Share

Akankah ibu mertua percaya?

“Jadi, kamu enggak kasih izin kami tinggal di sini, Mel?”

“Enggak Mbak, aku tidak kasih izin. Mbak Dwi kan, punya rumah ngapain tinggal di sini!?" tegasku.

“Ya, kami di sini untuk jagain ibu. Selama ini kan, kami jagain ibu. Sepi kalau tidak ada ibu. Lagi pula ada lebihan kamar itu di belakang,” jawab Mbak Dwi kekeh memaksa tinggal di sini.

“Kalau Mbak Dwi enggak mau pergi, maka aku akan minta bantuan RT untuk usir Mbak Dwi!" Ancamku.

“Eh, kurang ajar ya, kamu! Ini juga rumah adikku. Kamu lupa tanah ini milik orang tua kami?”

“Enggak lupa kok! Sepertinya memang Mbak Dwi yang lupa bahwa rumah ini dibangun pakai uangku.”

“Ih, kamu itu ya, nyebelin banget!” Mbak Dwi hendak mendorongku, tapi aku berhasil menghindar.

“Dwi, jaga sikapmu! Apa yang dikatakan Melsa itu benar. Kamu punya tempat tinggal ngapain ikut Ibu ke sini. Kalau alasan kamu sepi enggak ada Ibu, ya, udah Ibu pulang saja. Lagi pula orang tua Melsa juga mau ke sini,” sahut mertuaku. Beliau memang selalu baik hati dan menjad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status