Share

2. HANCURNYA PONSEL

Author: lyns_marlyn
last update Last Updated: 2023-05-23 13:33:19

Setelah mengendalikan diri,  Cleon pun melangkah santai menuju meja yang sudah menjadi tempat favoritnya.

"Selamat siang Tuan Cleon." Seorang pelayan wanita dengan seragam putih hitam berdiri di depan meja memberikan buku menu.

"Pesan seperti biasa," ucap Cleon tanpa melihat buku menu.

"Iya Tuan." Pelayan itu langsung pergi, sudah tahu menu apa saja yang selalu dipesan Cleon karena seringnya makan di restoran mereka.

Di ruangan yang lain, tapi masih di restoran yang sama, Melodi Celena Wijaya sedang merayakan ulang tahun sahabatnya Lastri bersama teman-temannya yang lain.

"Lastri, sekarang loe sudah 17 tahun, berarti boleh dong loe pacaran?" tanya Vina.

"Kagak tahu, orangtua gue sangat ketat urusan yang begitu mah. Ini saja, Ibu sampai tanya siapa yang akan diundang," jawab Lastri.

"Baguslah itu," timpal Melodi. "Memang harus begitu, secara loe itu anak tunggal jadi tentu saja orangtuamu pasti sangat khawatir."

"Loe mau tidak jadi cewek gue," celetuk Jefri, sang ustadz.

Lastri langsung melihat Jefri. "Jadi cewek loe? Ogah! Loe bukan selera gue."

"Gue bakalan jagain loe," jawab Jefri dengan percaya diri.

"Memangnya gue bayi yang harus dijagain! Gue butuh pacar, bukan baby sitter."

Semua temannya tertawa begitu mendengar jawaban Lastri.

Tidak lama kemudian Melodi merasakan panggilan alam dari dalam perutnya. "Kamar kecil di mana ya?"

"Kenapa? Loe sakit perut?" tanya Lastri.

"Kagak, gue pengen pipis." Melodi langsung berdiri.

"Tanya saja pelayan di luar. Gue juga kagak tahu kamar kecil di mana," jawab Lastri.

"Melodi, apa perlu gue antar?" Dion menawarkan diri.

Melodi mencibir. "Kagak usah! Nanti yang ada loe malah ngintip gue."

"Gue berbaik hati mau mengantar loe, tapi malah curiga," jawab Dion.

Melodi berjalan mendekati Dion. "Semua teman di Sekolahan sudah tahu siapa loe, otak mesum!"

"Eh, sembarangan!"

Melodi sedikit berjongkok untuk berbisik di telinga Dion. "Gue pernah melihat loe sedang mengintip si Elisa di kamar mandi."

"Jangan fitnah!"

Melodi kembali berdiri tegak. "Apa perlu gue kasih lihat videonya lalu gue berikan pada korbannya? He-he-he."

Wajah Dion langsung memerah dan terdiam tidak bisa bicara lagi. Kalau Melodi bicara seperti itu berarti memang benar ada bukti video.

"Gue ke kamar mandi dulu." Melodi tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya pada Dion lalu bergegas pergi.

Seorang pelayan wanita datang mendekat begitu melihat Melodi seperti sedang mencari sesuatu. "Maaf Nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Eh, iya. Kamar kecilnya di sebelah mana?" tanya Melodi.

"Dari sini lurus saja, nanti ada pot besar di depan, Nona belok ke kanan," jawab pelayan.

"Oh, ok! Thanks." Melodi langsung pergi ke arah yang ditunjuk pelayan.

"Sama-sama Nona."

Bergegas Melodi pergi, panggilan alam yang dari tadi ditahannya sudah tidak bisa dibendung lagi.

Dari jarak beberapa meter Melodi melangkah, Cleon baru saja menghabiskan semua pesanannya. Perutnya yang rata, sekarang terasa penuh. "Kenyang sekali."

Cleon melihat jam bermerk yang melingkar menghias tangan berbulunya. "Rasanya waktu berjalan sangat lambat hari ini atau jam tangan ini yang mati?"

Ponsel yang ada di dalam saku jasnya bergetar. "Siapa yang meneleponku?" gumamnya sambil merogoh ponsel.

Cleon ;

"Hallo, Gloria."

Gloria :

"Hallo Pak Presdir. Maaf menganggu Pak?"

Cleon :

"Ada apa?"

Gloria :

"Saya mau mengingatkan Pak, satu jam lagi ada meeting penting. Kenapa Bapak belum ke kantor juga?"

