Malam sudah terbenam dalam kegelapan dan kesunyian. Saat Nayra yang sedang bersiap untuk tidur, mendapatkan pesan tidak terduga dari pria yang memberinya banyak perasaan aneh. Terutama hari ini. Rehan.“Mengapa ia tiba-tiba mengajakku berkencan.. dan besok?” Nayra memiringkan kepala, sambil menggigit buku-buku jarinya dengan gugup. Entah kenapa, bayangan bahwa ia akan berkencan dengan Rehan, membuatnya tidak bisa tenang.Nayra masih mengabaikan pesan yang ia dapatkan, sampai beberapa menit kemudian, si pengirim pesan meneleponnya. Apa ia harus mengabaikannya lagi?Tunggu.Tapi kenapa ia harus mengabaikannya? Bukannya itu lebih aneh? Padahal mereka tidak memiliki masalah apapun, sampai ia harus menghindari Rehan. Tapi..Pikiran Nayra masih tersesat mencari jawaban untuk semua keraguannya, terutama saat ia sadar bahwa yang menjadi masalah adalah perasaannya sendiri. Perasaan yang mulai merasukinya sejak pesta beberapa jam lalu.“Halo?” “Oh?” Nayra terbelalak, melihat telepon Rehan yan
Alasan yang membuat Rehan mengajak Nayra untuk melakukan simulasi kencan hari ini adalah karena Brian, pria yang namanya baru saja keluar dari mulut wanita di depannya.Setelah kemarin, dengan kalut membatalkan semua pertemuan bisnisnya, karena mendengar kedatangan Brian dan Nayra ke pesta ulang tahun Lucy dari sang pemilik pesta. Lalu, ia melihat bagaimana Brian tidak berhenti menatap Nayra, saat wanita itu berdansa dengannya. Di tambah, Brian merebut kesempatannya untuk bersama Nayra lebih lama, karena ia membawa wanita itu pulang begitu saja tanpa Rehan tahu mengapa. Jika itu semua bukan alasan yang cukup untuk mendorong Rehan menampakkan rahangnya, dengan menunjukkan secara jelas, siapa yang akan lebih mungkin bisa mengencani Nayra. Maka alasan apa lagi yang ia butuhkan untuk itu?Tapi sekarang, bahkan saat mereka sedang berkencan –yang tersembunyi di balik selubung ‘simulasi kencan’, Brian masih muncul sebagai gangguan bagi mereka. Dengan namanya yang Nayra sebut saat Rehan da
Beberapa menit sebelum harimau tidur itu bangun, Nayra masih berusaha memberikan napas buatan padanya. Sayang, itu tidak langsung berhasil mengembalikan kesadaran pria itu, setelah tenggelam di pantai beberapa waktu lalu.Nayra yang semakin panik, beranjak mencari orang di sekitar sana, tapi tidak ada satu semutpun yang lewat. Sesaat setelah ia kembali ke sisi Rehan untuk melakukan pertolongan lain yang bisa ia lakukan, sebuah tangan tiba-tiba menarik tangan Nayra dan wajahya dengan satu tangan yang lain.Seperti kelaparan, orang yang menarik Nayra, mengisap bibirnya dengan cepat, diikuti debaran jantung keduanya yang bisa melebihi deburan ombak di depan mereka.“APA YANG KAU LAKUKAN?!” Nayra sudah melepaskan dirinya dari orang itu. Rehan.Jantungnya masih belum berhenti berpacu dengan cepat, seperti ratusan kuda yang berlari di arena balap. Sedangkan Rehan yang sudah sadar entah sejak kapan, mendudukan dirinya sendiri dengan susah payah, hingga ia bisa melihat kedua mata Nayra yang
“Bisakah kau melakukan semua tugas itu?” tanya Brian, keesokan hari di ruangan kantor Nayra, diiringi matanya yang menatap wanita itu lekat-lekat, dari jarak yang lagi-lagi teramat dekat. Meskipun Brian selalu melakukan itu, tapi tatapan matanya kali ini benar-benar berbeda dari biasanya. Tatapan yang seolah tidak akan membiarkan siapapun atau apapun kabur dari seluruh lingkup matanya.Apa ini ada hubungannya dengan kejadian kemarin?Seketika, ingatan tentang kemarin malam, kembali menyeruak ke pikiran Nayra.***Kemarin malam...Brian masih terdiam, saat Nayra sudah beranjak untuk menagih jawaban atas pertanyaannya, tentang apa yang Brian lakukan di depan kamarnya. Namun, daripada memberi jawaban yang Nayra tunggu, Brian justru memberi pertanyaan yang tidak Nayra harapkan.“Beristirahatlah..” Brian hanya berjalan menuju kamarnya, dengan dingin tanpa senyuman, yang biasanya menghiasi wajah sepupu palsunya itu.Ada apa dengan Brian?Dengan pertanyaan di kepala Nayra, ia pun memutuskan
