Beranda / Urban / PURA-PURA JADI SUPERSTAR / KEHIDUPAN SUPERSTAR

Share

KEHIDUPAN SUPERSTAR

Penulis: bonanzalalala
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-22 13:27:44

Michael tersenyum lebar. Dia puas karena berhasil menjalin kerjasama dengan Jordie tanpa adanya kerumitan.

“Pak, Pak Michael,” ucap Hakim menyela momen sakral penandatanganan kontrak kerja ini.

“Iya, ada apa?” balas Michael. Dia menoleh dan tersenyum tipis pada Hakim. “Apa ada sesuatu yang ingin ditanyakan lagi?”

“Oh, ini terkait manajer Jordie. Apa boleh saya yang langsung menjadi manajernya?” tanya Hakim. Dia menyenggol Jordie dan mengode Jordie dengan lirikan matanya. “Selama ini Jordie kan teman saya sejak SMA. Kami saling kenal dan tahu satu sama lain secara personal. Jadi, saya rasa saya itu paling tahu dan layak buat jadi manajer Jordie. Ya, kan, Jordie?”

Hakim mengedipkan mata kanannya ke Jordie. Tanda bahwa Jordie harus mengabulkan permintaannya.

“Iya, benar,” jawab Jordie. “Tapi, bukannya Pak Michael sekarang yang jadi manajerku ya?”

Jordie menatap polos Hakim dan Michael. Hakim menepuk jidatnya karena Jordie terlalu lugu. Saking lugunya, Jordie sulit diajak kongkalikong oleh Hakim.

Tawa Michael terdengar. Dia menepuk pahanya. “Ya, sebenarnya memang ucapan Jordie tidak salah. Saya ini manajernya Jordie karena di awal, Reynold itu kan di bawah bimbingan saya,” jelas Michael. “Tapi, kalau kamu yakin dan mampu mendampingi Jordie, aku akan menyerahkan tugas pendampingan Jordie padamu. Nanti urusan kontrak kerja dengan brand, aku yang mengurus secara legalnya. Bagaimana?”

“Ah, siap!” sahut Hakim dengan penuh semangat. Dia tersenyum lebar dan menunjukkan dua jempolnya pada Michael.

“Oke. Sekarang kita lanjut ke tahap berikutnya,” ucap Michael.

“Tahap berikutnya? Tahap apa lagi, Pak?” tanya Jordie tak mengerti.

Jordie kira dia hanya perlu tanda tangan dan langsung pulang ke warung geprekan ayam. Lumayan jika masih bisa buka warung geprekan nanti malam. Dia juga berencana untuk mampir ke toko emas dan membeli cincin untuk dihadiahkan pada Aster.

“Kita harus membuat rekening terbaru untukmu bersama kartu debit dan kreditnya. Setelah itu, kamu harus pindah ke apartemen Reynold,” terang Michael.

“Harus hari ini?” balas Jordie terkaget. “Apa tidak bisa besok saja?”

“Kamu sudah tanda tangan kontrak kerja dengan saya. Artinya, mulai sekarang kamu adalah Reynold. Identitasmu sebagai Jordie sudah menguap sampai kontrak perjanjian kita berakhir tahun depan,” jelas Michael. Dia bangkit dari duduknya. “Ayo ikut aku. Ada banyak hal yang harus kamu lakukan sekarang. Jangan sia-siakan waktumu. Menjadi Reynold tak semudah yang kamu pikirkan.”

Jordie bingung. Michael ternyata tipe orang yang efisien soal waktu. Pria itu ingin Jordie secepatnya menyesuaikan diri menjadi seorang Reynold.

Tentu saja ini adalah hal yang membingungkan. Namun, mau dikata apa, ini sudah menjadi pilihan hidup Jordie satu tahun ke depan. Demi bisa melamar Aster, dia akan melakukan segalanya meski harus masuk ke dalam kawah Candradimuka.

Jordie mengikuti Michael ke bank bersama dengan Hakim. Di sana, Jordie mengurus rekening terbarunya untuk mendapatkan gaji dan tips dari pihak perusahaan. Setelah itu, Michael mengajak Jordie dan Hakim ke apartemen milik Reynold.

