Share

3. MELODI CELENA WIJAYA

Melodi melihat nanar ponsel rusak yang ada di tangannya. "Gue harus bertahun-tahun menabung agar bisa membeli ponsel ini, tapi sekarang malah hancur dalam hitungan detik."

"Lalu harus bagaimana lagi?! Loe yang salah," ucap Vina ikut merasakan kesedihan Melodi, tapi mau bagaimana lagi.

Cleon menatap Melodi yang tertunduk melihat ponselnya dengan hati bicara sendiri. "Gadis ini, sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana?"

Wajah sedih terlihat diraut muka Melodi. "Ya sudahlah, benar apa yang loe bilang, ini sudah nasibku."

"Nasi sudah menjadi bubur. Mudah-mudahan loe ketiban rejeki nomplok bisa beli ponsel baru." Vina memberi semangat.

Melodi tersenyum kecut, ponsel yang telah hancur dimasukkan dalam tas kecilnya lalu melihat Cleon.

"Kalau kamu mau, aku bisa mengganti ponselmu," ucap Cleon tersenyum.

Vina menyenggol lengan Melodi. "Mau, mau Melodi. Jawab mau."

"By the way, namaku Cleon Helios Lewis." Cleon mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.

Vina dengan antusias segera menyambut tangan Cleon. "Vina panduwinata, tapi gue bukan penyanyi "Burung Camar".

Cleon tersenyum menarik tangannya kembali lalu mengajak berkenalan Melodi. "Lalu siapa gadis manis berlesung pipi ini?"

Melodi tertegun, ternyata pria yang dari tadi dimarahinya punya wajah blasteran yang luar biasa tampan. Alis tebal, hidung mancung serta rahang tegas.

Melihat Melodi hanya tertegun, Vina segera menyenggol lengannya. "Malah bengong. Norak loe!"

"Apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Cleon memegang wajahnya sendiri.

"Eh, tidak ... tidak. Wajah loe sangat sempurna. Pasti waktu Tuhan sedang menciptakan dirimu, hatinya sedang dalam keadaan senang sampai-sampai menciptakan wajah rupawan seperti ini," puji Melodi dengan polosnya.

Cleon terkekeh. "He-he-he. Kamu juga cantik dengan lesung pipimu itu. By the way, siapa namamu?"

"Melodi Celena."

"Wah, nama yang indah. Seindah wajahmu," puji Cleon senang ternyata gadis yang telah menarik perhatiannya bernama Melodi.

"Rupanya kalian di sini! Gue mencari kalian kemana-mana." Lastri datang dengan wajah khawatir. "Gue takut kalian nyasar."

Vina dan Melodi serta Cleon langsung melihat Lastri.

"Loe tadi katanya mau mencari Melodi malah ikut menghilang," ucap Lastri pada Vina lalu melihat Cleon.

"Tadi ada insiden," jawab Vina.

"Tuan Cleon." Lastri ternyata mengenal Cleon.

"Loe mengenalnya?" tanya Melodi dan Vina berbarengan.

"Tentu saja. Tuan Cleon Bos Papaku," jawab Lastri. "Apa kalian tidak pernah melihatnya?"

"Tidak!" jawab Melodi dan Vina serentak.

"Makanya sekali-kali lihat berita, jangan cuma lihat sinetron dan gosip," ledek Lastri.

Cleon tersenyum melihat ketiga gadis muda yang ada di depannya. Ada kesenangan tersendiri melihat mereka yang begitu polos berbicara.

"Ada masalah apa kalian dengan Tuan Cleon?" tanya Lastri.

"Tanya tuh si Melodi, dia yang punya masalah," jawab Vina.

Ponsel yang ada di dalam saku jas Cleon bergetar sehingga mau tidak mau harus menerima panggilan telepon. "Maaf, aku terima telepon dulu."

"Iya, silahkan Pak Cleon," jawab Lastri ramah karena biar bagaimanapun Cleon Bos Ayahnya.

Melihat Cleon sudah menjauh, Vina segera bertanya. "Lastri, Pak Cloen itu siapa? Apa dia orang penting? Apa dia itu politikus? Atau dia itu Aktor?"

"Dia makhluk bumi sama seperti kita, cuma nasibnya sedikit mujur dibandingkan dengan kita. Pak Cleon ini CEO VP Corp, pemilik perusahaan besar. Apa kalian tidak tahu sama sekali, dia itu seorang pengusaha sukses?" tanya Lastri menatap kedua temannya.

Melodi dan Vina saling menggelengkan kepala.

"Dasar kuper!"

