnya menjamin atau tidak sesuai harapan. “Bagaimana dengan mu!” tanya Joko pada Herman yang kelihatan melamun. “Sama dengan perkataan Lala,” balas Herman yang sudah ingin buru-buru pulang untuk menyentuh Narnia. Ia sudah tidak tahan meny
Lagi-lagi usaha Narnia selalu gagal. Ketika sesuatu menerobos masuk ke dalam cela intinya yang terasa sesak oleh benda tumpul yang terasa bergerigi. Seperti pelindung bergerigi banyak yang di jual di alfamat atau indomaret. yang biasa di gunakan dalam persetubuhan dengan gaya liar dan sebagainya. "Ahh..sakit," pekik Narnia yang tidak menikmati permainan persetubuhan yang kini di alaminya. "Sakit, Cih. kau kira kau itu masih virgin," cibir Ardi dengan nada sarkasnya yang semakin mengoyangkan pinggulnya dengan kecepatan penuh. Saking kerasnya permainan dari pria itu, hingga Narnia tidak bisa merasakan nikmat seperti malam-malam sebelumnya. Yang ada hanya rasa sakit dan perih oleh benda keras yang di lapisin sejenis karet bergerigi. Ardi terus menghentkkan pilarnya ke dalam cela inti Narnia dengan menggunakan pelapis bergerigi yang memaksa air bening tersebut keluar dalam jumlah banyak. Sesekali ia mencabutnya, membiarkan air bening itu menentes ke dalam
Lala mendengus kesal, ia pun segera mempersiapkan berapa bahan baku untuk memasak kuah bakso. Setelah kuah mendidih, Herman menuangkan cairan tersebut ke dalam kuah bakso. “Aku yakin, mereka akan kembali memesannya dan ketagihan terus dan otaknya akan ingat terus rasa bakso ini,” ucap Herman dengan percaya diri dan mengaduk-aduk cairan tersebut yang sudah rata dengan kuah bakso di dalam panci yang telah bercampur dengan lendir persugihan milik Narnia. Walaupun malam ini, ia gagal menyentuh Narnia. Herman tidak putus asa. Karena uang 700an juta akan di dapatkan besok dari orang pemerintahan yang berani bayar mahal untuk satu porsi bakso seharga 30rb. Aroma harum rempah bercampur dengan cairan persugihan, menghiasi dapur. Wangi yang berbeda dengan biasanya yang sungguh membuat perut lapar. Lala yang lapar, memilih makan nasi putih tanpa lauk. Daripada makan kuah menjijikan di campur dengan bakso. Sedangkan Herman tidak perduli, ia langsung mencici
“Ayo makan… ayo makan! Saya yang bayar, tidak perlu takut di tagih utang!” seru Herman dengan suara kerasnya yang membuat berapa orang menatap ke arahnya dengan tatapan mencibir. Termasuk para pelayan restoran yang berdecak kesal. “Asal mampu bayar aja,” gumam salah satu pelayan restoran mewah. Saat melewati Herman dan kelima karyawan Herman. Para karyawan Herman menunjukkan banyak expresi saat mendengar apa yang di katakan oleh pelayan tersebut. Sedangkan Herman masa bodoh, ia terus makan dengan lahap. Selesai makan, Herman mengeluarkan uang lima juta untuk di bagikan ke lima karyawannya yang masing-masing dapat satu juta. “Ini tips harian yang saya janjikan hari ini. Semoga kedepan, saya bisa kasih kalian lebih banyak lagi!” ucap Herman dengan suara kerasnya yang sengaja memancing para orang yang mencibirnya barusan. Berapa orang yang dekat tempat duduknya dengan Herman, menoleh ke arah Herman dengan tatapan tidak percaya dengan apa ya
Setelah Narnia pergi ke lantai atas Herman dan Lala berjalan ke arah pakiran dan masuk kedalam mobil. di dalam hati Herman mengutuk dukun Joko. Yang meminta melakukan ritual tanpa busana di malam ini. padahal Herman berniat menyetubuhi Narnia beronde-ronde malam ini dengan segera cara demi mendengarkan desahan Narnia yang sungguh membangkitkan hasrah para paria. tapi demi persugihan makanan yang tetap laris manis. Herman terpaksa menuruti permintaan dukun Joko dengan berat hati. Di lain pihak, Adam juga berdecak kesal. Padahal malam ini ia ingin bercinta dengan Narnia. Setelah ia sudah bosan bercinta dengan Tia slama berapa hari berturut-turut dan kini menurut Adam celah inti Tia sudah longgar dan tidak nikmat lagi seperti pertama kali. jadi percuma mempertahan kan Tia di apertemennya. Malam ini, Adam membawa Tia ke tempat dukun Joko. Dengan maksud mengembalikan Tia kepada dukun Joko. Karena ia sudah tidak tertarik lagi pada Tia. Herman dan Lala tiba
“Balas ciumanku, Nar!” ucap Ardi yang memaksa narnia untuk membuka mulutnya. Setelah terbuka, Ardi mendorong lidahnya masuk ke dalam mulut Narnia dan lidahnya menelusuri dengan mudah rongga mulut Narnia yang lembut dan memabukkan dirinya. Narnia bisa merasakan aroma mint bercamput rokok pada mulut Ardi yang kini menguasai mulutnya. Narnia tersentak, ketika Ardi menaikkan dress tidurnya dan melepaskan g-string yang ia pakai di sela ciumannya yang panjang yang semakin memabukkan. Nafas Narnia tersengal, jantungnya berdebar karena Ardi merasang celah intinya dengan jemari dan menusukkan dua jari ke dalam celah inti yang masih kering dengan keluar masuk secara cepat. Narnia ingin menjerit tetapi bibirnya di bungkam oleh bibir Ardi dengan ciuman semakin kasar. hingga ia tidak bisa berteriak dan pastrah menerima pelecehan Ardi yang celah intinya yang mentuh dinding celah intinya. "Hmmmmp." Ardi memainkan celah inti Narnia dengan gairah tinggi. Geli,