Share

KEHIDUPAN SUPERSTAR

Michael tersenyum lebar. Dia puas karena berhasil menjalin kerjasama dengan Jordie tanpa adanya kerumitan.

“Pak, Pak Michael,” ucap Hakim menyela momen sakral penandatanganan kontrak kerja ini.

“Iya, ada apa?” balas Michael. Dia menoleh dan tersenyum tipis pada Hakim. “Apa ada sesuatu yang ingin ditanyakan lagi?”

“Oh, ini terkait manajer Jordie. Apa boleh saya yang langsung menjadi manajernya?” tanya Hakim. Dia menyenggol Jordie dan mengode Jordie dengan lirikan matanya. “Selama ini Jordie kan teman saya sejak SMA. Kami saling kenal dan tahu satu sama lain secara personal. Jadi, saya rasa saya itu paling tahu dan layak buat jadi manajer Jordie. Ya, kan, Jordie?”

Hakim mengedipkan mata kanannya ke Jordie. Tanda bahwa Jordie harus mengabulkan permintaannya.

“Iya, benar,” jawab Jordie. “Tapi, bukannya Pak Michael sekarang yang jadi manajerku ya?”

Jordie menatap polos Hakim dan Michael. Hakim menepuk jidatnya karena Jordie terlalu lugu. Saking lugunya, Jordie sulit diajak kongkalikong oleh Hakim.

Tawa Michael terdengar. Dia menepuk pahanya. “Ya, sebenarnya memang ucapan Jordie tidak salah. Saya ini manajernya Jordie karena di awal, Reynold itu kan di bawah bimbingan saya,” jelas Michael. “Tapi, kalau kamu yakin dan mampu mendampingi Jordie, aku akan menyerahkan tugas pendampingan Jordie padamu. Nanti urusan kontrak kerja dengan brand, aku yang mengurus secara legalnya. Bagaimana?”

“Ah, siap!” sahut Hakim dengan penuh semangat. Dia tersenyum lebar dan menunjukkan dua jempolnya pada Michael.

“Oke. Sekarang kita lanjut ke tahap berikutnya,” ucap Michael.

“Tahap berikutnya? Tahap apa lagi, Pak?” tanya Jordie tak mengerti.

Jordie kira dia hanya perlu tanda tangan dan langsung pulang ke warung geprekan ayam. Lumayan jika masih bisa buka warung geprekan nanti malam. Dia juga berencana untuk mampir ke toko emas dan membeli cincin untuk dihadiahkan pada Aster.

“Kita harus membuat rekening terbaru untukmu bersama kartu debit dan kreditnya. Setelah itu, kamu harus pindah ke apartemen Reynold,” terang Michael.

“Harus hari ini?” balas Jordie terkaget. “Apa tidak bisa besok saja?”

“Kamu sudah tanda tangan kontrak kerja dengan saya. Artinya, mulai sekarang kamu adalah Reynold. Identitasmu sebagai Jordie sudah menguap sampai kontrak perjanjian kita berakhir tahun depan,” jelas Michael. Dia bangkit dari duduknya. “Ayo ikut aku. Ada banyak hal yang harus kamu lakukan sekarang. Jangan sia-siakan waktumu. Menjadi Reynold tak semudah yang kamu pikirkan.”

Jordie bingung. Michael ternyata tipe orang yang efisien soal waktu. Pria itu ingin Jordie secepatnya menyesuaikan diri menjadi seorang Reynold.

Tentu saja ini adalah hal yang membingungkan. Namun, mau dikata apa, ini sudah menjadi pilihan hidup Jordie satu tahun ke depan. Demi bisa melamar Aster, dia akan melakukan segalanya meski harus masuk ke dalam kawah Candradimuka.

Jordie mengikuti Michael ke bank bersama dengan Hakim. Di sana, Jordie mengurus rekening terbarunya untuk mendapatkan gaji dan tips dari pihak perusahaan. Setelah itu, Michael mengajak Jordie dan Hakim ke apartemen milik Reynold.

“Ini apartemen Reynold. Saya punya tahu kodenya karena saya manajernya,” tutur Michael. “Kamu jangan ganti-ganti password-nya. Ingat ya? Password ini hanya boleh diketahui oleh kalian berdua. Jangan sampai ada orang lain yang masuk ke sini selain kalian. Tabu dan haram. Mengerti?”

“Mengerti!” jawab Jordie secepat kilat.

Michael mengulas senyuman lebar. “Bagus. Sekarang kita tur ke dalam apartemen Reynold,” Michael mengajak Jordie dan Hakim berkeliling di apartemen Reynold.

Apartemen itu tentu saja sangat luas. Reynold membeli apartemen itu dengan harga milyaran. Ada banyak ruang hingga jacuzzi dan gym di dalam apartemen itu. Bahkan, ada ruang khusus meditasi, akting, hingga bernyanyi.

