Hari ini sudah terhitung seminggu saat Lynelle memutuskan untuk membantu Tuan Ethan—ayah Noah—bekerja di toko roti mereka. Anggap saja ini sebagai usahanya selain bisa mendapat sedikit penghasilan, agar pikirannya tentang pria itu juga sedikit terbayarkan. Toko biasa di buka pukul 7 pagi tepat, namun Lynelle sengaja datang sejam lebih cepat untuk membantu Tuan Ethan bersama sang istri membersihkan toko serta mulai memanggang roti.
“Oh akan ku usahakan datang lebih pagi lagi tuan Ethan” ucpanya. Ia lalu mengambil alih donat yang sudah matang dengan lumuran krim vanilla dan kacang almound di atasnya.
“Kau sudah datang sejam lebih awal dari pada karyawan biasanya, itu sudah patut di ancungi jempol nona Lynelle, hahaha” tawa khas orangtuanya memenuhi seluruh dapur hingga ke luar. Lynelle tersenyum. Sedang isri tuan Ethan, nyonya Alda baru saja tiba di toko. Ia datang dengan bermacam belanjaan dan sangat banyak.
“Ethan!! Eth—Oh Lynelle tolong bantu aku, sepertinya
Halo semua!! Aduh, aku sangat merindukan kalian!! bagaimana kabar kalian? aku sungguh meminta maaf sebanya-banyaknya sebab selama ebberapa hari kemarin aku tidak sempat meng-update kelanjutan cerita ini. Tapi tenang, sedikit spoiler, aku sudah membuat beberapa chapter selama jaringan tidak stabil dan hanya ku koreksi lagi sebelum ku upload!! jadi tolong tetap berika cinta dan nantikan kelajutan cerita aku ya!! mohon support yang banyak dari kalian untukku!! terimakasih buat kalian yang masih setia menanti kelanjutan cerita aku!! jangan lupa jaga kesehatan yaa!!!
Sudah 2 bulan Matthew berada di Korea. Ia kira liburan kali ini akan berlangsung menyenangkan sesuai dengan keinginannya beberapa waktu lalu saat mengunjungi beberapa rumah sakit bersama Carl. Namun ternyata kenyataannya berbeda deNgan ekspetasinya. Sudah ada 2 minggu keadaan ayahnya naik turun. Entahlah, perasaan sebelum-sebelumnya Tuan Flint terlihat makin membaik. Buktinya, dokter bahkan mengizinkan sang ayah untuk bepergian selama 2 minggu di Jeju. Namun beberapa hari setelah itu, kondisinya mendadak menurun. Ia tengah menikmati semilir angin sejuk di sore hari sembari membaca novel dengan tenangnya. Pagi tadi ia menghadiri beberapa acara dan pertemuan penting untuk menggantikan sang ayah sama seperti akhir-akhir ini. Dugaan awalnya kegiatannya hari ini akan memakan waktu cukup lama, tapi ternyata tidak, sehingga ia gunakan untuk sedikit me time sebelum kembali ke rumah sakit untuk bergantian dengan sang ibu, Dwyne menjaga tuan Flint. Kesunyian i
Kehidupan koas yang berjalan seminggu lebih ini terasa seakan-akan mereka tengah menjadi dokter sungguhan. Di saat orang-orang yang tengah terlelap di malam hari, mereka yang tengah berjaga shift malam harus tetap terjaga untuk mengamati para pasien. Tak jarang juga beberapa dari mareka yang mencuri-curi waktu untuk memejamkan mata barang semenit. Pukul 12 kurang 15 menit, Benneth tengah memasuki salah satu kamar pasien yang baru masuk sekitar 5 jam yang lalu. Pasien yang tengah menggunakan alat bantu pernapasan itu mendadak terserang sesak napas saat tengah membantu membersihkan gereja tua. Benneth dengan teliti memeriksa sang pasien dan mengecek Elektrokardiograf atau EKG yang sengaja di pasang kepada pasien. “Ah, Selamat malam dokter” seseorang yang baru masuk menyapa Benneth yang kini tengah memeriksa cairan infus pasien. Suara lembut itu membuatnya terjekut dan langsung berbalik takut-takut tidak ada seseorang di sana seperti kejadian-kejadian mistis yang sering
Matthew berjalan dengan gontai memasuki apartementnya. Akhir-akhir ini lebih menghabiskan banyak wkatu di rumah sakit, bahkan sempat tak pulang selama 3 hari. Tanpa menyalakan lampu, ia berjalan dengan begitu lemas menuju kamar tidurnya. Sungguh yang ia inginkan saat ini adalah istirahat.Ia baru magang namun kesibukkan berasa ia sudah menjabat jadi dokter. Bagaimana jika ia menjadi dokter sungguhan? Apakah akan ada yang mau menjadi pendamping hidupnya jika ia sesibuk ini?Tunggu, apa saja yang baru ia pikirkan?Dengan sisa tenaga yang ada, ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dengan air hangat. Sungguh jika bukan aktifitasnya di rumah sakit, ia lebih memilih tak akan mandi dan langsung tidur. Namun ia pulang dengan berbagai macam virus yang menempel di badannya, sebab itu ia perlu lekas mandi setelah itu bisa beristirahat.(.)“Madam, apakah aku bepergian cukup lama?” tanya Lynelle yang baru
