Home / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 227. Munculnya Tekanan Lain

Share

Bab 227. Munculnya Tekanan Lain

Author: Nychinta
last update Huling Na-update: 2025-06-18 06:59:24

Zayden mengantar Alisha pulang ke apartemen, di sana sudah ada Nariza dan juga Yumi yang sudah menunggu kedatangannya. Sebelum Zayden kembali pergi, dia sudah meninggalkan dua orang pengawal yang ditugaskan untuk berjaga di sana.

“Aku masih harus pergi, kamu … tetap di sini saja, aku sudah menyuruh dua orang untuk berjaga di sini.” Zayden berkata pada Alisha sebelum dia pergi.

“Baiklah, tapi … kamu harus hati-hati.” Alisha berkata dengan nada khawatir.

“Tenang saja, tidak perlu khawatir, kalau ada apa-apa segera hubungi aku.” Zayden berpesan sebelum dia melangkah ke luar.

***

Setelah kepergian Zayden, Alisha mendapatkan panggilan dari nomor tidak dikenal. Awalnya dia malas untuk menerima panggilan itu, seperti saran dari Yumi, untuk tidak perlu menanggapi yang tidak ada dalam kontak listnya untuk saat ini.

Hanya saja panggilan itu kalau sudah diblokir akan ada panggilan dari nomor lainnya. Alisha sudah mulai memahami kalau ini bukan panggilan biasa yang layak diabaikan. Kemungkinanny
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 240. Penyesalan Terdalam

    Kevin melihat Nariza, jantungnya berdegup kencang, Narisa yang kini berdiri di hadapannya sungguh jauh berbeda dengan Nariza yang dia lihat sebelum masuk rumah sakit. Saat ini gadis itu terlihat kian kurus dengan wajah yang makin pucat, tentu hal ini membuatnya merasa sangat merasa bersalah.“Zaza kamu pucat sekali, apa kamu baik-baik saja?” tanya Kevin dengan nada khawatir. Dia ingin meraih wajah gadis itu, tapi saat tangannya terangkat setengah di udara, dia langsung menghentikan gerakannya – tidak pantas rasanya. Dia lalu menurunkan kembali tangannya dan mengepal erat di samping tubuhnya.Nariza hanya tersenyum samar.“Aku baik-baik saja, terima kasih karena sudah menyesali semuanya.” Nariza berkata datar sambil tersenyum.“Maaf,” ujar Kevin lagi, matanya memandang dalam ke arah Nariza, “Aku juga minta maaf karena terlalu tidak berani untuk menemuimu selama kamu ada di rumah sakit.” Suara Kevin terdengar serak.Sebenarnya saat mengetahui Nariza mengalami perawatan di rumah sakit, s

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 239. Proses Persidangan

    Beberapa waktu berlalu, Nariza mulai menunjukkan kalau dirinya sudah lebih baik dan dua hari ini dia sudah ada di ruang perawatan biasa. Alisha selalu menemaninya seperti biasa. “Kakak, aku mau pulang,” ucap Nariza pada Alisha, saat Alisha baru saja duduk di dekatnya.Alisha hanya tersenyum singkat. “Boleh pulang kalau kamu benar-benar sudah sembuh! Kalau sampai kejadian seperti waktu itu bagaimana?” Alisha berkata dengan suara cukup berat.“Aku sudah pulih kok, Kakak dengar sendiri kan tadi dokter bilang apa?” Nariza berkata dengan datar.“Iya, tapi tetap harus dalam pengawasan, Kakak gak mau liat kamu masuk ruang ICU lagi.” Alisha berkata dengan tegas.“Iya, Kak, cuma aku beneran nggak mau di rumah sakit lagi. Bagaimana kalau pas kita pulang, kita pergi liburan saja?” Nariza berkata dengan nada ceria, namun detik berikutnya wajahnya menjadi murung.“Tapi kayaknya nggak mungkin deh, ya.” Dia kembali menambahkan dengan nada melemah.“Kalau kamu mau ayo kita lakukan!” Alisha berkata d