Cleon :

"Kamu saja yang tangani."

Gloria :

"Tidak bisa begitu Pak Presdir. Ini meeting yang sangat penting. Bapak harus hadir."

Cleon :

"Iya, baiklah! Cerewet!"

Cleon langsung menutup sambungan teleponnya. "Menganggu kesenangan orang saja," gumamnya sendiri menggerutu.

Tidak lama kemudian Cleon bangun dari tempat duduk, melangkahkan kaki panjangnya menuju ke arah belakang. Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba tubuhnya diseruduk dari arah depan tubuh seseorang sehingga sukses membuat tubuhnya oleng dan jatuh ke lantai.

BRAKKK!!!

Bersamaan jatuhnya tubuh Cleon dan orang yang menabraknya terdengar suara teriakan.

"Aaaaa!!"

Dalam hitungan detik, tubuh keduanya telah berada di atas lantai dengan posisi tubuh Cleon berada di bawah.

"Aduh, sakit!" terdengar suara wanita yang meringis di atas tubuh Cleon dengan rambut panjang menutupi wajahnya.

Punggung Cleon sakit bukan kepalang, tubuhnya yang tinggi tiba-tiba jatuh langsung mencium lantai.

"Aduh, sakit." Rengek wanita itu, tapi kemudian langsung berteriak. "Ponsel, mana ponselku! Ponsel!"

"Aah," Cleon meringis bangun berusaha duduk dengan merasakan punggungnya yang sakit.

"Ponselku." Terdengar suara rengekan dari wanita itu begitu melihat ponselnya berserakan di lantai. "Ponselku hancur. Ya Tuhan."

Sambil duduk meringis, Cleon melihat wanita yang wajahnya masih tertutup rambutnya yang panjang sedang duduk bersimpuh meratapi ponselnya.

"Ponselku," rengeknya lalu tiba-tiba membalikkan tubuhnya melihat Cleon. "Ini semua gara-gara loe! Ponsel gue sampai terjatuh!"

Cleon tertegun, bukan karena bentakkan wanita itu, tapi karena melihat wajah yang begitu cantik dengan bulu mata lentik.

"Semua gara-gara loe!" Bentaknya galak. "Kalau jalan pakai mata! Lihat ponselku! Hancur!"

Cleon melihat ponsel yang sudah terbagi dua di tangan wanita itu. "Kamu yang menabrakku."

Wanita itu langsung berdiri. "Loe yang menabrak gue!"

Sambil meringis, Cleon berusaha berdiri. "Kamu yang menabrakku, tiba-tiba datang dan menubruk tubuhku seperti banteng!"

Tidak lama kemudian datang beberapa pelayan untuk melihat apa yang terjadi karena suara wanita yang menabrak Cleon terdengar kemana-mana.

"Ada apa ini?" tanya seorang pelayan wanita melihat Cleon.

Dari arah belakang terdengar suara. "Melodi! Ada apa?"

Melodi melihat Vina, temannya. "Lihat ponselku. Orang ini menjatuhkannya."

Vina kaget melihat ponsel Melodi yang telah rusak dengan layar retak. "Hah, ponselmu. Ya Tuhan."

"Tuan Cleon, anda tidak apa-apa?" tanya pelayan wanita melihat Cleon masih meringis.

"Tidak, tidak apa-apa," jawab Cleon menghindari tangan pelayan wanita untuk menyentuh dirinya lalu melihat Melodi. "Ponselmu jatuh karena dirimu sendiri yang tidak hati-hati, bukan jatuh karena aku."

"Kamu yang menjatuhkannya." Melodi tidak mau kalah, hatinya sangat kesal melihat ponsel yang telah dibelinya dengan hasil tabunganya selama bertahun-tahun sekarang tidak berbentuk.

Cleon melihat Melodi dari atas sampai bawah. Rasanya, gadis yang sedang menatapnya dengan marah ini tidak asing baginya.

"Bagaimana kejadiannya Nona?" tanya salah satu pelayan.

Ingatan Melodi langsung kembali ke kejadian beberapa menit yang lalu disaat baru saja ke luar dari kamar mandi. "Kecoa!"

"Hah?!" tanya Vina bingung. "Kecoa?"

"Iya." Melodi langsung melihat ke arah kamar kecil. "Tadi ada kecoa lalu aku berlari karena takut terus ... terus ...." Kalimat Melodi terhenti melihat Cleon.

