Share

4. Ciuman yang Panas

Author: Dewi masitoh
last update Last Updated: 2025-09-08 13:15:13

“Maaf, Pak! Saya pergi dulu,” pamit Yasmine.

“Mau saya antarkan pulang?” tanya Reno.

“Nggak perlu, Pak.” Yasmine sedikit membungkukkan tubuhnya tanda menolak dengan halus sebelum pergi.

Reno merasa seru selalu membuat Yasmine selalu gugup. Yasmine pun menghilang dari pandangan Reno.

***

Keesokan harinya, Yasmine sedang bersolek di depan cermin. Yasmine ragu dengan dandannya malam ini terlihat bagus atau tidak di mata Reno. Yasmine segara keluar dari apartemen lalu menunggu pria itu di basement.

Tak … tak …

Suara langkah heels terdengar jelas di telinga Reno. Yasmine datang dengan menggunakan gaun berwarna hitam dan warna heels berwarna merah. Terlihat elegan dan serasi di tubuh Yasmine. Pria itu yang di dalam mobil terpukau kecantikan Yasmine.

“Menarik,” gumam Reno lalu keluar dari dalam mobil.

Pria itu menelusuri sosok di hadapannya menatap. Yasmine sudah menebak jika Reno sedang menilai dirinya.

“Aku pantas di sampingmu malam ini, Pak?” tanya Yasmine dengan nada manja.

“Lumayan ‘lah.” Reno cuek di hadapan Yasmine.

“Hah?” Ekspresi Yasmine tentu saja kecewa dengan pernyataan Reno.

“Cepat masuk! Nanti kita terlambat,” titah Reno.

Yasmine membuka pintu mobil lalu sedikit membanting saat menutup mobil. Seolah suara itu sedang mengutarakan isi hatinya. Reno menoleh ke arah Yasmine karena terkejut.

“Kamu mau membuat mobilku rusak?” Reno menatap tajam.

“Maaf, Pak! Saya excited.” Yasmine menahan napas sesaat agar tidak emosi.

Reno pun melajukan mobilnya dengan kencang agar cepat sampai. Mereka berdua saling membisu di dalam mobil. Yasmine yang sibuk dengan ponselnya, Reno hanya fokus dengan kemudi.

Cit …

“Akh!” Yasmin sedikit berteriak karena Reno dengan sengaja mengerem mendadak. “Bapak mau buat saya mati muda?”

“Turun, simpan ponselmu, kita sudah sampai!” omel Reno.

“Apa sih,” gumam Yasmine mengikuti perintah Reno lalu keluar dari dalam mobil.

“Ingat kita harus harmonis di hadapan mereka, ya selayaknya sebuah pasangan. Akting yang bagus, jangan sampai ketahuan,” nasihat Reno lalu menggandeng tangan Yasmine.

“Harus banget ya, Pak?” tanya Yasmine dengan nada malas.

Reno tidak menjawab malah berjalan lurus untuk masuk ke dalam rumah. Rumah Reno yang bergaya Eropa dengan halaman yang luas, lampu berjejer di pagar menambah kesan mewah. Dipastikan Reno benar anak miliarder. Yasmine mencoba tidak gugup karena ia juga dari kalangan atas.

Ceklek …

Pintu utama yang terbuka membuat semua orang menatap Reno dan Yasmine. Mata Yasmine sedikit membola ia tahu  siapa sosok orang-orang di sana. Tatapan remeh dari mereka tak gentar membuat Yasmine takut.

“Sini, duduk.” Reno menatap tajam ke arah orang sekitarnya.

Yasmine dengan anggun duduk di samping Reno. Yasmine melihat sikap Reno sangat dingin malam ini. Yasmine dengan sengaja tidak melepas tangan Reno. Tatapan cemburu pun terlihat sekali dari seorang gadis.

“Mama mengundang mereka?” tanya Reno seolah dia tidak tahu apa-apa.

“Kenapa kamu di sini? Bersama calon Tunanganku?!” Elsa menatap iri.

“Kalian berdua kenal?” tanya Reno yang penasaran.

“Mereka keluarga kandungku,” bisik Yasmine.

Deg …

Reno kecolongan dengan kejadian, bisa-bisanya dia tidak mencari informasi tentang Yasmine lebih detail. Elsa—kakak tiri Yasmine yang akan menjadi tunangan Reno. Reno mencoba membaca situasi ini.

“Jawab Yasmine!” Elsa semakin kesal melihat Yasmine malah berbisik manja dengan Reno.

“Jaga nada bicara Anda, jangan kasar kepada Pacarku,” sahut Reno.

Jeduar …

Elsa bak disambar petir saat itu juga. Pernyataan Reno membuat Elsa tambah sakit hati. Elsa pun bermanja meminta bantuan ayah tirinya untuk membela. 

“Acara ini akan membahas pertunanganmu, Reno yang bersama Elsa,” ucap Bimo—papa Yasmine.

