공유

Bab 5

작가: Elenor
Dalam kurun waktu terakhir ini Dylan dan Clara memang jarang sekali bertemu.

Tapi meski begitu, Dylan bisa melihat perubahan besar dalam diri Clara, semangat tinggi dan kuat yang dulu dia miliki sudah hilang begitu saja.

Saat teringat akan sosok Clara saat itu, Dylan tidak pernah menyangka sikap rendah diri akan menempel pada wanita itu.

Dylan tidak tahu banyak tentang kehidupan pernikahan Clara dan Edward.

Hanya sekelumit saja yang dia ketahui.

Sebenarnya ada beberapa dugaan dalam hatinya, tapi dia memilih untuk tidak mengatakannya, hanya berkata padanya dengan serius: “Nggak masalah kalau kamu pernah terpuruk dalam hidupmu, tapi kamu harus tahu, kemampuan dan bakatmu berbeda dari jenius biasa. Clar, asalkan kamu punya tekad, belum terlambat untukmu memulainya sekali lagi.”

“Lalu, jangan lupa, kamu itu murid terbaik yang pernah dosenmu ajarkan.”

Mendengar ini, Clara tersenyum: “Kalau dosen kita dengar ucapanmu, mungkin dia akan mencibir, bilang kalau itu semua karena muridnya yang lain tidak begitu bagus.”

Teringat akan dosen elegan dan berlidah tajam yang sempat mengajarnya dulu, senyum Clara mendadak memudar: “Kudengar di berita dosen kita juga pulang untuk hadir di acara ini, apa dia baik-baik saja?”

“Lumayan baik kok, tapi karena murid seperti kami yang mempermalukannya sering muncul di depannya, dia jadi sangat kesal.”

Clara lantas terkekeh mendengar ucapan Dylan, tak kuasa menahan rasa rindunya di masa ketika dipaksa menulis makalah oleh dosennya itu.

Dylan: “Kembalilah, Clara.”

Clara tampak menggenggam erat cangkir teh, lalu menarik napas dalam-dalam sembari mengangguk berkata: “Oke.”

Perlu diketahui bahwa Clara sudah mempelajari kecerdasan buatan atau “AI” sejak usia dini.

Dia benar-benar mencintai bidang ini.

Namun cintanya pada Edward yang begitu dalam membuat Clara terpaksa meninggalkan cita-citanya selama kurang lebih tujuh tahunan.

Mungkin, dia butuh waktu lama untuk mengejar ketertinggalannya itu.

Tapi dia percaya asalkan bekerja keras, segalanya mungkin bisa terjadi.

Dylan bertanya lagi: “Kira-kira kapan kamu kembali?”

“Perusahaan masih mencari orang yang akan menggantikanku, jadi masih harus menunggu beberapa waktu.”

“Nggak masalah, nggak harus sekarang.”

Clara sudah bersedia kembali, bukan masalah untuk menunggunya beberapa waktu ‘kan?

Mereka berdua lantas lanjut mengobrol, tiba-tiba Dylan melihat jam di tangannya, lalu berkata: “Aku ada janji temu sama karyawanku, dia mau ngenalin aku sama orang yang ahli dalam algoritma, katanya sih orang itu baru saja balik ke negara ini, kebetulan kita bertemu di sini, gimana kalau sekalian kamu ikut?”

Clara menggelengkan kepalanya: “Aku masih belum kenal sama karyawanmu, mungkin lain kali saja.”

“Oke deh.”

Tak lama Dylan pergi, Clara melihat Maya Anggasta kakak perempuan Edward berjalan menghampirinya.

Clara juga melihatnya di berita.

Dia tidak menyangka akan bertemu dengan wanita itu di sini.

Clara pun menyapanya, “Kak Maya.”

Maya tidak langsung menjawabnya, dia menatap Clara sambil mengerutkan kening: “Kenapa kamu di sini?”

“Hari ini perayaan ke-100 Universitas Nano, jadi aku datang buat lihat-lihat saja.”

Kalau saja Clara tidak mengatakannya, Maya pasti lupa kalau Clara juga alumni Universitas Nano.

Selain dosen dan mahasiswa aktif, semua yang hadir dalam acara tersebut adalah alumni kehormatan yang sengaja diundang oleh pihak kampus.

Tapi kenapa orang seperti Clara yang bukan siapa-siapa bisa juga hadir?

Lupakan saja.

