PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA

PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA

Oleh:  Bintang Senja  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
20Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aretha cukup terkejut ketika tahu jika suami dan ibu mertuanya ternyata diam-diam memanfaatkan dirinya. Tiga tahun bekerja di negeri orang, dan hasil jerih payahnya digunakan oleh ibu mertuanya. Bukan itu saja, suaminya juga berencana untuk menikah lagi dengan wanita lain.

Lihat lebih banyak
PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
20 Bab
Bertemu di Resto
@Ibu Nurul[Aretha, kamu sudah tahu apa belum. Kalau uang dari hasil kerja kamu di luar negeri digunakan untuk membangun rumah ibu mertuamu]Aretha mengerutkan keningnya ketika membaca pesan yang dikirim oleh tetangganya di kampung. Bukan hanya sebuah pesan saja yang ia terima, terapi juga beberapa foto. Aretha memperhatikan foto tersebut satu persatu, sebuah rumah yang cukup mewah.@Aretha[Ibu yakin kalau uang yang digunakan ibu mertuaku, adalah uang dari hasil kerja kerasku di sini]@Ibu Nurul[Ibu mertua kamu sendiri yang ngomong, memangnya Akbar mampu. Dia aja pengangguran di rumah, kamu yang kerja banting tulang di negeri orang]Aretha terdiam usai membaca pesan terakhir yang dikirim oleh tetangganya itu. Ia kerja keras demi bisa membantu perekonomian keluarga kecilnya. Namun kenyataan dimanfaatkan oleh ibu mertuanya, beruntung Aretha tidak mengirimkan seluruh gajinya."Mungkin ini alasan kenapa, mas Akbar sering memintaku untuk mentransfer uang yang lebih dari biasanya. Rupa-ru
Baca selengkapnya
Memblokir ATM Suami
"Oh, jadi ini alasan mas Akbar meminta uang lagi. Kamu benar-benar tega ya, mas. Tidak tahu rasanya berjuang di negeri orang, dan kamu enak-enakan mau nikah lagi," gumam Aretha. Ia benar-benar tidak habis pikir jika suaminya tega melakukan semua itu."Aretha." Teguran dari Reynand mampu membuat Aretha tersadar. Seketika wanita itu menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya."Kamu kenapa?" tanya Reynand."Enggak apa-apa, Tuan. Maaf tadi saya .... ""Bukankah itu suami kamu? Lalu wanita yang bersamanya siapa." Reynand memotong ucapan baby sitter putrinya. Mendengar itu Aretha terdiam, itu artinya majikannya juga melihat apa yang ia lihat."Saya tidak tahu, Tuan? Mungkin sepupu atau temannya," ujar Aretha. Jujur hatinya terasa sakit mengingat jika saat ini suami yang sangat dipercaya tengah bersenang-senang dengan wanita lain.Reynand mengerutkan keningnya. "Oh, kamu tidak ingin menyapanya atau .... ""Tidak perlu, Tuan. Biarkan saja, kita ke sini kan mau makan. Kasihan non Alice, se
Baca selengkapnya
Kejutan untuk Akbar
"Akbar juga tidak tahu, bu." Akbar menggeleng. Antara bingung dan juga malu, karena ia tidak punya uang cash sebanyak itu."Bagaimana, mas? Kalau sudah ditotal seperti ini barang tidak bisa dikembalikan," ujar pegawai kasir tersebut. Mendengar itu membuat pikiran Akbar bertambah kacau."Kalau ngutang dulu bisa nggak, mbak. Besok kalau sudah ada uang pasti kami bayar," ujar Lidya."Wah nggak bisa, bu." Pegawai kasir itu menggeleng."Kalau begitu saya pulang dulu untuk ambil uang, nanti saya kembali lagi ke sini," ucap Akbar."Kalau begitu KTP mana, sebagai jaminan." Pegawai kasir itu meminta KTP milik Akbar sebagai jaminan. Khawatir jika nantinya Akbar tidak kembali lagi untuk membayar barang belanjaan yang sudah diambil."Memangnya harus ya, mbak?" tanya Lidya."Iya, bu." Pegawai kasir itu mengangguk seraya tersenyum ramah. Dengan sangat terpaksa Akbar menyerahkan KTP miliknya sebagai jaminan. Setelah itu mereka berdua bergegas pulang seraya membawa barang belanjaan yang sebelumnya s
