/ Romansa / PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON! / 3. MELODI CELENA WIJAYA

공유

3. MELODI CELENA WIJAYA

작가: lyns_marlyn
last update 최신 업데이트: 2023-05-23 13:34:37

Melodi melihat nanar ponsel rusak yang ada di tangannya. "Gue harus bertahun-tahun menabung agar bisa membeli ponsel ini, tapi sekarang malah hancur dalam hitungan detik."

"Lalu harus bagaimana lagi?! Loe yang salah," ucap Vina ikut merasakan kesedihan Melodi, tapi mau bagaimana lagi.

Cleon menatap Melodi yang tertunduk melihat ponselnya dengan hati bicara sendiri. "Gadis ini, sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana?"

Wajah sedih terlihat diraut muka Melodi. "Ya sudahlah, benar apa yang loe bilang, ini sudah nasibku."

"Nasi sudah menjadi bubur. Mudah-mudahan loe ketiban rejeki nomplok bisa beli ponsel baru." Vina memberi semangat.

Melodi tersenyum kecut, ponsel yang telah hancur dimasukkan dalam tas kecilnya lalu melihat Cleon.

"Kalau kamu mau, aku bisa mengganti ponselmu," ucap Cleon tersenyum.

Vina menyenggol lengan Melodi. "Mau, mau Melodi. Jawab mau."

"By the way, namaku Cleon Helios Lewis." Cleon mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.

Vina dengan antusias segera menyambut tangan Cleon. "Vina panduwinata, tapi gue bukan penyanyi "Burung Camar".

Cleon tersenyum menarik tangannya kembali lalu mengajak berkenalan Melodi. "Lalu siapa gadis manis berlesung pipi ini?"

Melodi tertegun, ternyata pria yang dari tadi dimarahinya punya wajah blasteran yang luar biasa tampan. Alis tebal, hidung mancung serta rahang tegas.

Melihat Melodi hanya tertegun, Vina segera menyenggol lengannya. "Malah bengong. Norak loe!"

"Apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Cleon memegang wajahnya sendiri.

"Eh, tidak ... tidak. Wajah loe sangat sempurna. Pasti waktu Tuhan sedang menciptakan dirimu, hatinya sedang dalam keadaan senang sampai-sampai menciptakan wajah rupawan seperti ini," puji Melodi dengan polosnya.

Cleon terkekeh. "He-he-he. Kamu juga cantik dengan lesung pipimu itu. By the way, siapa namamu?"

"Melodi Celena."

"Wah, nama yang indah. Seindah wajahmu," puji Cleon senang ternyata gadis yang telah menarik perhatiannya bernama Melodi.

"Rupanya kalian di sini! Gue mencari kalian kemana-mana." Lastri datang dengan wajah khawatir. "Gue takut kalian nyasar."

Vina dan Melodi serta Cleon langsung melihat Lastri.

"Loe tadi katanya mau mencari Melodi malah ikut menghilang," ucap Lastri pada Vina lalu melihat Cleon.

"Tadi ada insiden," jawab Vina.

"Tuan Cleon." Lastri ternyata mengenal Cleon.

"Loe mengenalnya?" tanya Melodi dan Vina berbarengan.

"Tentu saja. Tuan Cleon Bos Papaku," jawab Lastri. "Apa kalian tidak pernah melihatnya?"

"Tidak!" jawab Melodi dan Vina serentak.

"Makanya sekali-kali lihat berita, jangan cuma lihat sinetron dan gosip," ledek Lastri.

Cleon tersenyum melihat ketiga gadis muda yang ada di depannya. Ada kesenangan tersendiri melihat mereka yang begitu polos berbicara.

"Ada masalah apa kalian dengan Tuan Cleon?" tanya Lastri.

"Tanya tuh si Melodi, dia yang punya masalah," jawab Vina.

Ponsel yang ada di dalam saku jas Cleon bergetar sehingga mau tidak mau harus menerima panggilan telepon. "Maaf, aku terima telepon dulu."

"Iya, silahkan Pak Cleon," jawab Lastri ramah karena biar bagaimanapun Cleon Bos Ayahnya.

Melihat Cleon sudah menjauh, Vina segera bertanya. "Lastri, Pak Cloen itu siapa? Apa dia orang penting? Apa dia itu politikus? Atau dia itu Aktor?"