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 238. Bicara dengan Vivian

    Melihat wanita itu datang dengan penuh amarah Zayden berusaha untuk tenang menghadapinya. Dia harus menahan diri untuk tidak bertindak sama, walaupun dia sejujurnya sudah kesal dengan keluarga tantenya ini.“Bicaralah dengan tenang Tante Vivian,” ucap Zayden dengan suara datar sambil beranjak dari kursi kerjanya.“Tenang kamu bilang?! Kamu sudah menghancurkan keluargaku Zayden!!! Kamu sudah membuat Austin dan Kevin harus berurusan dengan pihak berwajib secara nyaris bersamaan!” teriaknya makin kencang.Arsel masih berusaha untuk berjaga-jaga kalau sampai wanita ini bertindak nekat.Zayden perlahan berjalan mendekat.“Dengar Zayden! Hentikan semua yang kamu lakukan! Atau … aku akan berbuat lebih nekat!” ancamnya dengan menunjuk Zayden tepat di depan mukanya.Arsel terkejut dia berusaha mendekat, hanya saja Zayden memberikan isyarat untuk tidak perlu melakukan hal itu.“Kamu yang membuat perpecahan ini terjadi Zayden!” teriaknya lagi dengan lebih nyaring dari sebelumnya, seolah sedang m

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 237. Kedatangan Vivian

    Satu bulan berlalu. Waktu berjalan dengan segala drama yang melelahkan untuk Alisha. Banyak hal yang harus dihadapinya, satu per satu datang tanpa jeda. Di tengah semua itu, kondisi Nariza masih dalam pemantauan ketat. Keadaannya cukup stabil, meski belum menunjukkan perubahan berarti. Namun, Alisha tetap menggantungkan harapan pada sebuah keajaiban — sekecil apa pun itu.Di sisi lain, perlahan-lahan kasus di Grup W mulai terbongkar. Satu per satu kebenaran terungkap ke permukaan. Beberapa anggota keluarga inti yang terlibat tak lagi bisa berkelit. Tak ada pembelaan yang diberikan.Henry dan Helena, dengan tegas mengambil keputusan. Keduanya sepakat untuk bersikap adil. Mereka memutuskan menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran berharga bagi keluarga Wicaksana, tanpa pandang bulu siapa pun yang terlibat.“Tania sedang menggugat cerai suaminya, hari ini sidang terakhir,” lapor Arsel pada Zayden.Zayden hanya mengangguk pelan. Sejujurnya, di lubuk hatinya yang paling dalam, dia tetap m

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 236. Kondisi Sesungguhnya

    Alisha dan Zayden langsung menuju rumah sakit saat mendengar kabar yang mengejutkan dari pengawal pribadi yang bertugas di sana. Mereka mengatakan kalau menemukan Nariza pingsan di lantai di ruang keluarga.Perasaan khawatir, cemas dan takut terlihat jelas di wajah Alisha, beberapa kali terlihat dia menggigit kuku jempolnya dan kakinya tak berhenti bergerak naik turun. Entah kenapa perasaannya menjadi mendadak tidak tenang.“Apa ini ada kaitannya dengan pertemuannya dengan Kevin tadi?” tanya Alisha pada dirinya sendiri dengan cara bergumam.Walaupun mendengar gumaman istrinya, Zayden tidak ingin menanggapi, dia hanya diam menggenggam tangan Alisha agar dia bisa tetap tenang. Dia paham kalau saat ini Alisha hanya mengeluarkan kegelisahannya saja dan itu tidak perlu diberikan reaksi apapun.“Ay, apa Iza akan baik-baik saja?” Alisha berkata dengan suara bergetar.Bukan sekali atau dua kali dia sudah bertanya hal yang sama, dari sini bisa disimpulkan kalau Alisha benar-benar hanya ingin d

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 235. Apa Mungkin?

    Setelah kejadian itu, Nariza tidak ikut untuk pergi bersama dengan Zayden dan Alisha. Dia kembali ke apartemen.“Iza, nanti kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi kakak saja, ya!” Alisha berkata pada Nariza yang saat itu terlihat sangat lemah sekali. Dia juga merasakan kalau sepertinya tubuh adiknya ini belakangan terlihat jauh lebih kurus dari sebelumnya.“Iya, Kak. Kakak pergi saja aku tidak apa-apa. Kak Zayden juga sudah menempatkan pengawal di sini. Jadi, kakak tidak perlu cemas.” Nariza berkata dengan senyuman di wajahnya.Alisha mendesah berat.“Sudah, tidak usah khawatir, Kakak pergi saja, toh dia juga mengatakan kalau dia ingin bertanggung jawab, kan? Kita lihat saja apa dia sungguh-sungguh mengatakan hal itu padaku.” Saat mengatakan hal itu, entah kenapa perasaan Nariza menjadi sedikit diremas–sakit. Nariza harus tetap meneruskan tuntutan ini, karena dia tidak ingin perjuangan Alisha menjadi sia-sia dan mengecewakan wanita yang selama ini menjadi sandaran hidupnya.Setelah b

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status