“Ini apartemen Reynold. Saya punya tahu kodenya karena saya manajernya,” tutur Michael. “Kamu jangan ganti-ganti password-nya. Ingat ya? Password ini hanya boleh diketahui oleh kalian berdua. Jangan sampai ada orang lain yang masuk ke sini selain kalian. Tabu dan haram. Mengerti?”

“Mengerti!” jawab Jordie secepat kilat.

Michael mengulas senyuman lebar. “Bagus. Sekarang kita tur ke dalam apartemen Reynold,” Michael mengajak Jordie dan Hakim berkeliling di apartemen Reynold.

Apartemen itu tentu saja sangat luas. Reynold membeli apartemen itu dengan harga milyaran. Ada banyak ruang hingga jacuzzi dan gym di dalam apartemen itu. Bahkan, ada ruang khusus meditasi, akting, hingga bernyanyi.

“Sangat tertata rapi ya,” celetuk Jordie berkomentar.

Hakim mengusap sisi meja yang sama sekali tak berdebu. “Sangat bersih juga,” imbuh Hakim.

Setiap hari akan ada orang yang datang membersihkan kamar ini. Dia adalah orang dari pengelola apartemen dan bisa dipercaya. Kebersihan dan kenyamanan terjamin di sini karena Reynold adalah tipe orang yang tergolong rewel,” jelas Michael.

“Berarti aku harus selalu tinggal di sini?” tanya Jordie memastikan.

“Benar. Mulai hari ini kamu harus sudah tinggal di sini,” ucap Michael.

“Pakaian dan barang-barangku bagaimana?” balas Jordie. “Aku perlu packing.”

“Tidak perlu. Di sini sudah lengkap,” Michael mengajak Jordie dan Hakim ke ruangan khusus wardrobe milik Reynold.

Ruangan itu sangat luas dan bersekat. Ada rak-rak kaca berisi koleksi jam tangan hingga cincin dan kacamata mahal Reynold. Di bagian lemari dipisah sesuai jenis pakaian hingga pernak-pernik lainnya.

“Semuanya masih baru. Reynold selalu dapat banyak endorse dari berbagai fashion hingga kosmetik. Karena itulah, Reynold hanya memakai satu jenis outfit selama satu minggu. Setelah itu, dia akan membuangnya dan ganti dengan outfit lainnya,” terang Michael. “Kamu tinggal pilih yang tersisa di sini. Nanti tiap dua atau tiga hari sekali, akan ada outfit terbaru yang datang dan dipajang di sini.”

Jordie dan Hakim hanya bisa melongo melihat semua itu. Mereka benar-benar merasa seperti berkunjung ke mall elit. Bedanya, semua yang ada di hadapan mereka saat ini adalah resmi menjadi milik Jordie.

“Kalau misalnya rusak bagaimana?” tanya Jordie. Dia melihat salah satu sepatu dengan merek mahal. Setidaknya harga sepatu itu sekitaran 10 juta untuk satu pasang. “Apa aku harus menggantinya?”

“Kalau harus ganti rugi, berarti bakal rugi dong? Jordie hanya dapat gaji satu milyar saja dalam satu tahun,” imbuh Hakim membela Jordie. Kini dia berubah menjadi mode pelit dan teliti seperti ibu-ibu yang berbelanja di pasar. “Sepertinya kita harus memperbaiki perjanjian kontrak kerjasama jika Jordie mengalami kerugian.”

“Oh, tenang saja,” balas Michael dengan santai. “Semua ini bebas kalian gunakan. Termasuk makanan dan minuman yang ada di kulkas. Semuanya adalah fasilitas untuk kalian. Utamanya untuk Jordie karena Jordie yang berperan sebagai Reynold. Yang penting adalah kalian melakukan semua ini sesuai prosedur dan nanti akan ada jadwal latihan akting, vokal, memainkan alat musik, hingga modeling. Makanya, aku meminta Jordie tetap di sini mulai hari ini agar mudah untuk koordinasi.”

Jordie mengangguk paham. Kini dia paham alasan Michael.

Sesaat Jordie teringat akan ancaman Aster. Jika dia tidak ke Bandung weekend ini, Aster akan memutuskan hubungan asmara di antara mereka. Setidaknya Jordie ingin menemui Aster walau hanya sekali.

“Apakah aku bisa menemui pacarku di Bandung?” tanya Jordie. “Pacarku sedang marah padaku dan dia memintaku ke Bandung weekend ini. Aku bisa menggunakan pesawat ke Bandung dan menemui pacarku satu jam saja. Setelah itu, aku akan kembali.”

Michael menggelengkan kepala. Dia menolak rencana Jordie itu. “Tidak boleh,” ucap Michael menolak permintaan Jordie. “Sekarang kamu bukan Jordie, tapi kamu adalah Reynold. Pahami ucapanku ini baik-baik dan bekerjalah sesuai dengan rencana yang sudah kamu setujui itu.”

“Aku hanya ingin berbaikan dengan pacarku?” pinta Jordie. “Ini tidak akan lama.”

“Begini saja. Berikan alamat rumah pacarmu. Saya akan membelikan barang-barang mewah dan perhiasan untuk pacarmu. Saya rasa itu cukup untuk membuat hati pacarmu bahagia,” terang Michael menjelaskan rencananya.

“Tapi, dia ingin bertatap muka denganku secara langsung. Yang dia butuhkan adalah kehadiranku. Dia bukan tipe perempuan matre,” jelas Jordie. Dia cemas jika Aster akan tetap marah padanya karena dia tak bisa menemui Aster di Bandung weekend ini.

“Tidak. Tidak. Ini sudah keputusan saya selaku manajermu,” Michael melihat jam tangannya. “Sudah jam segini. Saya tunggu kiriman alamat pacarmu ya?”

Michael memberikan kartu nama yang berisi nomor pribadinya. Dia lantas berpamitan keluar dari apartemen. “Jangan keluar dari apartemen dan menemui sembarangan orang,” pesan Michael sebelum pergi.

Jordie mengangguk lemah. Dia melangkah masuk ke dalam dan menutup pintu.

“Jordie, oh, Reynold! Hidupmu benar-benar hebat!” seru Hakim heboh. “Aku sudah berkeliling ke ruangan lainnya. Sempurna. Benar-benar seperti seorang superstar hidupmu ini, Jordie!”

Jordie menghela napas susah. Dia melangkah gontai dan duduk di kursi ruang makan. Dia meantap sekitaran apartemen yang sangat luas dan berisi barang-barang mahal. Seharusnya dia bersyukur tapi hatinya malah menjadi hampa sekarang.

“Jordie, kenapa wajahmu murung? Ayolah. Semangat! Ini rejeki nomplok! Kita harus berpesta malam ini sambil mencoba wine dan pakaian bermerek mahal itu,” kekeh Hakim riang. Dia sudah tak sabar menikmati semua kehidupan mewah Jordie sebagai seorang Reynold.

“Hakim, aku pengen ketemu sama Aster,” ucap Jordie.

“Kan tadi Michael sudah bilang kalau dia melarangmu pergi kemanapun. Mulai hari kamu adalah Reynold, sang superstar muda yang digandrungi banyak perempuan. Semuanya tak lagi sama Jordie,” terang Hakim mengingatkan posisi Jordie saat ini.

“Aku tahu tapi Aster mengancam akan putus dariku kalau aku tidak ke Bandung weekend ini,” tutur Jordie bimbang. “Aku harus menemui Aster. Mana hapemu?”

“Hape? Kamu mau ngapain?” Hakim merogoh saku celana jeansnya dan memberikan ponselnya pada Jordie.

“Aku mau pesan tiket pesawat. Aku mau tetap pergi ke Bandung weekend ini,” ucap Jordie. Dia menerima ponsel Hakim dan mulai membuka aplikasi pemesanan tiket pesawat.

“Kamu yakin? Nanti Michael marah dan mendendamu,” tutur Hakim ragu. Dia mencoba meraih kembali ponselnya. Namun, Jordie dengan sigap menyembunyikannya.

“Nggak akan. Yang penting kamu mau kerjasama membantuku,” ujar Jordie. Sebuah ide sudah terlintas di benaknya.

“Membantumu? Gimana caranya?” Hakim menatap bingung sekaligus penasaran ke arah Jordie.

“Kamu bilang saja kalau aku sakit dan butuh istirahat seharian pas hari Sabtu besok. Pokoknya seharian karena aku alergi susu atau keracunan kerang rebus. Buatlah alasan selogis mungkin,” jelas Jordie menerangkan rencananya. “Kamu cukup berkata begitu pada Michael di Sabtu pagi atau saat subuh. Biar semua jadwalku dibatalkan oleh Micahel dan aku bisa pergi ke Bandung.”

Hakim terdiam sesaat. Dia mencerna baik-baik ucapan Jordie padanya.

“Kamu yakin ini bakal berhasil?” tanya Hakim. Dia masih ragu dan takut. “Kalau nanti ketahuan dan didenda gimana? Dendanya dua milyar lho, Jordie. Dapet duit darimana kita?”

“Sudah kubilang nggak akan ketahuan asal kamu menjalankan semua ucapanku,” tutur Jordie. “Udah diem. Jangan berisik. Aku mau pesan tiket pesawat dan cincin buat Aster.”

“Eh, bentar. Kamu bayarnya pakai akun siapa? Itu yang dihape isinya m-banking-ku tahu!” balas Hakim tersadar.

“Sekalian pinjem duit,” kekeh Jordie. “Nanti aku ganti deh.”

“Dua kali lipat ya? Berbunga pokoknya,” terang Hakim tak mau rugi.

“Iya, santai,” jawab Jordie singkat.

Pandangan Jordie fokus pada pemesanan tiket pesawat dan cincin untuk Aster. Setelah itu, dia mengetik pesan untuk Aster.

“Aster, weekend ini aku bakal ke rumahmu. Tunggu aku ya? Aku akan melamarmu,” Jordie tersenyum lebar usai mengetik pesan itu dan mengirimkannya pada Aster. Hati Jordie berdebar karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan pujaan hati tercintanya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   SEPERTI PAKAIAN BEKAS

    Seharian Hakim dan Jordie hanya mengurusi packing barang untuk dibawa konser ke Bali dan memantau perkembangan berita di media sosial. Sampai malam hari, tidak ada berita apapun tentang Aster dan Reynold. Artinya, tidak ada yang tahu tentang kejadian saat Jordie dan Aster berciuman.“Sementara waktu kita aman,” ujar Hakim. “Aku cuma berani menyimpulkan hal ini saja karena memang nggak ada berita tentang kamu.”Jordie mengangguk paham. Hatinya lega karena memang tak ada yang mengekorinya. Dia lega karena Aster tidak akan diganggu oleh para fans garis keras Reynold.“Sekarang kamu bisa istirahat tenang, Die. Besok kita langsung ke Bali,” terang Hakim.“Iya,” sahut Jordie.Dia kembali ke kamarnya. Tangan Jordie mengambil ponselnya. Dia mencari nomor Aster. Hatinya ingin s

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   SEBUAH TAMPARAN KERAS

    Sebuah peluk erat merengkuh tubuh Aster dengan hangat. Ciuman yang menyentuh bibirnya semakin dalam. Hati Aster berdesir aneh. Rasanya seperti begitu dekat dengan Rey.Aster segera mendorong dada Rey menjauh darinya. Rasa bersalahnya muncul karena dia berciuman dengan pria lain selain Jordie.Buru-buru Aster mendorong dada Rey. Tangannya bergerak otomatis menampar pipi Rey sekeras mungkin untuk menyadarkan Rey.Jordie terkesiap kaget mendapatkan tamparan itu. Dia ternganga dan tersadar bahwa apa yang dia lakukan adalah salah.“Minggir!” Aster kembali mendorong Rey. Dia merasa jijik pada dirinya sekarang. Tangannya bergerak mengusap bibirnya yang baru saja dicium Rey.Sepasang mata Aster memanas. Dia bisa merasakan air yang menggenangi matanya. Dia segera bangkit dari duduknya dan berlari menuju tenda tem

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   CIUMAN DADAKAN

    “Maaf ya! Kamu pasti udah lama nunggu ya?” sapa Jordie. Dia baru saja keluar dari hotel dan masuk ke dalam mobil Aster.“Nggak masalah kok,” jawab Aster. “Duduk sini. Mau sarapan bareng nggak? Kita cari yang anget-anget gitu.”Jordie duduk di kursi kemudi. Dia mengenakan seat belt-nya. “Yang anget-anget? Mau bubur ayam?” tawar Jordie. Dia mulai mengemudikan mobil Aster.“Boleh deh. Soto Bandung juga enak,” tutur Aster. “Gorengan, batagor, ketupat sayur, lotek. Enak semua tuh.”Tawa Jordie terdengar. Aster memang paling suka makan dan dia tak bisa menghentikan hobi Aster itu.“Kenapa ketawa?” Aster menoleh dan menatap Jordie dengan pandangan heran.“Pantes sih kalau kamu kerja di bidang kuliner. Soalnya kamu suka banget sama makanan,” tutur Jordie.“Oh, itu rupanya,” Aster tersenyum simpul. “Aku kira gara-gara aku malu-malu

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   AKU MAU KITA PUTUS

    “Ruth, bangun, Ruth,” Hakim mengetuk-ngetuk pintu kamar Ruth.Dia berniat untuk mengajak Ruth jalan pagi. Mengingat, kemarin malam, mereka memang sudah berencana untuk jalan-jalan santai bersama.“Kim, kenapa ganggu si Teteh?” tanya Ibu Hakim. Dia mengerutkan keningnya menatap anak laki-lakinya mengetuk-ngetuk pintu kamar tamu dimana Ruth tidur pulas.“Ini, Bu. Kan kemarin janjian mau jalan-jalan pagi ke sungai deket rumah. Tapi, Ruth kayaknya belum bangun gitu,” terang Hakim pada sang ibu.“Kamu ini masa’ ngajak jalan-jalan si Teteh ke sungai. Apa nggak kasihan?” balas Ibu Hakim terheran. “Teteh kan nggak ada hobi mancing kayak kamu. Nanti bukannya seneng, malah kesurupan di sana.”“Bu, kan bisa mandi di sana. Airnya bagus lho. Nggak harus manc

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   MAU MENJADI PACARMU

    “Gimana, Ruth?” Hakim menemani Ruth mengobrol di teras rumah saat usai makan malam.“Aku kenyang banget,” ujar Ruth. Dia mengusap-usap perutnya dengan senyuman lebar di wajahnya. “Ibumu pandai masak ya?”“Aku juga ikut masak tadi,” timpal Hakim. Dia sedikit pamer kemampuannya pada Ruth. Mungkin saja Ruth akan memujinya juga.“Benarkah? Eh, tapi kan kamu punya geprek ayam ya? Pasti masakanmu memang enak,” tutur Ruth. Dia tersenyum dan memuji kemampuan memasak Hakim juga.Hati Hakim berbunga-bunga mendengarkan pujian Ruth. Bahkan, Ruth memuji usaha geprek ayamnya.“Kamu udah mampir ke sana nggak?” tanya Hakim.Ruth menggelengkan kepala. “Aster dan Rey sibuk, kan? Aku nggak mungkin ajak Dio. Dia mana mau makan di tempat pinggiran seperti itu,” Ruth tersenyum getir. Dia menghela napas panjang dan berat. “Apa aku putus sama Dio aja ya?”Hakim te

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   GIMANA CARANYA MANDI?

    “Namanya siapa?” tanya Ibu Hakim. Perempuan yang sudah beruban dan berambut pendek di bawah telinga itu memandangi Ruth dengan tatapan lamat-lamat.Pandangannya memang sudah mengabur karena faktor usia. Ditambah lagi, akhir-akhir ini dia juga sering sakit-sakitan sampai Hakim harus cuti kerja selama satu minggu.“Ruth, Tante,” jawab Ruth. Dia tersenyum tipis pada Ibu Hakim.“Cantik ya? Mirip sama orangnya,” puji Ibu Ruth. Dia tersenyum ramah pada Ruth.Hati Ruth lega mendengarkan ucapan Ibu Hakim. Dia pikir dia akan disambut dengan buruk. Nyatanya, semua itu hanyalah pikirannya yang terlalu overthinking.“Ayo masuk! Pasti capek. Makasih ya udah mau beliin banyak oleh-oleh,” Ibu Hakim menggandeng lengan Ruth. Dia mengajak Ruth masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi rua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status