Setelah insiden yang hampir merenggut nyawa Adiva. Pada akhirnya Rafka, sang suami membawanya pergi dan menyembunyikannya di London. Semua orang, termasuk keluarga sang suami tidak mengetahui kalau Adiva masih hidup. Sebelumnya, pernikahan Rafka dan Adiva terjadi karena paksaan keadaan. Jauh di lubuk hatinya Rafka memang mencintai istrinya, meskipun ia tahu hati Adiva sudah dimiliki pria lain. Namun, Rafka tidak peduli, ia akan melakukan apa saja agar Adiva bahagia. Suatu hari, Adiva yang mengetahui bahwa ia memiliki saudara kembar bernama Agatha dan mulai membuat rencana. Adiva ingin kembali dan membalaskan rasa sakitnya kepada pria yang dicintainya. Untuk itu dia menjebak Agatha agar datang ke London, agar ia bisa pergi dari pengawasan Rafka. Untuk memulai rencananya Adiva membuat para pengawal yang ditugaskan Rafka menganggap bahwa Agatha adalah dirinya. Sementara Adiva akan menggantikan kehidupan Agatha dan pergi menemui ayahnya. Akankan Adiva berhasil dengan rencana balas dendamnya? Lalu apakah yang akan terjadi pada Rafka dan Agatha?
view moreJakarta
“Adiva hilang Bos! saat ini, mereka sudah mencarinya di sekitar Penthouse dan tempat yang sering dikunjungi, tetapi mereka masih belum mendapatkan hasil apapun,” ujar David kepada atasannya.
“Siapkan tiket penerbangan saya sekarang juga!” perintah Rafka kepada David.
“Oh ya, tolong ambil alih pekerjaan saya untuk sementara. Saya akan kembali setelah menemukannya,” lanjut Rafka.
“Baik, Bos.” David menganggukan kepalanya lalu pergi dari ruangan Rafka.
Tak lama, ponsel Rafka berdering. Rafka melihat sekilas nama yang tertera di layar ponsel sebelum mengangkatnya.
“Halo Raf,” sapa wanita paruh baya di seberang telepon.
“Iya Ma, ada apa?” tanya Rafka langsung.
“Malam ini Mama sudah menyiapkan acara makan malam keluarga, Kiara juga akan datang. Jadi, Mama harap kamu juga datang ke rumah karena Mama sudah mempersiapkan makanan kesukaanmu,” jelas Karina, ibunda Rafka yang tampak bersemangat.
“Maaf Ma, malam ini Rafka nggak bisa. Rafka masih ada urusan penting Ma,” balas Rafka.
“Urusan apa yang lebih penting Raf? Mama sudah periksa semua jadwal kamu, malam ini kamu free,” tegas Karina.
“Maaf Ma, tapi urusan ini benar-benar mendesak.”
“Mama nggak mau tahu, pokoknya kamu harus hadir malam ini. Mama nggak mau kalau sampai Papa marah karena kamu nggak datang.” Karina menutup sambungan teleponnya begitu saja setelah menyelesaikan ucapannya.
Sementara, Rafka hanya menghela nafasnya panjang sambil mengusap wajahnya kasar. Pikirannya kembali terfokus pada Adiva, istrinya yang harus ia sembunyikan bahkan dari keluarganya. Sudah selama 6 tahun Rafka menyembunyikan gadis itu di London. Semua itu ia lakukan untuk melindungi Adiva yang hampir meninggal karena perbuatan seseorang yang begitu membencinya.
Meskipun pernikahannya dengan Adiva hanya karena keadaan yang memaksa. Namun, jauh di lubuk hatinya, Rafka sangat mencintai Adiva meski ia tahu hati gadis itu bukan untuknya, tetapi Rafka akan tetap melakukan apa saja untuk melindunginya.
Lamunan Rafka buyar saat orang kepercayaannya mengetuk pintu ruangan.
“Semua sudah siap, Bos. Saya sudah mengurus semuanya,” pungkas David yang kini berdiri di hadapan Rafka.
“Baik, terima kasih David. Oh ya, satu lagi … saya ingin kamu membelikan hadiah untuk Kiara dan mengantarnya ke rumah. Sampaikan permintaan maaf saya karena malam ini tidak bisa datang.”
Seakan langsung mengerti maksud atasannya, David hanya menganggukan kepalanya kemudian pamit pergi dari hadapan Rafka.
***
London
Seorang wanita berambut honey blonde baru saja tiba di Bandar Udara Heathrow, London. Ia melangkah keluar bandara dan segera masuk ke dalam taxi yang sudah menunggunya.
Beberapa menit setelah mobil itu pergi, Rafka tiba di bandara dan sudah ditunggu beberapa orang pengawal yang ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi Adiva selama ini.
