Share

Bab 63

Author: Elenor
Setelah Dylan menyadari situasi di sana, dia segera berhenti berbicara dengan Pak Irawan Sentosa dan berjalan menuju Clara.

"Apa kamu baik-baik saja?"

Clara menggelengkan kepalanya.

"Apa pergelangan kakimu terkilir?"

"Sepertinya iya."

Pergelangan kakinya agak sakit, mungkin karena terkilir.

Melihat Dylan peduli padanya, hatinya merasa hangat, tetapi juga sedikit sedih.

Dia juga sudah menyadari cara orang-orang di sekelilingnya memandangnya.

Dia tahu semua orang mengira dia sengaja melemparkan dirinya ke pelukan Edward.

Bahkan jika dia terkilir sekarang, mereka mungkin akan berpikir dia pantas mendapatkannya.

Sedangkan, Edward...

Dia bahkan tidak mau membantunya berdiri, ketika dia melihatnya terjatuh, dia bahkan tidak bertanya apakah dia baik-baik saja.

Satu-satunya orang yang benar-benar peduli padanya di sini adalah Dylan.

"Coba aku lihat."

"Nggak apa-apa."

Ada begitu banyak orang di sini.

Tetapi Dylan mengabaikannya, dia tetap menggendongnya dan mendudukkannya menjauh dari kerumunan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Neneng Redi Aliansi record
Ini lumayan soalnya vannesanya bukan cewek licik yg ngejatuhin orang terus
goodnovel comment avatar
Maria Magdalena Ariyanti
aku masih bertanya tanya kenapa si Dani tiba tiba peduli sama Clara,apa hanya karena Clara gak nglaporin polisi karena nodong kemaren? atau merasa di bantu? logikanya orang yang gak suka biasa gak bisa melihat kebaikan orang kan
goodnovel comment avatar
Rere Uniqua
Terlalu lama... Ceritanya gitu² terus, terlalu lama Clara diintimidasinya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 64

    Clara tanpa sadar langsung menolaknya. "Nggak usah repot-repot, aku bisa pergi ambil sendiri."Dia menolak dengan tegas, membuat Dani langsung terdiam.Clara berkata memastikan, "Halo?""Oke, nanti aku kirimkan alamat bengkelnya.""Oke, terima kasih bantuanmu."Dani pun menutup telepon tanpa mengatakan apa pun.Kaki Clara sedang terkilir, jadi tentu saja dia tidak bisa menyetir.Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya memutuskan untuk minta bantuan Dylan.Dylan pun setuju untuk membawakan mobilnya kembali setelah urusannya selesai.Malam hari, Clara memesan makanan secara online. Setelah selesai makan, dering telepon terdengar. Itu telepon dari Elsa, dia menanyakan kapan Clara akan pulang.Clara tentu saja berkata terus terang, "Kaki Mama terkilir, jadi kalau berjalan, agak sakit. Sekarang masih berobat jadi nggak bisa pulang. Kamu tidur lebih awal ya."Setelah mendengar kabar itu, Elsa langsung bertanya dengan perhatian, "Hah? Kaki Mama terluka? Apa parah? Apa sakit?""Sakit, tapi ngga

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 65

    Dani terdiam sejenak, lalu berkata, "Nanti aku kirim nomor rekeningnya.""Oke." Clara berkata dengan sopan, "Maaf sudah merepotkanmu. Dan terima kasih banyak untuk bantuanmu hari ini."Dani berkata dengan tenang, "Sama-sama."Setelah itu, dia menutup teleponnya terlebih dahulu.Dylan yang mendengarkan di dekatnya, langsung bertanya, "Itu orang yang bantu kamu urus mobil?"Saat itu, Dani telah mengirimkan nomor rekening dan foto nota perbaikan mobilnya.Clara melihatnya dan segera membuka aplikasi pembayaran seluler sambil menjawab, “Benar.”Dari nada bicaranya, Dylan dapat menebak bahwa Clara tidak akrab dengan orang itu.Sedangkan Dani, Dylan sudah pasti mengenalnya, dan dia tahu bahwa Clara juga mengenalnya.Sejauh pengetahuannya, Clara dan Dani tidak akrab sama sekali.Oleh karena itu, meskipun dia mendengar Clara memanggil orang itu dengan nama Dani, dia tidak terpikir bahwa itu adalah Dani Nainggolan.Clara lalu mentransfer uang itu ke rekening Dani tanpa kurang satu rupiah pun.A