Beberapa jam sebelumnya...Nayra dan Brian sudah sampai di kantor, tepatnya di ruang kantor Nayra sebagai Direktur Teknologi Roland Group. Setelah kemarin Brian menyerahkan beberapa berkas untuk Nayra pelajari, sekarang giliran Nayra yang mengajukan banyak pertanyaan yang terlintas di pikirannya.“Apa aku akan menjadi penanggung jawab konferensi itu?” tanya Nayra, mengacu pada berkas yang sudah ia baca semalam suntuk. Ia sudah duduk di sofa, diikuti Brian di sampingnya.Sambil mengangguk, Brian menjawab, “Karena sekarang kau menggantikanku, jadi aku menyerahkan tugas tertunda ini padamu, Nona Direktur..”Nayra tersenyum pahit, memikirkan bahwa ia langsung diberi tugas besar, untuk menyelenggarakan sebuah konferensi internasional tahunan. Kebetulan, tahun ini Roland Group menjadi tuan rumah, serta penanggung jawab utamanya.Konferensi internasional ini menjadi bagian dari program pemerintah Bexley State. Tujuannya adalah memberikan kesempatan pada ribuan peserta di seluruh dunia untu
Nayra masih dikerubungi puluhan awak media yang meliput kegiatan konferensi, saat kedua pasang mata mengawasinya dengan tajam di antara puluhan peserta yang masih berada di Plenary Hall Roland Hotel ini. Albert dan Serena Carver.“Bagaimana caranya Anda mendapatkan kerjasama dengan Holotive World Production, untuk menggunakan teknologi hologram mereka dalam konferensi ini? Padahal mereka sangat sulit untuk diajak bekerjasama..”“Apakah Anda akan secara resmi menjadi pewaris Roland Group, sebagai salah satu cucu David Roland yang baru ditemukan?”“Mengapa Anda hidup secara terpisah dari keluarga Roland selama 30 tahun dan baru muncul sekarang?”Beragam pertanyaan dengan topik yang serupa, terus menyerbu Nayra yang masih belum terbiasa menjadi sorotan media, bersama kamera-kamera besar dan mikrofon yang diarahkan padanya. Namun, Brian yang selalu menemani Nayra sejak tugas gila itu diberikan padanya, datang mengalihkan perhatian media untuk menenangkan kegugupan Nayra.“Semua pertanyaan
Beberapa hari telah berlalu. Konferensi internasional yang selama seminggu lebih ini memenuhi otak Nayra, akhirnya sudah selesai dengan kesuksesan besar, di mana Nayra menjadi sorotan utama selaku penanggung jawab dan orang baru di Roland Group. Sambil melupakan sejenak semua kesedihan yang disebabkan ibunya tiga hari lalu, Nayra berusaha menikmati hidup barunya sebagai salah satu pewaris Roland Group bersama Brian. Namun, itu hanya berlangsung satu hari. Karena amarah itu kembali menyeruak, terutama saat ia melihat berita Serena yang berpura-pura memiliki hubungan manis dengan anaknya, Rehan.Padahal Nayra adalah anak kandungnya!Nayra lagi-lagi harus menekan kesakitan di seluruh tubuhnya. Jadi, untuk benar-benar menyingkirkan semua itu, ia memutuskan untuk pergi ke tempat yang menyimpan paling banyak kenangan indah untuknya. Berharap ia akan mendapatkan kembali energi kebahagiaan yang sudah lama hilang, sejak ia tahu rahasia kelahirannya.Tempat itu adalah Hayley High School, di m
Nayra masih menenangkan diri setelah mendengar cerita lengkap dari Terra, tentang rumor buruk dirinya yang tersebar luas ke seluruh teman SMA, hingga menjadi salah satu cerita yang cukup terkenal di SMA itu sampai kini.Rumor itu mengatakan, bahwa Nayra telah menjadi wanita malam yang dijual ayahnya, setelah ia diperkosa ayahnya sendiri. Bahkan mereka mempermainkan kebenaran tentang kematian ibunya. Dengan mengubahnya, seolah ibunya meninggal karena AIDS, yang didapatkan dari pekerjaannya sebagai wanita malam juga. Padahal bukan!Nayra sudah meremas dres satin berpola bunga sepanjang lutut yang ia kenakan, berusaha menahan kemarahan yang melebihi kemarahannya pada Serena, ibu kandung yang membuangnya. Karena, meskipun Nayra sudah tahu bahwa ibu yang merawatnya setelah dibuang Serena, sebenarnya juga menyetujui pertukarannya dengan Rehan. Tapi, Nayra tidak bisa mengabaikan fakta bahwa sang ibu sudah merawatnya dengan baik seperti anak kandungnya sendiri, bahkan di tengah keterpurukan