“Apa yang kamu lakukan di sini? apa kamu mengikuti saya?” tanya Agtaha dengan penasaran.
Pria itu tersenyum lalu menjawab pertanyaan Agatha. “Sebenarnya saya … pemilik klub ini.”
Agatha terdiam beberapa saat. “Ayo, biarkan saya mengantarmu pulang, ini sudah larut malam,” lanjut pria itu.
Setelah menimbang beberapa saat, Agatha menyetujui tawaran pria itu. “Boleh, kalau tidak merepotkan.”
Pria itu segara mengambil mobilnya dan berhenti di depan Agatha, ia turun dan membukakan pintu untuk gadis itu.
Suasana di mobil cukup hening sampai terdengar suara perut keroncongan yang cukup keras dari perut Agatha.
Gadis itu menengge
Keesokan harinya, Agatha terbangun lalu menatap ponselnya dengan tersenyum.Jonathan: Semoga harimu menyenangkanAgatha: Ya, semoga harimu juga menyenangkanJonathan: Ya, semoga kita bertemu lagi karena rasanya sangat menyenangkanAgatha tersenyum membaca pesan Jonathan, tetapi tidak berniat untuk membalas rayuannya itu. Ia menaruh ponselnya lalu melangkah keluar kamar.Seperti biasa, apartemen itu tampak begitu sunyi. Agatha menghela nafas panjang lalu menyalakan TV. Mata Agatha melebar dengan sempurna saat melihat liputan seorang pria yang selama ini menghilang tanpa kabar tiba-tiba muncul dengan seorang wanita yang juga pernah ia lihat di bandara.‘Kiara Mahendra kembali
Saat kembali ke apartemen, Agatha terkejut setelah melihat Rafka ada di sana seperti tengah menunggunya. Masih merasa kesal, Agatha berjalan begitu saja melewati Rafka yang kini menahan lengannya.“Kita perlu bicara, Div,” ujar Rafka.“Bicara apa huh?” tanya Agatha dengan kesal.“Kamu mau bilang kalau setelah kamu ngerasain tubuh aku … kamu bisa pergi seenaknya, gitu?” Agatha melepaskan tangan Rafka dan mendorong tubuhnya.“Maafin aku, Div.”“Kamu pergi hampir tiga bulan dan sekarang kamu dateng cuma untuk ini. Aku nggak heran kenapa dia ninggalin kamu,” hardik Agatha.“Apa pergi karena aku nggak punya piliha
Keesokan paginya, Agatha terbangun oleh suara lembut Rafka yang bersenandung dari dapur.Agatha memutuskan mandi dengan cepat lalu berganti pakaian. Ia memutuskan untuk menggunakan dress bermotif bunga di atas lutut. Saat ini gadis itu terlihat sangat seksi.Agatha menuju ke dapur dan menemukan Rafka tengah membuat pancake. Rafka hampir tidak bisa berkedip saat melihat penampilan Agatha. “Apa kamu mencoba merayu aku huh?” tanya Rafka sambil menyeringai lalu mencium pipi Agatha.“Kamu kenapa?” tanya Agatha.“Kenapa apanya?”“Ceria banget pagi ini,” balas Agatha.
Beberapa hari kemudian, Rafka kembali meninggalkan Agatha. Kali ini, pria itu pamit karena harus pergi untuk perjalanan bisnis selama satu minggu kedepan.Setelah mandi yang menyegarkan, Agatha membuka lemarinya dan memilih pakaian. Ia berencana untuk mengunjungi pusat perbelanjaan hari ini. Rafka telah mengizinkan Agatha pergi asalkan gadis itu berjanji akan segera pulang setelah pergi dan dia juga akan dijaga pengawal yang Rafka pekerjakan untuk mengawasi Agatha.Seusai berbelanja dan memanjakan diri di salon, Agatha memasuki salah satu pameran galeri, ia merasa tertarik dengan beberapa gambar di sana.Agatha melihat seorang pria tengah berdebat dengan istrinya.“Aku lebih suka lukisan ini,” ujar sang suami.
Video Rafka dan Kiara membakar hati Agatha. Tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Agatha memutuskan untuk tidak langsung pulang dan pergi ke bar seperti biasa.Keesokan harinya, Agatha merasakan kepalanya sangat pusing. Entah berapa gelas minuman beralkohol yang ia minum semalam. Agatha menghela nafas kasar saat melihat ponselnya. Puluhan panggilan dari Rafka ia abaikan begitu saja. Agatha masih merasa kesal.Agatha memilih mandi untuk menyegarkan dirinya dan memutuskan pergi ke kafe terdekat. Berada di apartemen hanya mengingatkannya tentang Rafka.Tak lama, Agatha sampai di kafe dan langsung memesan minuman yang dapat menyegarkan pikirannya. Tiba-tiba pandangannya bertemu dengan seorang pria yang familiar. Agatha tampak terkejut begitupun pria itu.
Setelah makan malam, Jonathan mengantarkan Agatha kembali ke apartemennya. Mereka berdua keluar dari mobil.“Terima kasih untuk malam ini, Tha.”“Oke, thanks juga Jo untuk makan malamnya. Apa kamu mau ….” Sebelum Agatha dapat menyelesaikan ucapannya seseorang memanggil namanya. Agatha berbalik dan melihat David berjalan ke arahnya.“Bos akan segera datang,” bisik David.Mendengar namanya Agatha menjadi kesal. “Maaf, Jo. Tapi aku harus pergi sekarang,” ujar Agatha pada Jonathan sebelum meninggalkan pria itu.Agatha mengepalkan tangannya saat melihat David. Pasti pria itu yang sudah memberi tahu Rafka bahwa ia cukup sering bertemu Jonathan.
New YorkSetelah berhasil pergi dari pengawasan Rafka dan menjebak Agatha agar menggantikan dirinya, Adiva segera pergi menemui Darren, ayahnya.“Papa senang akhirnya kamu kembali, Tha.”“Iya, Pa. Aku juga senang bisa ketemu sama Papa,” balas Adiva sambil berusaha tersenyum. Selama ini, Adiva hanya mengetahui kalau Darren lah yang meninggalkan dirinya dan Riana. Namun, melihat kasih sayangnya terhadap Agatha, Adiva merasa bahwa ibunya pasti telah menutupi sesuatu darinya.“Aku juga senang akhirnya Kakak pulang ke rumah,” ujar Anne, adik tirinya dari pernikahan Darren dan Sofia.Melihat Anne kembali mengingatkannya pada Bella, adiknya. Entah sudah berapa tahun ia tidak melihatnya secara langsung sejak
Keesokan harinya, Adiva bangun dan langsung mengecek ponselnya yang tidak berhenti berdering. Ia melihat dari layar ponselnya sebuah nomor tak dikenal menghubunginya beberapa kali. Beberapa saat kemudian, Adiva mengangkat panggilan tersebut.“Halo, Tha,” sapa seorang gadis.“Lo kemana aja sih, Tha. Kangen banget tau kita. Semenjak sibuk ngejar si Sean lo jadi lupa segalanya. Mana pake ganti nomor lagi,” celoteh gadis itu.“Sengaja ya lo mau menghindar,” lanjut gadis itu.“Ponsel gue hilang,” balas Adiva singkat.“Pokoknya gue nggak mau tau malam ini kita ngadain pesta dan lo harus datang. Kalau nggak kita bakal pesta di rumah lo.” Gadis itu langsung menutup sambungan teleponnya begitu saja. Tak lama, ada sebuah pesan masuk dari nomor yang sama. Nomor itu mengirimkan sebuah lokasi bar kepada Adiva.Adiva menghela napasnya panjang. Ia tampak berpikir sejenak sampai akhirnya ia memutuskan untuk datang. Adiva tidak ingin teman-teman Agatha curiga kalau ia tidak hadir.***Malamnya, Adiva