Share

Bab 53

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-12 10:08:09

Naila merasa semakin gusar dan perasaannya tidak menentu. Setelah beberapa menit menimbang, akhirnya dia memutar tubuhnya dan memutuskan untuk mengikuti staf medis yang berlari dengan tergesa-gesa dan penuh kecurigaan tersebut.

"Ada sesuatu yang salah dan aku harus mencari tahu. Apakah kondisi Jannah memburuk?" pikirnya seraya berlari, namun karena langkah staf itu terlalu cepat, Naila kebingungan mencari arah jalan sehingga dia harus menanyakannya kepada staf bagian informasi.

Di saat yang sama, staf medis yang tadi berlari dengan canggung sudah kembali dengan wajah tegang, melewati Naila tanpa disadari perempuan itu dan masuk ke dalam ruangan dengan buru-buru. “M-maaf, Dokter Afgan, Anda dipanggil untuk menghadap Kepala Rumah Sakit saat ini juga,” katanya, sedikit terengah karena kelelahan sepanjang penyampaian informasi.

Afgan menoleh sekilas, ragu. Tatapannya kembali jatuh pada sosok Jannah yang terbaring tak berdaya di ranjang. “Baiklah,&r

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ella Zacky Saepudin
afgan bella ternyata ....siapa afgan sbnrnyaaa.....
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
ternyata jahat semua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 170

    Deon yang berdiri di balik kaca ruang UGD seolah tertikam ribuan pisau di dadanya. Kata-kata itu menghantam jantungnya lebih keras daripada pukulan mana pun.Afgan mengangguk cepat, tanpa ragu. “Baik, Jannah. Aku pasti membawamu pergi. Luka di wajahmu akan sembuh total, demikian juga luka di hatimu. Aku akan mengisinya dengan kebahagiaan, bukan tangis. Aku janji, Jannah. Bertahanlah...”Jannah menatapnya dengan mata berkaca-kaca, lalu menyahut dengan suara bergetar, “Jangan pernah meninggalkanku lagi, Afgan…”Afgan menunduk, keningnya menempel lembut pada dahi Jannah, seperti janji yang diikrarkan tanpa kata. Kedua tangannya memegang pipi Jannah dengan lembut. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, tidak lagi untuk laki-laki itu."Di balik kaca, Deon hanya berdiri kaku. Pandangannya kabur, bukan karena kaca, melainkan karena air mata yang ia paksa untuk tidak jatuh. Napasnya berat, dadanya seolah diremukkan dari dalam. Tapi

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 169

    Cahyo segera menyusul dengan mobilnya yang membawa Deon. Di dalam mobil, kedua mata Deon kembali berkaca-kaca. Dia marah, tetapi dia panik melihat keadaan istrinya yang bisa meninggalkan dunia ini setiap detiknya.Setiap kata yang diucapkan Jannah masih menusuk hatinya. Terutama kalimat itu, 'Deon tidak butuh aku lagi.''Deon, mari kita bercerai saja.'Dadanya sesak, seakan seluruh udara di ruangan menghilang. Amarahnya mendidih, tapi ada rasa sakit yang jauh lebih dalam daripada kemarahan itu.Dia menyusul langkah Afgan menuju ke ruang UGD. Menyaksikan bagaimana mereka berjuang untuk memberikan pompa dan tubuh Jannah kembali ditempel berbagai alat medis untuk menyokong napasnya.Deon ingin sekali menerobos masuk, ingin berteriak di hadapan Jannah, ingin memaksa istrinya menatap matanya dan mendengar kebenaran. Tapi tubuhnya terpaku.Tubuh dengan wajah rusak yang sudah hancur itu terlihat seperti boneka tak bernyawa yang sedang dipaksa untuk

