공유

Bab 54

작가: Runayanti
last update 최신 업데이트: 2025-08-13 09:08:28

Namun, bukannya berhenti, Bella justru meraih bahu kecil Alfie, lalu dengan lembut tapi penuh maksud membalikkan tubuh anak itu menghadapnya. “Benar, Alfie. Lihat Ibu Bella. Papa pasti akan menyukai Ibu ya? Alfie akan membantu, bukan?,” tanyanya pelan, seolah ingin menjaga privasi, padahal tujuannya jelas: agar Alfie tidak melihat bahwa ibunya sedang terjaga dan mendengarkan.

"Membantu?" Alfie kecil bertanya dengan mimik tidak mengerti.

Dengan nada manis namun mengiris, Bella melanjutkan, “Kalau Mommy Alfie sudah nggak ada… tentu saja Ibu Bella akan sayang sekali sama kamu. Bahkan… Ibu Bella akan berusaha membuat Papa kamu bahagia lagi. Bukankah itu yang kamu mau? Supaya kalian nggak kesepian?”

Tatapannya sesekali melirik ke arah Jannah yang berbaring. Ia bisa melihat bagaimana jemari wanita itu sedikit bergetar, bagaimana napasnya terdengar lebih berat menahan rasa perih. Bella sengaja memperlambat ucapannya,

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Goez Titatar Sunda
kenapa si deon ini ngeselin ya dia boleh gendong si ulak keket istrinya di tolong orang marah aah
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 170

    Deon yang berdiri di balik kaca ruang UGD seolah tertikam ribuan pisau di dadanya. Kata-kata itu menghantam jantungnya lebih keras daripada pukulan mana pun.Afgan mengangguk cepat, tanpa ragu. “Baik, Jannah. Aku pasti membawamu pergi. Luka di wajahmu akan sembuh total, demikian juga luka di hatimu. Aku akan mengisinya dengan kebahagiaan, bukan tangis. Aku janji, Jannah. Bertahanlah...”Jannah menatapnya dengan mata berkaca-kaca, lalu menyahut dengan suara bergetar, “Jangan pernah meninggalkanku lagi, Afgan…”Afgan menunduk, keningnya menempel lembut pada dahi Jannah, seperti janji yang diikrarkan tanpa kata. Kedua tangannya memegang pipi Jannah dengan lembut. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, tidak lagi untuk laki-laki itu."Di balik kaca, Deon hanya berdiri kaku. Pandangannya kabur, bukan karena kaca, melainkan karena air mata yang ia paksa untuk tidak jatuh. Napasnya berat, dadanya seolah diremukkan dari dalam. Tapi

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 169

    Cahyo segera menyusul dengan mobilnya yang membawa Deon. Di dalam mobil, kedua mata Deon kembali berkaca-kaca. Dia marah, tetapi dia panik melihat keadaan istrinya yang bisa meninggalkan dunia ini setiap detiknya.Setiap kata yang diucapkan Jannah masih menusuk hatinya. Terutama kalimat itu, 'Deon tidak butuh aku lagi.''Deon, mari kita bercerai saja.'Dadanya sesak, seakan seluruh udara di ruangan menghilang. Amarahnya mendidih, tapi ada rasa sakit yang jauh lebih dalam daripada kemarahan itu.Dia menyusul langkah Afgan menuju ke ruang UGD. Menyaksikan bagaimana mereka berjuang untuk memberikan pompa dan tubuh Jannah kembali ditempel berbagai alat medis untuk menyokong napasnya.Deon ingin sekali menerobos masuk, ingin berteriak di hadapan Jannah, ingin memaksa istrinya menatap matanya dan mendengar kebenaran. Tapi tubuhnya terpaku.Tubuh dengan wajah rusak yang sudah hancur itu terlihat seperti boneka tak bernyawa yang sedang dipaksa untuk

