Share

Bab 77~Penyangkalan~

Author: Giana
last update Last Updated: 2025-05-22 23:16:47

Lorong rumah sakit malam itu terasa lebih lengang dari biasanya. Bau antiseptik dan suara mesin monitor dari kamar-kamar rawat seakan mempertegas kesunyian yang menggantung di udara. Suara sepatu Angga dan Ziandra menggema di lantai keramik yang mengilap, keduanya melangkah cepat menuju ruang ICU.

Ziandra menggenggam tangan Angga erat-erat, menyadari bagaimana ekspresi suaminya begitu tenang di permukaan, namun penuh gejolak di balik sorot matanya yang sayu.

Sesampainya di depan kamar, pintu terbuka sedikit. Di dalam, hanya ada satu orang yang duduk di sisi ranjang dengan wajah lelah namun tetap rapi dalam balutan jas mahal. Vidia.

Perempuan itu berdiri seketika melihat mereka datang. Namun, alih-alih menyapa ramah, ia langsung merapikan tas tangan dan tampak bersiap pergi.

“Aku baru saja akan pulang,” katanya datar, tanpa menatap wajah Angga maupun Ziandra terlalu lama.

“Kenapa terburu-buru?” tanya Angga dengan nada yang tak bisa disembunyikan ketidaksukaannya. “Baru saja kami datang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 124~Gonna Be Happy~

    Satu tahun kemudian ....Matahari menyorot lembut melalui jendela besar kamar bayi, menyinari kulit mungil Ravindra Danadyaksa yang tengah terlelap dalam gendongan sang ibu. Ziandra mengayun perlahan kursi goyang sambil bersenandung pelan. Di sisi lain ruangan, Angga tengah merapikan popok bersih dan botol susu yang sudah disterilkan dengan rapi.“Dia sudah kenyang dan tidur lagi?” tanya Angga dengan senyum lelah tapi bahagia.Ziandra mengangguk, menyandarkan punggungnya. “Dia pasti lelah. Seharian ini ia aktif belajar tengkurap.”Angga mendekat, lalu duduk di pinggir ranjang bayi. Ia mengusap pelan rambut halus sang anak yang kini sudah berusia lima bulan. “Ravi adalah hadiah paling besar dalam hidup kita.”Ziandra tersenyum. “Setelah tahun-tahun kemarin yang melelahkan, akhirnya kita punya bayi mungil ini.”Mereka bertukar tatap, lalu saling menggenggam tangan. Dunia terasa tenang. Rumah besar milik Pak Yuda kini benar-benar menjadi rumah yang dipenuhi canda tawa dan tangis bayi yan

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 123~Tanpa Ikatan~

    Ziandra duduk sambil menyandarkan tubuhnya di kursi, satu tangan mengusap perutnya yang masih rata, namun sudah menyimpan keajaiban kecil di dalamnya. Di depannya, Angga memandangi sang istri tanpa berkedip. Wajahnya sulit menyembunyikan rasa bahagia dan tak percaya yang masih mengendap sejak semalam.“Benar?” tanyanya lagi, meski ia tahu jawabannya tidak akan berubah.Ziandra tersenyum lembut, lalu mengangguk. “Iya, aku sudah periksa. Hasil tesnya positif. Kita akan jadi orangtua, Angga.”Angga tertawa kecil, lalu segera bangkit dari kursinya, menghampiri dan berlutut di depan Ziandra. Ia menggenggam tangan istrinya erat, lalu menatap mata perempuan itu penuh haru. “Terima kasih untuk segalanya. Untuk bertahan sejauh ini membersamaiku, dan juga memberikanku kebahagian sebesar ini sekarang.”Ziandra membelai rambut suaminya. “Ini hadiah untuk kita berdua. Karena kita tetap bersabar dengan semua ujian yang selama ini melingkupi keluarga kecil kita, Angga.”Angga mencium punggung tangan

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 122~Keegoisan yang Berakhir~