Asalkan wanita itu tidak sembarangan bicara, mempermalukan Keluarga Anggasta, Maya malas mengobrol dengannya.

Memikirkan hal itu, Maya pun mengutarakan tujuannya, berkata, “Arya bilang dia ingin makan masakanmu, aku akan minta orang mengantarnya ke tempatmu nanti.”

Arya adalah putra Maya, usianya lebih tua satu atau dua tahun dari Elsa.

Pernikahan Maya tidak begitu harmonis, beberapa tahun terakhir dia sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga anaknya jarang terurus, jadi dalam dua tahun ini Arya semakin memberontak, Maya pun semakin susah untuk mengaturnya.

Mengetahui Arya sangat suka makan masakan Clara, Maya lantas sering menitipkannya di tempat Clara selama dua tahun ini.

Tidak ada yang peduli padanya, selain nenek di Keluarga Anggasta.

Anak remaja cenderung meniru sikap orang dewasa.

Meski suka masakan Clara, Arya justru merendahkan Clara yang notabene adalah tantenya, dia sering menganggap tantenya sebagai pembantu yang bebas dia perintah.

Sebelumnya demi Edward, Clara selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam menjaga Arya, tidak pernah memasukkan ke dalam hati semua perlakuan tidak hormat kepadanya.

Tapi sekarang Clara sudah bersiap untuk bercerai dengan pria itu, jadi tentu dia tidak ingin melakukannya lagi.

Karena alasan itulah, Clara langsung menolak dan berkata: “Maaf Kak Maya, besok aku nggak ada waktu.”

Clara sudah bertekad untuk kembali menekuni bidangnya, semua waktu yang dimiliki tentu akan terfokus pada urusannya semata.

Setelah bercerai, dia tidak punya urusan lagi dengan Edward atau pun Maya.

Dia tidak akan membuang waktunya hanya untuk mengurusi mereka.

Maya tidak menyangka Clara akan menolaknya.

Bagaimanapun dulu, demi mendapatkan perhatian Edward, Clara selalu berusaha mengambil hati Keluarga Anggasta.

Hanya saja, Maya tidak terlalu memedulikannya.

Clara tidak pernah menolak sebelumnya, jadi saat dia mendengar bahwa Clara ada urusan, dia langsung merasa bahwa Clara memang ada urusan, kalau tidak mana mungkin dia akan melepaskan kesempatan menjilatnya?

Meski begitu, Maya tampak kesal: “Edward dan Elsa bahkan nggak ada di rumah, kamu sibuk apa?”

Begitu mendengar ini, Clara lantas tersenyum pahit.

Selama ini, dia rela membuang jati dirinya, hanya berfokus pada Edward dan putrinya.

Jadi saat mendengar perkataan Maya, dia merasa itu tidak salah.

Tapi dia yakin tidak akan seperti itu lagi.

Saat memikirkannya, Clara hendak mengatakan sesuatu, tapi, tiba-tiba muncul beberapa orang berjalan ke arah mereka.

“Bu Maya!”

Terlihat jelas kedatangan mereka untuk bertemu dengan Maya.

Mereka menatap Clara, dari atas sampai bawah lalu bertanya: “Bu Maya, siapa dia?”

Maya tidak mengakui Clara sebagai ipar, dia lantas berkata dengan nada dingin, “Cuma teman.”

“Oh, teman... ”

Mereka semua memang untuk menghadiri perayaan ke-100 Universitas Nano, tentunya mereka mempunyai status sosial yang tinggi.

Saat melihat Maya bertemu dengan seseorang, mereka mengira seseorang itu adalah orang penting.

Tapi saat melihat sikap Maya pada Clara, tidak ada seorang pun yang memerhatikan Clara lagi, kecuali ada beberapa orang yang merasa dia cantik, dan tidak tahan untuk meliriknya sebentar.

Setelah berkumpul dengan Maya, mereka langsung pergi begitu saja.

Kalau dulu, mungkin Clara akan sakit hati, setiap mendengar Maya tidak mengakuinya sebagai adik ipar.

Sekarang mah masa bodoh.

Selepas kepergian Maya, Clara juga mengambil tasnya, lalu berbalik dan pergi.

Tepat di hari itu sekitar pukul sepuluh malam lebih, pesawat yang ditumpangi Edward dan Elsa tiba di bandara tepat waktu.

Saat waktu menunjukkan hampir dini hari, barulah mereka tiba di rumah.