Para pengawal itu dengan sigap memasukkan koper milik Rafka ke dalam bagasi mobil.
“Bagaimana? Apakah sudah ada hasil?” tanya Rafka kepada salah satu pengawal dengan postur tinggi tegap.
“Masih belum ada Tuan, tetapi saya sudah mengerahkan seluruh tim untuk menyebar. Saya yakin Nona belum meninggalkan London,” jawab pengawal itu.
“Baiklah, kalian sudah bekerja keras. Kita lanjutkan besok untuk mencarinya,” ujar Rafka sambil menepuk pundak pengawal itu.
“Baik Tuan, mari saya antar!” ucap pengawal itu sambil membukakan pintu pengemudi.
“Saya akan menyetir sendiri. Kalian bisa kembali lebih dulu!” perintah Rafka yang disambut dengan anggukan dari para pengawal itu.
Rafka mulai melajukan mobilnya, ia sudah sangat hafal dengan kota ini. London akan tetap menjadi tempat istimewa baginya. Bagaimana bisa ia melupakan tempat yang dipenuhi segala kenangan tentang wanita yang dicintainya.
Sejenak, ingatannya mulai kembali saat ia membawa Adiva datang ke London. Rafka masih mengingat jelas setiap tempat yang ia kunjungi bersama istrinya. Tanpa sadar, mobil yang dikendarai Rafka berhenti di beberapa tempat saat ia dulu membawa Adiva mulai dari London Eye hingga Tower Bridge.
Rafka berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanannya. Kali ini, Rafka menghentikan mobilnya di sebuah Pub yang cukup besar. Kemudian, ia turun dari mobil dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam tempat yang dipenuhi orang-orang yang membaur seperti tenggelam menjadi satu. Mereka menari mengikuti alunan musik yang semakin menggema di setiap sudut ruangan.
Bahkan, suara dentingan gelas yang diangkat di udara secara bersamaan terdengar cukup jelas tak kalah dari suara dentuman musik yang begitu keras. Rafka menghampiri seorang bartender yang bertugas dan langsung memesan segelas minuman beralkohol. Malam ini Rafka hanya ingin menghabiskan waktunya di tempat ini, berusaha untuk mengalihkan pikirannya.
Sudah beberapa gelas minuman yang ia habiskan, saat kesadarannya mulai menurun, Rafka mendapati sosok wanita yang sedang ia cari berada di seberang mejanya. Namun, sayangnya wanita itu pergi entah kemana ketika Rafka hendak menghampirinya.
Rafka menatapnya dengan mata penuh air mata. Tangannya yang besar dan kuat menggenggam tangan Agatha dengan lembut. "Aku mencintai kamu. Aku selalu mencintai kamu, dan aku akan terus mencintai kamu, Tha."Agatha merasa hatinya hangat mendengar kata-kata itu. Meskipun dalam kondisi yang rapuh, cinta mereka tetap mengalir begitu kuat di antara mereka. Agatha menatap mata Rafka dengan pandangan lembut, bibirnya terangkat dalam senyuman yang penuh makna. "Aku juga mencintai kamu, Rafka."Tangan mereka saling berpegangan erat, menyampaikan dukungan, cinta, dan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Agatha merasakan kehangatan dalam genggaman tangan Rafka, seolah-olah itu adalah tali yang mengikat hati mereka.Agatha merasakan rasa sakit yang semakin memburuk. Dia tahu bahwa waktu mereka sangatlah terbatas. Dengan suara yang lemah, ia berbicara lagi, kali ini dengan serius, "Rafka, kamu harus kuat."Rafka menatap Agatha dengan rasa takut yang tidak tersembunyi. "Apa yang kamu bic
Beberapa hari berlalu, kondisi Agatha tetap kritis. Rafka terus menghabiskan waktu di rumah sakit, bergantian menjaga bayi perempuannya dan mengunjungi Agatha. Dia merasa seolah hidupnya berada dalam titik balik yang kritis. Perasaannya bercampur antara rasa harapan dan kegelisahan yang tak terbayangkan.Selama berhari-hari ini, Rafka terus menjaga putrinya dengan penuh kecintaan dan tekad. Dia bersama keluarganya dan keluarga Agatha bergantian menjaga Agatha, berdoa dan berharap agar wanita itu segera pulih dan bisa bersama mereka lagi.Ruang perawatan Agatha juga menjadi tempat di mana para keluarga mereka bergantian menjaga. Karina dan Ravindra, yang penuh kehangatan, seringkali mengambil giliran menjaga Agatha ketika Rafka perlu beristirahat sejenak. Adiva juga ada di sana, membantu dengan segala hal yang dibutuhkan. Meskipun situasinya tidak mudah, atmosfer di dalam ruangan itu penuh dengan kasih sayang dan semangat perjuangan.Ketika hari beranjak malam, Rafka masih terjaga, mem
