Share

Kejutan untuk Akbar

Author: Bintang Senja
last update Huling Na-update: 2023-11-07 02:20:42

"Akbar juga tidak tahu, bu." Akbar menggeleng. Antara bingung dan juga malu, karena ia tidak punya uang cash sebanyak itu.

"Bagaimana, mas? Kalau sudah ditotal seperti ini barang tidak bisa dikembalikan," ujar pegawai kasir tersebut. Mendengar itu membuat pikiran Akbar bertambah kacau.

"Kalau ngutang dulu bisa nggak, mbak. Besok kalau sudah ada uang pasti kami bayar," ujar Lidya.

"Wah nggak bisa, bu." Pegawai kasir itu menggeleng.

"Kalau begitu saya pulang dulu untuk ambil uang, nanti saya kembali lagi ke sini," ucap Akbar.

"Kalau begitu KTP mana, sebagai jaminan." Pegawai kasir itu meminta KTP milik Akbar sebagai jaminan. Khawatir jika nantinya Akbar tidak kembali lagi untuk membayar barang belanjaan yang sudah diambil.

"Memangnya harus ya, mbak?" tanya Lidya.

"Iya, bu." Pegawai kasir itu mengangguk seraya tersenyum ramah.

Dengan sangat terpaksa Akbar menyerahkan KTP miliknya sebagai jaminan. Setelah itu mereka berdua bergegas pulang seraya membawa barang belanjaan yang sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam kantong kresek. Akbar tidak pernah menduga jika kejadian memalukan ini akan terjadi pada dirinya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar sepuluh menit, Akbar dan ibunya sampai di rumah. Akbar langsung membawa barang belanjaan tersebut, tentunya dibantu oleh ibunya. Setelah semuanya selesai, Akbar mengeyahkan bokongnya di sofa, lelaki itu memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing.

"Ibu masih ada uang nggak?" tanya Akbar.

"Ibu cuma ada lima ratus ribu, kamu masih punya kan." Lidya balik bertanya.

"Akbar enggak ada, bu. Soalnya belum sempat narik, niatnya tadi sekalian, eh nggak tahunnya ATM diblokir," jawab Akbar. Lelaki berkemeja biru itu mengacak rambutnya frustasi.

"Coba kamu telepon Aretha, ibu khawatir kalau ini ulah dia," titah Lidya. Dengan segera Akbar mengambil benda pipih miliknya lalu menekan nomor istrinya.

"Nomor Aretha nggak aktif, bu." Akbar terlihat kesal lantaran sudah ada lima kali, tetapi nomor Aretha tetap tidak aktif.

"Kok bisa sih, coba kamu telepon lagi." Lidya kembali menyuruh putranya untuk menelpon Aretha.

[Halo, Aretha sekarang kamu lagi ngapain? Kenapa ATM aku diblokir, apa kamu yang melakukannya]

[Kok bisa, mas. Aku enggak tahu, coba besok aku cek ke bank. Soalnya saat ini aku lagi sibuk]

[Jadi kamu tidak tahu kenapa ATM aku keblokir]

[Aku enggak tahu lah, mas. Besok aku cek deh]

[Ya sudah, oya untuk yang sepuluh juta, kapan kamu transfer]

[Mungkin minggu depan, mas. Akhir-akhir ini aku sibuk, soalnya majikan aku lagi banyak acara]

[Ya sudah, tapi kamu jangan bohong ya. Soalnya ini juga untuk masa depan kita]

[Iya, mas. Udah dulu ya, aku mau lanjut kerja lagi]

Sambungan telepon terputus, Akbar menghela napas lega, meski ia masih bingung. Soalnya saat ini Akbar sedang tidak pegang uang, sedangkan ibunya hanya punya lima ratus ribu. Untuk membayar barang belanjaan tidak akan cukup.

"Akbar bagaimana?" tanya Lidya.

"Aretha yang akan mengurusnya, bu. Sekarang lebih baik, ibu jual perhiasan dulu untuk membayar belanjaan yang tadi," jawab Akbar.

"Apa?! Tapi .... "

"Tidak ada pilihan lain, bu. Nanti kalau Aretha sudah transfer, Akbar ganti." Akbar memotong ucapan ibunya. Dengan sangat terpaksa Lidya menuruti saran dari putranya itu.

***

Hari yang telah ditunggu akhirnya tiba, seharusnya Akbar merasa bahagia lantaran pernikahannya dengan Wanda akan segera terlaksana. Namun, Akbar merasa bingung lantaran uang yang Aretha janjikan belum juga ditransfer.

Sementara untuk kartu ATM diblokir, Aretha meminta sang suami untuk buka rekening sendiri. Tapi sampai detik ini, Aretha belum juga mentransfer uang ke rekening milik suaminya. Setiap kali ditanya, Aretha selalu menjawab belum punya waktu.