Dengan kedua alis yang terangkat, Cleon menunggu Melodi melanjutkan kalimatnya. "Terus?"

Vina menghela napas, tanpa Melodi melanjutkan kalimatnya, sudah bisa ditebak siapa yang salah. "Yaelah, Melodi, Melodi. Terimalah nasib loe! Ponsel jatuh karena kesalahan loe sendiri!"

Semua pelayan pun menghela napas sambil menggelengkan kepala lalu membubarkan diri karena masalah sudah selesai.

"Tapi kalau tadi tidak ada dia yang menghalangi gue," tunjuk Melodi dengan matanya pada Cleon. "Ponsel gue tidak mungkin jatuh."

"Loe yang salah," jawab Vina pada Melodi.

"Kok jadi loe belain orang ini sih?!" tanya Melodi kesal. "Lihat, ponsel gue hancur begini. Loe malah belain dia."

Cleon melihat ponsel yang ada di tangan Melodi. "Semua juga tahu, kamu yang salah. Tapi kenapa kamu malah menyalahkan aku? Apa kamu minta ponselnya diganti?!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
PiGo
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   115. AKHIR YANG INDAH

    Melodi memutar tubuhnya di depan cermin, senyum lebar tak pernah lepas dari bibirnya ketika melihat dress yang sedang dipakainya begitu cocok dengan tubuh kecil mungilnya. "Pasti yang memilih baju ini bukan si manusia es, mana mungkin dia mau bersusah payah membeli baju," ucap Melodi sendiri."Baju yang Nona pakai itu, Tuan Cleon sendiri yang memilihnya," terdengar suara lembut seorang wanita dari belakang tubuh Melodi.Tubuh Melodi langsung berbalik melihat ke belakang. "Sejak kapan Nyonya ada di sini?!" tanyanya."Sejak Nona mulai bicara sendiri," jawabnya. "Jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Bibi."Melodi sejenak menatap wajah wanita itu. "Bibi bekerja di sini?!""Iya, bahkan Bibi yang mengasuh Tuan muda dari kecil," jawabnya tenang disertai senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. "Nona pasti gadis yang sangat spesial buat Tuan muda karena baru kali ini membawa seorang wanita ke rumah ini.""Eh, tidak, tidak!" Melodi menggelengkan kepalanya. "Bibi jangan salah paham. Saya

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   114. HATI YANG TELAH TERCURI

    Melodi yang dipanggil oleh Bos besarnya, tapi Mang Sugeng yang terlihat khawatir. "Non Melodi, cepat masuk ke dalam mobil. Nanti Tuan marah."Melodi malah mendekati Mang Sugeng, kemudian berbisik, "sebenarnya, aku takut ikut dengan Bos.""Takut?!" tanya Mang Sugeng bingung. "Takut kenapa?!""Sst," Melodi menutup bibir mungilnya dengan jari telunjuk. "Jangan kencang-kencang ngomongnya, nanti Bos bisa dengar," bisiknya."Kenapa harus takut?" bisik Mang Sugeng heran. "Tuan Cleon bukan orang jahat.""Masa Mang Sugeng tidak mengerti! Aku dan Tuan besarmu itu berlainan jenis," jawab Melodi. "Mang Sugeng pahamkan?!"Berapa detik Mang Sugeng diam, mencerna ucapan Melodi, tak lama kemudian manggut-manggut. "Maksud Non Melodi, karena kalian berdua ini berlainan jenis jadi Non Melodi takut.""Pinter!" Melodi tanpa sadar memukul tangan Mang Sugeng. "Itu mengerti.""He-he," Mang Sugeng terkekeh sambil mengelus bagian tangan yang dipukul Melodi. "Jangan takut Non, Tuan tidak seperti itu," bisik Man

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   113. SENYUM MISTERIUS

    Intan masuk kembali ke dalam apartemennya. Walaupun Kevin telah pergi, tapi perasaan takut masih membayangi. "Semoga bocah sialan itu tidak datang lagi! Mengganggu kenyamanan ku saja. Brengsek!" Intan menggerutu sendiri.DREET!DREET!Ponsel di atas nakas bergetar. "Siapa yang meneleponku?!" tanya Intan pada diri sendiri langsung melihat layar ponselnya. "Astaga! Bocah tengil itu lagi!" Ponsel langsung dilempar ke atas kasur. Intan berdiri di depan cermin besar, menatap wajahnya yang kusut dan terlihat pucat. Berapa menit kemudian, Intan mengganti bajunya dan berdandan. "Sebaiknya aku ke luar menemui Brian! Sedang apa dia sekarang?!" Intan lalu melihat jam tangannya. "Tapi, apa Brian ada di kantor?!"....Melodi dan Cleon baru saja selesai meeting membahas beberapa tender yang telah berhasil mereka menangkan bersama para direktur utama."Bos," panggil Melodi kerepotan memegang tas kerja dan beberapa berkas yang ada di tangannya, langkahnya begitu tergesa-gesa untuk mengimbangi langka

