Apakah Ana akan kembali menerima Arman?
🏵️🏵️🏵️ “Kenapa kamu tega berbuat seperti ini, Mas? Dia adek kandungku!” Ana masih tetap tidak terima dengan perbuatan Agus. “Aku jauh lebih mengenalnya sebelum bertemu denganmu. Dia wanita yang akan selalu menghiasi hatiku. Jangan pernah salahkan aku karena ini harus terjadi. Kamu yang telah menghancurkan hidupku!” Agus melepaskan diri dari dekapan Ana. “Jahat kamu, Mas!” “Kamu jauh lebih kejam karena memaksaku menikahmu. Aku harus berhubungan dengan wanita yang kucintai secara sembunyi-sembunyi karena keegoisanmu!” “Tapi kenyataannya aku istrimu, Mas.” “Istri yang tidak pernah kucintai.” “Adel telah merusak pikiranmu hingga tega sekasar ini padaku.” “Kamu berhak mendapatkannya karena kamu telah menghancurkan harapan dan impianku!” Agus pun melangkah lalu meninggalkan Ana. Dia tidak peduli lagi terhadapnya. Dalam pikirannya saat ini, segera bertemu dengan Adelia. Dia tidak ingin wanita itu merasakan kesedihan. Dia berjalan menuju kamar lalu mengemasi barang-barang yang aka
🏵️🏵️🏵️Hati Ana hancur berkeping-keping mendengar pengakuan Agus. Dia tidak pernah menyangka kalau adik satu-satunya tega menusuknya dari belakang. Kasih sayang yang dia berikan selama ini, tidak dianggap sama sekali.Ana terdiam lalu duduk di sofa ruang tamu. Saat ini, dia merasa seperti berada dalam mimpi buruk. Dia tidak habis pikir kalau ayah dari anak yang Adelia kandung adalah suaminya sendiri. Laki-laki yang memberikannya status sebagai istri.Agus telah berhasil mempermainkan dua orang sekaligus, yaitu kakak dan adik. Kini, dia dengan bangga mengakui dirinya sebagai ayah dari bayi Adelia hingga membuat Ana sakit seperti disayat-sayat sembilu.“Kenapa kamu harus mengatakan semua ini, Mas?” Adelia memukul-mukul dada Agus.“Aku nggak rela jika kamu dinilai seperti itu. Dia terlalu jahat memberikan kamu penilaian yang berlebihan.” Agus meraih tangan Adelia.“Terus ... apa maksud kamu tentang Rama? Kalau memang Rama bukan anak kandungmu, siapa ayahnya yang sebenarnya?”“Sebelum m
🏵️🏵️🏵️“Kamu lebih mementingkan semua ini daripada darah dagingmu sendiri?”“Karena kenyataannya aku tidak menginginkan anak itu sekarang!”Ana akhirnya meninggalkan laki-laki yang tidak bersedia bertanggung jawab atas kehamilannya. Dia merasa menjadi wanita yang tidak pantas lagi untuk melanjutkan hidup. Dia kehilangan arah dan tidak mampu memikul beban yang sangat berat itu.Kehormatannya telah hancur. Dia merasa sangat kotor dan ternoda. Sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya telah sirna tak tersisa. Hanya derita yang tertinggal.Dia tidak peduli lagi dengan hidupnya. Dia bertekad untuk menyusul kedua orang tuanya meninggalkan dunia ini selamanya. Dia sudah yakin untuk mengakhiri hidup. Dirinya lupa kalau sang adik masih sangat membutuhkannya.Akan tetapi, takdir berkata lain karena niat itu digagalkan oleh seorang laki-laki yang sekarang menjadi suaminya. Agus dengan rasa kemanusiaan memberikan pertolongan kepadanya. Agus tidak tega melihatnya melakukan perbuatan yang akan
