Share

Bab 69~Tenang di Sampingnya~

Author: Giana
last update Last Updated: 2025-05-08 23:41:18

Langkah Angga terdengar berat saat memasuki kantor. Pintu ruangan utamanya terbuka lebar, disambut tatapan penasaran beberapa karyawan yang sempat melihat ia masuk dengan wajah muram dan langkah cepat.

“Kurang aja memang bocah itu!” gerutunya sambil melempar map ke atas meja kerja dengan kasar. “Menguntit, lalu membuat keributan di jalan. Apa dia pikir aku ini boneka yang bisa dipermainkan seenaknya?”

Ziandra yang sedari tadi berjalan di belakang suaminya, memilih menutup pintu ruangan perlahan dan mengunci agar tidak ada yang masuk sembarangan. Ia mendekat, menatap Angga dengan hati-hati. “Tenanglah. Semua sudah selesai, kan?”

Angga menghempaskan tubuhnya ke kursi, mengusap wajah dengan kedua tangan. “Tidak semudah itu, Zia. Dia terus saja memancing emosiku, dan aku yakin dia akan membuat masalah lagi.”

Ziandra berjalan mendekat, lalu meletakkan tangannya di bahu Angga. “Aku tahu kau kesal. Tapi kalau terus marah begini, kau akan kehilangan fokus. Jangan biarkan Devan mengacaukan har
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 70~Terlambat Menyadari~

    Rumah sakit dipenuhi aroma alkohol medis dan udara dingin yang terlalu kering. Angga berjalan cepat menyusuri lorong, menggenggam tangan Ziandra erat-erat seolah itu satu-satunya pegangan agar ia tidak jatuh. Begitu sampai di depan ruang operasi, matanya langsung menangkap dua sosok duduk di kursi tunggu.Vidia dan Devan. Keduanya nampak tegang, dengan mata sembab dan tubuh yang hampir membeku. Namun, yang paling membuat Angga tercekat bukan mereka, melainkan lampu merah menyala terang di atas pintu bertuliskan ‘OPERASI SEDANG BERLANGSUNG’.Angga berhenti mendadak. Pandangannya terpaku pada tulisan itu. Seakan dunia berhenti bergerak.Kakinya terasa lemas. Ia menghela napas pendek, tapi dadanya terasa berat.“Baru semalam ...,” gumamnya lirih, hampir tak terdengar, “Baru semalam kami bicara begitu santai. Baru semalam akhirnya aku bisa menganggap dia ayahku lagi setelah sekian lama semenjak dia berubah.”Tangannya mengepal, dan sebelum Ziandra sempat berkata apa pun, Angga mulai berja

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 69~Tenang di Sampingnya~

    Langkah Angga terdengar berat saat memasuki kantor. Pintu ruangan utamanya terbuka lebar, disambut tatapan penasaran beberapa karyawan yang sempat melihat ia masuk dengan wajah muram dan langkah cepat.“Kurang aja memang bocah itu!” gerutunya sambil melempar map ke atas meja kerja dengan kasar. “Menguntit, lalu membuat keributan di jalan. Apa dia pikir aku ini boneka yang bisa dipermainkan seenaknya?”Ziandra yang sedari tadi berjalan di belakang suaminya, memilih menutup pintu ruangan perlahan dan mengunci agar tidak ada yang masuk sembarangan. Ia mendekat, menatap Angga dengan hati-hati. “Tenanglah. Semua sudah selesai, kan?”Angga menghempaskan tubuhnya ke kursi, mengusap wajah dengan kedua tangan. “Tidak semudah itu, Zia. Dia terus saja memancing emosiku, dan aku yakin dia akan membuat masalah lagi.”Ziandra berjalan mendekat, lalu meletakkan tangannya di bahu Angga. “Aku tahu kau kesal. Tapi kalau terus marah begini, kau akan kehilangan fokus. Jangan biarkan Devan mengacaukan har