“Sangat tertata rapi ya,” celetuk Jordie berkomentar.

Hakim mengusap sisi meja yang sama sekali tak berdebu. “Sangat bersih juga,” imbuh Hakim.

Setiap hari akan ada orang yang datang membersihkan kamar ini. Dia adalah orang dari pengelola apartemen dan bisa dipercaya. Kebersihan dan kenyamanan terjamin di sini karena Reynold adalah tipe orang yang tergolong rewel,” jelas Michael.

“Berarti aku harus selalu tinggal di sini?” tanya Jordie memastikan.

“Benar. Mulai hari ini kamu harus sudah tinggal di sini,” ucap Michael.

“Pakaian dan barang-barangku bagaimana?” balas Jordie. “Aku perlu packing.”

“Tidak perlu. Di sini sudah lengkap,” Michael mengajak Jordie dan Hakim ke ruangan khusus wardrobe milik Reynold.

Ruangan itu sangat luas dan bersekat. Ada rak-rak kaca berisi koleksi jam tangan hingga cincin dan kacamata mahal Reynold. Di bagian lemari dipisah sesuai jenis pakaian hingga pernak-pernik lainnya.

“Semuanya masih baru. Reynold selalu dapat banyak endorse dari berbagai fashion hingga kosmetik. Karena itulah, Reynold hanya memakai satu jenis outfit selama satu minggu. Setelah itu, dia akan membuangnya dan ganti dengan outfit lainnya,” terang Michael. “Kamu tinggal pilih yang tersisa di sini. Nanti tiap dua atau tiga hari sekali, akan ada outfit terbaru yang datang dan dipajang di sini.”

Jordie dan Hakim hanya bisa melongo melihat semua itu. Mereka benar-benar merasa seperti berkunjung ke mall elit. Bedanya, semua yang ada di hadapan mereka saat ini adalah resmi menjadi milik Jordie.

“Kalau misalnya rusak bagaimana?” tanya Jordie. Dia melihat salah satu sepatu dengan merek mahal. Setidaknya harga sepatu itu sekitaran 10 juta untuk satu pasang. “Apa aku harus menggantinya?”

“Kalau harus ganti rugi, berarti bakal rugi dong? Jordie hanya dapat gaji satu milyar saja dalam satu tahun,” imbuh Hakim membela Jordie. Kini dia berubah menjadi mode pelit dan teliti seperti ibu-ibu yang berbelanja di pasar. “Sepertinya kita harus memperbaiki perjanjian kontrak kerjasama jika Jordie mengalami kerugian.”

“Oh, tenang saja,” balas Michael dengan santai. “Semua ini bebas kalian gunakan. Termasuk makanan dan minuman yang ada di kulkas. Semuanya adalah fasilitas untuk kalian. Utamanya untuk Jordie karena Jordie yang berperan sebagai Reynold. Yang penting adalah kalian melakukan semua ini sesuai prosedur dan nanti akan ada jadwal latihan akting, vokal, memainkan alat musik, hingga modeling. Makanya, aku meminta Jordie tetap di sini mulai hari ini agar mudah untuk koordinasi.”

Jordie mengangguk paham. Kini dia paham alasan Michael.

Sesaat Jordie teringat akan ancaman Aster. Jika dia tidak ke Bandung weekend ini, Aster akan memutuskan hubungan asmara di antara mereka. Setidaknya Jordie ingin menemui Aster walau hanya sekali.

“Apakah aku bisa menemui pacarku di Bandung?” tanya Jordie. “Pacarku sedang marah padaku dan dia memintaku ke Bandung weekend ini. Aku bisa menggunakan pesawat ke Bandung dan menemui pacarku satu jam saja. Setelah itu, aku akan kembali.”

Michael menggelengkan kepala. Dia menolak rencana Jordie itu. “Tidak boleh,” ucap Michael menolak permintaan Jordie. “Sekarang kamu bukan Jordie, tapi kamu adalah Reynold. Pahami ucapanku ini baik-baik dan bekerjalah sesuai dengan rencana yang sudah kamu setujui itu.”

“Aku hanya ingin berbaikan dengan pacarku?” pinta Jordie. “Ini tidak akan lama.”

“Begini saja. Berikan alamat rumah pacarmu. Saya akan membelikan barang-barang mewah dan perhiasan untuk pacarmu. Saya rasa itu cukup untuk membuat hati pacarmu bahagia,” terang Michael menjelaskan rencananya.

“Tapi, dia ingin bertatap muka denganku secara langsung. Yang dia butuhkan adalah kehadiranku. Dia bukan tipe perempuan matre,” jelas Jordie. Dia cemas jika Aster akan tetap marah padanya karena dia tak bisa menemui Aster di Bandung weekend ini.