"Dia makhluk bumi sama seperti kita, cuma nasibnya sedikit mujur dibandingkan dengan kita. Pak Cleon ini CEO VP Corp, pemilik perusahaan besar. Apa kalian tidak tahu sama sekali, dia itu seorang pengusaha sukses?" tanya Lastri menatap kedua temannya.

Melodi dan Vina saling menggelengkan kepala.

"Dasar kuper!"

Tidak lama Cleon sudah kembali lagi. "Maaf nona-nona manis, sepertinya aku harus cepat kembali ke kantor, masih banyak urusan."

"Iya Pak, silahkan," jawab Lastri.

Cleon mengeluarkan kartu nama dari saku jasnya. "Ini kartu namaku, jika ada perlu denganku. Jangan sungkan untuk menghubungiku."

"Iya, terima kasih." Lastri akan mengambil kartu nama dari tangan Cleon, tapi kartu nama diberikan pada Melodi.

Cleon tersenyum manis menatap wajah Melodi. "Sampai bertemu lagi Nona."

Jantung Melodi berdetak kencang, ada desiran aneh yang mengalir dalam darahnya sampai hatinya terasa tidak karuan dengan sejuta perasaan yang tidak bisa dilukiskan ketika iris matanya saling bertabrakan dengan iris mata hitam legam seorang Cleon Helios Lewis.

"Ayo kita kembali masuk, teman-teman sedang menunggu kita," ajak Lastri setelah Cleon pergi.

Cleon tersenyum senang ketika masuk ke dalam mobilnya sehingga mengundang rasa penasaran Mang Sugeng. "Sepertinya Chinese food membawa aura positif buat Bos."

"Maksudnya?"

"Bos ini jarang-jarang bisa tersenyum seperti tadi," jawab Mang Sugeng.

"Jadi selama ini tidak pernah tersenyum, begitu?!"

"He-he-he. Bukan begitu Bos, hanya saya merasa senang saja melihat Bos terlihat senang," jawab Mang Sugeng. "Sekarang tujuan kita ke mana Bos?"

"Kantor! Tadi si Gloria bilang ada meeting," jawab Cleon.

"Ok Bos, meluncur!"

Di restoran Chinese food, Melodi dan semua temannya bersiap akan pulang karena acara makan telah selesai.

"Gue pulang duluan ya! Mau ke butik ambil baju punya nyokap," ucap Vina.

"Ok bye, hati-hati di jalan." Lastri memeluk Vina sebagai tanda perpisahan.

"Gue juga mau cepat pulang. Kasihan nyokap sendirian di rumah." Melodi ikutan pamit.

"Ok." Lastri memeluk Melodi. "Thanks sudah datang."

"Thanks juga sudah ngundang gue," jawab Melodi lalu pamit pada semua temannya yang juga bersiap untuk pulang.

Jalan raya yang macet dan berdebu, Melodi jajaki kembali untuk pulang. Suara klakson yang saling bersahutan serta asap hitam yang dikeluarkan dari knalpot membuat lengkap sudah bagaimana suasana dan pemandangan sehari-hari jalan raya Ibukota tercinta kita ini.

"Akhirnya sampai juga gue di rumah," gumam Melodi turun dari sepeda motornya untuk membuka pintu pagar.

"Baru pulang kamu?"

"Iya Bu." Melodi membalikkan badan melihat Ibunya.

Pintu pagar segera dibuka Ibu agar Melodi bisa masuk dengan mudah.

Rumah sederhana yang terlihat asri dan cukup nyaman tempat Melodi dan Ibunya tinggal setelah 10 tahun yang lalu Ayahnya Melodi meninggal karena serangan jantung setelah tahu perusahaanya bangkrut karena hutang yang menumpuk.

Ibu Kasih, harus banting tulang mengambil alih semua tanggung jawab yang ditinggalkan suaminya. Memenuhi semua kebutuhan dan Sekolah putrinya, Melodi Celena Wijaya dengan berjualan kue-kue yang dititipkan ke setiap toko.

