Semua Bab Pacar Simpanan : Bab 1 - Bab 10
86 Bab
Awal perpindahan
"Ayah yakin! aku harus pindah dari sini  aku saja tidak yakin Ayah kalau aku pindah dari sini aku bisa beradaptasi dengan lingkungan aku yang baru!" seru Luna dengan menatap wajah Ayahnya yang berdiri di hadapannya."Luna! kamu harus mengikuti semua apa perkataan Ayah! ini semua Ayah lakukan hanya untuk kebahagiaan kamu," ujar Ayah Luna kepada dirinya. "Ayah tahu kan aku susah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru! memangnya Ayah mau melihat aku sengsara dengan kehidupanku yang baru!" seru Luna kepada Ayahnya.Luna terlihat sangat tidak ingin mengubah hidupnya dengan cara berpindah di lingkungan yang baru."Tidak ada pilihan lain, kamu harus tetap pindah dari sini, kamu kan tahu sendiri bagaimana usaha Ayah di sini, sangatlah menurun jadi kita satu keluarga akan pindah," ucap Ayah dari Luna sembari menatap mata anak gadisnya. "Tapi ini tidak adil bagiku Ayah! aku tidak bisa begitu saja pindah dari sini!" tegas Luna.
Baca selengkapnya
Permintaan maaf
"Bunda minta maaf kalau bicara Bunda menyakiti hati kamu tapi bunda sama sekali tidak mempunyai niatan untuk menyakiti kamu dan membandingkan kamu dengan Lina!" ujar Bunda dengan pelan kepada Luna yang terus saja menangis karena sakit hati. "Bunda aku juga mempunyai hati aku tidak mau dibeda-bedakan seperti itu," ujar Luna kepada Bunda Merlin.Luna adalah orang yang sangat baik wanita yang sangat lembut, tetapi dia mempunyai sifat mandiri dia mempunyai sifat pemarah, jika apa yang dia inginkan tidak terlaksana."Sudahlah, sekarang kamu beristirahat saja Ibu tidak mau mengganggu, kalau memang kamu ingin menangis menangislah, tapi ini memang kenyataan kita harus pindah dari tempat ini karena faktor ekonomi keluarga kita!" tegas Bunda Merlin dengan mengusap rambut anak gadisnya itu yang sedang berlinang air mata.Akhirnya Bunda Merlin pun meninggalkan Luna seorang diri di dalam kamar.Luna meratapi apa yang dia rasakan dia tidak pernah meras
Baca selengkapnya
Bersiap untuk pergi meninggalkan tempat kelahiran
"Tuh kan, kalau begini tidak jadi nih kayaknya kita makan tapi malah ngobrol di meja makan," ujar Ayah Rian yang sambil tersenyum kepada anak-anaknya."Ya sudah ya sudah, sekarang tidak usah berbicara dulu sekarang kita sarapan dulu ya!" tegas Bunda Merlin.Akhirnya mereka pun sarapan bersama-sama dan mereka sangat bahagia. Keesokan harinya mereka prepare untuk pergi berpindah dan lagi-lagi Luna masih tidak percaya bahwa dirinya akan pindah dan meninggalkan tempat kelahirannya itu.Setelah prepare Luna berdiam diri di kamarnya dia belum bisa melepaskan kesedihannya dan belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya harus pergi meninggalkan tempat kelahirannya.Ketika Luna sedang ber Istirahat dan juga melamun dengan keadaan yang terjadi Bunda Merlin pun mendekatinya dan mencoba untuk berbicara kepadanya. "Kamu kenapa lagi sih nak! sudahlah kamu juga bisa kok kuliah di tempat di mana nanti kita pindah nanti semuanya diurus kamu jangan sedi
Baca selengkapnya
Beradaptasi
