Beranda / Romansa / PESONA KAKAK IPAR / Solusi yang Tepat

Share

Solusi yang Tepat

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 09:10:04

🏵️🏵️🏵️

Kini, Adelia merasa menjadi wanita paling tidak berguna. Pengorbanan yang dia lakukan untuk laki-laki pujaan hatinya, berakhir dengan kesedihan dan pilu. Dia merasa kalau Agus tidak mengharapkan dirinya lagi.

Selama ini, dia berpikir kalau Agus yang akan memberikannya kebahagian, walaupun dia tahu kalau pria itu suami dari kakaknya. Dia sangat terpesona dengan semua yang ada pada diri sang kakak ipar.

Hatinya telah dipenuhi dengan cinta buta. Dia lupa kalau Ana yang selama ini memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Namun, dia dengan tega membalas kebaikan sang kakak dengan sebuah pengkhianatan.

Sekarang, semua telah terjadi, dia mengandung anak dari suami kakaknya. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Awalnya, dia tidak sedih karena hamil oleh kakak iparnya sendiri, tetapi dia tidak terima karena Agus meminta dirinya keluar dari rumah.

Dia menangis sejadi-jadinya mengingat apa yang Agus katakan. Dia berpikir kalau dirinya telah dicampakkan begitu saja. Dia merasa kalau laki-laki yang selama ini selalu ada untuknya, dengan sengaja ingin menghindar.

“Sampai sekarang aku masih tetap mencintaimu, Dek,” ucap Agus saat Adelia telah membuka hati untuknya beberapa bulan yang lalu.

“Bagaimana dengan Kak Ana, Mas?” tanya Adelia untuk meyakinkan hati Agus.

“Terus terang, awalnya aku nggak mencintainya, tapi karena dia ibunya Rama, aku menghargainya. Aku sayang banget sama Rama.”

“Jadi, kamu nggak mencintai kakakku?”

“Cinta dan perasaanku hanya untukmu, Dek. Bayangan dirimu tidak mampu keluar dari relung hatiku.”

“Tapi aku udah pernah menolakmu, Mas. Bagaimana mungkin kamu masih tetap setia mencintaiku?”

“Cintaku tak pernah bosan, seperti paku lengket di papan.”

Penuturan Agus makin membuat hati Adelia berbunga-bunga seperti di taman bunga. Sosok kakak ipar telah berhasil membuatnya lupa diri. Semua pengakuan suami dari kakaknya itu telah membawanya terbang melayang.

Akan tetapi, sekarang dia baru menyadari kalau apa yang pernah Agus sampaikan hanya janji palsu semata. Pengorbanan penyerahan diri yang dia lakukan, tidak berarti untuk Agus. Dia tidak memahami sifat laki-laki itu dan tidak mengerti dengan jalan pikirannya.

🏵️🏵️🏵️

Malam ini seperti biasa, Adelia masih tetap melakukan kebiasaan dengan keluarga di rumah kakaknya. Dia turut makan bersama dan bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu antara dirinya dan Agus. Dia tidak ingin jika Ana mengetahui perbuatannya.

Uek! Uek!

Saat menikmati makan malam di meja makan, tiba-tiba Adelia merasa mual. Agus menunjukkan wajah panik. Laki-laki itu sangat tahu apa yang menyebabkan Adelia seperti itu.

“Kamu kenapa, Del?” tanya Ana sambil memegang pundak adiknya.

“Mungkin masuk angin, Kak.” Adelia berbohong kepada kakaknya.

“Muka kamu juga pucat. Kamu lagi sakit, ya?” tanya Ana kembali.

“Nggak, Kak. Aku baik-baik aja.” Adelia berusaha tersenyum kepada kakaknya itu.

Mual yang Adelia rasakan makin tidak tertahan lagi, dia segera berlari menuju kamar mandi. Dia mencoba memuntahkan isi dalam perutnya, tetapi sia-sia. Dia makin bingung menghadapi situasi seperti sekarang ini. Dia sangat mengharapkan perhatian laki-laki yang menghamilinya.

