Share

BAB. 4 OBSESSION

Saat kemarin Kirana berkenalan dengan Sean, hari ini mereka terlihat sangat akrab dan Sean sangat suka menempeli Kirana seperti lintah itu kata Pince dan Martin, mereka terlihat tidak senang Sean mendapatkan mainan barunya, ya diantara mereka Sean merupakan playboy kelas kakap no 3 setelah Leon dan Luca, mereka berdua geleng-geleng kepala melihat Sean kembali dengan aksi konyolnya sehingga membuat Kirana tertawa terbahak-bahak saat di jam istirahat seperti saat ini. Mereka berjalan bergandengan tangan karena Kirana menganggap Sean seperti adiknya sendiri namun bagi Sean saat dia mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu dia benar-benar jatuh cinta sedalam-dalamnya kepada Kirana, dia berjanji akan berhenti menjadi playboy jika Kirana mau menjadi pacarnya, ah rasanya jika hanya menjadi pacar Sean tidak akan rela, dia mungkin akan langsung melamarnya sehingga tidak akan ada lelaki lain yang mendekati gadisnya itu. Sean terkikih dengan khayalannya itu.

Kirana menggeplak kepala Sean saat di kantin X class. “ Kau, jangan tersenyum-senyum sendiri seperti itu Sean, kau mau disangka gila oleh mereka.”

Sean semakin tersenyum menatap Kirana. “ Miss, maukah kau menikah denganku?” katanya sembari menaik turunkan alisnya menatap Kirana.

Kirana yang jengah dengan ulah absurd Sean kembali menggeplak kepalanya dan menjewer telinganya.” Hey bocah berani sekali kau melamar wanita dewasa sepertiku, ingat kau masih bocah ingusan dan belum bekerja mau kau beri makan apa aku.”

Sean semakin tertawa terbahak-bahak.” Miss, tidakkah kau tau jika aku akan bekerja menggantikan ayahku di partai politik saat lulus kuliah nanti dan ku rasa tidak aapa jika kita menikah muda lalu punya anak aku rasa itu akan sangat menyenangkan, jika kau mau menikah denganku maka aku akan bekerja di perusahaan kakekku demi membiayai hidup kita.”

Kirana semakin jengah dengan ulahnya dan mendengkus.” Sudahlah kau ini tidak akan mengerti bocah, berhenti bicara atau kau mau piring ini melayang ke kepalamu.”

Sean benar-benar takjub dengan gurunya itu, bukannya senang dia malah ingin melemparnya dengan piring, wah yang benar saja selama dia hidup baru kali ini dia mendapatkan penolakan yang memalukan seperti ini. Sean geleng-geleng kepala melihat betapa absurd gurunya itu bahkan absurdnya melebihi dirinya.

Sementara di meja kantin paling ujung ada seorang pria yang sedang memakan spagettinya dengan cepat di benar-benar muak dengan tingkah Sean yang selalu mencari perhatian wanita, terlebih itu adalah wanita pujaannya sedari dulu.

Martin mendatangai Pince. “ Pin, apakah kau mengenal guru baru kita itu? Mengapa aku seperti tidak asing dengan wajahnya, seperti pernah melihat di suatu tempat, tetapi aku lupa dimana.”

Pince menyahut sambil bermain rubbik.”hem kurasa yang kau katakan benar, tapi aku juga lupa pernah melihatnya dimana, kurasa karena terlalu banyak belajar aku jadi melupakannya.”

Martin memperhatikan di depan pintu kantin.” Kau lihat betapa Sean terobsesi menjadikan guru kita itu gadisnya, ckckckck kurasa Miss Kirana bisa gila jika memiliki pacar seperti Sean.”

Pince menoleh ke arah Martin dan tertawa.” Jangankan Miss Kirana, aku saja jika memiliki pacar seperti Sean akan gila dan mungkin akan berniat bunuh diri.”