Keluarga yang sangat harmonis dan juga sekali menciptakan keharmonisan. Akhirnya Ayah Rian pun memerintahkan Luna untuk membereskan rumah yang akan di tinggali dan juga di bantu oleh Bunda Merlin."Luna! kamu membersihkan rumah dulu ya dengan di bantu dengan Bunda Merlin, karena Ayah mau bertemu duku dengan Pak RT dulu!" seru Ayah Rian yang sedang berdiri di hadapan Luna. "Oh iya Ayah, nanti Luna yang membersihkan!" jawab Luna dengan nada yang bersemangat untuk membereskan rumah barunya."Nah semangat gitu dong,  jadi Ayah kan merasa senang jadinya hehe," ketus Ayahnya dengan tersenyum lebar dan memandang wajah Luna. Tak lama kemudian, Ayah Rian pergi meninggalkan Luna, Lina dan juga Bunda Merlin, untuk bertemu dengan Pak RT. Bunda Merlin pun dengan sigap memerintahkan anak-anaknya untuk segera membersihkan dan merapikan yang ada di dalam rumah baru mereka. "Ayo Luna! Lina!  Kita bersihkan semua dan ki
Baca selengkapnya
Pertama masuk kampus
"Oh iya, semoga kamu betah ya kuliah di sini! di sini anaknya juga ramah-ramah," ujar Gadis kepada Luna. Gadis terlihat sangat baik kepada Luna dia selalu saja memberi tahu apapun yang Luna belum ketahui di kampus itu.Setelah mata kuliah berakhir tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri Luna di mejanya laki-laki itu bernama Syam, yang tiba-tiba datang menghampiri meja Luna dan ingin berkenalan kepada Luna. "Halo Luna apakah aku bisa berkenalan dengan kamu? hehehe!" seru Syam terhadap Luna yang masih malu-malu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.Luna pun tersenyum dan sedikit malu ketika Syam bertanya seperti itu kepada dirinya."Loh kok malah senyum saja sih, gimana aku boleh berkenalan kalau tidak kan kamu mahasiswa baru di sini jadi kita harus berkenalan dan saling tahu, siapa sebenarnya kamu," ujar Syam kepada Luna."Iya boleh kok apa sih yang tidak boleh kan aku juga di sini baru saja menjadi mahasiswa jadi aku ha
Baca selengkapnya
Terkesima
Luna pun terkaget ketika tangan Gadis memukul bahunya dan juga dia tersadar bahwa dirinya sedang melihat seorang lelaki tampan yang duduk di kantin itu."Ya ampun aku tidak bermaksud untuk bengong hehehe," ujar Luna dengan nafas yang tidak beraturan."Kamu ini kenapa sih Apa sih yang kamu lihat kok tiba-tiba kamu diam seperti itu sudah jangan dipikir dulu! ini kamu mau makan apa di sini sudah ada semua menunya kamu tinggal pilih!" tegas Gadis kepada Luna.Akhirnya Luna pun memesan apa yang dia ingin makan. Setelah mereka memesan makanan akhirnya gadis pun mengajak Luna untuk duduk di meja dan menanyakan mengapa dirinya berdiam diri dan sempat melamun."Kamu ini kenapa sih? sinilah duduk sini dulu kita dulu di sini dan menunggu makanannya datang! aku mau tanya kamu kenapa sebenarnya tiba-tiba kamu diam seperti itu bikin aku jantungan saja!" seru gadis kepada Luna dengan bertanya sebenarnya apa yang terjadi kepada Luna."Hehehe tadi itu aku ti
Baca selengkapnya
Sikap cuek dan dingin
"Oh Alhamdulillah kalau begitu biarkan dia istirahat dulu, nanti aku mau main sama dia Bunda!" seru Luna kepada Bunda Merlin mendengar Luna selalu saja berbagi cerita dengan anak gadisnya itu dan selalu ingin mengetahui bagaimana perkembangan dia di kampus barunya.Sementara itu Syam yang terkenal menjadi sahabat dari Brian itu belum pulang dari kampus.Ketika itu Brian dan juga Syam cerita dan duduk berdua di taman kampus."Aku mau tahu dong sebenarnya siapa sih anak baru di kelas kita! aku belum tahu dan tadi ingin aku melihatnya tapi sama sekali tidak sempat!" seru Brian kepada Syam. "Oh itu namanya si Luna dia itu pindahan dari kampus apa gitu tadi dia bilang tapi aku lupa, memangnya kenapa sih tumben banget kamu nanyain siapa mahasiswa baru yang ada di kelas kita?" tanya Syam yang bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu karena selama ini Brian sama sekali tidak memperdulikan siapapun yang ada di kelas dan juga selalu bersikap cuek."Ya