Reno dingin menanggapi menanggapi Bimo. “Saya minta pertunangan ini dibatalkan.”

“Kamu kenapa batalkan, Reno?” tanya Dino merasa ini salah.

“Papa, aku punya pacar, hargai itu.” Reno bersikukuh.

“Dasar wanita murahan!” Elsa yang sakit hati, ingin menampar Yasmine yang sudah mengangkat salah satu tanganya.

Yasmine berakting lemah di depan Reno langsung menutupi wajahnya dengan lengannya. Reno dengan sigap mencekal lengan Elsa agar tidak menyentuh pipi Yasmine.

“Jaga sikapmu, Elsa. Ini sudah kedua kalinya. Kau sudah kelewat batas,” tegur Reno lalu menghempaskan tangan Elsa.

Elsa kesakitan karena Reno menghempaskan terlalu keras. Tak mereka sadari Yasmine menyeringai Elsa membuatnya terbakar emosi.

“Sayang, sudah.” Yasmine dengan nada rendah meraih tangan Reno agar tenang. “Setidaknya bermain-main denganmu sangat menyenangkan, Elsa,” batin Yasmine.

“Aku tegaskan, perjodohan ini batal.” Reno menatap sang papa. “Yasmine juga anak Om Bimo, Papa. Tidak ada salahnya jika aku ingin menukar perjodohan ini. Kami saling mencintai.”

“Cih … saling mencintai, aktingmu meyakinkan sekali, Pak,” batin Yasmine ingin muntah rasanya.

“Tidak! Pokoknya tidak bisa!” Elsa menolak tegas.

Reno tanpa berpamitan ia mengajak Yasmine pergi dari sana. Bimo dan Dino saling menatap bingung dengan keputusan ini.

“Reno!” panggil Dino sambil berdiri.

“Biar aku saja, Om yang mengejar mereka.” Elsa pun berlari mengejar.

Di dalam mobil Yasmine menarik kerah kemeja Reno lalu mencium bibirnya. Reno awalnya menolak lalu terbawa suasana oleh permainan Yasmine. Sementara Elsa di luar mobil hanya menjadi saksi dua sejoli itu. 

Reno tidak tahu jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Yasmine. Ciuman mereka sangat membara penuh gairah. Reno sangat menikmati itu, napas yang memburu menjadi satu.

Brak!

“Keluar kalian berdua!” teriak Elsa dari luar mobil.

Reno  melepaskan ciumannya lalu menoleh ke depan melihat Elsa memukul mobil. “Sialan! Aku hanya dimanfaatkan,” batin Reso merasa dipermainkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   7. Patah Hati

    “Bicaralah, jangan sungkan. Kita ‘kan teman,” ucap Lusiana dengan santai.“Kamu akan membantuku, ‘kan?” Fira memastikan terlebih dahulu.“Jangan berbelit Fira, bicaralah.” Lusiana datar.“Perjodohan ini harus lancar, Elsa sangat mencintai Reno.” Fira mencoba meyakinkan.“Iya, Tante!” Elsa dengan wajah sok imutnya.“Aku akan coba ya,” balas Lusiana sambil tersenyum entah isi hati Lusiana seperti apa.***“Sayang, aku rindu kamu!” Kenan menyentuh tangan Yasmine

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   6. 50 Miliar

    Yasmine melepaskan tangan Reno dari tangannya, ia menatap sesaat lalu kembali berjalan ke arah sofa. Reno pun mengikuti Yasmine dari belakang.“Saya tidak suka dengan sikap Bapak yang kasar seperti itu.” Terdengar soft spoken suara Yasmine.“Maaf.” Reno bergeming.“Jika tidak ada lagi yang dibicarakan, Bapak boleh pergi,” usir Yasmine tanpa ekspresi.“Aku tadi menemui Papamu.” Reno menatap wajah Yasmine.Yasmine acuh tak acuh saat Reno menatapnya. Rasa takut yang biasanya datang kali ini Yasmine mulai terbiasa dengan tatapan itu.“Lalu?” Tanggapan Yasmine yang santai.Reno kesal melihat tanggapan Yasmine cuek seperti itu. “Papamu meminta 50 miliar, untuk modal perusahaan. Itu saham dariku,” terang Reno.Yasmine merasakan sesak di dada mendengar kata 50 miliar. Yasmine di jual dengan harga fantastis. Reno melihat Yasmine mengepalkan tangan lalu ia meneteskan air mata. Betapa sakit hatinya kepada sang papa.“Apa yang kamu tangisi?” tanya Reno.“Aku muak dengan semua ini, akan aku balas

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   5. Yasmine Mempermainkan Elsa

