Home / Romansa / PEWARIS TERSEMBUNYI / Part 3. Bertemu kembali

Share

Part 3. Bertemu kembali

last update Huling Na-update: 2021-11-01 09:21:32

"Saya akan membantu proses pemakamannya besok," ucap seorang pria yang sekarang berdiri di depan Endrea. 

Endrea mengangkat kepalanya seorang pria menggunakan kemeja panjang berwarna biru dipadukan dengan celana panjang hitam dan tersenyum ke arah Endrea.

"Dokter Adit, terimakasih banyak dok" ucap Endrea, dirinya merasa tidak percaya akan ada orang yang membantunya. 

"Endrea," teriak Kirana yang baru sampai dan langsung menghambur kepelukan Endrea. 

"Mengapa kamu tidak bilang dari tadi? kenapa baru sekarang, setidaknya aku bisa menemanimu disini," ujar Kirana ditengah isak tangisnya, dirinya baru tahu dari suster yang baru saja Kirana temui dan mengatakan semuanya yang terjadi kepada Endrea. 

Mereka melewati malam dengan bercerita apa yang barusan terjadi kepada Endrea dan Adelard, Kirana sudah Endrea anggap seperti Kakak sendiri.

Proses pemakaman Adelard berjalan dengan lancar, sampai jam tujuh pagi Endrea belum juga beranjak dari samping makam Adelard.

"Saya pamit Mbak Endrea," pamit Dokter Adit dengan menepuk pelan pundak Endrea. 

"Terimakasih Dokter Adit atas bantuan anda." jawab Endrea.

"Endrea ayo pulang sudah lama kamu berdiam di sini," ajak Kirana. 

"Kamu pulanglah terlebih dahulu Na, Aku masih ingin disini." jawab Endrea,  bahkan Endrea belum mandi dari kemarin dirinya tidak mempedulikan penampilannya lagi.

"Jika kamu seperti itu, Adelard akan sangat sedih melihatmu dari atas sana pulanglah kamu bisa datang kesini kapan saja." ucap seorang pria sudah berdiri dibelakang Endrea dan Kirana.

Endrea berbalik melihat ke arah suara. Seorang pria baruh baya dengan tubuh kurus dan berpakaian supir disebelahnya ada seorang wanita yang umurnya tidak jauh dari pria itu. 

Endrea langsung berlari dan menghambur ke pelukan wanita itu "Bibi Mun, bagaimana bisa Bibi disini?" tanya Endrea masih dengan sesegukan. 

Kehadiran Paman Dimas dan Bibi Mun asisten kepercayaan Mamanya, membuat hati Endrea sedikit merasa tenang.

"Apa yang terjadi denganmu Endrea, pulanglah ke rumah kami jika kamu mau," ujar Bibi Mun.

"Bibi akan merasa sangat senang jika kamu mau menerimanya," lanjut Bibi Mun. 

Setahu Endrea Bibi Mun dan Paman Dimas sudah menikah begitu lama tapi mereka tidak memiliki keturunan, Endrea mengangguk dirinya juga senang bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang menyayanginya setelah kepergian Ibunya. 

Paman Dimas berbicara dengan Kirana, Kirana mengerti tidak lama kemudian Kirana pamit dari makam. Endrea ikut pulang dengan Paman Dimas. 

Sesampainya di rumah mungil dan hanya ada dua kamar, satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu Bibi Mun menuntun tubuh Endrea dan membawanya masuk ke dalam rumahnya, Bibi Mun menyuruh Endrea untuk duduk disofa. 

"Kamu pergilah ke kamar biar Aku yang berbicara dengannya," perintah Bibi Mun kepada suaminya Pamam Dimas menurut, meninggalkan kedua wanita itu diruang tamu. 

Bibi Mun meletakkan satu cangkir teh hangat di meja dan berkata "Minumlah,".

Endrea mengangguk dan mengambil cangkir itu dan menyeruputnya, rasa hangat langsung masuk ke dalam tubuhnya.

Bibi Mun masuk ke salah satu kamar dan mengambil handuk di dalam lemari  Bibi Mun duduk disamping Endrea. 

"Kamu harus mandi terlebih dahulu ini handuknya, jika kamu tidak keberatan kamu boleh memakai baju Bibi, meski baju Bibi tidak sebagus baju kamu," ujar Bibi Mun dan meletakan handuk itu dipangkuan Endrea. 

"Terimakasih banyak Bi." jawab Endrea, Endrea berjalan ke kamar mandi.

Setengah jam kemudian Endrea sudah kembali ke ruang tamu, Bibi Mun yang tengah melamun memikirkan bagaimana kehidupan Endrea setelah kepergian tiga tahun lalu dari rumah besar Tuan Kim, apakah Endrea sudah tahu kalo Tuan Kim sudah tidak ada, lamunan Bibi Mun buyar saat Kehadiran Endrea dan duduk disampingnya.

"Bibi ada yang ingin Endrea tanyakan," ucap Endrea kepada Bibi Mun. 