Dan hari ini adalah hari pernikahan Akbar dengan Wanda, ia berharap setelah ijab kabul selesai, Aretha akan mentransfer uang yang nantinya digunakan untuk biaya resepsi pernikahan.

"Bagaimana, apakah sudah siap?" tanya pak penghulu.

"Sudah, pak." Akbar mengangguk. Setelah itu pak penghulu mulai menjabat tangan Akbar, lalu ijab kabul pun akan segera dimulai.

Ijab kabul berjalan dengan lancar, kini Akbar dan Wanda resmi menjadi sepasang suami-istri. Bahkan kini mereka sudah berdiri di atas pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu undangan yang datang. Senyum kebahagiaan tercetak jelas di wajah keduanya, begitu juga dengan Lidya.

"Selamat ya, mas atas pernikahannya. Semoga langgeng dan segera diberi momongan," ucap seorang wanita. Akbar yang begitu mengenal suara tersebut seketika menatap wanita yang ada di hadapannya.

Wanita itu membuka kaca mata hitam miliknya, lalu tersenyum seraya menatap mempelai lelaki di hadapannya. Wanita itu tak lain adalah Aretha, seketika mata Akbar melotot melihat istrinya datang dan memberinya ucapan selamat. Bukan hanya Akbar saja yang terkejut, tetapi juga dengan Lidya dan juga Wanda.

"A-Aretha ka-kamu .... "

"Kenapa, mas. Tidak usah kaget seperti itu," potong Aretha. Rasanya ia ingin tertawa melihat ekspresi wajah suaminya yang tegang itu.

"Kedatangan aku ke sini hanya ingin memberikan ini." Aretha menyerahkan amplop kepada suaminya. Dengan tangan gemetar Akbar menerima amplop tersebut.

"Ini apa?" tanya Akbar dengan wajah yang sudah basah oleh keringat.

"Mas buka saja sendiri," jawab Aretha. Dengan cepat Akbar membuka dan membaca isi amplop yang ada di tangannya. Sedetik kemudian mata Akbar melotot ketika tahu jika Aretha telah menggugat cerai dirinya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Penyesalan & Kebahagiaan ( Ending )

    Dua bulan sudah setelah kejadian di mana Lidya kecelakaan, wanita itu harus menerima kenyataan jika dirinya lumpuh. Beruntung selama ini kehidupannya ditanggung oleh keponakannya. Karena sudah dua bulan juga Akbar berhenti bekerja, setelah usahanya untuk membujuk Aretha gagal. Lelaki itu sering menyendiri dan mengurung diri di kamar.Awalnya Rani, sebagai keponakan Lidya hendak membawa mereka pulang ke Bandung, kota kelahiran Lidya. Namun wanita itu menolak, ia berniat untuk meminta maaf kepada Aretha. Tetapi sampai detik ini Lidya belum bertemu dengan mantan menantunya itu. Rani sudah berusaha membantu untuk mencari keberadaan Aretha, tapi hasilnya nihil."Bagaimana, Ran? Apa sudah ada kabar tentang Aretha." Lidya melontarkan pertanyaan, mereka baru saja selesai menyantap sarapan pagi bersama."Belum, tante. Rani sudah mencoba untuk mencarinya, tapi sampai sekarang belum ada hasilnya," jawab Rani. Mendengar itu Lidya hanya menghela napas, entah sampai kapan ia harus bersabar."Ya sud

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Karma untuk Lidya

    "Mas Akbar seperti orang yang sudah tidak waras, permintaannya benar-benar aneh," gumamnya. Aretha tidak menyangka jika mantan suaminya akan datang dan meminta hal teraneh seperti itu."Maaf, tapi aku tidak bisa. Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, karena usahamu akan sia-sia," ungkap Aretha. Mendengar itu senyum Akbar seketika memudar, lelaki itu menggeleng. Tak percaya jika usahanya untuk membujuk mantan istrinya akan gagal."Sekarang kamu berubah sombong ya, kamu bukan Aretha yang dulu," ucap Akbar seraya menatap tak percaya ke arah mantan istrinya itu. Sementara itu Aretha hanya diam, tak peduli dengan ucapan mantan suaminya."Aku menjadi seperti ini juga karena ulahmu sendiri ... sudahlah. Lebih baik sekarang kamu pulang, soalnya aku masih punya banyak urusan," sahut Aretha. Ia tidak ingin terlalu lama melayani perbincangannya dengan Akbar."Aku tidak akan pergi sebelum kamu mau menuruti keinginanku," ujar Akbar seraya menatap wajah mantan istrinya. Jujur, ingin rasanya ia

