Share

3. Ancaman Binatang Buas

Farhan kembali melangkahkan kakinya masuk ke perguruan dengan gagah. Ia yang merasa seperti pemenang dalam sebuah pertandingan segera menghadap sang ayah jika ia sudah melakukan tugasnya. Walau apa yang sudah ia lakukan tidak sesuai perintah, ia puas membayangkan Zoe yang mati dalam hutan dimakan binatang buas.

“Lapor, ayah. Aku sudah menjalan tugas dengan memberikan hukuman pada Zoe ke tempat pengasingan.” Farhan memberikan laporan palsu pada sang ayah. Ia tidak mengatakan yang sebenarnnya jika Zoe dibuang ke hutan kematian.

Farhan yang tahu bahayanya hutan kematian tak ingin jujur pada ayahnya. Pasti hal itu akan membuat sang Ayah marah, karena Farhan sadar jika sang ayah hanya memberikan hukuman pengasingan pada Zoe dan tidak sampai membuangnya.

“Aku berterima kasih padamu. Kau memang yang bisa diandalkan,” ucap Anglo bangga dengan apa yang sudah dilakukan oleh Farhan tanpa tahu fakta sebenarnya perihal kondisi Zoe. Juga dengan kebohongan yang Farhan buat demi mengusir saingannya.

Anglo tidak begitu peduli dengan Zoe tanpa mengetahui kenyataannya jika Zoe dibuang ke hutan kematian oleh Farhan setelah babak belur dan dipukuli oleh Farhan. Anglo yang terlalu mengunggulkan Farhan -anak kandungnya- daripada Zoe -anak angkat- yang tak memiliki kekuatan. Jelas mendapatkan perlakukan berbeda dari pemilik keguruan beladiri itu.

“Ayah terlalu berlebihan memujiku,” ucap Farhan yang selalu bisa membuat hati ayahnya tenang dengan laporan dan tugasnya yang sudah ia selesaikan.

Suasana di ruangan terlihat tenang seperti tidak perlu kekhawatiran karena hilangnya satu orang di sana. Sang ayah pun juga terlihat tenang tanpa tahu kebenarannya. Farhan berhasil membuat ayahnya yakin, jika Zoe tidak apa-apa.

“Biar Zoe mendapatkan pelajaran selama di pengasingan. Aku harap jika sudah satu tahun nanti, dia bisa tahu kesalahannya dan berubah,” ucap Anglo yang tidak tahu jika Zoe dibuang ke hutan kematian dengan tubuh penuh luka.

“Iya, ayah. Zoe memang sudah melakukan kesalahan besar,” imbuh Farhan yang seakan tidak puas dengan apa yang sudah ia lakukan. Ia masih saja menjelekkan Zoe di depan ayahnya. Tujuan Farhan sangat jelas untuk mendapatkan simpati dari sang ayah.

“Ayah juga tidak menyangka, ia ingin menggunakan pusaka keluarga karena kekurangannya yang tidak memiliki mana,” ucap Anglo merasa ada yang janggal. Sayangnya, ia tidak ambil pusing dan hanya mempercayai cerita dari Farhan saja.

“Mungkin ia ingin hebat, tapi tidak tahu caranya, ayah. Itu pantas ia dapatkan agar Zoe agar bisa introspeksi diri,” ucap Farhan penuh dengan harapan, yang sayangnya itu hanyalah bualan belaka. Ia mengatakan seperti itu agar sang ayah tak curiga, juga karena rasa tidak sukanya pada Zoe.

“Iya, kau benar. Mulai sekarang, kau yang akan membantu ayah di perguruan ini.” Anglo jelas membutuhkan bantuan anaknya untuk mengurus perguruan.

“Baik, ayah,” jawab Farhan senang karena ia mendapatkan kepercayaan sang ayah. Setelah ia berhasil menunjukan kemampuannya menangkap pencuri perguruan, kini ia berhasil menjadi orang yang paling dekat dengan Anglo. Meskipun, ia harus membuat sesuatu yang buruk pada Zoe. Tapi, ia akan mendapatkan hasil dari pengorbanan Zoe, serta rasa bencinya terhadap Zoe.

Sayangnya, Anglo tidak tahu tindakan yang dilakukan Farhan dan terus memuji Farhan. Anglo menganggap Farhan mampu mengurus perguruan dan membantunya. Tanpa tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi.

Di samping itu, Zoe yang masih terbaring lemas berusaha bangkit dan berjalan. Ia ingin mencari sumber air, rasa haus membuatnya benar-benar tersiksa. Dengan jalannya yang pincang dan tubuhnya yang terasa sakit ia berusaha mencari sumber air.

Suasana yang sepi, tak ada orang yang terlihat, suara burung, dan binatang buas dari jauh terdengar. Zoe terus berjalan mencari tempat aman. Ia sadar jika dirinya berada di tempat yang menakutkan.

Zoe sampai di sebuah danau segara menceburkan dirinya dan meminum air yang ada di sana. Semua luka yang berada di tubuhnya terasa perih. Salah satu hal yang membuatnya kesulitan untuk membersihkan diri. Ia tidak bisa bergantung pada siapapun, ia harus menyelesaikan semua itu sendiri.

Setelah selesai membersihkan diri, ia merasa tubuhnya lebih baik dari sebelumnya. Ia bangkit dan segera berjalan mencari makanan di hutan. Ia tidak boleh mati kelaparan, apalagi harus jadi mangsa Binatang buaas.

Zoe terus berjalan masuk kedalam hutan. Ia menemukan sedikit buah-buahan yang bisa mengganjal perutnya yang sakit dan kelaparan. Terlebih, kekebalan tubuhnya memang luar biasa membuat Zoe bisa bertahan dengan kondisi luka yang cukup parah. Ia tidak peduli dengan luka-luka yang berada di tubuhnya. Ia harus bertahan hidup.

Zoe yang kenyang pun melanjutkan perjalanan. Zoe tak menyangka jika hutan itu benar-benar tak berpenghuni, padahal ia butuh tempat berteduh untuk istirahat. Pandangan Zoe ke sana ke mari mencari benda yang bisa ia guanakan unutk istirahat karena hari sudah malam.

Tak menemukan apapun membuat Zoe frustasi. Ia benar-benar kesal atas apa yang sudah dilakukan oleh kakak tirinya -Farhan- sendiri membuat ia tak bisa melakukan apapun.

“Akh! Kenapa semuanya tidak adil?” teriak Zoe membuat burung-burung langsung berterbangan. Hutan yang tadinya sepi jadi bergemuruh akibat suara teriakan Zoe yang frustasi.

Tampa disadari, teriakan Zoe sudah membangunkan binatang buas yang ada di hutan itu. Zoe yang tidak tahu itu hanya pasrah merebahkan diri di tanah. Dari kejauhan, ia diincar seekor singa yang lapar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status