Ana sangat heran melihat apa yang terjadi terhadap Adelia, dia pun melirik ke arah Agus lalu bertanya, “Adel kenapa, ya, Mas?” 

“Nggak tahu juga, Sayang. Aku juga nggak ngerti,” jawab Agus berusaha bersikap tenang.

“Wajahnya juga pucat banget. Tapi kenapa dia mengaku baik-baik aja?” 

“Mungkin kenyataannya dia baik-baik aja.”

“Iya, Mas, semoga aja. Mungkin benar dia hanya masuk angin.” Ana berusaha berpikiran positif.

Sementara itu, Adelia tidak sanggup lagi melanjutkan makan malam. Tanpa berpikir panjang, dia memilih memasuki kamar untuk beristirahat. Dia sekarang berpikir keras harus berbuat apa agar kehamilannya tidak diketahui Ana.

Dia makin panik menghadapi keadaan saat ini. Dia takut jika Ana mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Dia belum mampu untuk menjelaskan kenyataan kepada kakaknya itu.

Dia tidak ingin jika Ana sampai tahu tentang anak dalam kandungannya. Dia belum siap untuk mengaku kalau ayah dari anaknya adalah suami kakaknya sendiri yang juga merupakan kakak iparnya.

Dia sekarang dihadapkan pada situasi yang sangat membingungkan. Dia merasa tidak memiliki jalan lain lagi. Dia pun berpikir untuk segera keluar dari rumah Ana. Dia ingin melanjutkan hidup tanpa bayangan kakaknya itu.

Akan tetapi, kota yang baru bukanlah solusi terbaik menurutnya. Kota kelahiran akan menjadi tempat terbaik baginya. Dia ingin tetap tinggal di kota tempat tinggalnya yang sekarang, tetapi pisah rumah dengan Ana.

🏵️🏵️🏵️

“Aku mau keluar dari rumah, Mas,” ucap Adelia saat Agus mengantarnya ke kampus.

“Kapan, Dek? Ke kota mana?” tanya Agus kegirangan.

“Sepertinya kamu bahagia banget kalau aku pergi.” Adelia menyadari perubahan wajah kakak iparnya itu.

“Ini jalan terbaik untuk kita semua, Dek. Kamu harus ngerti. Aku siap mengantarkanmu ke kota yang baru.”

“Aku akan tetap tinggal di kota ini, hanya pindah dari rumah kamu dan Kak Ana.” 

“Apa?” Agus terkejut.

“Kenapa kamu kaget, Mas? Bukankah seharusnya kamu senang kalau aku nggak tinggal lagi bersama kalian?”

“Kenapa masih di kota ini, Dek? Bagaimana kalau Ana tahu?” Agus panik.

“Kamu tenang aja, aku pasti bisa mengatasi semuanya.”

“Oke, Dek. Aku janji akan memenuhi semua kebutuhanmu dan anak kita. Aku juga pasti akan sering menjengukmu.”

“Terima kasih kalau kamu masih peduli padaku.”

“Itu pasti, Dek. Aku akan selalu mencintaimu dan anak kita.”

Adelia sangat heran melihat sikap Agus yang menunjukkan perhatian, juga kasih sayang terhadapnya dan bayi yang dia kandung. Namun, dia merasa aneh karena laki-laki itu sangat berharap agar dirinya segera pergi dari rumah Ana.

Dia tidak mampu menebak apa yang ada dalam pikiran Agus. Dia hanya bisa berharap agar laki-laki itu tidak mengingkari janji untuk tetap memenuhi kebutuhannya. 

Dia ingin tetap berusaha percaya dan yakin kepada laki-laki yang telah membawanya dalam hubungan terlarang. Dia dapat merasakan perhatian dan rasa peduli yang selalu Agus tunjukkan. Baginya, sang kakak ipar adalah yang terbaik.

============

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PESONA KAKAK IPAR    Mulai Curiga

    🏵️🏵️🏵️“Kamu apa kabar, Del?” tanya Ana kepada Adelia melalui telepon.“Aku baik-baik aja, Kak.”“Kenapa kamu nggak berkunjung ke rumah? Kamu nggak kangen sama Kakak, ya?”“Kalau waktunya udah tiba, aku pasti kembali, Kak. Kakak jangan khawatir, aku pasti selalu merindukan Kakak.”“Apa kegiatan kamu sekarang? Kakak pengen banget ke tempat kamu.” Adelia bingung dengan permintaan kakaknya.“Aku jarang di rumah, Kak. Sekarang lagi cari kesibukan di luar.”“Maksudnya kesibukan apa?”“Aku kerja.” Adelia melontarkan kebohongan lagi kepada kakaknya.“Kenapa kamu nggak fokus siapin kuliah, baru kerja?”“Aku ingin belajar mengurangi beban Kakak.”Adelia selalu berbohong kepada Ana untuk menutupi kebohongan yang lain. Dia melakukan semua itu agar kakaknya tidak curiga dengan kepergiannya dari rumah. Dia belum siap mengakui yang sebenarnya.Walaupun Ana masih selalu memberikan perhatian kepada Adelia, tetapi wanita itu tetap tidak pernah merasa bersalah atas perbuatan yang dia lakukan bersama

  • PESONA KAKAK IPAR    Tidak Merasa Bersalah

    🏵️🏵️🏵️Agus sedih mengingat wanita yang dia cintai harus hidup sendiri dengan keadaan sedang mengandung darah dagingnya. Saat ini, dia tidak dapat berbuat banyak selain memberikan perhatian dan memenuhi segala kebutuhannya.Walaupun dulu Adelia pernah melakukan penolakan terhadap Agus, tetapi tidak ada sedikit pun niat laki-laki itu untuk balas dendam. Dia justru bangga dan merasa menjadi orang paling bahagia karena akan memiliki penerus.Dia teringat kembali masa-masa di mana dirinya tidak pernah berpaling dari pesona Adelia. Baginya, wanita itu pujaan hati yang akan dia cintai selamanya.“Maaf, Kak, aku nggak bisa balas perasaan Kakak.” Penolakan itu yang Adelia ucapkan di depan Agus kala itu.“Apa aku tidak memiliki kesempatan agar kamu dapat menerima cintaku?” Agus masih tetap berharap untuk balasan cinta dari Adelia.“Maafin aku, Kak. Untuk saat ini, aku tidak memiliki perasaan lebih untuk Kakak.”Agus sedih mendengar pengakuan yang keluar dari bibir Adelia, tetapi dia tetap m

  • PESONA KAKAK IPAR    Kenyataan yang Sebenarnya

    🏵️🏵️🏵️Hari ini usia kandungan Adelia memasuki tiga bulan, dia tidak merasakan adanya penyesalan dengan apa yang terjadi terhadap dirinya. Dia justru sangat bangga telah mengandung anak laki-laki yang dia cintai.Agus juga tidak mengingkari janjinya terhadap Adelia. Dia dengan ikhlas menepati apa yang yang dia ucapkan. Hampir setiap hari, dia mengunjungi Adelia. Rasa sayang yang dia miliki makin besar kepada sang adik ipar.“Bagaimana perasaan kamu sekarang, Sayang?” Agus sudah berani memanggil Adelia dengan sebutan 'Sayang'.“Masih mual, sih, Mas.” Adelia bermanja kepada Agus sambil menjatuhkan bobot kepalanya ke dada laki-laki itu.“Kamu ngidam sesuatu, nggak? Nanti aku beliin.”“Ngidam pengen dekat-dekat terus sama kamu.”“Sekarang aku di sini bersama kamu.” Agus mengusap pipi Adelia.“Aku kesepian kalau udah malam, Mas. Nggak ada teman tidur.”“Ada anak kita yang menemani kamu, Sayang.” Agus memegang perut Adelia.“Sampai kapan kita seperti ini, Mas?”“Aku juga nggak tahu, Saya

