Share

PEWARIS PENGGANTI
PEWARIS PENGGANTI
Penulis: Astna Aikaz

PROLOG

“Jangan pernah hilangkan kalung ini, anakku..” ucap wanita yang terbaring lemah di kasur reotnya, sambil berusaha keras menyerahkan sebuah kalung berliontin lumba-lumba hitam, pada anak perempuan di sampingnya. Dengan lembut, ia mencoba membelai rambut sang anak yang wajahnya sudah berurai air mata.

Anak perempuan yang baru menginjak 16 tahun itu, menggeleng-gelengkan kepala dengan keras, sembari mendekapkan tangan ibunya erat-erat, ke wajahnya yang sudah basah. Ia tahu bahwa kini waktu mereka semakin sedikit untuk bersama. Meskipun, ia benar-benar ingin menampik kenyataan itu.

“Nak.. Ibu seharusnya.. mengatakan padamu.. sejak awal.. tentang.. iden..titas..mu..yang...se...be...nar....nya....” perlahan, suara sang ibu semakin mengecil, lalu dalam sekejap hilang, bersama nyawa yang tidak bisa lagi dirasakan anak perempuannya.

“I..ibu..?” terbata-bata, anak perempuan itu masih tidak percaya.

Mengapa? Mengapa??

Sejenak, otaknya tidak bisa berfungsi. Matanya kabur dan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Menyadari bahwa wanita yang telah hidup kesusahan bersamanya selama 16 tahun ini, telah tiada karena penyakit kronis akibat kemiskinan mereka.

“IBU.....!!!” suaranya meraung keras memanggil ibunya berulang kali tanpa ada jawaban, di tengah rumah kecil mereka yang gelap dan penuh bau alkohol.

Selama beberapa jam ia terus menangis, hingga rasanya ingin pingsan saja dan melupakan semua, atau mati menyusul ibunya. Tapi saat seorang pria datang ke rumah itu, sambil terhuyung dengan beberapa botol alkohol di tangannya, seluruh amarah menggantikan rasa sedih sang anak yang begitu mendalam.

“KEMANA SAJA?!!! KENAPA AYAH TIDAK ADA DI SAMPING IBU?!!!”

Dengan mata yang keruh dan kaki yang tidak bisa berdiri tegak, pria itu hanya menatap dingin sang anak, serta istrinya yang telah terbaring tak bernyawa.

“MEMANGNYA KENAPA?! HAH?!”

Ledakan kemarahan yang telah dipendam selama belasan tahun, terhadap pria yang menghabiskan seluruh uang keluarga ini, membuat anak perempuan itu menjerit frustasi.

Anak itu selalu berusaha tenang setiap kali kedua orang tuanya bertengkar, dan berakhir dengan sang Ayah yang lagi-lagi pergi membawa semua tabungan yang disimpan Ibu, dengan alasan untuk menambah uang mereka. Padahal, pria itu hanya ingin melakukan kesenangannya berjudi dan mabuk-mabukkan!

“DIAM!”

PLAK!

Sebuah tamparan keras dilayangkan begitu saja, pada sang anak perempuan yang hatinya sudah terkoyak-koyak, membuat tubuhnya tersungkur ke samping mayat sang Ibu.

Tidak hanya berjudi dan mabuk-mabukkan, tapi juga melakukan kekerasan?!

Kenapa Ibu harus menikahi pria seperti dia?!!

Jerit anak perempuan itu, dalam hati.

Bibirnya sudah bergetar hebat, ingin menumpahkan semua kekecewaannya ke wajah sang Ayah. Hingga tiba-tiba, ia mendapati mata pria itu sedang memandangi kancing seragam SMA-nya yang terbuka. Tubuh sang anak perempuan mulai merinding dan mual, jijik melihat mata buas dari pria yang ia panggil Ayahnya.

Pria itu berjalan mendekat dengan tatapan aneh, seolah kerasukan. Si anak tahu, bahwa ia benar-benar dalam bahaya.

DUG!

Anak itu langsung menendang kaki pria yang selalu terhuyung karena alkohol. Ia pun berlari sekuat tenaga keluar rumah, setelah menangkis beberapa kali saat pria itu menarik-narik seragam sekolahnya.

Tanpa memakai sandal, dengan seragam yang telah robek di beberapa bagian karena pria tadi, anak perempuan itu telah berlari sejauh 500 meter, sampai ke tengah padang rumput di malam yang sunyi.

Terengah-engah, ia bersembunyi di balik satu-satunya pohon besar yang menghalau semua cahaya. Namun, hanya beberapa menit kemudian, pria itu berhasil menemukannya. Ia hendak menarik si anak kembali ke rumah, dengan pukulan dan teriakan yang ia yakin tidak akan ada yang mendengar.

“LAGIPULA, KAU BUKAN ANAKKU, ANAK JA*ANG!”

APA?!

Dengan tubuh yang lemah dan kebingungan, karena pukulan-pukulan kuat dari pria yang ia pikir adalah ayah kandungnya selama 16 tahun ini, sesosok anak lelaki tiba-tiba muncul bersama cahaya dari senter besar di tangannya.

Sebelum sang anak perempuan benar-benar roboh tak sadarkan diri, ia melihat dengan jelas wajah anak lelaki yang kini telah muncul lagi di hadapannya, ketika ia akhirnya terbangun dari mimpi buruk panjangnya itu.

Pria tampan berusia 30-an dengan jas mewah berlumuran darah, berjalan lemah memasuki rumah kecil penatu tempat si anak perempuan yang telah tumbuh dewasa berada –setelah nyaris mati di tangan ayahnya sendiri.

Pria itu, benar-benar mirip dengan anak lelaki yang menolongnya 14 tahun lalu.

Tapi bagaimana cara ia menolongnya saat itu?

Wanita itu sadar bahwa ia tidak bisa mengingatnya.

Kalau begitu, mengapa sekarang pria itu ada di sini?

Tunggu.. Kenapa pula ia berlumuran darah?

BRUK!

Pria itu sudah roboh, tepat di depan pintu yang setengah tertutup, sebelum mereka sempat berbicara.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Naila02
suka deh cara nyeritanya! semangat terus ya authornya ;)
goodnovel comment avatar
Yiesha Denia 👾
Bagus kak ^,^ semangat!
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status