Sementara Elsa sudah terlarut dalam tidurnya bahkan sebelum tiba di rumah.

Edward menggendong Elsa ke atas, saat melewati kamar tidur utama, dia menyadari pintu terbuka, tapi dalam keadaan gelap tanpa cahaya.

Setelah menggendong Elsa ke kamarnya, Edward kembali ke kamar tidur utama, dia menyalakan lampu kecil di kamar, lalu melirik ke arah ranjang, tampak kosong.

Tidak ada Clara di sana.

Pada saat ini, kepala pelayan kebetulan sedang membawa koper Edward ke atas, Edward pun melonggarkan dasi di lehernya, sambil bertanya: “Ke mana dia?”

Kepala pelayan buru-buru berkata: “Bu Clara pergi dinas.”

Setengah bulan lalu, kebetulan Edward tidak berada di rumah saat Clara pergi.

Pelayan menjelaskan kalau Clara membawa koper saat pergi, seharusnya wanita itu pergi untuk urusan pekerjaan.

Tapi ada yang aneh, Clara jarang sekali pergi dinas, kalaupun pergi biasanya hanya dua atau tiga hari.

Tapi kali ini sudah setengah bulan dia belum kembali.

Edward hanya menjawab singkat, tak lanjut bertanya.
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (28)
goodnovel comment avatar
Teguh Supardi Teguh
terlalu panjang x lebar penjelasan nya,,,capek d baca
goodnovel comment avatar
LacKgre3
idh ga bisa discroll lagii?
goodnovel comment avatar
Luftia
mana lanjutanny?
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 433

    Begitu Pak David selesai berbicara, tepuk tangan langsung riuh terdengar di sana.Edward juga menatap Clara dan bertepuk tangan.Vanessa sempat terkejut selama setengah detik sebelum ikut bertepuk tangan dua kali dengan acuh tak acuh.Clara tidak menatap Edward, dia hanya menatap Dylan lalu berdiri dan naik ke panggung.Setelah Clara naik ke panggung, Pak David berkata kepada hadirin dengan senyum di wajahnya, "Bu Clara ini bukan hanya seorang insinyur luar biasa dari Morti Group, tapi juga pencipta teknologi inti dari kerja sama antara Jetwave dan Morti Group kali ini!"Begitu kata-kata itu terucap, tempat itu dipenuhi dengan keheranan.Ketika Vanessa mendengar hal itu, dia tercengang dan menduga kalau dia salah dengar.Morti Group memiliki pengaruh yang sangat tinggi baik di dalam maupun luar negeri, dan setiap perkembangannya selalu jadi pusat perhatian.Dapat dikatakan bahwa siapa pun yang menjalin kerja sama dengan Morti Group sekarang dapat langsung mendapatkan perhatian yang tin

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 432

    Orang yang makan bersama dengan Clara dan Dylan adalah Pak David, CEO perusahaan teknologi Jetwave Labs.Pagi ini, Morti Group telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Jetwave.Setelah makan bersama, Clara dan Dylan pergi ke Jetwave bersama-sama.Hari itu, mereka berdiskusi lama dengan para teknisi Jetwave dan pulang menjelang pagi.Dalam dua hari berikutnya, Clara juga sering pergi ke Jetwave.Dalam dua hari ini, dia dan para teknisi Jetwave dapat dikatakan bekerja lembur hingga larut malam setiap harinya.Hari Jumat adalah hari peluncuran produk baru Jetwave yang telah dijadwalkan sebulan yang lalu.Alasan mengapa mereka bekerja keras bukan karena hal lain, tetapi murni untuk meningkatkan dan mengimplementasikan ide-ide kerja sama mereka sampai batas tertentu sebelum peluncuran.Setelah ide-ide tersebut sepenuhnya berhasil diimplementasikan, fokus peluncuran Jetwave kali ini akan bergeser secara signifikan.Pada Jumat dini hari, Clara dan Dylan pulang untuk beristirahat, dan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 431

