Home / Rumah Tangga / PESONA ISTRI NAKAL CEO / Bab 93. Api dalam Gelap

Share

Bab 93. Api dalam Gelap

Author: Kenzie
last update Last Updated: 2025-09-17 11:00:54
“Jawab aku, Reina,” suara Abian rendah, nyaris seperti geraman binatang buas yang siap menerkam.

Reina tak gentar. Senyum miringnya muncul, penuh tantangan. Ia menyandarkan tubuh ke kursi mobil, seolah sedang menikmati permainan.

“Kamu sungguh lucu, Abian. Takut kehilangan aku pada pria lain? Atau—” Reina menekankan nada suaranya. “Kamu baru sadar kalau aku bukan milikmu sepenuhnya?”

Tatapan Abian makin tajam, pupilnya menggelap. Ia membungkuk, mendekat begitu cepat hingga napas panasnya membelai wajah Reina. “Jangan bermain api dengan aku,” desisnya.

Reina terkekeh pelan. “Kalau aku memang suka main api, apa kamu sanggup memadamkannya?”

Kata-kata itu bagai sumbu dinyalakan di tengah bensin. Tanpa memberi kesempatan lagi, Abian langsung menangkap bibir Reina dengan ciuman kasar. Tidak ada kelembutan, hanya rasa lapar, kemarahan, dan kepemilikan yang membakar.

Reina terperangah, tubuhnya tersentak. Tangannya sempat mendorong dada bidang pria itu, tapi Abian menahan kedua per
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Kenzie
Semoga setelah ini Abian tobat yah
goodnovel comment avatar
enur .
heran ,, udah berapa x Reina ngasih kode, tapi Abian tetep aj watados
goodnovel comment avatar
Kenzie
ayoo marahin terus kak, biar sadar tuh Abian
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PESONA ISTRI NAKAL CEO   Bab 94. Malam Tanpa Kendali (21+)

    Udara rumah pohon menusuk dingin, tapi tubuh Abian dan Reina terjebak dalam panas yang membakar. Cahaya lampu kecil di sudut hanya memberi remang samar, membuat bayangan mereka menari di dinding kayu. Suasana itu terasa seperti rahasia terlarang, sekaligus liar dan memabukkan.Abian berdiri di depan Reina, dadanya naik turun seiring napas yang berat dan liar. Tatapannya menyala dengan bara posesif yang tak terbantahkan. Reina, yang biasanya berani menantang, kini hanya bisa menarik napas panjang untuk menahan getar di dadanya.Namun alih-alih gentar, bibir Reina melengkung miring. “Kamu benar-benar kehilangan kendali, Abian.”Abian tidak menjawab dengan kata-kata. Tubuhnya maju, mendorong Reina hingga punggungnya menempel pada dinding kayu. Tangannya menahan kedua pergelangan tangan wanita itu di atas kepala, membuatnya terkunci tanpa ruang untuk kabur.“Sejak kapan kamu bisa membuatku tenang?” suaranya rendah, serak, dan penuh

  • PESONA ISTRI NAKAL CEO   Bab 93. Api dalam Gelap

    “Jawab aku, Reina,” suara Abian rendah, nyaris seperti geraman binatang buas yang siap menerkam. Reina tak gentar. Senyum miringnya muncul, penuh tantangan. Ia menyandarkan tubuh ke kursi mobil, seolah sedang menikmati permainan. “Kamu sungguh lucu, Abian. Takut kehilangan aku pada pria lain? Atau—” Reina menekankan nada suaranya. “Kamu baru sadar kalau aku bukan milikmu sepenuhnya?” Tatapan Abian makin tajam, pupilnya menggelap. Ia membungkuk, mendekat begitu cepat hingga napas panasnya membelai wajah Reina. “Jangan bermain api dengan aku,” desisnya. Reina terkekeh pelan. “Kalau aku memang suka main api, apa kamu sanggup memadamkannya?” Kata-kata itu bagai sumbu dinyalakan di tengah bensin. Tanpa memberi kesempatan lagi, Abian langsung menangkap bibir Reina dengan ciuman kasar. Tidak ada kelembutan, hanya rasa lapar, kemarahan, dan kepemilikan yang membakar. Reina terperangah, tubuhnya tersentak. Tangannya sempat mendorong dada bidang pria itu, tapi Abian menahan kedua per