Martin tercengang mendengar Pince mengatakan itu. “ Pin, kau masih pria normal bukan? Mengapa kau jadi membayangkan menjadi pacarnya Sean, Pinnnnn.... Pince.”

Pince semakin tertawa terbahak-bahak.” Ya kurasa aku pria gila jika menyukai Sean.”

Martin semakin memelototkan matanya. “ What? Kau...kau gila ya....”

Pince semakin tertawa menjadi jadi hingga dia memegangi perutnya.” Tentu saja aku pria normal, kau kira aku akan suka dengan sesama pria.”

Martin mengelus dada .” Syukurlah kau masih normal, hampir saja kau akan ku bawa ke psikiater untuk diperiksa kewarasannya.”

Pince mendengkus dan menampar wajah martin. “ Upss maafkan aku man, tadi ada nyamuk di wajamu.”

Martin berteriak kepada pince karena tamparannya itu sangat sakit. “ PINCEEEE......Kauuuu tidakk akan ku maafkan.”

Pince berlari terbirit-birit menghindari kejaran Martin hingga dia tidak sengaja menabrak Flora yang sedang membawa bunga baby breath, mengumpatlah dia karena menabrak dewi maut X class. Flora dikenal sebagai dewi maut di X class karena sifatnya yang pemarah hingga tidak mau mengalah dan kabarnya dia merupakan seorang atlet karate dan pernah berguru hingga ke negeri asalnya sana yaitu cina.

Pince bergidik jika mengingat siapa Flora namun dia harus bisa menjinakkan singa betina galak itu.

Pince berdehem dan membuat wajah semenyedihkan mungkin sambil mengangkat tangan keatas .” Flo, Flora cantik, hemm, maafkan Pince ya Flo.”

Flora sudah siap ingin menyembur Pince dengan berbagai umpatan kata, tiba-tiba dari arah belakang muncul Keondra dan melirik ke arah Pince.

Keondra menarik tangan Pince agar tidak melakukan tangan ke atas seperti tadi.” Apa yang kau lakukan Pin? Ayo kita harus segera ke kelas, ku dengar Ace sedang mengamuk di kelas, sepertinya dia sedang bertengkar dengan Luci.”

Flora tercengang dan dia kembali mencerna apa kata Luca.” Luci? Maksudmu Luciana teman kita?”

Keondra hanya menatap Flora dan dia tidak ingin menjawab oleh karena itu Pince yang menjawabnya. “ hem kurasa itu Luci teman kita, bukankah di kelas kita hanya ada kita bersepuluh dan nama Luci hanya ada satu kan.”

Flora menjawab dengan wajah polos.” Iya hanya satu.”

Keondra mengumpat. “ dasar  Flora bodoh.”

Flora menengok kesampingnya dengan wajah polos.” Kau? Kau mengumpat kepadaku? Heh Keondra sayang jangan begitu dengan calon isterimu ini.

Keondra hanya memutar kedua bola matanya dan kembali mengumpat kepada gadis yang katanya cinta mati dengannya itu.” Bodoh, benar-benar gadis bodoh.”

Pince berusaha melerai kedua orang itu agar tidak berkelahi.” Hey guys, sebaiknya kita ke kelas dan mencari tau apa yang terjadi di kelas.”

Keduanya lalu mengangguk dan segera berlari meninggalkan Pince di lorong kantin itu sendirian. Pince menggeleng-gelengkan kepalanya karena mereka berdua benar-benar cocok dalam hal menghawatirkan temannya. Flora menghawatirkan Luci sementara Luca menghawatirkan Ace. Mereka berdua benar-benar sangat cocok sayang sekali sifat Luca yang sedikit gengsi jika menyangkut Flora padahal Pince tau jika keduanya saling mencintai hanya saja gengsi mereka sangat besar.

Saat Pince akan pergi tiba-tiba dari arah belakang bahunya di tarik ke belakang oleh Martin. “ Pin, Pince benarkah di kelas sedang ada keributan?”