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Permintaan Gila Akbar

    Kabar Yudha kecelakaan telah sampai di telinga Rosa, ia tidak menyangka jika suaminya akan meninggal dengan cara seperti itu. Mungkin ini karma untuk seorang penghianat, selama ini Yudha tidak pernah bermain api di belakang Rosa. Namun sekali bermain justru langsung mendapatkan karma yang begitu setimpal.Jujur, Rosa merasa sedih karena harus kehilangan suaminya untuk selamanya. Namun ia akan lebih bersedih ketika melihat suaminya hidup dengan wanita lain,mungkin ini jalan yang terbaik. Hanya saja yang ada di pikiran Rosa bagaimana nasib anaknya kelak saat tahu jika ayahnya telah tiada.Saat ini putri yang Rosa lahirkan baru berusia satu tahun, sejak Yudha berselingkuh. Lelaki itu jarang pulang dan juga jarang menanyakan tentang anaknya. Rosa hanya bisa berharap, semoga putrinya tumbuh menjadi anak yang berguna. Karena sekarang Rosa memang harus benar-benar berjuang sendiri untuk membesarkan putrinya itu.Sementara itu, Akbar yang mendengar kabar tentang kematian mantan istrinya hanya

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Karma

    "Rosa kamu tidak bisa berbuat seperti itu, surat perjanjian yang mana." Yudha berusaha mengelak. Ia tidak ingin kehilangan hartanya yang kini telah dikuasai oleh Rosa."Kamu tidak usah mengelak, mas. Karena semuanya sudah ada buktinya, dan perbuatan kamu juga ada buktinya. Walaupun kamu seorang pengacara, jangan seenaknya saja berbuat tanpa memikirkan resikonya," ujar Rosa. Rasanya ia sudah muak melihat wajah suaminya itu."Sampai ketemu di pengadilan nanti." Setelah mengatakan itu Rosa memilih untuk pergi. Keputusannya untuk berpisah sudah bulat, untuk apa mempertahankan pernikahan yang sudah tak sehat lagi. Karena akan sangat percuma, bertahan tetapi dihianati."Rosa tunggu, kita bisa bicarakan masalah ini baik-baik. Kamu tahu kan resikonya kalau sampai kedua orang tuaku tahu." Yudha mencekal pergelangan tangan istrinya. Ia tak akan rela jika sampai perpisahan itu terjadi."Itu urusan kamu, mas. Bukan urusanku, salah kamu sendiri berbuat kesalahan. Kamu kan laki-laki, jadi harus sia

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Awal Pembalasan

    Setelah itu Akbar dan Wanda memutuskan untuk pulang. Jujur, Akbar cukup kecewa dengan hasilnya, tapi berbeda dengan Wanda. Karena anak yang ia kandung terbukti benih Yudha, itu artinya lelaki yang sudah menjalin hubungan dengannya akan menikahinya nanti."Setelah ini kamu harus pergi dari rumah," ucap Akbar ketika mereka masih dalam perjalanan."Kamu ngusir aku, mas." Wanda menoleh, menatap lelaki yang duduk di sebelahnya itu."Iya, lagi pula kita sudah bukan suami istri. Dan satu lagi, anak yang kamu kandung itu bukan anakku," ungkap Akbar. Mendengar itu Wanda terdiam, ia memang harus menerima resikonya. Karena terbukti anak yang dikandungnya bukan darah daging Akbar, itu artinya Wanda harus pergi."Ok tidak masalah, dari pada kamu mandul. Setelah ini tidak akan ada wanita yang mau denganmu." Wanda menatap sinis ke arah mantan suaminya. Mendengar hal itu dada Akbar terasa bergemuruh, tetapi sebisa mungkin ia tahan.Tidak butuh waktu lama, kini mereka sudah sampai di rumah. Keduanya

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Fakta Mengejutkan

    Sedari tadi Aretha hanya diam, meski dalam hati ia merasa panik dan juga khawatir, tetapi ia tidak ingin ikut campur urusan mereka. Sedangkan Reynand hanya tersenyum mendengar ancaman dari mantan istrinya itu. Reynand sudah sangat paham dengan sifat mantan istrinya itu."Kamu pikir aku akan takut, apa kamu lupa saat pergi dulu." Reynand menatap wajah Rena yang tiba-tiba menegang. Seketika bayangan masa lalunya berputar di benaknya."Kamu lupa ketika pergi meninggalkan Alice yang saat itu masih sangat membutuhkan seorang ibu." Reynand terus menatap wajah Rena."Kamu lebih memilih laki-laki lain ketimbang anakmu yang saat itu masih bayi merah. Bahkan kamu terbukti hendak mencelakainya, jika saja aku datang terlambat mungkin nyawanya akan melayang." Reynand kembali mengingatkan kejadian dulu di masa lalu, hal tersebut membuat wajah Rena memucat."Entah apa kurangnya aku, padahal semua kebutuhan aku penuhi, fasilitas, uang bulanan tercukupi, kasih sayang dan ... ah mungkin memang aku yang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status