🏵️🏵️🏵️“Cukup, Kak! Jika Kakak merasa aku pembawa aib di rumah ini, kenapa membawaku kembali ke sini? Aku ingin menjalani hidup sendiri tanpa harus melibatkan Kakak.” Adelia sangat sedih dan tidak terima dengan tuduhan Ana yang menyakitkan.“Tapi sekarang kenyataannya kamu membawa aib dalam keluarga ini. Apa kata orang jika mengetahui kamu hamil tanpa suami?”“Aku mau pergi dari rumah ini dan kembali ke kontrakan. Aku nggak akan menyusahkan hidup Kakak.” Adelia melangkah ke arah pintu, tetapi Ana segera mencegahnya.“Itu tidak mungkin, Adel! Lihat perut kamu yang udah membesar. Bagaimana jika tiba-tiba kamu melahirkan? Siapa yang akan mengurus persalinanmu?” Ana menggenggam tangannya.“Lepasin, Kak! Aku bisa urus diriku sendiri. Buktinya selama berbulan-bulan, aku bisa hidup tanpa bantuan Kakak.” Adelia berusaha menepiskan tangan kakaknya, tetapi sia-sia.“Bagaimana kamu bisa memenuhi kebutuhan sendiri? Jangan-jangan kamu menyembunyikan laki-laki tidak bertanggung jawab itu!”“Janga
🏵️🏵️🏵️“Jangan nangis lagi, ya, Sayang. Kasihan anak kita,” pinta Agus setelah mereka selesai memadu kasih. Dia mengusap perut Adelia.“Terima kasih karena kamu selalu mengerti dengan semua keinginanku, Mas. Aku mencintaimu.” “Aku juga sangat mencintaimu, Sayang.” Agus memeluk erat tubuh calon ibu dari anaknya itu.Dia selalu mampu membuat Adelia luluh. Dia ingin agar wanita itu tetap merasakan kehangatan cinta dan kasih sayang darinya.🏵️🏵️🏵️“Mas ... nanti aku ke depan, ya, sebentar. Bosan juga di rumah terus.” Adelia meminta izin sebelum Agus berangkat ke kantor.“Mau ke mana, Sayang?”“Ke taman depan untuk menghirup udara segar.”“Tapi janji, ya, nggak boleh lirik yang lain.”“Apaan, sih, Mas. Lagi pula siapa juga yang mau lirik cewek dengan perut sebesar ini.” Adelia mengusap perutnya.“Iya, deh, aku percaya sama kamu. Aku berangkat kerja dulu, ya. Kamu hati-hati, nanti sore aku datang lagi. I love you, Sayang.” Agus mengecup kening Adelia lalu beranjak.Setelah Agus keluar
🏵️🏵️🏵️“Kamu selama ini ke mana aja, Mas? Apa yang kamu lakukan di belakangku?” Tiba-tiba Ana memberikan pertanyaan itu kepada Agus.“Aku ke kantor dan pastinya kerja, Sayang.”“Kamu jangan bohong, Mas. Mungkin sampai sore kamu ngantor, tapi setelah itu aku nggak tahu kamu pergi ke mana!” Nada suara Ana mulai meninggi.“Aku udah bilang kalau sekarang lagi banyak kerja, aku lembur.”“Kamu masih bisa mencari alasan, Mas?”“Maksud kamu apa?”“Kenapa aroma baju kerjamu seperti aroma minyak wangi cewek? Kamu sama siapa, Mas? Kamu tega mengkhianati pernikahan kita?”“Itu hanya penciuman kamu aja. Aku nggak pernah bersama cewek lain.”“Aku nggak percaya, Mas!” Ana pun berdiri menghampiri Agus lalu mendaratkan tamparan di pipi kirinya.“Apa-apaan kamu, Na? Berani-beraninya kamu menamparku!” Agus berdiri dengan penuh amarah.“Kamu pikir ini yang pertama kali aku mencium aroma parfum cewek di bajumu? Udah terlalu sering, Mas, tapi aku mencoba sabar. Kesabaran itu ada batasnya, ingat itu!”“Te