Rafka berusaha untuk tenang dan kuat di hadapan Ayra. Gadis kecil itu masih belum paham betapa seriusnya situasi ini, dan Rafka ingin melindungi perasaannya. Dia menundukkan badan untuk berada pada tingkat mata Ayra ketika gadis kecil itu menatapnya dengan mata penuh pertanyaan. "Papa, apa yang terjadi sama Mama?" tanyanya dengan nada khawatir.Rafka membungkukkan tubuhnya untuk berada sejajar dengan Ayra. Dia menyeka air mata yang hampir jatuh dari mata kecil Ayra dengan lembut, mencoba memberikan senyum lembut. "Ayra, Mama sedang sakit dan sedang dirawat oleh dokter. Papa dan semua orang sedang berusaha yang terbaik untuk membantu Mama."Ayra menggigit bibirnya, terlihat cemas. "Mama akan baik-baik saja, kan, Papa?" tanyanya dengan penuh harapan.Rafka mengecup kening Ayra lembut. "Kita berdoa bersama-sama, sayang. Mama sangat kuat dan Mama juga ingin cepat kembali bersama kita."Tak lama kemudian, semua keluarga berdatangan ke rumah sakit. Karina dan Ravindra datang dengan wajah pe
Agatha terus menjalani rawat inap di rumah sakit, dipantau dengan ketat oleh para dokter dan perawat. Setiap detik waktu terasa berharga bagi Rafka dan semua orang yang peduli dengan Agatha. Rafka duduk di samping tempat tidur Agatha, matanya tidak pernah lepas dari wanita yang sedang berjuang ini. Dia merasakan ketidakpastian yang semakin mendalam, kekhawatiran yang tak terkendali.Agatha terbaring lemah di tempat tidurnya, wajahnya pucat dan matanya terlihat letih. Pendarahan yang dialaminya telah membuat kondisinya semakin memburuk. Meskipun Agatha mencoba menjaga semangatnya, tetapi tubuhnya semakin tak mampu mempertahankan. Rafka merasa frustasi karena merasa tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu Agatha. Dia ingin sekali bisa menghapus semua rasa sakit yang Agatha rasakan, namun dia tahu dia hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik.Rafka menggenggam tangan Agatha dengan erat, merasakan getaran kelemahan dalam genggaman itu. Dia merasa hatinya teriris melihat Agatha yang
Di dalam ruang perawatan yang hening, mata Agatha perlahan terbuka dan tatapannya memandang wajah lelah Rafka. Luka lebam di pipi pria itu memperoleh perhatiannya, dan segera Agatha mengeluarkan pertanyaan khawatir dari bibirnya. "Wajah kamu kenapa?"Namun, jawaban yang ia terima bukanlah tentang luka lebam itu. Rafka hanya menatapnya dengan ekspresi yang rumit, seolah ada banyak hal yang ingin ia sampaikan, tetapi dia kesulitan menemukan kata-kata yang tepat. Agatha bisa merasakan kecemasan yang menghantui Rafka, dan ia tahu bahwa saat ini mereka harus menghadapi kenyataan bersama."Bagaimana kondisimu?" tanya Rafka, suaranya lembut namun penuh dengan kekhawatiran. Agatha terpancar kekaguman dalam tatapannya saat melihat perasaan Rafka yang terangkum dalam raut wajahnya.Agatha mencoba tersenyum lemah, meskipun rasa sakit dan kebingungannya masih menghantui. "Aku baik-baik saja," jawabnya pelan.Namun, perhatian Rafka beralih dari kesehatannya sendiri dan dengan penuh kekhawatiran ia
Dalam keheningan ruang perawatan, setelah berbicara dengan Agatha, Ivan merasa seolah dia tenggelam dalam gelombang perasaan yang tak tertahankan. Dia berusaha memproses semua yang telah terjadi, memahami pilihan-pilihan yang sulit yang telah dibuat oleh Agatha, dan merasa terhempas oleh kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada wanita itu dan bayi yang dikandungnya.Namun, pandangannya tiba-tiba terganggu oleh sosok yang mendekat dari kejauhan. Rafka, dengan wajah yang penuh kekhawatiran, berjalan menuju Ivan dengan langkah tergesa-gesa. Ivan bisa merasakan adanya ketegangan di udara saat Rafka semakin mendekat. Tatapan mereka bertemu dalam keheningan yang berat.Tak lama setelah Rafka berada di depan Ivan, pria itu seolah melepaskan semua ketegangan yang ada dalam dirinya. Ia langsung mencengkeram kerah baju Ivan dengan kasar, menggeramkan pertanyaan yang memancar dari dalam hatinya. "Apa yang kamu lakukan kali ini?"Ivan menatap tajam Rafka, mencoba membaca perasaan yang ada di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments