Home / Young Adult / Pak Dosen Jangan Nakal, Ah! / 5. Yasmine Mempermainkan Elsa

Share

5. Yasmine Mempermainkan Elsa

Author: Dewi masitoh
last update Last Updated: 2025-09-08 13:16:47

“Maaf, Pak! Saya pergi dulu,” pamit Yasmine.

“Mau saya antarkan pulang?” tanya Reno.

“Nggak perlu, Pak.” Yasmine sedikit membungkukkan tubuhnya tanda menolak dengan halus sebelum pergi.

Reno merasa seru selalu membuat Yasmine selalu gugup. Yasmine pun menghilang dari pandangan Reno.

***

Keesokan harinya, Yasmine sedang bersolek di depan cermin. Yasmine ragu dengan dandannya malam ini terlihat bagus atau tidak di mata Reno. Yasmine segara keluar dari apartemen lalu menunggu pria itu di basement.

Tak … tak …

Suara langkah heels terdengar jelas di telinga Reno. Yasmine datang dengan menggunakan gaun berwarna hitam dan warna heels berwarna merah. Terlihat elegan dan serasi di tubuh Yasmine. Pria itu yang di dalam mobil terpukau kecantikan Yasmine.

“Menarik,” gumam Reno lalu keluar dari dalam mobil.

Pria itu menelusuri sosok di hadapannya menatap. Yasmine sudah menebak jika Reno sedang menilai dirinya.

“Aku pantas di sampingmu malam ini, Pak?” tanya Yasmine dengan nada manja.

“Lumayan ‘lah.” Reno cuek di hadapan Yasmine.

“Hah?” Ekspresi Yasmine tentu saja kecewa dengan pernyataan Reno.

“Cepat masuk! Nanti kita terlambat,” titah Reno.

Yasmine membuka pintu mobil lalu sedikit membanting saat menutup mobil. Seolah suara itu sedang mengutarakan isi hatinya. Reno menoleh ke arah Yasmine karena terkejut.

“Kamu mau membuat mobilku rusak?” Reno menatap tajam.

“Maaf, Pak! Saya excited.” Yasmine menahan napas sesaat agar tidak emosi.

Reno pun melajukan mobilnya dengan kencang agar cepat sampai. Mereka berdua saling membisu di dalam mobil. Yasmine yang sibuk dengan ponselnya, Reno hanya fokus dengan kemudi.

Cit …

“Akh!” Yasmin sedikit berteriak karena Reno dengan sengaja mengerem mendadak. “Bapak mau buat saya mati muda?”

“Turun, simpan ponselmu, kita sudah sampai!” omel Reno.

“Apa sih,” gumam Yasmine mengikuti perintah Reno lalu keluar dari dalam mobil.

“Ingat kita harus harmonis di hadapan mereka, ya selayaknya sebuah pasangan. Akting yang bagus, jangan sampai ketahuan,” nasihat Reno lalu menggandeng tangan Yasmine.

“Harus banget ya, Pak?” tanya Yasmine dengan nada malas.

Reno tidak menjawab malah berjalan lurus untuk masuk ke dalam rumah. Rumah Reno yang bergaya Eropa dengan halaman yang luas, lampu berjejer di pagar menambah kesan mewah. Dipastikan Reno benar anak miliarder. Yasmine mencoba tidak gugup karena ia juga dari kalangan atas.

Ceklek …

Pintu utama yang terbuka membuat semua orang menatap Reno dan Yasmine. Mata Yasmine sedikit membola ia tahu  siapa sosok orang-orang di sana. Tatapan remeh dari mereka tak gentar membuat Yasmine takut.

“Sini, duduk.” Reno menatap tajam ke arah orang sekitarnya.

Yasmine dengan anggun duduk di samping Reno. Yasmine melihat sikap Reno sangat dingin malam ini. Yasmine dengan sengaja tidak melepas tangan Reno. Tatapan cemburu pun terlihat sekali dari seorang gadis.

“Mama mengundang mereka?” tanya Reno seolah dia tidak tahu apa-apa.

“Kenapa kamu di sini? Bersama calon Tunanganku?!” Elsa menatap iri.

“Kalian berdua kenal?” tanya Reno yang penasaran.

“Mereka keluarga kandungku,” bisik Yasmine.

Deg …

Reno kecolongan dengan kejadian, bisa-bisanya dia tidak mencari informasi tentang Yasmine lebih detail. Elsa—kakak tiri Yasmine yang akan menjadi tunangan Reno. Reno mencoba membaca situasi ini.

“Jawab Yasmine!” Elsa semakin kesal melihat Yasmine malah berbisik manja dengan Reno.

“Jaga nada bicara Anda, jangan kasar kepada Pacarku,” sahut Reno.

Jeduar …

Elsa bak disambar petir saat itu juga. Pernyataan Reno membuat Elsa tambah sakit hati. Elsa pun bermanja meminta bantuan ayah tirinya untuk membela. 

“Acara ini akan membahas pertunanganmu, Reno yang bersama Elsa,” ucap Bimo—papa Yasmine.

Reno dingin menanggapi menanggapi Bimo. “Saya minta pertunangan ini dibatalkan.”

“Kamu kenapa batalkan, Reno?” tanya Dino merasa ini salah.

“Papa, aku punya pacar, hargai itu.” Reno bersikukuh.

“Dasar wanita murahan!” Elsa yang sakit hati, ingin menampar Yasmine yang sudah mengangkat salah satu tanganya.

Yasmine berakting lemah di depan Reno langsung menutupi wajahnya dengan lengannya. Reno dengan sigap mencekal lengan Elsa agar tidak menyentuh pipi Yasmine.

“Jaga sikapmu, Elsa. Ini sudah kedua kalinya. Kau sudah kelewat batas,” tegur Reno lalu menghempaskan tangan Elsa.

Elsa kesakitan karena Reno menghempaskan terlalu keras. Tak mereka sadari Yasmine menyeringai Elsa membuatnya terbakar emosi.

“Sayang, sudah.” Yasmine dengan nada rendah meraih tangan Reno agar tenang. “Setidaknya bermain-main denganmu sangat menyenangkan, Elsa,” batin Yasmine.

“Aku tegaskan, perjodohan ini batal.” Reno menatap sang papa. “Yasmine juga anak Om Bimo, Papa. Tidak ada salahnya jika aku ingin menukar perjodohan ini. Kami saling mencintai.”

“Cih … saling mencintai, aktingmu meyakinkan sekali, Pak,” batin Yasmine ingin muntah rasanya.

“Tidak! Pokoknya tidak bisa!” Elsa menolak tegas.

Reno tanpa berpamitan ia mengajak Yasmine pergi dari sana. Bimo dan Dino saling menatap bingung dengan keputusan ini.

“Reno!” panggil Dino sambil berdiri.

“Biar aku saja, Om yang mengejar mereka.” Elsa pun berlari mengejar.

Di dalam mobil Yasmine menarik kerah kemeja Reno lalu mencium bibirnya. Reno awalnya menolak lalu terbawa suasana oleh permainan Yasmine. Sementara Elsa di luar mobil hanya menjadi saksi dua sejoli itu. 

Reno tidak tahu jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Yasmine. Ciuman mereka sangat membara penuh gairah. Reno sangat menikmati itu, napas yang memburu menjadi satu.

Brak!

“Keluar kalian berdua!” teriak Elsa dari luar mobil.

