Share

Chapt 48. Beban Prasangka

Naima masih kepayahan membebat hatinya yang tersayat, air bening tak henti mengalir dari cakrawalanya. Dia belum berminat mengaktifkan ponsel, dia bukan ingin menghukum Albe. Namun menghukum dirinya yang dengan lancang menerima setengah hati orang yang menjanjikan bahagia. Namun 2 hari pernikahan yang ia dapat hanya nelangsa.

Hati Naima tak semurah itu, mahar kalung 10 gram, uang 10 juta dan nafkah lahir 100 juta terlalu sedikit untuk jiwa dan hatinya yang rapuh. Karena kepingan kecewa yang berserakan tak akan bisa direkatkan kembali.

Ketukan di pintu kamar membuat Naima harus beranjak. Melihat dari ekor mata jam sudah menunjukkan angka 17, berarti sudah 1 jam sejak kepulangan dari tempat kerja, hanya ia habiskan untuk menangisi lelaki yang belum tentu mengingat keberadaannya pada saat ini.

Bunyi ketukan berisik menjadi berirama laksana gendang pantura, memaksa Naima segera bangkit dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah. Setidaknya air akan mengaburkan duka yang membekas. Memas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Ayo Naima... Angkat teleponnya & tanyakan pada Albe kebenaran postingan itu....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status