Share

Part 7 Memikirkan Tentangmu

Keesokan harinya, Agatha bangun tidur saat seluruh cahaya matahari memasuki kamar tidurnya. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan kemarin, Agatha memilih untuk merendam dirinya di bathtub berisi air hangat yang telah ia siapkan. 

Selesai mandi dan berganti pakaian, Agatha melangkahkan kakinya keluar kamar menuju dapur, perutnya sudah begitu lapar karena sejak semalam ia tidak makan dan langsung istirahat. 

Agatha membuka semua lemari dan isi kulkas yang telah terisi penuh dengan beberapa bahan masakan, makanan ringan, dan buah-buahan. Agatha menghela nafas lalu mengambil satu buah apel dan mencucinya. 

Ia melangkah menuju meja makan dan melihat beberapa makanan yang tersaji, tetapi sudah dingin. Sepertinya ada seseorang menyiapkan makanan itu untuknya. Agatha mengedarkan pandangan ke sekitar, mencoba mencari keberadaan seseorang di dalam apartemen itu. 

Tak lama, terdengar suara khas pintu apartemen yang dibuka. Agatha sudah bersiap menunggu orang tersebut sambil memegang sapu yang berada di dekat pintu. 

Sementara, David tampak menyembunyikan keterkejutannya saat Agatha hendak memukulnya. 

“Jadi, itu kamu,” ujar Agatha kepada David.

David hanya menatap Agatha dengan wajah kakunya, “Bos menyuruh saya untuk memeriksa keadaan anda,” kata David sambil melirik ke arah meja makan.

“Panggil saja saya Aga … Adiva maksudnya.” Agatha langsung menutup mulutnya yang hampir  keceplosan. Untung saja David tidak menyadarinya.

“Satu lagi, saya bukan anak kecil yang harus Bos kamu periksa setiap harinya,” lanjut Agatha dengan kesal. 

“Saya hanya melaksanakan perintah,” sahut David dengan santainya.

Agatha memutar matanya, malas menghadapi manusia kaku di hadapannya. “Makanan itu kamu juga yang siapkan?” tanya Agatha kemudian.

“Bukan! tadi Bos yang siapkan. Dia sempat mampir ke sini, ia menyampaikan tidak mau mengganggu tidur anda.

Agatha sepertinya pasrah akan sikap David yang lebih tampak seperti robot. “Kalau begitu, Rafka dimana sekarang?” 

“Saya tidak tahu, Bos hanya bilang sedang ada urusan dan akan menghubungi anda nanti,” jawab David.

“Berapa orang yang bisa masuk apartemen ini?” 

Seperti mengerti maksud Agatha David langsung menjelaskan, “maaf karena saya masuk begitu saja, sebelumnya saya sudah memencet bel dan menelpon, tetapi anda tidak menjawabnya. Jadi, saya memutuskan untuk masuk. Saya berjanji tidak akan melakukannya lagi. 

Agatha tertawa mendengar ucapan David. “Santai saja, kamu mau masuk kapanpun silahkan! Saya tidak akan melarangnya. Lagipula saya bosan sekali hanya sendiri di sini.”

David menatap Agatha dengan aneh, gadis di hadapannya sangat berbeda dengan Adiva yang ia kenal, bukankah baru dua bulan lalu ia menemui Adiva, tetapi sikap gadis ini tampak sangat berbeda dari Adiva yang ia kenal. 

David segera menepis pikiran anehnya tentang sikap aneh dan mencurigakan dari gadis di hadapannya ini. “Halo, apakah ada orang?” tanya Agatha sambil melambaikan tangannya di depan wajah David karena pria itu hanya menatapnya sejak tadi.

Suara perut Agatha yang berbunyi memecahkan keheningan yang terjadi di antara mereka. 

“Saya lapar, kamu sudah makan?” tanya Agatha kepada David.

Sementara, David masih terdiam. “Halo, apa kamu sudah makan?” Agatha sedikit mengeraskan suaranya.

“Maaf, saya harus kembali bekerja,” jawab David yang langsung pergi meninggalkan Agatha sendiri.

Dasar pria aneh

Agatha segera kembali ke dapur untuk memanaskan makanan yang telah Rafka buatkan untuknya. Agatha tampak sesekali tersenyum, gadis itu kembali membayangkan sikap manis Rafka saat di dekatnya. 

Sambil menunggu makanannya, Agatha masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya. Ia melihat beberapa panggilan tak terjawab dari David dan juga Rafka. 

Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Rafka kembali. “Halo,” sapa seorang wanita.

Agatha hanya terdiam sampai gadis itu mematikan ponselnya dengan kesal karena Agatha tidak menjawabnya. Agatha berpikir sejenak, lalu ia kembali teringat akan seorang wanita yang memeluk Rafka di bandara. 

Kalau selama ini Rafka begitu mencintai Adiva. Lalu siapa wanita yang sedang bersamanya? Mungkinkah itu adiknya? semua pertanyaan tentang Rafka dan gadis itu langsung memenuhi pikiran Agatha.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status