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 168

    Afgan mencoba bertahan, tapi sebelum pukulan itu mendarat, Jannah bergerak cepat. Ia menahan tubuh Deon, bahkan berdiri di depan Afgan, melindungi pria itu dengan segenap dirinya.“JANGAN, DEON!” teriaknya.Deon terhenti. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.“Kau… memilih melindunginya?” suaranya serak, penuh luka yang ditutupi amarah. “Kau melindungi dia dari aku, suamimu?!”Air mata Jannah jatuh. “Kau tidak mengerti, Deon…”“Tidak mengerti?!” Deon tertawa getir, matanya merah. “Aku menunduk di depan Kakekku, aku rela menginjak harga diriku demi membawa pulangmu! Dan ini balasanmu? Membiarkan lelaki lain memelukmu, lalu berdiri melawanku?!”Afgan maju setapak, menahan dengan nada tenang. “Tuan Deon, tolong jangan salah paham. Jannah hanya—”“DIAM KAU!” bentak Deon, hampir saja melemparkan tinjunya la

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 167

    Jannah memejamkan mata, hatinya mencubit perih mendengar nama putranya disebut. “Alfie akan baik-baik saja. Dia punya semua orang di sini yang menjaganya. Bella mungkin yang terbaik untuknya sementara aku…” ia menahan tangis, “…aku hanya ingin dia tidak tumbuh dengan melihat ibunya terus menderita.”"Biarlah dia menganggap aku sudah mati.""Hush! Hush! Jangan bilang begitu! Tidak boleh, Jannah. Kamu akan terus hidup dan membuktikan kepada mereka bahwa kamu akan hidup dengan baik dan panjang umur!"Mereka saling merangkul dan membagi airmata.****Langit Tokyo sore itu tampak kelabu, awan menggantung berat seolah mengikuti suasana hati Deon. Di sebuah ruangan rapat hotel mewah, ia tengah duduk bersama sejumlah tamu penting dari Jepang. Mereka sedang membicarakan kerjasama besar yang seharusnya menguntungkan perusahaan Mahendra.Hari ini, tepatnya pukul tujuh malam nanti, dia harus naik pesawat dan kembali

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 166

    Senyum tipis terukir di wajah Kakek Robert. “Bagus. Itu baru cucu yang bisa kubanggakan.”“Tapi,” Deon menambahkan cepat, tatapannya tajam, “Jannah harus ikut denganku. Aku tidak akan meninggalkannya.”Untuk pertama kalinya malam itu, Kakek Robert tertawa. Tawa rendah dan getir, membuat bulu kuduk Deon berdiri, menatap sang Kakek dengan wajah penuh kecurigaan."Kenapa kamu tidak tanyakan, apakah dia mau ikut bersamamu?"Deon berdiri dengan canggung lalu melangkah pergi seraya berkata ketus, "dia akan ikut. Aku tidak memberikan pilihan kepadanya. Pembicaraan ini kita akhiri di sini."Kakek Robert mengelus kepala tongkatnya dengan tenang sambil menatap kepergian Deon.“Kau pikir aku tidak tahu isi kepalamu, Deon?” katanya akhirnya dalam keheningan. “Sebelum kau sempat meminta, aku sudah melangkah lebih dulu. Aku sudah menemui Jannah. Aku sudah mengatakan padanya apa yang seharusnya ia denga

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 165

    Jannah menunduk, air matanya jatuh tanpa henti. “Jangan salahkan dirimu, Naila… ini semua bukan salahmu. Aku masih hidup, itu sudah cukup. Aku… sudah belajar menerima, meskipun sakit. Kamu juga baik-baik saja dan kita masih bertemu, itu adalah lebih dari cukup.”Naila segera memeluk sahabatnya lagi, "aku sungguh merindukanmu, Jannah.""Aku juga..."Isak tangis haru mewarnai ruangan itu dan dua laki-laki pendamping mereka hanya menyaksikannya dengan rasa haru bercampur gembira.Afgan, yang berdiri di dekat ranjang, menatap mereka dengan tatapan tenang. Ada ketulusan di sorot matanya saat melihat Jannah berusaha menguatkan diri di hadapan Naila. Dan entah bagaimana, keberadaan pria itu membuat Jannah merasa sedikit lebih baik. Ia merasa tidak sendirian.Naila menggenggam tangan Jannah erat. “Kamu tidak akan sendirian lagi, Jannah. Aku di sini, dan aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Kita tetap akan bersama-sama.”

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status