"Iya nak, lain kali kamu jangan seperti itu ya Ayah ini adalah Ayah kamu dan tidak mungkin Ayah tidak khawatir kepada kamu jika kamu kenapa-kenapa, ya sudah sekarang kamu bergegaslah ke kamar kamu untuk beristirahat," ujar Ayah Rian dengan nada yang sangat lembut berbicara kepada anak gadisnya yang sangat cantik itu.
Akhirnya Luna pun tanpa basa-basi langsung saja bergegas untuk pergi ke kamarnya ketika sampai di kamarnya pun dirinya langsung saja menaruh tas yang dia bawa ketika piknik di lantai dan dia merebahkan tubuhnya ke ranjang di dalam kamarnya.
"Brug ..."
"Haduh rasanya capek banget, tapi sangat menyenangkan untung saja Ayah tidak marah kepadaku sampai Ayah marah kepadaku berarti Bunda tidak membela aku di depan Ayah dan tidak berbicara mengenai aku kepada Ayah," gumam Luna yang berada di dalam kamar merebahkan tubuhnya.
Luna berdiam diri dan menghayalkan Brian yang selalu saja berkomentar cantik kepada dirinya.
Luna selalu saja terhanyut
"Enak ya, kalau kayak begini soalnya Bunda merasa enak banget kalau punya anak perempuan apalagi rajin begini biasa juga kamu membantu Bunda memasak sekarang membantu Bunda untuk menyapu halaman, terimakasih ya nak sudah mengerti bagaimana perasaan Bunda menjadi seorang Ibu yang mengurus rumah tangga," ujar Bunda Merlin dengan tersenyum manis kepada Luna yang sering membantu Bundanya itu."Ya ampun sudah jangan berbicara seperti itu lah aku ini anak Bunda jadi sudah seharusnya aku membantu Bunda seperti ini," ujar Luna kepada Bunda Merlin."Oh iya nak ingin bertanya kepada kamu tapi tidak apa-apa kan kalau Bunda bertanya di sini," ujar Bunda Merlin kepada Luna."Ya tidak apa-apa lah Bunda memangnya Bunda mau bertanya apa sih tentang aku?" Tanya Luna dengan wajah yang sangat penasaran menatap wajah Bunda."Tenang ya Bunda tidak bertanya tentang aneh-aneh kok Bunda hanya bertanya tentang Brian dan kamu," ujar Bunda Merlin kepada Luna.Ketika mendenga
Akhirnya tanpa basa-basi pun anterin langsung saja ke kamar dan langsung saja merapikan baju Ayah Rian dan bersegera bergegas untuk pergi kerumah sakit.Tak lama kemudian Luna pun menyusul Bunda Merlin di dalam kamarnya dan menangis memeluk Bundanya."Bunda aku tidak percaya kalau Ayah kecelakaan dan lelaki tadi berbicara kepadaku bahwa Ayah sangat kritis dan terkapar Bunda, aku tidak sanggup kalau harus melihat Ayah terbaring sakit seperti itu," ujar Luna dengan napas yang tersengal-sengal."Kita tidak tahu kapan musibah itu akan datang menimpa kita tetapi kita harus siap bagaimanapun keadaannya," ujar Bunda Merlim menenangkan anak gadis pertamanya itu yang selalu saja menangis ketika memeluknya Bunda."Sungguh aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang kalau aku tahu Ayah akan kecelakaan seperti ini aku tidak membiarkan Ayah untuk keluar rumah Bunda," ujar Luna kepada Bunda Merlin tidak bisa membendung air matanya terus saja mengalir dengan deras membasahi w
"Kalian boleh menangis akan tetapi kalian tidak boleh ribut ya karena Ayah lagi istirahat dan Ayah membutuhkan waktu yang banyak untuk beristirahat dan memulihkan tenaganya," ucap Bunda Merlin meminta perhatian dari kedua anak gadisnya itu.Luna selaku anak yang besar Anak pertama dari Ayah Rian dan juga Bunda Merlin pun sangat mengerti keadaan Ayahnya."Bunda aku tak kuasa saja melihat Ayah seperti ini, padahal Ayah adalah seorang yang sangat ceria dan tidak pernah Ayah terbaring sakit seperti ini dan sekarang aku harus melihat Ayah terbaring di rumah sakit seperti ini," ucap Luna dengan nafas yang sangat tidak teratur melihat kondisi Ayah Rian yang terbaring sakit tidak berdaya di rumah sakit.Kedua anaknya pun menangis dan tidak bisa membendung air mata mereka.Tak membutuhkan waktu lama Gadis pun mendatangi rumah sakit dimana Ayah dari sahabatnya itu dirawat.Gadis begitu panik karena dirinya juga sangat menyayangi keluarga dari Luna."Ya ampu