Melihat perjuangan Ibunya, menjadikan Melodi gadis yang pintar dan mandiri. Setiap pagi sebelum berangkat Sekolah akan mampir terlebih dahulu ke setiap toko untuk menitipkan kue yang telah dibuat Ibunya. Alhasil dari penghasilan yang tidak seberapa itu, Melodi dan Ibunya bisa bertahan dari kerasnya kehidupan Ibukota tanpa harus minta bantuan pada orang lain.

"Bagaimana acara ulang tahun temanmu?" tanya Ibu setelah masuk ke dalam rumah.

"Seru Bu. Lastri mengajak kita semua makan di tempat yang mewah," jawab Melodi sambil melepaskan sepatu sneakers nya.

"Wah, kamu makan enak dong," ucap Ibu ikut senang.

"Iya, tapi Bu ...." Melodi teringat dengan ponselnya yang jatuh.

"Tapi apa?"

Melodi melihat Ibunya, apa yang harus dikatakannya?

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   115. AKHIR YANG INDAH

    Melodi memutar tubuhnya di depan cermin, senyum lebar tak pernah lepas dari bibirnya ketika melihat dress yang sedang dipakainya begitu cocok dengan tubuh kecil mungilnya. "Pasti yang memilih baju ini bukan si manusia es, mana mungkin dia mau bersusah payah membeli baju," ucap Melodi sendiri."Baju yang Nona pakai itu, Tuan Cleon sendiri yang memilihnya," terdengar suara lembut seorang wanita dari belakang tubuh Melodi.Tubuh Melodi langsung berbalik melihat ke belakang. "Sejak kapan Nyonya ada di sini?!" tanyanya."Sejak Nona mulai bicara sendiri," jawabnya. "Jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Bibi."Melodi sejenak menatap wajah wanita itu. "Bibi bekerja di sini?!""Iya, bahkan Bibi yang mengasuh Tuan muda dari kecil," jawabnya tenang disertai senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. "Nona pasti gadis yang sangat spesial buat Tuan muda karena baru kali ini membawa seorang wanita ke rumah ini.""Eh, tidak, tidak!" Melodi menggelengkan kepalanya. "Bibi jangan salah paham. Saya

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   114. HATI YANG TELAH TERCURI

    Melodi yang dipanggil oleh Bos besarnya, tapi Mang Sugeng yang terlihat khawatir. "Non Melodi, cepat masuk ke dalam mobil. Nanti Tuan marah."Melodi malah mendekati Mang Sugeng, kemudian berbisik, "sebenarnya, aku takut ikut dengan Bos.""Takut?!" tanya Mang Sugeng bingung. "Takut kenapa?!""Sst," Melodi menutup bibir mungilnya dengan jari telunjuk. "Jangan kencang-kencang ngomongnya, nanti Bos bisa dengar," bisiknya."Kenapa harus takut?" bisik Mang Sugeng heran. "Tuan Cleon bukan orang jahat.""Masa Mang Sugeng tidak mengerti! Aku dan Tuan besarmu itu berlainan jenis," jawab Melodi. "Mang Sugeng pahamkan?!"Berapa detik Mang Sugeng diam, mencerna ucapan Melodi, tak lama kemudian manggut-manggut. "Maksud Non Melodi, karena kalian berdua ini berlainan jenis jadi Non Melodi takut.""Pinter!" Melodi tanpa sadar memukul tangan Mang Sugeng. "Itu mengerti.""He-he," Mang Sugeng terkekeh sambil mengelus bagian tangan yang dipukul Melodi. "Jangan takut Non, Tuan tidak seperti itu," bisik Man

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   113. SENYUM MISTERIUS

    Intan masuk kembali ke dalam apartemennya. Walaupun Kevin telah pergi, tapi perasaan takut masih membayangi. "Semoga bocah sialan itu tidak datang lagi! Mengganggu kenyamanan ku saja. Brengsek!" Intan menggerutu sendiri.DREET!DREET!Ponsel di atas nakas bergetar. "Siapa yang meneleponku?!" tanya Intan pada diri sendiri langsung melihat layar ponselnya. "Astaga! Bocah tengil itu lagi!" Ponsel langsung dilempar ke atas kasur. Intan berdiri di depan cermin besar, menatap wajahnya yang kusut dan terlihat pucat. Berapa menit kemudian, Intan mengganti bajunya dan berdandan. "Sebaiknya aku ke luar menemui Brian! Sedang apa dia sekarang?!" Intan lalu melihat jam tangannya. "Tapi, apa Brian ada di kantor?!"....Melodi dan Cleon baru saja selesai meeting membahas beberapa tender yang telah berhasil mereka menangkan bersama para direktur utama."Bos," panggil Melodi kerepotan memegang tas kerja dan beberapa berkas yang ada di tangannya, langkahnya begitu tergesa-gesa untuk mengimbangi langka