Tidak lama Cleon sudah kembali lagi. "Maaf nona-nona manis, sepertinya aku harus cepat kembali ke kantor, masih banyak urusan."

"Iya Pak, silahkan," jawab Lastri.

Cleon mengeluarkan kartu nama dari saku jasnya. "Ini kartu namaku, jika ada perlu denganku. Jangan sungkan untuk menghubungiku."

"Iya, terima kasih." Lastri akan mengambil kartu nama dari tangan Cleon, tapi kartu nama diberikan pada Melodi.

Cleon tersenyum manis menatap wajah Melodi. "Sampai bertemu lagi Nona."

Jantung Melodi berdetak kencang, ada desiran aneh yang mengalir dalam darahnya sampai hatinya terasa tidak karuan dengan sejuta perasaan yang tidak bisa dilukiskan ketika iris matanya saling bertabrakan dengan iris mata hitam legam seorang Cleon Helios Lewis.

"Ayo kita kembali masuk, teman-teman sedang menunggu kita," ajak Lastri setelah Cleon pergi.

Cleon tersenyum senang ketika masuk ke dalam mobilnya sehingga mengundang rasa penasaran Mang Sugeng. "Sepertinya Chinese food membawa aura positif buat Bos."

"Maksudnya?"

"Bos ini jarang-jarang bisa tersenyum seperti tadi," jawab Mang Sugeng.

"Jadi selama ini tidak pernah tersenyum, begitu?!"

"He-he-he. Bukan begitu Bos, hanya saya merasa senang saja melihat Bos terlihat senang," jawab Mang Sugeng. "Sekarang tujuan kita ke mana Bos?"

"Kantor! Tadi si Gloria bilang ada meeting," jawab Cleon.

"Ok Bos, meluncur!"

Di restoran Chinese food, Melodi dan semua temannya bersiap akan pulang karena acara makan telah selesai.

"Gue pulang duluan ya! Mau ke butik ambil baju punya nyokap," ucap Vina.

"Ok bye, hati-hati di jalan." Lastri memeluk Vina sebagai tanda perpisahan.

"Gue juga mau cepat pulang. Kasihan nyokap sendirian di rumah." Melodi ikutan pamit.

"Ok." Lastri memeluk Melodi. "Thanks sudah datang."

"Thanks juga sudah ngundang gue," jawab Melodi lalu pamit pada semua temannya yang juga bersiap untuk pulang.

Jalan raya yang macet dan berdebu, Melodi jajaki kembali untuk pulang. Suara klakson yang saling bersahutan serta asap hitam yang dikeluarkan dari knalpot membuat lengkap sudah bagaimana suasana dan pemandangan sehari-hari jalan raya Ibukota tercinta kita ini.

"Akhirnya sampai juga gue di rumah," gumam Melodi turun dari sepeda motornya untuk membuka pintu pagar.

"Baru pulang kamu?"

"Iya Bu." Melodi membalikkan badan melihat Ibunya.

Pintu pagar segera dibuka Ibu agar Melodi bisa masuk dengan mudah.

Rumah sederhana yang terlihat asri dan cukup nyaman tempat Melodi dan Ibunya tinggal setelah 10 tahun yang lalu Ayahnya Melodi meninggal karena serangan jantung setelah tahu perusahaanya bangkrut karena hutang yang menumpuk.

Ibu Kasih, harus banting tulang mengambil alih semua tanggung jawab yang ditinggalkan suaminya. Memenuhi semua kebutuhan dan Sekolah putrinya, Melodi Celena Wijaya dengan berjualan kue-kue yang dititipkan ke setiap toko.

Melihat perjuangan Ibunya, menjadikan Melodi gadis yang pintar dan mandiri. Setiap pagi sebelum berangkat Sekolah akan mampir terlebih dahulu ke setiap toko untuk menitipkan kue yang telah dibuat Ibunya. Alhasil dari penghasilan yang tidak seberapa itu, Melodi dan Ibunya bisa bertahan dari kerasnya kehidupan Ibukota tanpa harus minta bantuan pada orang lain.

"Bagaimana acara ulang tahun temanmu?" tanya Ibu setelah masuk ke dalam rumah.

"Seru Bu. Lastri mengajak kita semua makan di tempat yang mewah," jawab Melodi sambil melepaskan sepatu sneakers nya.

"Wah, kamu makan enak dong," ucap Ibu ikut senang.

"Iya, tapi Bu ...." Melodi teringat dengan ponselnya yang jatuh.

"Tapi apa?"

Melodi melihat Ibunya, apa yang harus dikatakannya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status