    Edward berkata, "Aku nggak ikut campur dalam pengembangan perusahaan sekarang." Larry mendengarnya dan menatap Vanessa dengan heran, "Ternyata, kamu sangat hebat ya Vanessa?" Vanessa berkata, "Bukan begitu, itu semua berkat para insinyur di perusahaan, lagipula mereka juga sudah bekerja di sana sebelum aku ambil alih perusahaan. Perusahaan dapat berkembang dengan sangat baik sekarang, seperti yang kamu bilang tadi, itu karena Edward, bukan karena aku." Larry tersenyum dan berkata, "Vanessa, kamu sangat rendah hati." Awalnya, ketika dia tahu bahwa Vanessa mengandalkan Edward untuk membangun kariernya sendiri, dia memang sempat berpikir Vanessa tidak cukup baik dan dia tidak cocok untuk Edward. Sekarang setelah mendengar hal itu, dia melihat Edward dan Vanessa juga saling membela, Larry tiba-tiba merasa Edward seharusnya sudah mempertimbangkan fakta bahwa Vanessa adalah seorang ahli di bidang Kecerdasan Buatan, dan bahkan lebih ahli daripada Edward. Dia pasti merasa perusahaan akan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 430

    Dani mengejar Clara, tetapi dia terlambat. Ketika dia sampai di lift, Clara sudah masuk lift untuk ke bawah.Di tempat lain.Edward sedang mengobrol dengan seseorang ketika ponselnya berdering.Dia melihat nama penelepon dan menjawab panggilan tersebut.Setelah beberapa saat, dia menutup telepon dan Vanessa sedang berjalan ke arahnya, "Siapa yang menelepon? Kelihatannya kamu senang banget?""Temanku waktu di kampus. Dia kebetulan ada dinas ke ibu kota untuk beberapa hari. Kami sudah lama nggak ketemu. Jadi, dia mengajakku makan bareng. Kebetulan aku juga nggak sibuk, jadi aku setuju." Setelah mengatakan itu, Edward bertanya, "Apa kamu mau ikut?"Ketika Vanessa bertemu Edward, Edward sudah lulus.Meskipun dalam pergaulan sehari-hari, dia telah bertemu dengan beberapa teman kampus Edward, namun teman-teman sekelas yang dia temui sebelumnya tampaknya hanya kenalan biasa saja.Teman sekelas yang menghubunginya kali ini tampaknya memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Edward. Dia pun me

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 429

    Doni tidak pergi dan tetap bersama Vanessa.Beberapa saat kemudian, ketika Vanessa hendak mencari Edward, dia ternyata sudah tidak bersama Clara.Namun, Clara sedang berbicara dengan Henry.Mengingat keakraban antara Henry dan Doni, mereka tentu akan menyapa ketika bertemu.Setelah menyapanya, Doni memperkenalkan kepada Henry, "Om, ini..."Henry tersenyum, menyelanya dan berkata, "Bu Vanessa. Kami sudah pernah bertemu."Vanessa menyapa Henry dengan sopan.Henry mengangguk dan tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke Clara, "Clara, apa kamu sibuk akhir-akhir ini?"Konferensi memang telah berakhir, tetapi ini masih tempat umum, sementara Henry malah memanggil nama Clara dengan penuh kedekatan. Apalagi ketika berbicara dengannya, nadanya pun terdengar lebih lembut daripada ketika berbicara dengan Doni.Jadi dapat dilihat bahwa Henry sama sekali tidak ingin menyembunyikan rasa menghargai dan rasa hormatnya kepada Clara.Clara mengangguk, "Iya."Clara tentu saja bisa merasakan ra

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 428

    Doni juga datang ke konferensi itu.Kursinya terletak di baris kedua, di belakang Clara dan Edward.Dia datang terlambat.Saat hendak duduk, dia melihat Edward mencondongkan tubuhnya dan berinisiatif untuk berbicara dengan Clara.Saat Clara mengabaikannya, senyum di wajah Edward...Wajah Doni sedikit menggelap.Entah mengapa, dia selalu merasa bahwa Edward perlakukan Clara dengan lebih istimewa.Dalam beberapa bulan terakhir, dia tidak melihat Edward dan Clara melakukan sesuatu yang tidak pantas, jadi dia pikir Edward sudah tidak tertarik lagi padanya.Sekarang tampaknya...Cara Doni mengawasi mereka terlalu kentara, sehingga sulit bagi Edward untuk tidak menyadarinya.Dia pun menoleh untuk melihat ke arahnya, "Pak Doni juga datang?"Doni menahan emosi di tatapan matanya dan menjawab dengan nada dingin, "Iya." Di antara para tokoh utama konferensi pengembangan ini, Henry Listanto adalah salah satunya.Setelah menyampaikan pidatonya, Henry dan para tokoh lainnya mulai merilis daftar pe

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status