Pince hanya berdehem.” Hem .”

Martin kembali ingin memukul kepala Pince, tapi di tangkis oleh Pince dan dia segera kabur sebelum Martin kembali memukul kepalanya.

Martin hanya mendengkus dan membuka grup kelas siapa yang berulah hari ini, wah dia sangat terkejud saat melihat video yang dikirimkan oleh Ammara pacarnya. Di dalam video itu terlihat jika Ace marah kepada guru baru mereka kemudian dia di tenangkan oleh Luci dan Luci mengumpat dan mendorong guru mereka itu hingga suatu hal yang tidak di inginkan terjadi, Kirana terjungkal hingga kepalanya membentur dinding dan mengeluarkan banyak darah, sementara Luci yang menjadi pelaku utama langsung di dorong oleh Sean hingga Luci jatuh pingsan. Yang menarik dari video ini adalah saat Kirana terbentur dinding dan kepalanya mengeluarkan darah, tiba-tiba Ace  langsung menggendongnya keluar kelas dan pergi ke rumah sakit terdekat. Sementara Luci tidak ada yang menolong, semua berhamburan mengikuti Ace membawa Kirana ke rumah sakit, yang membawa Luci ke UKS sekolah hanyalah Leon si kulkas berjalan. Dan tidak ada yang menyangka jika dia yang menolong Luci, Flora mengepalkan tangannya saat tau temannya jatuh pingsan  karena ulah guru baru itu, Flora semakin membenci guru baru itu dan dia mulai merencanakan sesuatu untuk dia. 

Flora tertawa-tawa memikirkan rencananya itu, dia akan membuat guru baru itu menyesali pernah datang ke X class. Kini dewi maut akan kembali memulai aksi kejahatannya, membuat Ammara dan Martin bergidik mungkin kali ini sang pemimpin harus menghentikan tindakan Flora kembali.

A Story By Cerberus Blaze

31 Agustus 2021

Saat kemarin Kirana berkenalan dengan Sean, hari ini mereka terlihat sangat akrab dan Sean sangat suka menempeli Kirana seperti lintah itu kata Pince dan Martin, mereka terlihat tidak senang Sean mendapatkan mainan barunya, ya diantara mereka Sean merupakan playboy kelas kakap no 3 setelah Leon dan Luca, mereka berdua geleng-geleng kepala melihat Sean kembali dengan aksi konyolnya sehingga membuat Kirana tertawa terbahak-bahak saat di jam istirahat seperti saat ini. Mereka berjalan bergandengan tangan karena Kirana menganggap Sean seperti adiknya sendiri namun bagi Sean saat dia mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu dia benar-benar jatuh cinta sedalam-dalamnya kepada Kirana, dia berjanji akan berhenti menjadi playboy jika Kirana mau menjadi pacarnya, ah rasanya jika hanya menjadi pacar Sean tidak akan rela, dia mungkin akan langsung melamarnya sehingga tidak akan ada lelaki lain yang mendekati gadisnya itu. Sean terkikih dengan khayalannya itu.

Kirana menggeplak kepala Sean saat di kantin X class. “ Kau, jangan tersenyum-senyum sendiri seperti itu Sean, kau mau disangka gila oleh mereka.”

Sean semakin tersenyum menatap Kirana. “ Miss, maukah kau menikah denganku?” katanya sembari menaik turunkan alisnya menatap Kirana.

Kirana yang jengah dengan ulah absurd Sean kembali menggeplak kepalanya dan menjewer telinganya.” Hey bocah berani sekali kau melamar wanita dewasa sepertiku, ingat kau masih bocah ingusan dan belum bekerja mau kau beri makan apa aku.”