Baca selengkapnya
Membuat Benalu Mati Kutu
kbar menatap kertas berwarna putih yang ada di tangannya, lalu balik menatap wajah istrinya. Wanita yang sudah lima tahun ia nikahi tiba-tiba menggugat cerai hanya gara-gara masalah sepele. Akbar tidak menyangka jika Aretha akan pulang dan datang ke acara resepsi pernikahannya."Aretha kamu jangan bercanda, ini enggak lucu." Akbar menggeleng, berharap Aretha mau mencabut gugatan cerainya. Akbar tidak akan sanggup jika harus berpisah dengan istrinya. "Siapa yang bercanda, ini kenyataan, mas. Aku tidak sedang mengajakmu untuk bercanda," ucap Aretha. Sejujurnya sangat menyakitkan melihat suaminya bersanding dengan wanita lain. Namun hati Aretha seketika mati ketika mengetahui kelakuan asli suami dan ibu mertuanya.Aretha pikir Akbar adalah laki-laki baik, tapi kenyataan tak beda dengan lelaki di luar sana. Demi membantu perekonomian keluarga, Aretha rela berjuang dan membanting tulang di negeri orang. Namun ternyata, apa yang ia lakukan dimanfaatkan oleh suami dan ibu mertuanya. Istri m
Baca selengkapnya
Ditagih Hutang
uasana benar-benar semakin kacau, banyak tamu undangan yang mengatai Akbar, Wanda dan juga Lidya. Rasanya Aretha puas melihat wajah tegang dan juga ketakutan mereka. Tapi ini belum seberapa, Aretha masih punya banyak kejutan untuk para benalu seperti mereka."Aretha kamu apa-apaan sih, matiin nggak video itu." Akbar mendekat, tatapannya tajam. Dari raut wajahnya, Aretha dapat melihat jika Akbar tengah menahan emosi. Jujur, baru sekarang Aretha melihat lelaki yang telah menjadi suaminya selama lima tahun ini marah."Kamu kenapa, mas? Marah atau malu." Aretha menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan remeh.Tanpa menjawab ucapan istrinya, Akbar melangkah menuju ke belakang, untuk mematikan video yang sedang berputar itu. Aretha hanya diam, pandangan matanya beralih pada wanita yang kini telah sah menjadi istri kedua suaminya. "Selamat ya, karena kamu berhasil menikah dengan mas Akbar. Tapi setelah ini, aku minta kamu jangan syok, karena apa yang mas Akbar miliki tidak akan bertahan l
Baca selengkapnya
Diusir Aretha
kbar terdiam, lelaki itu memijat pelipisnya cukup lama. Ia benar-benar bingung harus berbuat apa, otak Akbar rasanya buntu untuk berpikir. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Akbar menemukan solusinya, meski ia khawatir kalau nantinya akan gagal. Namun ia harus mencobanya terlebih dahulu."Baik, dalam waktu dua hari saya akan melunasinya," ujar Akbar dengan begitu mantap. Mendengar itu seketika Lidya menatap putranya, dari mana Akbar akan mendapatkan uang sebanyak itu."Ya sudah, kalau begitu kami pergi dulu." Setelah berpamitan, dua pria itu segera pergi. Akbar menghela napas, lalu melangkah masuk ke dalam dan tentunya diikuti oleh ibunya."Akbar, kenapa kamu tadi bilang sanggup untuk melunasi hutang. Memangnya kamu punya uang, istrimu kan nggak jadi transfer," ujar Lidya, lalu mengenyahkan bokongnya di sofa."Ibu tenang dulu, soalnya Akbar punya rencana. Akbar akan datang ke rumah Aretha dan meminta sertifikat rumahnya. Sertifikat itu bisa kita gadaikan untuk mendapatkan uang," un
Baca selengkapnya
Menampar Pelakor