  • PESONA ISTRI NAKAL CEO   Bab 92. Kecemburuan yang Membakar

    Mata Reina tak lepas dari sosok Arga. Ada sesuatu yang mengganggu di balik ketenangannya, seolah pria itu menyembunyikan ratusan pintu rahasia. Tinggal menunggu waktu untuk membukanya satu per satu.Semakin lama Reina berdiri di balkon bersama Arga, semakin berat perasaan itu menekan dadanya. Setiap kata yang terucap darinya menggantung, seolah menyimpan arti yang tak mau dibuka. Jejak misteri itu menempel erat, membuat pikirannya kacau dan penuh tanya.Reina membalas dengan senyum kecil, meski hatinya jauh dari tenang. “Kak, kayaknya aku harus kembali sekarang. Asistenku sudah nunggu di depan,” ucapnya, berusaha terdengar ringan.Arga hanya mengangguk, memberi ruang tanpa memaksa. Namun justru sikap diam itu yang membuat Reina merasa seperti terkunci. Ia melangkah masuk, membiarkan dinginnya malam menutup percakapan yang masih menggantung di udara.Begitu pintu balkon menutup, wajah Reina berubah drastis. Senyum tipisnya lenya

  • PESONA ISTRI NAKAL CEO   Bab 91. Permainan yang Baru Dimulai

    Keheningan mendadak menyelimuti ballroom. Musik yang mengalun dari denting biola terdengar jauh lebih samar, seolah tenggelam oleh kejutan yang baru saja terjadi. Semua mata membelalak, menatap Reina yang dengan penuh percaya diri mengecup pipi Abian di depan Cindy, tunangan resmi di mata publik.Wajah Cindy mendadak pucat, jemarinya bergetar saat menggenggam lengan Abian semakin erat, berusaha agar tidak meledak. Amarah bergejolak di matanya, namun ia hanya mampu menahannya dengan senyum getir. Sementara itu, suara bisik-bisik tamu menyebar cepat, membuat pesta megah itu berubah menjadi arena penuh teka-teki.Reina justru tersenyum manis, bibirnya masih melengkung nakal setelah kecupan singkat yang penuh tantangan. Tatapannya begitu tenang, seolah ia tahu panggung malam itu kini sepenuhnya miliknya. Dengan gerakan anggun, ia menoleh pada Arga lalu meraih lengannya, menegaskan bahwa ia bebas memilih siapa yang layak di sisinya.“Sudah cukup

  • PESONA ISTRI NAKAL CEO   Bab 90. Pelakor High Class

    Reina menoleh dan langsung mengenali sosoknya. “Kak Arga?” suaranya penuh nada kaget yang sengaja dibuat seolah polos.Arga tersenyum, lalu perlahan membuka topengnya. “Iya, apa kabar? Sudah merasa baik dari sebelumnya?”Reina mengangguk pelan, tapi matanya sudah bersinar penuh tantangan, membalas senyum Arga dengan senyum miringnya sendiri. “Kabar baik, Kak,” jawabnya, suaranya ringan tapi menyimpan duri.“Bagaimana kalau kita ngobrol seperti terakhir kali?” tanya Arga dengan sopan.Reina menatap Abian sebentar, kemudian menggeser pandangannya ke Cindy yang masih angkuh menggenggam lengan Abian. Sebuah tawa kecil nyaris terdengar di bibirnya, tapi ia menahannya, matanya justru berkilat penuh provokasi. Menoleh lagi ke Arga, ia menyunggingkan senyum centil.“Aku selalu punya waktu untuk kak Arga,” bisiknya manja, tapi nada suaranya menyimpan duri yang sulit diabaikan.Abian menahan pergelangan tangan

  • PESONA ISTRI NAKAL CEO   Bab 89. Topeng dan Malam yang Beku

    Udara malam menyergap dingin, jauh berbeda dari gemerlap pesta di dalam. Reina menempelkan punggung pada pagar balkon, mencoba bernapas lega. Namun kehadiran pria bertopeng emas di sisinya justru membuat tubuhnya merinding tanpa alasan.“Indah, bukan?” suaranya terdengar ringan, seolah mereka sekadar tamu biasa.Reina melirik cepat, waspada. “Indah, tapi terlalu ramai.”Daren terkekeh samar, nada suaranya seperti sindiran. “Justru di keramaian, rahasia paling mudah disembunyikan.”“Rahasia?” alis Reina terangkat, meski ia berusaha terdengar datar.Daren menoleh, cahaya lampu dari aula berkilau di topeng emasnya. “Tentu saja. Semua orang punya rahasia. Hanya saja, tidak semua pandai menyimpannya.” Ia mencondongkan tubuh sedikit, senyumnya samar tapi menusuk. “Termasuk kamu, ‘kan?”Reina menahan napas, menimbang kata-katanya. “Apa maksudmu?” tanyanya hati-hati.Daren terkekeh pelan, suara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status