Share

Rombongan Pengacau

“Udah kalian bawa aja. Nanti kalo dia udah tidur, kamu bisa nelepon aku. Biar aku bawa pulang lagi. Zia kalo tidur kan ngebo, nggak akan sadar kalo kugedong dibawa pulang.”

Begitu kalimat Kak Amy, yang berakhir pada terlelapnya Zia di kasurku malam ini. Awalnya, aku dan Arsyl ragu akan membawa Zia. Takut rewel atau apa. Akan tetapi, demi menghindari drama, Kak Amy berkata seperti itu.

Aku bangkit dari ranjang dengan gerakan amat hati-hati. Drama menidurkan Zia tak boleh terulang hanya karena dia harus terbangun karena gerakanku, yang mungkin menimbulkan kasur bergoyang. Meski tadidia sudah berjanji tidak akan menangis, tetapi tetap saja, Zia sedikit melow jika terpisah dari Zaki.

Dua saudara kembar itu memang tak terpisahkan sejak kecil. Menurut Kak Amy, salah satunya akan sakit dan rewel jika berjauhan. Meski seharian tak terhitung berapa kali mereka adu mulut dan kadang adu pukulan serta saingan melengkingkan tangis, tetap saja, ketika malam, keduanya akan saling mencari.

Namun, mau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status