Baca selengkapnya
Bahagia bersama keluarga
Akhirnya mereka pun makan bersama-sama satu keluarga dan mereka pun selalu saja berbahagia karena semua ketika berpindah merasakan hal kesenangan tersendiri di tempat yang baru. "Ayah sebelum kita makan aku mau mengucapkan terima kasih banyak ya buat Ayah yang mau berkorban banyak untuk aku dan juga Lina," ujar Luna kepada Ayah Rian dengan memandang wajah Ayahnya itu.Luna tiba-tiba meneteskan air mata."Lah kok kamu menangis seperti itu sih? ada apa sih nak, kamu jangan seperti itulah nanti kalau kamu seperti itu mau buat Ayah menjadi bingung dan juga menjadi sedih," ucap Ayah Rian kepada Luna yang sedang meneteskan air mata di hadapannya."Ayah aku tidak perduli apa yang dikatakan orang tentang keluarga kita tapi aku merasa keluarga kita itu adalah keluarga yang harmonis yang selalu saja utuh dan selalu saja mendapatkan kebahagiaan," ucap Luna kepada Ayahnya itu.Dia merasa dirinya sangat bersalah telah banyak menuntut kepada Ayahnya. 
Baca selengkapnya
Gugup melihat Brian
"Ayah, Bunda Luna pamitan ya untuk pergi ke kampus," ujar Luna kepada Ayah dan Bundanya yang sedang duduk di meja makan. "Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati ya ingat belajar baik-baik dan jangan yang aneh-aneh diperbuat," ucap Bunda Merlin kepada anak gadisnya itu."Ya Bunda siap! aku tuh selalu ingat kok apa yang dikatakan Bunda dan aku tahu juga apa yang dikatakan oleh Bunda itu semuanya baik untuk aku kedepannya," ucapnya kepada Bunda Merlin dengan tersenyum bahagia di wajahnya.Akhirnya Luna pun pergi ke kampus sesampainya di kampus dia tidak sengaja bertemu dengan Brian ketika hendak masuk kelas.Luna tidak sengaja menabrak dan menjatuhkan buku yang dipegang oleh Brian."Prak," Suara buku itu terjatuh di lantai."Ya ampun maaf ya aku tidak sengaja tadi kalau aku lihat kamu berjalan tadi pasti aku tidak akan menabrak kamu, maaf ya aku yang lalai tidak melihat kamu sedang berjalan di depanku," ujar Luna meminta maaf
Baca selengkapnya
Hukuman untuk berdua
"Ya ampun coba kamu lihat itu Brian juga belum mengerjakan tugasnya dan kamu lihat itu dosen memarahi dia sampai seperti itu terus gimana," ucap Gadis kepada Luna yang sedang ketakutan melihat Brian di depan kelas."Ya ampun aku udah tahu aku harus gimana ini, ya sudah kalau begitu aku juga mengangkat tangan ya mau gimana lagi orang aku juga tidak mengerjakan tugas!" ucap Luna dengan nada yang sangat lemas berpasrah diri untuk mendapatkan hukuman dari dosen.Akhirnya tidak lama kemudian Luna pun mengangkat tangannya dan bicara kepada dosennya."Saya Pak saya belum mengerjakan tugas karena saya belum terlalu mengerti bagaimana tugas yang kemarin itu," ucap Luna dengan sangat sopan kepada Bapak dosennya itu dan mengangkat tangannya. "Ya sudah kalau begitu kamu harus maju kedepan sini bersama Brian! kalian ini memang tidak menghormati dosen ya! bukannya kamu mahasiswa baru tapi kenapa sudah membuat ulah!" tegas dosen itu kepada Luna dengan nada yang sangat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status