    Lembaga pemasyarakatan wanita itu berdiri megah namun suram, dibalut pagar tinggi dan bangunan beton yang keras. Saat mereka memasuki ruang kunjungan, udara dingin menyambut, seolah ikut menciptakan jarak antara masa lalu dan masa kini.Pak Yuda duduk di kursi bersekat kaca bening, dengan telepon kecil di sisi kanan untuk berkomunikasi. Tangannya sedikit gemetar, namun wajahnya tetap tenang.Beberapa menit kemudian, Vidia masuk. Wajahnya jauh lebih tirus, matanya sembab, namun ia masih mencoba berdiri tegak di hadapan suaminya. Begitu melihat Pak Yuda, mata Vidia langsung berkaca-kaca. Ia duduk pelan, lalu meraih telepon dinding, menempelkannya ke telinga. Suaminya juga melakukan hal yang sama.“Mas, terima kasih sudah datang.” Suara Vidia bergetar.Pak Yuda tidak langsung menjawab. Ia menatap wanita yang pernah begitu dicintainya itu dalam diam, menelusuri jejak luka dan kekecewaan yang tertinggal.“Aku minta maaf atas semuanya. Aku bersalah atas semua itu, baik kecelakaan yang menim

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 121~Keputusan Terberat~

    Udara pagi mengendap tenang di halaman belakang, membawa aroma rumput basah dan teh jahe hangat yang mengepul dari cangkir. Ziandra duduk berdampingan dengan Pak Yuda, menyaksikan burung-burung kecil bertengger di dahan pohon mangga. Sesekali, suara cicit mereka memecah sunyi dengan irama yang menenangkan.Hari-hari seperti ini menjadi rutinitas baru bagi Ziandra. Sejak memutuskan berhenti dari kantor, ia memilih mendampingi mertuanya di rumah. Angga sudah menyetujui itu sejak awal, bahkan bersyukur istrinya begitu tulus menjaga ayahnya. Sejak hubungan mereka membaik, rumah terasa lebih damai, jauh dari luka yang dulu menganga.Ziandra mengisi cangkir Pak Yuda dengan teh hangat, lalu duduk kembali.“Terima kasih, Nak,” ucap Pak Yuda lirih. Ia menyeruput pelan, kemudian menyandarkan punggung. Pandangannya jauh ke arah pepohonan.Ziandra mengangguk kecil. “Sama-sama, Ayah.”Beberapa saat mereka hanya diam. Tak canggung, hanya

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 120~Persahabatan yang Tak Berubah~

    Hari-hari berlalu seperti angin musim semi yang tak lagi menyimpan dingin. Tak ada lagi perdebatan yang menggantung di antara waktu, tak ada lagi luka yang membuat hati enggan pulang. Segalanya terasa lebih tenang, lebih ringan. Termasuk bagi Ziandra.Sejak hubungan antara dirinya, Angga, dan Pak Yuda membaik, tak ada lagi beban yang perlu disembunyikan di balik senyum palsu. Rumah yang tadinya terasa seperti medan perang kini menjadi tempat yang damai, bahkan penuh tawa ringan saat sarapan pagi atau menjelang tidur.Ziandra tak lagi datang ke kantor setiap hari, namun sesekali ia berkunjung sekadar menyapa sahabat dekatnya, Jenna. Ia tahu dirinya butuh waktu untuk beristirahat, tapi juga tak ingin benar-benar lepas dari dunia kerja yang pernah membuatnya tumbuh.Hari itu, langit tampak cerah meski sinar matahari tertutup awan tipis. Ziandra membawa kotak makan berisi nasi salmon panggang, salah satu menu kesukaan Angga. Pagi tadi suaminya itu terburu-buru dan m

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 119~Luka yang Mulai Luruh~

    Pagi di perusahaan dimulai seperti biasa, dengan langkah-langkah cepat para karyawan, suara pintu lift yang terbuka dan tertutup, serta dering telepon yang bersahutan. Namun, ada sesuatu yang berbeda dari sosok Angga pagi ini. Wajahnya tidak sekeras biasanya, tak ada sorot tajam atau aura tekanan yang kerap memancar setiap kali ia memasuki lantai kerja.Senyum tipis tampak di wajahnya, seperti ada cahaya yang meredupkan bayang-bayang lelah di bawah matanya. Ia menyapa beberapa staf yang berpapasan dengannya, bahkan sempat mengangguk sopan saat seseorang memberi salam pagi. Hal-hal kecil yang selama ini jarang ia lakukan.Begitu sampai di ruangannya, Angga membuka jas, menggantungnya di balik pintu, lalu duduk di kursi kerja dengan gerakan santai. Jemarinya membuka layar ponsel yang dari tadi menggetar pelan.[Kira-kira foto ini cocok diberi caption apa? Bagaimana kalau ‘Menantu dan Mertua yang Sedang Berdamai bersama dengan pagi’ menurutmu bagus,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status