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 66

    Mendengar kata-kata Elsa, Clara tiba-tiba tersadar.Kemarin saat dia terjatuh, Edward tidak menawarkan bantuan sama sekali untuk membantunya berdiri.Saat dia terluka, Edward juga berlagak seakan itu bukan masalahnya.Dia melakukan itu bukan hanya karena dia benar-benar tidak peduli padanya, tetapi juga karena dia takut Vanessa akan salah paham, bukan?Di dalam hatinya, pikiran dan perasaan Vanessa adalah yang terpenting, ‘kan?Edward sama sekali tidak peduli pada hidup matinya.Itulah mengapa dia bersikap begitu saat melihatnya terjatuh dan terluka kemarin, ya ‘kan?Memikirkan hal itu, ekspresinya menjadi dingin, dan dia hendak mengatakan bahwa itu tidak perlu, tetapi Edward berkata."Coba tanya Mamamu."Lalu Elsa bertanya kepada Clara, "Ma, Ayah tanya apa Mama mau bicara dengannya di telepon."Clara mengerutkan bibirnya dan berkata, "Nggak, Mama sedang sibuk."“Oke... ” Elsa juga berkata kepada ayahnya, “Ayah, Mama bilang nggak.”Edward menjawab, "Oh."Elsa berkata, "Oke, Ma. Sampai

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 67

    Setelah makan siang bersama, mereka mengobrol selama beberapa jam dan kedua perusahaan sudah mencapai kesepakatan awal untuk menjalin hubungan kerja sama .Dua hari kemudian, Clara dan Dylan pergi ke perusahaan teknologi Edward, X-Tech, untuk membahas kontrak lebih lanjut.Ketika mereka tiba di X-Tech, mereka diterima oleh Pak Candra dan Pak Darmawan, seorang eksekutif senior X-Tech.Namun, Pak Darmawan datang terlambat.Setelah tiba di ruang rapat, hal pertama yang dilakukannya adalah meminta maaf kepada Clara dan Dylan."Saya baru saja ada rapat di lantai atas dengan Pak Edward dan yang lainnya. Maaf, karena sudah terlambat."Jadi, Edward juga sedang sekarang?Clara memikirkannya, lalu berjabat tangan dengan Dylan, dan berkata, "Tidak masalah, Pak Darmawan."Setelah dia tiba, mereka langsung membahas isi kontrak.Tak lama kemudian, seseorang mendorong pintu hingga terbuka.Clara dan Dylan tidak terlalu memperhatikan dan mengira dia hanya karyawan biasa X-Tech.Namun, saat Pak Candra

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 68

    Vanessa tersenyum tipis, "Kita bicarakan nanti saja."Dengan kata lain, selama Vanessa mau, dia bisa datang ke X-Tech untuk bekerja kapan saja.Ada begitu banyak perbedaan cara Edward memperlakukan mereka berdua, dan Clara tidak ingin mengetahuinya lagi.Clara mengambil cangkir dan minum. Pada saat itu, dia melihat seseorang berdiri di luar pintu kaca.Dia mengangkat kepalanya sedikit.Edward Anggasta.Dia terdiam sejenak.Edward juga melihatnya, namun fokusnya tidak tertuju padanya.Clara berbalik dan melihat Vanessa tersenyum tipis ke arah pintu, jelas-jelas sedang menyapa Edward.Kemudian, Vanessa berkata kepada Pak Darmawan, "Saya pergi dulu."Baru saat itulah Pak Darmawan dan Pak Candra menyadari kedatangan Edward.Sekarang sudah hampir tengah hari, jadi Edward pasti datang khusus untuk mengajak Vanessa makan siang.Melihat mereka berdiri untuk menyambutnya, Edward berkata, "Jangan sungkan. Lanjutkan saja urusan kalian."Mereka mengangguk setuju.Edward berkata kepada Dylan denga