Brian merasakan ketakutan karena ketakutannya dia tidak berani untuk membicarakan secara jujur bahwa dirinyalah yang menabrak Ayah Luna hingga terkapar di jalanan dan dia lebih memilih pergi meninggalkannya daripada membawanya ke rumah sakit."Ya ampun sumpah aku tidak habis pikir kenapa ini terjadi kepada kita harusnya kamu tadi pelan-pelan kenapa sih kamu malah melajukan mobil kamu seperti itu! Sumpah aku tidak bisa membayangkan kalau Luna sampai tahu kelakuan kita," ujar Syam kepada Brian yang selalu saja mengelak dengan apa yang telah diperbuat nya."Ya sudahlah aku harus bagaimana lagi yang kita lakukan harus menyembunyikan semuanya dan tidak bisa diulang lagi kan," ucap Brian yang selalu saja mengelak dan tidak ingin berbicara jujur kepada keluarga Luna.Akan tetapi Syam selalu saja berusaha untuk membujuk Brian agar dia berbicara jujur karena dia tidak ingin menutupi banyak kesalahan yang dilakukan oleh Brian."Jadi sekarang aku harus menutupi ke
"Sudahlah cukup Syam kamu berbicara seperti itu kepadaku! Yang melakukan ini bukan hanya aku tapi kita berdua jadi kita yang harus bertanggung jawab atas semuanya tapi untuk sekarang kita rahasiakan dulu kalau kita yang menabrak Ayahnya Luna!" Ujar Brian dengan cara yang sangat tegas kepada Syam.Berulang-ulang kali Syam selalu saja memberitahu Brian bahwa apa yang dia lakukan itu adalah hal yang tidak baik.Brian meneruskan untuk mencuci mobilnya karena pada bodi mobilnya terdapat banyak sekali ceceran darah dari Ayah Luna.Sementara itu Gadis dan juga Luna yang sedang makan di kantin pun merasa sangat bimbang karena Luna masih saja memikirkan sebenarnya siapa yang menabrak orang tuanya."Sudah ya, sekarang kamu makan yang banyak agar kamu tidak sakit dan nantinya kalau memang ada waktu kita cari bersama-sama siapa yang menabrak Ayah kamu!" ujar Gadis dengan menatap wajah Luna yang selalu saja melamun ingin mengetahui sebenarnya siapa yang nabrak Ayahnya itu
"Ya ampun tidak perlu meminta maaf kok mas tidak ada masalah apapun kenapa harus meminta maaf toh bukan salah mas juga kan kita tidak tahu bagaimana juga musibah yang kena kepada suami saya," ucap Bunda Merlin dengan sangat lembut kepada seseorang itu."Memangnya suami Ibu kecelakaan di mana?" tanya seseorang lelaki itu kepada Bunda Merlin.Bunda Merlin pun enggan menjawab karena dirinya tidak tahu persis di mana suaminya terjadi kecelakaan."Maaf ya mas bukannya aku tidak mau membicarakan hal itu akan tetapi memang aku benar-benar tidak tahu persis di mana tempatnya dan siapa pelakunya," ujar Bunda kepada dua orang pemuda tersebut."Oh seperti itu ya Bu, semoga lekas sembuh ya dan cepat diketahui siapa pelakunya karena sekarang banyak sekali kasus tabrak lari," ucap seseorang itu dan Bunda Merlin pun dengan tersenyum menganggukkan kepalanya kepada seorang lelaki tersebut.Akhirnya Bunda Merlin pun berbicara kepada Lina agar cepat menghabiskan mak
Sementara itu Gadis yang selalu saja menemani Luna untuk menjaga Ayahnya pun ikut bersedih karena melihat Ayah Rian selaku Ayah dari sahabatnya itu terkapar dan terbaring sakit di rumah sakit dengan kaki sebelah kanan patah."Aku tidak bisa membayangkan kalau yang terbaring di sini adalah Ayahku aku sangat mengetahui bagaimana rasanya sakit hati Luna ketika melihat Ayahnya terbaring sakit di rumah sakit seperti ini apalagi pelaku dari penabrakan ini belum diketahui," batin Gadis yang melihat kearah Ayah Rian yang sedang terbaring tidak berdaya.Sedangkan Luna masih saja lemas akan tetapi Luna masih bisa berbicara dan selalu berdoa untuk kesembuhan Ayahnya."Aku minta maaf ya Gadis kalau kamu di sini aku repotin terus karena ya kamu tahu sendiri lah aku seperti kehilangan nyawa aku karena aku melihat Ayahku terbaring sakit seperti itu! Aku sebenarnya tidak tega melihat semua ini!" ujar Luna kepada Gadis."Sudahlah kita harus tetap bersyukur apa yang terj
"Alhamdulillah Ayah sudah bisa pulang seperti ini Ayah sudah sangat bahagia dan bisa berkumpul bersama kalian lagi itu adalah hal yang terindah yang Ayah impikan," ujar Ayah Rian ketika pertama kali masuk lagi ke rumahnya.Bunda yang mendengarkan hal itu langsung saja merasa hatinya bahagia karena ketika dulu perpindahan rumah mereka tidak berpikir bahwa musibah ini akan menimpa Ayah mereka."Iya Alhamdulillah sekarang Ayah sudah sehat, jadi kita bisa berkumpul lagi di rumah," ujar Bunda Merlin dengan tersenyum menutupi kesedihan yang ada pada Bunda Merlin.Luna sangat merasa bersyukur karena Ayahnya sedikit demi sedikit bisa kembali sembuh akan tetapi tidak bisa senormal dulu karena kaki yang patah itu tak dapat lagi digunakan untuk berjalan.Ayah Rian harus terus-menerus duduk di kursi roda dan tak bisa beraktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain."Ya sudah kalau begitu, Ayah sekarang istirahat saja ya nanti kalau Ayah sudah istirah