Share

7. Berita Besar

Keributan yang ditimbulkan oleh anak buah Bani, menyebar dengan cepat, hingga kabar itu sampai ke telinga Farhan. Nama Zoe yang semakin terkenal dengan kehebatannya, yang bahkan pemilik gudang senjata sampai mencarinya keseluruhan penjuru kota.

“Kau dengar kabar jika Bani mencari Zoe,” kata Anglo yang mendengar kabar yang sedang santer dibicarakan orang, tentang seorang pendekar pedang yang sedang dicari Bani, karena tak mau mengambil hadiahnya setelah memenangkan pertandingan.

Anglo yang tak ragu dengan kabar Zoe mencoba menanyakan itu pada Farhan, ia duduk bersama anaknya dan beberapa tetua. Apalagi Zoe hanya diasingkan dan bisa saja ia keluar dari pengasingan.

Anglo tak pernah tahu apa yang sudah dilakukan Farhan selama ini, jika Zoe sudah di buang ke hutan kematian yang penuh misteri.

“Iya Ayah, tapi itu jelas bukan Zoe kita,” jawab Farhan dengan yakin, belum genap satu tahun masa hukuman Zoe. Tidak mungkin ia bisa jadi pendekar, sekalipun Zoe bisa lolos dari kematian.

Mendengar penjelasan Farhan yang menyakinkan itu membuat para tetua percaya. Tapi tidak dengan Anglo yang masih saja ragu.

“Aku rasa dia sudah mati di makan binatang buas,” batin Farhan yang sudah meninggal Zoe yang sedang sekarat di dalam hutan.

Farhan yang tak peduli dengan Zoe. Apalagi mendengar kabar yang tak masuk akal. Membuatnya acuh dan tak peduli dengan kabar yang menurutnya bukan Zoe, adik tirinya yang tak berguna itu.

“Coba kau cari Zoe di pengasingan,” kata Anglo memerintahkan Farhan. Karena rasa penasarannya itu. Ia ingin sebuah kejelasan.

Mendengar itu Farhan sedikit kesal pada ayahnya. Tapi Ia juga penasaran dengan keberadaan Zoe sekarang.

“Baik, Ayah.” Farhan segera memberi hormat pada sang ayah dan para tetua sebelum ia pergi mencari Zoe.

Farhan membawa empat orang pengawal bersamanya dengan senjata lengkap. Di samping ia takut dengan hutan kematian i juga sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Zoe.

“Akan ku buktikan kau bukan orang hebat yang sedang dikabarkan itu,” batin Farhan yang berjalan dengan gagah berani di kawal oleh empat orang pengawal terhebat di perguruan nya.

Tak butuh waktu lama mereka tiba di hutan kematian. Farhan yang tadinya di depan, ia mundur jadi di tengah.

“Kalian berdua di depan!” Perintah Ferhan yang juga takut kan bahaya yang mengintai. Tak ada yang pernah berhasil selamat di dalam hutan kematian.

Dua orang pengawal yang tak bisa menolak dengan terpaksa berada di depan untuk melindungi Farhan dari bahaya.

“Kita akan cari Zoe. Walaupun tinggal mayat. Yang penting kita sudah tahu keadaannya,” ucap Farhan yang memberikan instruksi perintah pada para pengawal.

Mereka terus berjalan menyusuri hutan yang berbeda dari biasanya. Hutan kematian yang dulu penuh dengan binatang buas, sekarang terlihat biasa saja. Bahkan tidak menakutkan sama sekali.

Satu jam berlalu Farhan tak menemukan apapun kecuali bekas buruan hewan buas dan tulang hewan. Melihat itu semua ia yakin jika ada Manusia di sana

“Apa benar ini perbuatan Zoe. Bagaimana dia bisa melakukan itu,” ucap Farhan sembari mengamati tulang yang berserakan.

“Sepertinya ada yang sudah membunuh hewan ini,” kata Pengawal tahu jelas itu tulang binatang yang berhasil dibunuh.

“Aku tahu, tapi siapa pelakunya. Tidak mungkin pecundang itu!” kesal Farhan yang bicara dengan nada tinggi.

Farhan yang tadinya tidak percaya dengan berita tentang kehebatan Zoe. Kini ia mulai ragu, melihat hutan kematian sekarang yang tak lagi berbahaya bahkan hewan buas di sana bisa dikatakan berkurang.

“Kita lanjutkan pencarian, jangan sampai berhenti sebelum menemukan petunjuk,” ucap Farhan yang semakin berambisi ingin menemukan Zoe dan membuktikan kabar itu tidak benar.

Farhan mulai khawatir ia tidak suka jika Zoe lebih hebat dari dirinya. Karena baginya Zoe adalah pecundang dan bahan pelampiasan amarah. Yang kapan saja bisa dengan mudah dipukuli.

Hari mulai gelap, suasana hutan mencekam. Farhan yang belum menemukan petunjuk mulai putus asa dan kelelahan.

Sebuah gua terlihat di kejauhan. Membuat sedikit harapan. Farhan segera berjalan bersama Pengawal menuju gua itu. Apalagi jalan yang tak bertumpu menandakan jika itu sering dilalui oleh seseorang.

“Apa pecundang itu di dalam gua,” batin Farhan penasaran. Ia dengan tak sabar berjalan dengan cepat memasuki gua.

Di dalam gua yang gelap ia segera menyalakan api, terlihat jelas sekeliling gua yang tertata seperti tempat tinggal.

Farhan yakin jika Zoe ada di sana. Langkahnya semakin cepat tatkala ia melihat sesosok tubuh yang tak asing baginya. Siapa lagi kalau bukan Zoe yang dengan meringkuk lemah memeluk pedangnya.

Kekalahan kemarin membuat tenaga dalam Zoe tidak stabil dan bereaksi langsung dengan segel dalam tubuhnya.

Zoe yang masih dalam masa pemulihan tak mengira jika Farhan akan datang ke tempatnya.

“Kau masih hidup ternyata,” ucap Farhan menendang perut Zoe.

Zoe yang bahkan belum pulih dan masih bingung dengan kondisi tubuhnya sekarang, yang kembali melemah hanya bisa pasrah.

“Kenapa bedebah ini bisa sampai kemari,” batin Zoe kesal tak bisa melakukan apapun. Jika saja tenaga dalamnya sudah kembali ia tidak akan segan menebas kepala Farhan.

“Kau diam saja, hah! Tunjukan kekuatanmu?. Ternyata berita tentang mu itu bohong. Mana mungkin pemilik gudang senjata mencari mu,” ucap Farhan memastikan jika Zoe sedang sekarat. Denyut nadinya juga lemah. Zoe bahkan tak berkutik saat pukulan dan tendangan dari Farhan menghujaninya.

Kondisi Zoe yang makin memburuk membuat Farhan puas menyiksa Zoe, yang sedari tadi diam tanpa perlawanan.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ahmad Supriyatno
menyedihkan
goodnovel comment avatar
Edy Tangkuman
menyenangkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status