Sean semakin tertawa terbahak-bahak.” Miss, tidakkah kau tau jika aku akan bekerja menggantikan ayahku di partai politik saat lulus kuliah nanti dan ku rasa tidak aapa jika kita menikah muda lalu punya anak aku rasa itu akan sangat menyenangkan, jika kau mau menikah denganku maka aku akan bekerja di perusahaan kakekku demi membiayai hidup kita.”

Kirana semakin jengah dengan ulahnya dan mendengkus.” Sudahlah kau ini tidak akan mengerti bocah, berhenti bicara atau kau mau piring ini melayang ke kepalamu.”

Sean benar-benar takjub dengan gurunya itu, bukannya senang dia malah ingin melemparnya dengan piring, wah yang benar saja selama dia hidup baru kali ini dia mendapatkan penolakan yang memalukan seperti ini. Sean geleng-geleng kepala melihat betapa absurd gurunya itu bahkan absurdnya melebihi dirinya.

Sementara di meja kantin paling ujung ada seorang pria yang sedang memakan spagettinya dengan cepat di benar-benar muak dengan tingkah Sean yang selalu mencari perhatian wanita, terlebih itu adalah wanita pujaannya sedari dulu.

Martin mendatangai Pince. “ Pin, apakah kau mengenal guru baru kita itu? Mengapa aku seperti tidak asing dengan wajahnya, seperti pernah melihat di suatu tempat, tetapi aku lupa dimana.”

Pince menyahut sambil bermain rubbik.”hem kurasa yang kau katakan benar, tapi aku juga lupa pernah melihatnya dimana, kurasa karena terlalu banyak belajar aku jadi melupakannya.”

Martin memperhatikan di depan pintu kantin.” Kau lihat betapa Sean terobsesi menjadikan guru kita itu gadisnya, ckckckck kurasa Miss Kirana bisa gila jika memiliki pacar seperti Sean.”

Pince menoleh ke arah Martin dan tertawa.” Jangankan Miss Kirana, aku saja jika memiliki pacar seperti Sean akan gila dan mungkin akan berniat bunuh diri.”

Martin tercengang mendengar Pince mengatakan itu. “ Pin, kau masih pria normal bukan? Mengapa kau jadi membayangkan menjadi pacarnya Sean, Pinnnnn.... Pince.”

Pince semakin tertawa terbahak-bahak.” Ya kurasa aku pria gila jika menyukai Sean.”

Martin semakin memelototkan matanya. “ What? Kau...kau gila ya....”

Pince semakin tertawa menjadi jadi hingga dia memegangi perutnya.” Tentu saja aku pria normal, kau kira aku akan suka dengan sesama pria.”

Martin mengelus dada .” Syukurlah kau masih normal, hampir saja kau akan ku bawa ke psikiater untuk diperiksa kewarasannya.”

Pince mendengkus dan menampar wajah martin. “ Upss maafkan aku man, tadi ada nyamuk di wajamu.”

Martin berteriak kepada pince karena tamparannya itu sangat sakit. “ PINCEEEE......Kauuuu tidakk akan ku maafkan.”

Pince berlari terbirit-birit menghindari kejaran Martin hingga dia tidak sengaja menabrak Flora yang sedang membawa bunga baby breath, mengumpatlah dia karena menabrak dewi maut X class. Flora dikenal sebagai dewi maut di X class karena sifatnya yang pemarah hingga tidak mau mengalah dan kabarnya dia merupakan seorang atlet karate dan pernah berguru hingga ke negeri asalnya sana yaitu cina.

Pince bergidik jika mengingat siapa Flora namun dia harus bisa menjinakkan singa betina galak itu.

Pince berdehem dan membuat wajah semenyedihkan mungkin sambil mengangkat tangan keatas .” Flo, Flora cantik, hemm, maafkan Pince ya Flo.”

Flora sudah siap ingin menyembur Pince dengan berbagai umpatan kata, tiba-tiba dari arah belakang muncul Keondra dan melirik ke arah Pince.