"Katakan," perintah Bibi Mun dengan nada lembut. 

"Apa Bibi dan Paman Dimas masih bekerja di rumah Papa?" tanya Endrea pikirannya menerawang saat kejadian kemarin di rumahnya. 

Bibi Mun menggeleng "Bibi sudah berhenti satu tahun lalu, saat Tuan Kim meninggal semua asisten yang lama dikeluarkan oleh Nyonya Liana," jelas Bibi Mun.

"Ap... Apa Bi, Papa sudah meninggal?" tanya Endrea dengan terbata-bata, kemarin Bibi Liana bilang kalo Papanya sedang banyak pekerjaan di kantor, tapi sekarang Bibi Mun bilang Papanya sudah tidak ada, siapa yang harus Endrea percayai.

"Apa Kamu belum tahu semua ini, bahkan Papamu meninggal sudah satu tahun yang lalu dan kabar yang Bibi dengar Nyonya Liana juga akan menikah lagi," jelas Bibi Mun, dirinya juga terkejut awalnya Bibi Mun mengira Endrea sudah tahu.

Tangis Endrea kembali pecah kenyataan apa lagi ini, kenapa Bibi Liana tidak memberitahunya padahal Endrea keturunan kandung kerluarga Kim, sungguh kejam takdir mempermainkan kehidupannya Batin Endrea.

Bibi Mun memeluk Endrea dan membiarkannya menangis dipelukannya, setelah tangisnya terhentk Endrea menatap mata Bibi Mun.

"Bibi tahu dimana Papa dimakamkan?" tanya Endrea dengan sesegukan.

"Iya Bibi tahu, Bibi akan mengantarkanmu tapi tidak sekarang, lebih baik kamu istirahat Bibi tahu tubuhmu sangat lelah hari ini," perintah Bibi Mun dengan mengusap lembut rambut Endrea. 

Bibi Mun mengantarkan Endrea ke kamar tamu dan membiarkan Endrea tidur, tubuh Endrea yang kelelahan tidak membutuhkan waktu lama sudah tertidur. 

Jam tiga siang Endrea terbangun tubuhnya terasa lebih baik, Endrea keluar dari kamar tidak mendapati Bibi Mun maupun Paman Dimas di dalam rumah. 

Endrea mencari keluar rumah, dan melihat Bibi Mun dan Paman Dimas sedang berbicara dengan seorang pemuda.

"Bibi Mun," panggil Endrea.

Ketiga orang yang ada disana langsung melihat ke arah Endrea, Bibi Mun berjalan ke arah Endrea.

"Ada apa Bi?" tanya Endrea, dan melihat ke arah Paman Dimas yang sedang berdebat dengan pemuda itu.

"Hanya masalah kecil, tadi Bibi ingin menyebrang dan tidak melihat ada mobil yang akan melintas, Bibi tetap menyebrang tapi tiba-tiba mobil itu menabrak Bibi, Paman yang melihay kejadian itu tidak terima tapi malah pria itu marah-marah kepada kami," jelas Bibi Mun dengan melihat ke arah pria itu.

"Apa Bibi tidak apa-apa?" tanya Endrea dengan nada panik, mendengar jawaban Bibi Mun Endrea merasa lega. 

Endrea berjalan ke arah Paman Dimas dan melihat ke arah pria itu dengan tatapan tajam, Pria yang ditatap seperti itu oleh wanita yang tingginya hanya sebatas dadanya malah merasa geli.

"Tidak usah tertawa, apa kedua orang tuamu tidak mengajarimu untuk sopan kepada orang yang lebih dewasa hah," teriak Endrea.

Endrea memajukan badannya dan semakin dekat dengan pria itu, Endrea terus berjalan mendekat.

Pria itu mundur beberapa langkah, apa yang ingin dia lakukan batin Kevin. 

Ya Pria itu adalah Kevil Lii seorang pemuda yang suskes di usia muda, hari ini dirinya tengah terburu-buru untuk kembali ke rumah karena ada panggilan mendadak dari keponakannya, tapi malah ada kejadian yang tidak dia harapkan. 

"Apa yang ingin kamu lakukan hah, dasar gadis aneh!" geram Kevin. 

Kenapa semua orang kaya yang pernah dia lihat selalu memiliki postur tubuh yang tinggi batin Endrea, tanpa memperdulikan ucapan Kevin yang  keberatan dengan ulahnya, Endrea berjinjit dan mengendus baju Kevin. 

"Kau sedang mabuk." gumam Endrea tapi Kevin mendengarnya dengan jelas.

"Aku tidak mabuk," bantah Kevin sebenarnya siapa wanita yang ada di depannya, dan apa maunya Kevin menjadi penasaran dengan Endrea. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 176. HAPPY ENDING

    Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 175. Undangan sang Kakek

    Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 174. Kamu boleh pulang sekarang

    "Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 173. Endrea sakit

    Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 172. Tidak seharusnya terjadi

    "Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 171. Ajakan Semuel

    "Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status