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 69

    Dylan terkejut, "Wah, kebetulan sekali."Edward menjawab, "Iya, kebetulan sekali."Dylan berkata, "Karena kami lebih banyak jadi Pak Edward bisa turun duluan. Kami akan menunggu yang berikutnya.""Oke, sampai jumpa, Pak Dylan.""Sampai jumpa."Pintu lift tertutup lagi, mereka harus menunggu lift berikutnya.Setelah menunggu sebentar, saat mereka memasuki lift, ponsel Clara berdering.Itu dari Elsa.Setelah meminta ijin dengan yang lain, dia menjawab telepon, "Halo.""Ma, apa Mama sudah pulang kerja? Kapan Mama ke rumah?"Sejak Clara mengalami cedera kaki, Elsa selalu meneleponnya setiap hari. Setelah mengetahui bahwa cedera kaki mamanya telah sembuh, sejak kemarin dia selalu bertanya kapan Clara akan pulang.Clara sangat sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini dan tidak bisa menemaninya tadi malam.Sekarang mendengarnya bertanya hal yang sama, dia berkata, "Sudah selesai, Mama akan ke sana sekarang.”Saat dia menutup telepon, lift sudah mencapai lantai bawah.Pak Candra bertanya dengan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 70

    Clara mengangguk setuju.Elsa memintanya untuk mengantarnya ke sekolah besok.Clara juga setuju.Sejak di Vila Air Panas, mereka berdua belum bertemu selama sepuluh hari.Jadi, dia menginap di di sana malam itu.Tetapi dia tidak akan tidur di kamar utama.Dia berencana untuk tidur dengan Elsa.Terakhir kali Clara datang dan tidur dengannya adalah karena dia sakit.Tetapi kali ini, dia tidak sakit, dan dia tidak meminta mamanya untuk tidur dengannya.Melihat Clara mandi di kamarnya dan berencana untuk tidur di kamarnya, Elsa tidak mengerti mengapa dia tidak masuk ke kamarnya dan ayah untuk tidur.Namun, dia sebenarnya suka tidur dengan Clara, karena aroma tubuhnya sangat harum dan lembut, dan sangat nyaman untuk memeluknya.Jadi dia tidak bertanya.Namun karena mamanya ada di sana, dia harus berhati-hati saat mengucapkan selamat malam kepada Tante Vanessa, jangan sampai mamanya tahu.Malam itu, ketika Clara tidur, waktu sudah lewat jam sebelas.Namun Edward belum kembali.Ketika dia ban

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 71

    “Tania.”Dani datang dan menggendong gadis kecil itu dari pelukan Clara.Pada saat itu, Dani baru menyadari bahwa Tania sudah basah kuyup.Dia berhenti sejenak dan menatap Clara, "Ada apa ini?"Clara tidak menyangka bahwa gadis kecil itu sebenarnya adalah keponakan Dani.Dia segera menjelaskan, "Dia jatuh ke dalam kolam, aku kebetulan melihatnya, jadi aku tarik dia keluar."Dani dengan lega berkata, "Terima kasih."“Nggak perlu.” Kata Clara, “Cepat ganti pakaiannya biar nggak masuk angin.”Dani mengangguk dan menatap Clara, dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi keponakan kecilnya terus menangis sambil memeluknya, seolah-olah sedang ketakutan. Jadi Dani tidak jadi mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung menenangkannya dengan lembut, mengangguk pada Clara, dan menggendongnya ke dalam lift.Setelahnya, Clara kembali melanjutkan berendam di kolam air panas.Setelah selesai berendam, Clara berganti pakaian dan pergi ke area prasmanan untuk makan.Sebelum dia selesai makan, Dani muncul di hadap

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 278

    Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 277

    Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 276

    Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 275

    Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 274

    Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 273

    Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status