“Tidak. Tidak. Ini sudah keputusan saya selaku manajermu,” Michael melihat jam tangannya. “Sudah jam segini. Saya tunggu kiriman alamat pacarmu ya?”

Michael memberikan kartu nama yang berisi nomor pribadinya. Dia lantas berpamitan keluar dari apartemen. “Jangan keluar dari apartemen dan menemui sembarangan orang,” pesan Michael sebelum pergi.

Jordie mengangguk lemah. Dia melangkah masuk ke dalam dan menutup pintu.

“Jordie, oh, Reynold! Hidupmu benar-benar hebat!” seru Hakim heboh. “Aku sudah berkeliling ke ruangan lainnya. Sempurna. Benar-benar seperti seorang superstar hidupmu ini, Jordie!”

Jordie menghela napas susah. Dia melangkah gontai dan duduk di kursi ruang makan. Dia meantap sekitaran apartemen yang sangat luas dan berisi barang-barang mahal. Seharusnya dia bersyukur tapi hatinya malah menjadi hampa sekarang.

“Jordie, kenapa wajahmu murung? Ayolah. Semangat! Ini rejeki nomplok! Kita harus berpesta malam ini sambil mencoba wine dan pakaian bermerek mahal itu,” kekeh Hakim riang. Dia sudah tak sabar menikmati semua kehidupan mewah Jordie sebagai seorang Reynold.

“Hakim, aku pengen ketemu sama Aster,” ucap Jordie.

“Kan tadi Michael sudah bilang kalau dia melarangmu pergi kemanapun. Mulai hari kamu adalah Reynold, sang superstar muda yang digandrungi banyak perempuan. Semuanya tak lagi sama Jordie,” terang Hakim mengingatkan posisi Jordie saat ini.

“Aku tahu tapi Aster mengancam akan putus dariku kalau aku tidak ke Bandung weekend ini,” tutur Jordie bimbang. “Aku harus menemui Aster. Mana hapemu?”

“Hape? Kamu mau ngapain?” Hakim merogoh saku celana jeansnya dan memberikan ponselnya pada Jordie.

“Aku mau pesan tiket pesawat. Aku mau tetap pergi ke Bandung weekend ini,” ucap Jordie. Dia menerima ponsel Hakim dan mulai membuka aplikasi pemesanan tiket pesawat.

“Kamu yakin? Nanti Michael marah dan mendendamu,” tutur Hakim ragu. Dia mencoba meraih kembali ponselnya. Namun, Jordie dengan sigap menyembunyikannya.

“Nggak akan. Yang penting kamu mau kerjasama membantuku,” ujar Jordie. Sebuah ide sudah terlintas di benaknya.

“Membantumu? Gimana caranya?” Hakim menatap bingung sekaligus penasaran ke arah Jordie.

“Kamu bilang saja kalau aku sakit dan butuh istirahat seharian pas hari Sabtu besok. Pokoknya seharian karena aku alergi susu atau keracunan kerang rebus. Buatlah alasan selogis mungkin,” jelas Jordie menerangkan rencananya. “Kamu cukup berkata begitu pada Michael di Sabtu pagi atau saat subuh. Biar semua jadwalku dibatalkan oleh Micahel dan aku bisa pergi ke Bandung.”

Hakim terdiam sesaat. Dia mencerna baik-baik ucapan Jordie padanya.

“Kamu yakin ini bakal berhasil?” tanya Hakim. Dia masih ragu dan takut. “Kalau nanti ketahuan dan didenda gimana? Dendanya dua milyar lho, Jordie. Dapet duit darimana kita?”

“Sudah kubilang nggak akan ketahuan asal kamu menjalankan semua ucapanku,” tutur Jordie. “Udah diem. Jangan berisik. Aku mau pesan tiket pesawat dan cincin buat Aster.”

“Eh, bentar. Kamu bayarnya pakai akun siapa? Itu yang dihape isinya m-banking-ku tahu!” balas Hakim tersadar.

“Sekalian pinjem duit,” kekeh Jordie. “Nanti aku ganti deh.”

“Dua kali lipat ya? Berbunga pokoknya,” terang Hakim tak mau rugi.

“Iya, santai,” jawab Jordie singkat.

Pandangan Jordie fokus pada pemesanan tiket pesawat dan cincin untuk Aster. Setelah itu, dia mengetik pesan untuk Aster.

“Aster, weekend ini aku bakal ke rumahmu. Tunggu aku ya? Aku akan melamarmu,” Jordie tersenyum lebar usai mengetik pesan itu dan mengirimkannya pada Aster. Hati Jordie berdebar karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan pujaan hati tercintanya itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status