    “Maaf, Pak! Saya pergi dulu,” pamit Yasmine.“Mau saya antarkan pulang?” tanya Reno.“Nggak perlu, Pak.” Yasmine sedikit membungkukkan tubuhnya tanda menolak dengan halus sebelum pergi.Reno merasa seru selalu membuat Yasmine selalu gugup. Yasmine pun menghilang dari pandangan Reno.***Keesokan harinya, Yasmine sedang bersolek di depan cermin. Yasmine ragu dengan dandannya malam ini terlihat bagus atau tidak di mata Reno. Yasmine segara keluar dari apartemen lalu menunggu pria itu di basement.Tak … tak …Suara langkah heels terdengar jelas di telinga Reno. Yasmine datang dengan menggunakan gaun berwarna hitam dan warna heels berwarna merah. Terlihat elegan dan serasi di tubuh Yasmine. Pria itu yang di dalam mobil terpukau kecantikan Yasmine.“Menarik,” gumam Reno lalu keluar dari dalam mobil.Pria itu menelusuri sosok di hadapannya menatap. Yasmine sudah menebak jika Reno sedang menilai dirinya.“Aku pantas di sampingmu malam ini, Pak?” tanya Yasmine dengan nada manja.“Lumayan ‘lah

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   4. Ciuman yang Panas

    “Maaf, Pak! Saya pergi dulu,” pamit Yasmine.“Mau saya antarkan pulang?” tanya Reno.“Nggak perlu, Pak.” Yasmine sedikit membungkukkan tubuhnya tanda menolak dengan halus sebelum pergi.Reno merasa seru selalu membuat Yasmine selalu gugup. Yasmine pun menghilang dari pandangan Reno.***Keesokan harinya, Yasmine sedang bersolek di depan cermin. Yasmine ragu dengan dandannya malam ini terlihat bagus atau tidak di mata Reno. Yasmine segara keluar dari apartemen lalu menunggu pria itu di basement.Tak … tak …Suara langkah heels terdengar jelas di telinga Reno. Yasmine datang dengan menggunakan gaun berwarna hitam dan warna heels berwarna merah. Terlihat elegan dan serasi di tubuh Yasmine. Pria itu yang di dalam mobil terpukau kecantikan Yasmine.“Menarik,” gumam Reno lalu keluar dari dalam mobil.Pria itu menelusuri sosok di hadapannya menatap. Yasmine sudah menebak jika Reno sedang menilai dirinya.“Aku pantas di sampingmu malam ini, Pak?” tanya Yasmine dengan nada manja.“Lumayan ‘lah

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   3. Harus Kuat

    Yasmine tersentak, ia buru-buru mendorong tubuh Reno agar menjauh. Tapi, senyum tipis yang muncul di wajah Reno justru membuat darahnya mendesir panik. “Baik, saya akan menerima tawaran Bapak.” Suara Yasmine terdengar gugup.“Bagus. Tepat seperti yang saya harapkan darimu.” Reno manipulatif sekali.“Saya izin pamit pulang, Pak.” Yasmine segara mengambil tasnya yang berada di sofa.Langkah Yasmine terburu-buru hingga kakinya tersandung. Tubuh Yasmine hampir membentur lantai sebelum Reno refleks berdiri, tatapan Reno ikut menegang. “Kamu nggak pa-pa?” tanya Reno sambil berjalan mendekati Yasmine.Yasmine menggelengkan kepala lalu berdiri sendiri, berjalan kembali meninggalkan Reno. Rasa takut telah merasuki tubuh Yasmine.Brak …Pintu tertutup, Yasmine berjalan sedikit tidak jauh dari apartemen Reno. Tiba-tiba Yasmine bersandar di dinding jantungnya berdetak tidak karuan. Yasmine mencoba menenangkan pikirannya sesaat. Sampai di apartemen Yasmine membuang tas ke sembarang tempat lalu m

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   2. Godaan Pak Dosen

    “Menurutmu Shita?” goda Yasmine yang sengaja membuat marah.“Jangan pernah kamu menggoda Pak Reno!” ancam Shita—musuh bebuyutan Yasmine. Mereka dari zaman SMA selalu berebut prestasi.“Ha-ha-ha! Pak Reno bukan tipeku,” balas Yasmine.Shita terlihat emosi karena ia menyukai Reno dari dulu. Papa Reno salah satu rekan bisnis papa Shita. Mengapa Shita menyukai Reno. Yasmine enggan meladeni Shita, ia memilih pergi begitu saja.***Keesokan harinya, Yasmine dan Ranti ke kampus untuk mengajukan judul skripsi kepada Reno. Yasmine dan Ranti sudah menunggu Reno di depan ruangannya. Ternyata hari ini Reno tidak ada di kampus. Membuat Yasmine kesalnya setengah mati.“Dosen sialan!” gerutu Yasmine ingin sekali menendang pintu ruangan Reno. “Kamu kenapa sih, kayanya nggak suka banget sama Pak Reno?” tanya Ranti yang penasaran.“Nggak pa-pa. Nggak suka aja,” balas Yasmine.“Awas nanti jatuh cinta loh,” goda Ranti yang asal bicara.“Amit-amit.” Yasmine memilih pulang ke apartemen ketimbang keluyura

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status