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 168

    Afgan mencoba bertahan, tapi sebelum pukulan itu mendarat, Jannah bergerak cepat. Ia menahan tubuh Deon, bahkan berdiri di depan Afgan, melindungi pria itu dengan segenap dirinya.“JANGAN, DEON!” teriaknya.Deon terhenti. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.“Kau… memilih melindunginya?” suaranya serak, penuh luka yang ditutupi amarah. “Kau melindungi dia dari aku, suamimu?!”Air mata Jannah jatuh. “Kau tidak mengerti, Deon…”“Tidak mengerti?!” Deon tertawa getir, matanya merah. “Aku menunduk di depan Kakekku, aku rela menginjak harga diriku demi membawa pulangmu! Dan ini balasanmu? Membiarkan lelaki lain memelukmu, lalu berdiri melawanku?!”Afgan maju setapak, menahan dengan nada tenang. “Tuan Deon, tolong jangan salah paham. Jannah hanya—”“DIAM KAU!” bentak Deon, hampir saja melemparkan tinjunya la

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 167

    Jannah memejamkan mata, hatinya mencubit perih mendengar nama putranya disebut. “Alfie akan baik-baik saja. Dia punya semua orang di sini yang menjaganya. Bella mungkin yang terbaik untuknya sementara aku…” ia menahan tangis, “…aku hanya ingin dia tidak tumbuh dengan melihat ibunya terus menderita.”"Biarlah dia menganggap aku sudah mati.""Hush! Hush! Jangan bilang begitu! Tidak boleh, Jannah. Kamu akan terus hidup dan membuktikan kepada mereka bahwa kamu akan hidup dengan baik dan panjang umur!"Mereka saling merangkul dan membagi airmata.****Langit Tokyo sore itu tampak kelabu, awan menggantung berat seolah mengikuti suasana hati Deon. Di sebuah ruangan rapat hotel mewah, ia tengah duduk bersama sejumlah tamu penting dari Jepang. Mereka sedang membicarakan kerjasama besar yang seharusnya menguntungkan perusahaan Mahendra.Hari ini, tepatnya pukul tujuh malam nanti, dia harus naik pesawat dan kembali

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 166

    Senyum tipis terukir di wajah Kakek Robert. “Bagus. Itu baru cucu yang bisa kubanggakan.”“Tapi,” Deon menambahkan cepat, tatapannya tajam, “Jannah harus ikut denganku. Aku tidak akan meninggalkannya.”Untuk pertama kalinya malam itu, Kakek Robert tertawa. Tawa rendah dan getir, membuat bulu kuduk Deon berdiri, menatap sang Kakek dengan wajah penuh kecurigaan."Kenapa kamu tidak tanyakan, apakah dia mau ikut bersamamu?"Deon berdiri dengan canggung lalu melangkah pergi seraya berkata ketus, "dia akan ikut. Aku tidak memberikan pilihan kepadanya. Pembicaraan ini kita akhiri di sini."Kakek Robert mengelus kepala tongkatnya dengan tenang sambil menatap kepergian Deon.“Kau pikir aku tidak tahu isi kepalamu, Deon?” katanya akhirnya dalam keheningan. “Sebelum kau sempat meminta, aku sudah melangkah lebih dulu. Aku sudah menemui Jannah. Aku sudah mengatakan padanya apa yang seharusnya ia denga

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 165

    Jannah menunduk, air matanya jatuh tanpa henti. “Jangan salahkan dirimu, Naila… ini semua bukan salahmu. Aku masih hidup, itu sudah cukup. Aku… sudah belajar menerima, meskipun sakit. Kamu juga baik-baik saja dan kita masih bertemu, itu adalah lebih dari cukup.”Naila segera memeluk sahabatnya lagi, "aku sungguh merindukanmu, Jannah.""Aku juga..."Isak tangis haru mewarnai ruangan itu dan dua laki-laki pendamping mereka hanya menyaksikannya dengan rasa haru bercampur gembira.Afgan, yang berdiri di dekat ranjang, menatap mereka dengan tatapan tenang. Ada ketulusan di sorot matanya saat melihat Jannah berusaha menguatkan diri di hadapan Naila. Dan entah bagaimana, keberadaan pria itu membuat Jannah merasa sedikit lebih baik. Ia merasa tidak sendirian.Naila menggenggam tangan Jannah erat. “Kamu tidak akan sendirian lagi, Jannah. Aku di sini, dan aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Kita tetap akan bersama-sama.”

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status