Share

Rasain!

“Emm ... ini, Bu ... anu temanku Rania lagi ada masalah sama keluarganya, jadi minta izin singgah ke sini sebentar biar hilang penat,” jelas Mas Bayu. Keringat sebesar biji jagung bercucuran di dahinya. Padahal malam ini cukup dingin.

Ibu dan Mbak Dwi menatap curiga, tapi sejurus kemudian Mbak Dwi tersenyum lebar saat Rania mengangkat plastik belanja yang dia bawa.

“Waah ... boleh-boleh. Ayo, sini masuk, Rania! Udah enggak usah sungkan memang istrinya Bayu begitu. Dia selalu saja suuzon kalau ada perempuan main padahal kan, cuma teman kerja aja,” ucap Mbak Dwi. Ditariknya tangan Rania.

Saat melewatiku, Rania tersenyum sinis penuh kemenangan. Begitu juga Mas Bayu. Dia berkali-kali mengusap dadanya, pasti dia merasa lega karena Mbak Dwi percaya padanya. Sedang mertua masih berdiri terpaku di sampingku. Mungkin iba padaku.

“Wah, rame, ya? Kalau di rumah Rania cuma sama mamah aja dan itu pun selalu ribut,” ucap Rania. Entah kenapa aku merasa ada yang aneh padanya. Suaranya juga seperti di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status