Reno  melepaskan ciumannya lalu menoleh ke depan melihat Elsa memukul mobil. “Sialan! Aku hanya dimanfaatkan,” batin Reso merasa dipermainkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   114. Blue Sapphire

    Wush …Tiba-tiba ada angin kencang membuat pohon bergoyang. Dedaunan berterbangan Venya melihat pria tampan berjalan langsung menghentikan langkahnya.“Malaikat mana itu?” batin Venya terpukau.“Suamiku! Sakit!” rengek Yasmine manja.“Kamu hati-hati!” Reno langsung membopong tubuh Yasmine.“Tuan, maafkan saya tidak bisa menjaga Nona Yasmine.” Minto menundukkan kepalanya.Deg …Seketika Venya merasa jantungnya berhenti sesaat. Mendengar pernyataan Minto baru saja.“Tuan Reno? Orang terkaya di desa ini?!” jerit Venya hanya bisa di dalam hati.Tubuh gadis itu terasa kaku ia ingin sekali meminta maaf. Namun, rasa gengsi telah merasuki pikiran dan tubuh Venya.“Tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengajak Istriku jalan-jalan.” Reno datar.Pria itu berjalan melewati Venya. Namun, Yasmine menarik lengan Reno.“Berhenti.” Yasmine memohon.Reno menghadap ke arah Venya yang terlihat merasa bersalah. Yasmine tersenyum saat Venya menatapnya.“Venya dia adalah cintaku. Jangan cemburu dengan aku.” Ya

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   113. Sehari Berdarah 3 Kali

    “Bukan urusan kamu!” Minto dingin.Yasmine hanya diam dia hanya mengamati wajah tampan Minto. Baru saja ramah murah senyum. Kini berubah menjadi serius.“Aneh,” gumam Yasmine.“Kenapa Non?” tanya Minto menoleh ke arah Yasmine.“Nggak pa-pa, aku balik aja ya. Nggak enak Pacarmu datang,” pamit Yasmine.“Jangan Non!” Minto meraih lengan Yasmine.Yasmine menatap bingung, para anak buah Reno menatap tajam. Minto langsung melepaskan tangannya.“Maaf.” Minto tersenyum kikuk.“Kalo nggak jalan aja rame-rame,” ajak Yasmine.“Gadis Gila! Kamu pulang sana! Ganggu!” ucap Minto kasar.“Minto, sudahlah.” Yasmine tersenyum.“Dia juga ngizinin juga! Kamu kenapa sih! Sama aku pasti kasar.” Venya—gadis ini anak kepala desa.“Sudah-sudah.” Yasmine menengahi.Mereka akhirnya berjalan-jalan kembali. Mereka mulai masuk ke hutan yang niat awal ingin keliling desa. Mata Yasmine berbinar melihat jamur.“Jamur apa ini?” tanya Yasmine penasaran. “Bahaya nggak aku pegang.” “Aman.” Minto melihat Yasmine mengambi

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   112. Mulai Melupakan Masalah

    “Iya janji sama orang.” Bik Minah menjelaskan lagi. “Nggak ada Bik. Mungkin Bibik.” Yasmine tersenyum. “Anak sekarang.” Bik Minah tertawa. Tidak sadar mereka sudah sampai di desa. Banyak rumah warga pastinya di sana. Para warga menyapa Bik Minah dengan ramah mereka mengobrol tiap jalan. “Ini orang apa nggak ada kerjaan ya?” batin Yasmine merasa aneh. “Non,” panggil Bik Minah melihat Yasmine melamun. “Hah!” Yasmine fokus dengan rumah-rumah warga terlihat menyejukkan. “Rumah di sini klasik banget,” ucap Yasmine lalu menoleh ke Bik Minah. “Sini masuk! Ini rumah Bibik.” Mereka pun masuk ke dalam. Yasmine melihat tidak orang lain di rumah itu selain Bik Minah. “Bibik tinggal sendiri?” tanya Yasmine yang celingukan. “Ada suami dan anak, mereka masih di ladang Non.” Bik Minah menjelaskan. “Bik, saya mau ke ladang. Sepertinya enak.” Yasmine butuh penyegaran hati. “Bibi mau ambil makanan dulu, untuk ke sana.” Bik Minah menyiapkan makan siang. Setelah itu mereka berjalan kembali l