"Aku tidak mau." Akbar menggeleng, ia juga menolak untuk bercerai dengan Aretha."Terserah kamu, mas. Tapi keputusan aku sudah bulat untuk bercerai, tidak ada yang perlu dipertahankan lagi," ujar Aretha. Baginya apa yang suami dan ibu mertuanya lakukan sudah tidak ada maaf lagi."Tapi aku tetep tidak mau cerai, Aretha kita menikah sudah lama. Apa nggak sayang kalau tiba-tiba kita bercerai hanya gara-gara masalah sepele," ujar Akbar. Aretha menyipitkan matanya, suaminya bilang masalah sepele. Tidak ada masalah sepele jika sudah menyangkut tentang perselingkuhan dan penghianatan."Kamu bilang masalah sepele, mas. Mungkin kalau hanya masalah ibumu yang memakai uangku untuk membangun rumah, masih bisa dipertimbangkan. Tapi yang kamu lakukan sudah sangat keterlaluan, mas. Kamu sudah berbohong, dan yang membuatku memilih untuk berpisah, karena kamu sudah menghianati pernikahan kita," ungkap Aretha. Seketika Akbar bungkam, ia menikah dengan Wanda karena permintaan ibunya. Sejujurnya Akbar ma
Baca selengkapnya
Ancaman dari Aretha
Wanda memegangi pipinya yang terasa panas, akibat tamparan dari Aretha. Ia tidak menyangka jika wanita di hadapannya akan seberani itu, Wanda pikir Aretha akan diam, tapi kenyataannya tidak. Wanda masih memegangi pipinya, rasa panas yang langsung menjalar, membuatnya merasa kesakitan."Sekali lagi kamu memfitnahku seperti itu, kamu akan tahu sendiri akibatnya. Bahkan aku tidak segan-segan untuk melemparmu ke penjara," ucap Aretha, yang mungkin lebih tepatnya sebagai ancaman. Seketika mata Wanda melotot, ia tidak ingin masuk penjara hanya gara-gara masalah sepele."Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, rumahku bisa kotor kalau sampai diinjak oleh wanita sepertimu." Aretha mengusir Wanda, bahkan melarang wanita itu untuk masuk dan menginjakkan kaki di rumahnya."Kamu lihat saja nanti, kamu akan menyesal." Setelah mengatakan itu Wanda meninggalkan rumah Aretha. Wanita itu melangkah seraya terus memegangi pipinya yang masih terasa sakit.Aretha menghela napas, rupanya ia tidak bisa di
Baca selengkapnya
Rencana Akbar
"Aretha, kamu jangan keterlaluan seperti itu. Rumah ini sudah aku bangun susah-susah dan kamu akan menghancurkannya begitu saja, aku tidak terima," ucap Akbar dengan nada sedikit emosi. Istrinya yang dulunya lugu dan pendiam, kini berubah total semenjak bekerja di luar negeri."Di sini yang keterlaluan itu siapa, mas. Aku apa kalian, aku bekerja keras di negeri orang, tapi kalian enak-enakan di rumah. Kalian memanfaatkan uang yang setiap bulan aku kirim," sahut Aretha. Dadanya terasa sakit ketika mendengar ucapan suaminya."Seharusnya kamu lebih mementingkan kebutuhan kita, kamu bilang ingin merenovasi rumah kita. Tapi kenyataannya apa, justru kamu menggunakan uang itu untuk membangun rumah ibu, dan kamu melakukannya tanpa meminta ijin dariku." Aretha menatap suaminya dengan tatapan yang tajam."Jadi kamu tidak ikhlas melakukan semuanya, kamu tidak ikhlas membantu ibu untuk membangun rumah. Aku berencana untuk mengajakmu tinggal di sini, itu sebabnya aku lebih memilih untuk membangun
Baca selengkapnya
Akbar Masuk Penjara
Aretha sangat terkejut mendengar ucapan majikannya, tega-teganya Akbar membakar rumahnya. Apa gara-gara ancaman yang Aretha tujukan, sehingga suaminya tega melakukan hal tersebut. Aretha menggeleng, seperti tidak percaya, namun semua itu kenyataan, jika Akbar sudah melakukan kejahatan.Selang beberapa menit, ponsel Aretha bergetar, wanita itu sedikit tersentak. Aretha melirik benda pipih miliknya, lalu mengambilnya. Saat dicek, tertera nama ibu Nurul pada layar ponsel, dengan segera Aretha membuka pesan yang dikirim oleh tetangganya itu.@Ibu Nurul[Aretha, rumahmu kebakaran. Hampir semuanya dilalap oleh api]Aretha terdiam usai membaca pesan yang tetangganya itu kirim. Bukan hanya pesan, tetapi ada beberapa foto dan juga video. Banyak tetangga yang membantu untuk memadamkannya, bahkan terlihat jika sudah ada petugas pemadam kebakaran yang menanganinya.@Aretha[Astaghfirullah, kenapa bisa sampai kebakaran. Apa, ibu tahu penyebab atau pelakunya]@Ibu Nurul[Ibu belum tahu, tapi polisi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status