Keondra menarik tangan Pince agar tidak melakukan tangan ke atas seperti tadi.” Apa yang kau lakukan Pin? Ayo kita harus segera ke kelas, ku dengar Ace sedang mengamuk di kelas, sepertinya dia sedang bertengkar dengan Luci.”

Flora tercengang dan dia kembali mencerna apa kata Luca.” Luci? Maksudmu Luciana teman kita?”

Keondra hanya menatap Flora dan dia tidak ingin menjawab oleh karena itu Pince yang menjawabnya. “ hem kurasa itu Luci teman kita, bukankah di kelas kita hanya ada kita bersepuluh dan nama Luci hanya ada satu kan.”

Flora menjawab dengan wajah polos.” Iya hanya satu.”

Keondra mengumpat. “ dasar  Flora bodoh.”

Flora menengok kesampingnya dengan wajah polos.” Kau? Kau mengumpat kepadaku? Heh Keondra sayang jangan begitu dengan calon isterimu ini.

Keondra hanya memutar kedua bola matanya dan kembali mengumpat kepada gadis yang katanya cinta mati dengannya itu.” Bodoh, benar-benar gadis bodoh.”

Pince berusaha melerai kedua orang itu agar tidak berkelahi.” Hey guys, sebaiknya kita ke kelas dan mencari tau apa yang terjadi di kelas.”

Keduanya lalu mengangguk dan segera berlari meninggalkan Pince di lorong kantin itu sendirian. Pince menggeleng-gelengkan kepalanya karena mereka berdua benar-benar cocok dalam hal menghawatirkan temannya. Flora menghawatirkan Luci sementara Luca menghawatirkan Ace. Mereka berdua benar-benar sangat cocok sayang sekali sifat Luca yang sedikit gengsi jika menyangkut Flora padahal Pince tau jika keduanya saling mencintai hanya saja gengsi mereka sangat besar.

Saat Pince akan pergi tiba-tiba dari arah belakang bahunya di tarik ke belakang oleh Martin. “ Pin, Pince benarkah di kelas sedang ada keributan?”

Pince hanya berdehem.” Hem .”

Martin kembali ingin memukul kepala Pince, tapi di tangkis oleh Pince dan dia segera kabur sebelum Martin kembali memukul kepalanya.

Martin hanya mendengkus dan membuka grup kelas siapa yang berulah hari ini, wah dia sangat terkejud saat melihat video yang dikirimkan oleh Ammara pacarnya. Di dalam video itu terlihat jika Ace marah kepada guru baru mereka kemudian dia di tenangkan oleh Luci dan Luci mengumpat dan mendorong guru mereka itu hingga suatu hal yang tidak di inginkan terjadi, Kirana terjungkal hingga kepalanya membentur dinding dan mengeluarkan banyak darah, sementara Luci yang menjadi pelaku utama langsung di dorong oleh Sean hingga Luci jatuh pingsan. Yang menarik dari video ini adalah saat Kirana terbentur dinding dan kepalanya mengeluarkan darah, tiba-tiba Ace  langsung menggendongnya keluar kelas dan pergi ke rumah sakit terdekat. Sementara Luci tidak ada yang menolong, semua berhamburan mengikuti Ace membawa Kirana ke rumah sakit, yang membawa Luci ke UKS sekolah hanyalah Leon si kulkas berjalan. Dan tidak ada yang menyangka jika dia yang menolong Luci, Flora mengepalkan tangannya saat tau temannya jatuh pingsan  karena ulah guru baru itu, Flora semakin membenci guru baru itu dan dia mulai merencanakan sesuatu untuk dia. 

Flora tertawa-tawa memikirkan rencananya itu, dia akan membuat guru baru itu menyesali pernah datang ke X class. Kini dewi maut akan kembali memulai aksi kejahatannya, membuat Ammara dan Martin bergidik mungkin kali ini sang pemimpin harus menghentikan tindakan Flora kembali.

A Story By Cerberus Blaze

31 Agustus 2021

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status