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   111. Ular Weling

    “Boleh Bik!” Yasmine excited. Mereka berdua akan pergi, tetapi ada beberapa anak buah Reno mengikuti. Wajah Yasmine menjadi cemberut. Ia tidak leluasa dilakukan seperti ini. “Kenapa mereka harus ikut, Bik!” keluh Yasmine sambil menatap tajam ke arah pria-pria di belakangnya. “Ini untuk kebaikan Non Yasmine.” Bik Minah tersenyum. Senyuman Bik Minah sangat meneduhkan hati Yasmine. Terlihat tulus tanpa mengeluh ia berjalan pulang. “Rumah Bik Minah masih jauh?” tanya Yasmine melihat di sekitar banyak ladang yang ditanami oleh penduduk. “Ada 2 km dari sini, Non.” Bik Minah santai. “Hah! 2 km! Yang bener aja, Bik. Nggak lagi bercanda ‘kan?” tanya Yasmine merasa bersalah. “Kenapa wajahnya begitu?” tanya Bik Minah penasaran. “Jauh, Bik! Nyesel aku tadi ditawari naik mobil aja.” Yasmine cekikikan sekarang. “Dasar, Non.” Bik Minah ikut tertawa. Yasmine merasa tenang melihat hamparan hijau di sana. Pikiran melayang entah ke mana. “Non,” panggil Bik Minah. “Iya, Bik.” Yasmine masih s

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   110. Drama Rumah Tangga

    “Begitu ya?” Yasmine menunduk.“Jika pria begitu pasti ada alasannya, Non. Udah nggak usah dipikirin, nanti juga balik sendiri sifatnya yang lembut.” Bik Minah selesai masak.“Jadi aku harus apa, Bik?” Yasmine tersenyum.“Kamu layani dia seperti biasa, pasti dia berubah seperti biasanya lagi. Jangan dicuekin kasian,” saran Bik Minah.Tiba-tiba Yasmine ada ide bagus. Ia berjalan ke rak piring mengambilkan makan. Segelas air putih, susu, dan jus. Lengkap sarapan pagi ini.“Banyak banget, Non.” Bik Minah sampai terkejut.“Biarin, Bik.” Yasmine cekikikan.Reno terlihat sudah rapi akan pergi ke kampus. Ia melihat sang istri membawakan makanan.“Sayang, aku buru-buru. Pergi dulu,” pamit Reno sambil mencium kening Yasmine.Mata Yasmine memerah menahan tangis. Entah mengapa rasa sakit itu sampai menembus hati Yasmine. Tangannya bergetar hingga …Prang …Nampan yang wanita itu terjatuh. Ia langsung berjongkok mengambil pecahan kaca itu. Tatapan kosong air mata itu luruh.Reno yang di halaman a

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   109. Burung Kecil

    Drrt … drrt …Ponsel selalu bergetar hingga ia kesal lalu mengangkat telepon itu. Lisa menarik napas panjang lalu berbicara lembut.“Halo, Sayang!” sapa Lisa sambil mengepalkan tangannya.“Kamu di mana!” bentak pria itu menakutkan.“Aku lagi keluar, Sayang.” Lisa masih bisa mengendalikan emosinya.“Cepat pulang!” bentak pria itu lagi.“Iya, aku pulang.” Lisa mematikan teleponnya.Sebenarnya pria itu siapa? Hingga Lisa begitu tunduk. Lisa yang berada di markasnya segera pulang. Ia sampai tergesa saat berjalan saking takutnya.Melihat mobil terparkir ia masuk ke dalam mobil. Tiba-tiba tangannya tremor membuat Lisa takut menghadapi pria itu. Sampai 10 menit di dalam mobil Lisa belum bergerak.“Lisa kamu pasti bisa.” Lisa pun menyalakan mobilnya lalu pulang ke rumah.Beberapa waktu kemudian, Lisa sampai di rumah besar nan mewah. Di sana Lisa tersenyum saat melihat pria gempal itu. Sudah seperti bola bisa dikatakan.“Lisa!” panggil pria itu marah.“Sayang, maaf,” rengek Lisa yang manja.“A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status