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   112. JATUHNYA HARGA DIRI

    "Apa kau tuli?!" tanya Kevin sarkas. "Kau pikir aku bodoh, percaya pada wanita murahan sepertimu!"Mendengar apa yang dikatakan Kevin, detik berikutnya Intan mengusir Kevin ke luar dari apartemennya. "Ke luar! Cepat ke luar!" Kevin bukannya pergi seperti yang Intan inginkan, kakinya malah semakin mendekat. "Berani kau mengusirku dari sini!"Tanpa berpikir panjang, Intan segera membuka pintu apartemennya lebar-lebar. "Ke luar!" Ucapnya galak menatap tajam pada Kevin dengan tangan mengarahkan ke luar pintu.Wajah Kevin berubah beringas. "Berani kau mengusirku, wanita murahan!" "Ke luar!" Bentak Intan lebih keras.Kedua tangan Kevin mengepal di sisi kiri dan kanan tubuhnya. "Layani aku dulu, baru aku akan pergi dari sini!"Dada Intan naik turun menahan marah. "Aku tak sudi melayani nafsu gilamu itu! Pergi kau dari sini!"Kevin melangkah mendekat, berdiri dengan sombongnya di depan Intan. "Wanita murahan! Kau pikir siapa dirimu sampai berani-beraninya mengusirku dari sini! Kau hanya sam

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   111. TAMU PELANGGAN

    Waktu terus berlalu, Lastri sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Menurut Dokter, tidak ada luka parah dibagian kepalanya, hanya sedikit luka robek dibagian kulit kepala. "Syukurlah, Lastri baik-baik saja," ucap Melodi. "Aku sudah sangat cemas dengan keadaannya," Melodi menatap wajah Lastri yang kepalanya diperban dibagian kening melingkar ke belakang. "Kamu sudah menghubungi keluarganya?!" tanya Cleon masih setia menemani sekretaris pribadinya tersebut."Ya ampun, aku lupa!" Melodi segera mengambil ponsel, tapi detik berikut wajahnya jadi berubah kesal. "Batreinya habis. Bagaimana ini?!""Pakai ini," Cleon memberikan ponselnya. Melodi sedikit ragu. "Tidak, tidak usah Bos! Biar aku charger saja ponselku sebentar.""Butuh berapa menit untuk charger ponsel? Kamu ini, dikasih yang mudah malah cari yang susah," ujar Cleon. "Tapi ...," Melodi garuk-garuk kepala tak gatal, tidak enak rasanya harus memakai ponsel yang sama sekali tidak pernah disentuh orang lain."Mau pakai tidak?!" Cleo

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   110. KECELAKAAN

    Sejenak Melodi terdiam melihat perubahan wajah Lastri, rasanya ingin bertanya tapi waktu sudah sangat terlambat untuk pergi ke kantor. "Lastri, ini kartu namaku!" Melodi mengambil kertas hitam kecil dengan tulisan warna silver dari dalam tasnya langsung diberikan pada Lastri. "Telepon aku jika kamu perlu bantuanku." "Iya," jawab Lastri singkat dan begitu datar menerima kartu nama dari tangan Melodi."Baiklah, aku harus segera pergi ke kantor. Maaf, aku tidak bisa berlama-lama," ucap Melodi tidak enak hati meninggalkan Lastri, tapi kewajibannya sebagai seorang pegawai harus membuatnya pergi. "Jangan lupa, telepon aku!"Lastri menganggukan kepala, tersenyum menatap Melodi. "Semoga kamu sukses!""Iya, terima kasih! Kamu juga," jawab Melodi memeluk Lastri.Selesai saling berpelukan, Lastri pamit meninggalkan Melodi. "Aku harus menyeberang lagi, arah jalanku ke sana," tunjuk Lastri ke arah berlawanan. "Iya, hati-hati!" ucap Melodi melihat punggung Lastri yang berjalan pergi menjauh. "By

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status