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   112. JATUHNYA HARGA DIRI

    "Apa kau tuli?!" tanya Kevin sarkas. "Kau pikir aku bodoh, percaya pada wanita murahan sepertimu!"Mendengar apa yang dikatakan Kevin, detik berikutnya Intan mengusir Kevin ke luar dari apartemennya. "Ke luar! Cepat ke luar!" Kevin bukannya pergi seperti yang Intan inginkan, kakinya malah semakin mendekat. "Berani kau mengusirku dari sini!"Tanpa berpikir panjang, Intan segera membuka pintu apartemennya lebar-lebar. "Ke luar!" Ucapnya galak menatap tajam pada Kevin dengan tangan mengarahkan ke luar pintu.Wajah Kevin berubah beringas. "Berani kau mengusirku, wanita murahan!" "Ke luar!" Bentak Intan lebih keras.Kedua tangan Kevin mengepal di sisi kiri dan kanan tubuhnya. "Layani aku dulu, baru aku akan pergi dari sini!"Dada Intan naik turun menahan marah. "Aku tak sudi melayani nafsu gilamu itu! Pergi kau dari sini!"Kevin melangkah mendekat, berdiri dengan sombongnya di depan Intan. "Wanita murahan! Kau pikir siapa dirimu sampai berani-beraninya mengusirku dari sini! Kau hanya sam

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   111. TAMU PELANGGAN

    Waktu terus berlalu, Lastri sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Menurut Dokter, tidak ada luka parah dibagian kepalanya, hanya sedikit luka robek dibagian kulit kepala. "Syukurlah, Lastri baik-baik saja," ucap Melodi. "Aku sudah sangat cemas dengan keadaannya," Melodi menatap wajah Lastri yang kepalanya diperban dibagian kening melingkar ke belakang. "Kamu sudah menghubungi keluarganya?!" tanya Cleon masih setia menemani sekretaris pribadinya tersebut."Ya ampun, aku lupa!" Melodi segera mengambil ponsel, tapi detik berikut wajahnya jadi berubah kesal. "Batreinya habis. Bagaimana ini?!""Pakai ini," Cleon memberikan ponselnya. Melodi sedikit ragu. "Tidak, tidak usah Bos! Biar aku charger saja ponselku sebentar.""Butuh berapa menit untuk charger ponsel? Kamu ini, dikasih yang mudah malah cari yang susah," ujar Cleon. "Tapi ...," Melodi garuk-garuk kepala tak gatal, tidak enak rasanya harus memakai ponsel yang sama sekali tidak pernah disentuh orang lain."Mau pakai tidak?!" Cleo

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   110. KECELAKAAN

    Sejenak Melodi terdiam melihat perubahan wajah Lastri, rasanya ingin bertanya tapi waktu sudah sangat terlambat untuk pergi ke kantor. "Lastri, ini kartu namaku!" Melodi mengambil kertas hitam kecil dengan tulisan warna silver dari dalam tasnya langsung diberikan pada Lastri. "Telepon aku jika kamu perlu bantuanku." "Iya," jawab Lastri singkat dan begitu datar menerima kartu nama dari tangan Melodi."Baiklah, aku harus segera pergi ke kantor. Maaf, aku tidak bisa berlama-lama," ucap Melodi tidak enak hati meninggalkan Lastri, tapi kewajibannya sebagai seorang pegawai harus membuatnya pergi. "Jangan lupa, telepon aku!"Lastri menganggukan kepala, tersenyum menatap Melodi. "Semoga kamu sukses!""Iya, terima kasih! Kamu juga," jawab Melodi memeluk Lastri.Selesai saling berpelukan, Lastri pamit meninggalkan Melodi. "Aku harus menyeberang lagi, arah jalanku ke sana," tunjuk Lastri ke arah berlawanan. "Iya, hati-hati!" ucap Melodi melihat punggung Lastri yang berjalan pergi menjauh. "By

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status