“.. Secara keseluruhan rumah sakit telah jauh lebih unggul mulai dari penyediaan kebutuhan medis, dokter spesialis, makanan untuk pasien, dan pelayanan walaupun masih kurang sekitar 20% sebab masih ada beberapkali terjadi kelalaian saat shift malam. Tapi tenang saja, rumah sakit tersebut memiliki progress yang selalu meningkat setiap saatnya.”Presentasi yang di bawakan oleh Matthew merupakan presentase trakhir dan menutup kegiatan presentasi kegiatan awal bulan untuk fakultas mereka. Para mahasiswa dan dosen fakultas mulai beranjak meninggalkan aula untuk melanjutkan kegiatan mereka.“Presentasi yang bagus dude,” ucap Benneth kepada Matthew. Matthew sendiri hanya menanggapinya dengan senyum.“Kapan kalian akan berangkat?” Tanya Carl kepada Benneth dan yang lainnya.“Tentu saja besok” ucap Natha.“Bersamaan?”“Tentulah bodoh, kau dan Matthew harus bersyukur, untung saja han
The Plough Pub and Restauant yang berlokasi di The Green, Upper Wolvercote, Upper Wolvercote, Oxford OX2 8BD Inggris menjadi pilihan Fleur untuk makan malam sederhananya bersama Matthew. Setelah pertemuan mereka yang tanpa di sengaja beberapa waktu yang lalu membuat hubungan mereka makin hari makin membaik. Saat masih berada di rumah sakit, Matthew beberapa kali datang ke ruangan mereka, sekedar memeriksa ataupun hanya menjenguk. Kadang pula ia menawarkan diri untuk bergantian menjaga sang adik apabila Matthew kebetulan tak terlalu sibuk agar Fleur bisa beristirahat dan menyegarkan dirinya sejenak.Bahkan setelah keluar dari rumah sakit pun mereka masih kaling berhubungan melalui chat atau menelpon. Terkadang juga Matthew menemani Fleur untuk berbelanja ataupun mengantarnya ke sebuah tempat lalu melanjutkan perjalanannya ke rumah sakit.Jika di pikir Matthew dan dirinya terlihat seperti pasangan kekasih, mereka terlihat seperti tengah balikan dan kembali meraj
3 tahun kemudian… 4 staff UGD berlarian keluar sembari mendorong ranjang pasien. Di depan baru saja tiba sebuah mobil ambulan dengan seorang pasien yang tengah di tangani di belakang bersama perawat lainnya. Pintu belakang terbuka dan pesien segera di turunkan ke ranjang lalu kembali di bawa masuk ke dalam UGD untuk segera di tindak lanjuti. Bersamaan dengan itu seorang pria dengan seragam dokter dan stetoskop yang mengantung di lehernya menghampiri pasien tersebut. “Dokter, pasien di duga melakukan percobaan bunuh diri dengan mengkonsumsi obat secara berlebihan” ucap salah satu perawat wanita di sana. Pria itu dengan segera memeriksa tanda-tanda vital passion. “Obat apa saja yang di konsumsi?” tanya pria tersebut. Perawa itu lalu memberinya sebuah bungkusan berwarna biru dengan beberapa jenis obat yang tersisa hanya bungkusannya saja. “Kami sudah menghubungi pihak keluarga untuk mengabari keadaan pasien juga menanyakan
Siapa sangka jika toko roti kecil milik Noah dan keluarga kecilnya akhirnya berkembang dengan pesat yang mengharuskan orang-orang kota datang hanya untuk menikmati roti di N’ Bakery sembari melakukan healing dengan menginap di desa Edensor. Hal itu patut di syukuri yang membuat desa mereka menjadi sedikit lebih terkenal dan memiliki banyak pasukan akibat banyaknya wisatawan yang datang untuk menikmai keindahan di desa tersebut. Rumah-rumah tua dan beberapa tempat penginapan yang dulunya kosong melompong akhirnya bisa terurus dan kembari beroprasi. Walaupun yang datang hanya beberapa orang saja, akan tetapi semanga, tata karma dan pelayanan yang baik tetap di berikan bagi mereka yang berkunjung ke sana. Masih seperti biasa, Lynelle dengan setia membantu tuan Ethan dan nyonya Alda di toko juga di bantu oleh beberapa karyawan baru dan juga Noah.. ya, akhirnya Noah kembali setelah 3 tahun lamanya ia berusaha untuk menyelesaikan study-nya. “Wah, sangat ramai hahah
Seminggu rasanya begitu cepat tiba. Tepat hari ini Matthew bersama rombongan lainnya tengah menyusuri jalan yang akan memakan waktu sekitar 3 jam dari kota menuju lokasi tujuan mereka. Matthew memilih untuk menggunakan kendaraan pribadinya serta memberikan tumpangan ke beberapa temannya agar tidak berdesak-desakkan di mobil rumah sakit yang di dalamnya juga menampung cukup banyak peralatan mereka selama berada di sana nanti. Sebenarnya mereka sedikit terlambat dalam memulai perjalanan. Rencana awalnya start pukul 08.00 pagi agar bisa tiba sekitar pukul 12.00 siang tepat pada saat makan siang, namun dokter David—salah satu dokter yang terpilih di antara mereka—dengan sangat merasa bersalah, tiba pukul 10.00 sebab sang isri mendadak mengalami kontraksi yang pada akhirnya ia tak jadi berangkat dan akan menyusul beberapa hari kedepan. Jika tahu seperti itu, mereka tak akan membuang-buang waktu menunggu dan langsung berangkat saja. Tapi ya, sudahlah, mau di apa l