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 68~Beda Dengan Hati~

    “Aku dan Ziandra pamit pulang dulu, Ayah,” ucap Angga sopan.Pak Yuda mengangguk tenang. “Menginaplah sesekali jika kau tidak terlalu sibuk.”Angga hanya mengangguk membalasnya. Ia menggandeng tangan Ziandra lembut lalu keduanya masuk ke mobil.Vidia ikut melambaikan tangannya, mencoba terlihat ramah tapi ada senyum miring yang terukir samar di bibirnya. “Hati-hati di jalan.”Devan berdiri di sisi pintu, menyaksikan semua itu. Matanya bergantian menatap wajah ibunya dan langkah kepergian Angga. Jantungnya berdebar kencang. Tatapan ibunya saat mengucapkan kalimat itu membuat bulu kuduknya meremang. Ada sesuatu yang tidak beres. Ada sesuatu di balik senyuman tipis itu yang membuat hatinya semakin tidak tenang.Ia melihat mobil Angga melaju perlahan meninggalkan halaman rumah. Napasnya terasa berat.“Kenapa ekspresimu seperti itu?” tanya Vidia pelan, saat mereka kembali ke dalam rumah.Devan menoleh cepat. “Tidak apa-apa,” elaknya ketus.Devan pergi begitu saja masuk ke mobilnya sendiri,

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 67~Ketenangan Sementara~

    Di kamar yang luas dan elegan dengan lampu gantung klasik yang menggantung di langit-langit, Angga dan Ziandra duduk di sisi ranjang. Keduanya tampak lebih santai setelah ketegangan di ruang tamu tadi mereda.Ziandra menjatuhkan tubuhnya ke ranjang empuk di tengah kamar, menghela napas panjang. “Akhirnya, selesai juga drama malam ini,” gumamnya sambil menatap langit-langit.Angga hanya tertawa kecil, lalu melepas jasnya dan melemparkannya ke sandaran kursi. “Drama? Kurasa itu lebih mirip pertunjukkan teater keluarga bergengsi. Kau lihat bagaimana ekspresi wajah Devan saat Ayah memintaku menginap? Seperti anak kecil yang direbut mainannya.”Ziandra tertawa, menyembunyikan wajahnya di bantal. “Jangan kejam begitu. Tapi ya ... aku senang sekali Ayahmu akhirnya mengakuimu malam ini. Bahkan memintamu menginap secara langsung, itu sudah seperti mukjizat kecil.”“Aku bahkan nyaris tidak percaya Ayah bilang begitu tadi. Menyuruh kita menginap.” Angga tertawa kecil, nada suaranya mengandung ke

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 66~Memantik Amarah~

    Pak Yuda yang sedari tadi berdiri di beranda hanya menatap kedua mobil itu dengan dahi berkerut. Setelah beberapa saat, ia kembali masuk ke dalam rumah, diikuti oleh kedua anaknya—Angga dan Devan—serta menantunya, Ziandra. Suasana begitu hening, hanya langkah kaki mereka yang terdengar menggema di dalam rumah megah itu.Pak Yuda duduk di kursi utamanya, di ruang tamu bergaya klasik yang terkesan dingin dan berjarak. Wajahnya datar, namun sorot matanya tajam, seperti menimbang banyak hal dalam diam.Tak lama berselang, langkah tergesa terdengar dari arah tangga. Seorang wanita paruh baya turun dari lantai atas—Vidia. Wajahnya tegang begitu melihat siapa yang datang. Tanpa ragu, ia melangkah cepat dan langsung duduk di sebelah Devan, menatap tajam ke arah Angga dan Ziandra yang berdiri di seberang ruangan.“Apa maksud kedatangan kalian ke mari?” tanya Vidia dingin. “Apa kalian sengaja datang malam-malam begini hanya untuk memperolok Devan yang berhasil kalian singkirkan dari perusahaan?

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 65~Malam yang Tegang~

    Langkah kaki Liona terasa berat di trotoar yang sepi, hanya diterangi lampu jalan yang remang. Malam ini udara terasa lebih dingin, namun bukan karena cuaca. Dingin itu bersumber dari dadanya yang dipenuhi rasa marah, ketakutan, dan pengkhianatan. Devan menghilang. Angga mulai mengincarnya. Dunia yang selama ini ia bangun dengan ambisi dan kepura-puraan, kini mulai runtuh satu demi satu.Tanpa sadar, kedua kakinya telah membawanya ke sebuah kawasan perumahan elit. Di ujung jalan berdiri rumah megah bergaya klasik. Ya, itu rumah Bapak Yuda, di mana Devan tinggal bersama orangtuanya.Liona menggenggam ponselnya erat. Jemarinya dingin, berkeringat. Ini gila, pikirnya. Tapi ia tidak punya pilihan lain. Jika Devan tidak bisa dihubungi, maka ia akan mencarinya. Langsung. Dengan cara apa pun.Namun sebelum sempat ia mengetuk gerbang rumah itu, suara deru mobil yang dikenalnya begitu baik menghentikan langkahnya. Sebuah mobil hitam melaju cepat dari arah berlawanan dan berhenti mendadak tepat