  • PESONA KAKAK IPAR    Tempat Tinggal Baru

    🏵️🏵️🏵️Adelia telah memantapkan hati untuk segera pergi dari rumah Ana. Dia tidak ingin jika kakaknya itu sampai melihat perutnya makin membesar.Dia tidak memberitahukan rencananya. Dia hanya meninggalkan sepucuk surat di nakas kamar Ana. Dia yakin jika kakaknya mengetahui kepergiannya pasti akan mencegahnya.Ana sangat terkejut setelah membaca isi surat Adelia yang mengaku telah meninggalkan rumah. Dia segera berlari memasuki kamar adiknya itu. Apa yang tertulis di surat tadi, benar adanya. Dalam lemari Adelia hanya tersisa beberapa helai pakaian saja. Koper besar yang biasanya ada di kamar, tidak terlihat lagi wujudnya. Ana benar-benar tidak percaya setelah mengetahui kenyataan kalau adiknya meninggalkan rumah.Dia langsung membuka ponsel lalu mencari nama Adelia, kemudian menekan tombol simbol telepon berwarna hijau. Dia ingin mengetahui keberadaan adiknya saat ini karena dirinya sangat khawatir.“Halo.” Terdengar suara Adelia dari seberang telepon.“Kamu di mana, Del?”“Kakak

  • PESONA KAKAK IPAR    Solusi yang Tepat

    🏵️🏵️🏵️Kini, Adelia merasa menjadi wanita paling tidak berguna. Pengorbanan yang dia lakukan untuk laki-laki pujaan hatinya, berakhir dengan kesedihan dan pilu. Dia merasa kalau Agus tidak mengharapkan dirinya lagi.Selama ini, dia berpikir kalau Agus yang akan memberikannya kebahagian, walaupun dia tahu kalau pria itu suami dari kakaknya. Dia sangat terpesona dengan semua yang ada pada diri sang kakak ipar.Hatinya telah dipenuhi dengan cinta buta. Dia lupa kalau Ana yang selama ini memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Namun, dia dengan tega membalas kebaikan sang kakak dengan sebuah pengkhianatan.Sekarang, semua telah terjadi, dia mengandung anak dari suami kakaknya. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Awalnya, dia tidak sedih karena hamil oleh kakak iparnya sendiri, tetapi dia tidak terima karena Agus meminta dirinya keluar dari rumah.Dia menangis sejadi-jadinya mengingat apa yang Agus katakan. Dia berpikir kalau dirinya telah dicampakkan begitu saja. Dia merasa kalau laki-laki ya

  • PESONA KAKAK IPAR    Tidak Sesuai Harapan

    🏵️🏵️🏵️“Ini anak kamu, Mas!” ucap Adelia di depan Agus—kakak iparnya.“Aku tahu, Dek. Tapi aku nggak bisa berbuat apa-apa. Kamu harus ingat kalau aku ini suami Kakak kamu.” Agus berusaha menenangkan Adelia.“Jadi, kamu mau lari dari tanggung jawab? Kamu ingin aku yang akan membesarkan anak ini sendirian?” Adelia tidak kuat lagi menahan bening kristal dari matanya agar tidak jatuh.“Aku akan membiayai semua kebutuhannya.”“Apa kata orang-orang jika mereka tahu aku hamil tanpa suami?”“Kamu harus pergi dari kota ini, Dek. Ini demi kebaikan kita bersama.”“Tega kamu, Mas. Setelah kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, sekarang kamu ingin mencampakkan aku?” Adelia memukul-mukul dada ayah dari anak dalam kandungannya.“Aku tidak ada niat sedikit pun untuk menjauh darimu, tapi kenyataannya hubungan kita tidak mungkin dapat bersatu.”“Bagaimana mungkin aku bisa hidup sendiri di kota lain? Apa alasan yang akan kuberikan pada Kak Ana? Kamu tahu sendiri, setelah orang tua kami meninggalkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status