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 64~Jejak yang Hilang~

    Langit senja mulai meremang ketika Devan sampai di apartemennya. Tanpa melepas jas, ia langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa, memandangi langit yang memerah dari balik kaca jendela besar. Pikirannya masih bergemuruh. Kekalahan di perusahaan takkan pernah bisa ia terima begitu saja. Ia akan membalas.Setelah beberapa menit terdiam, ia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka salah satu kontak lama. Nama yang tertera di layar membuat matanya menyipit tajam. Seseorang dari masa lalu yang dulu pernah dekat dengan Angga. Seringaian di bibirnya terbit sesaat setelah ia menekan tombol panggil.“Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi. Tidak terdaftar atau telah tidak aktif.” Devan menggertakkan gigi. “Sial.”Namun, ia tidak kehabisan akal. Ia membuka galeri ponselnya, mencari satu foto lama—tangkapan layar dari profil media sosial ‘seseorang itu’ beberapa tahun lalu. Senyumannya kembali terbit dan tanpa buang waktu mengorek nomor kontak sahabat lamanya yang sudah lama tidak pernah be

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 63~Menang~

    Setelah memastikan Liona cukup tenang, Devan melangkah cepat menuju ruang kerjanya. Begitu masuk ke ruangannya, ia langsung mengunci pintu, lalu berjalan mondar-mandir di depan mejanya. Sesekali, ia mengetukkan jari ke dagunya, memikirkan berbagai kemungkinan. Matanya menyipit tajam.“Aku harus menyerang Angga dari sisi yang paling lemah,” gumamnya pelan.Perlahan, senyuman kecil mulai terukir di sudut bibirnya. Ia sudah tahu apa yang harus dilakukan.“Aku harus menemukan ‘perempuan itu’ jika ingin menghancurkan Angga.”Devan baru saja meraih ponselnya ketika tiba-tiba pintu ruangannya dibuka lebar dengan kasar. Ia terperanjat, nyarisnya menjatuhkan ponsel dari genggaman.Matanya membelalak saat melihat sosok yang berdiri di ambang pintu—Angga, dengan senyum remeh yang terukir jelas di wajahnya. Di belakangnya, tampak Ziandra mengikuti dengan langkah hati-hati, seolah enggan terlibat dalam ketegangan yang sangat menggantung di udara.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Angga melangkah

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 62~Keadilan kecil~

    “Aku tidak setuju dengan keputusanmu. Bagaimana kau tega memperlakukan Devan seperti itu? Dia juga anakmu. Kau harus adil dengan kedua anakmu tanpa pilih kasih.” Vidia langsung menyanggah dengan keras atas keputusan suaminya.Angga berdiri dengan santai, menatap dengan senyum remeh ke arah Vidia sebelum membungkuk hormat ke ayahnya untuk pamit.“Tentu saja perlakuan kami harus berbeda. Yang satu anak sah, sedangkan satunya tak lebih dari anak perebut suami orang.”Angga dengan sengaja menyindir saat berjalan di belakang kursi Vidia. Tentu saja itu membuatnya langsung tersinggung marah.Vidia dengan mata terbelalak merah, berdiri dan berbalik untuk menatap Angga yang bahkan tak mempedulikannya. Angga tetap berjalan pongah, keluar dari rumah ayahnya.“Sayang, kau tak dengar ucapannya Angga barusan? Dia menghinaku dengan begitu kejam.” Vidia mengadu dengan wajah tersinggung kesal.Yuda menatapnya sekilas. “Yang dikatakan Angga memang benar.”Vidia langsung terdiam seketika mendengar ucap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status