Share

Bab 8

Author: Elenor
“Ada apa?” tanya teman di sampingnya.

“Sepertinya aku kenal sama dia,” jawab Gading sedikit ragu.

Mereka sejak kecil selalu bersama. Dia tahu tentang Clara yang suka pada Edward.

Kalau boleh jujur, Clara sangat cantik, tapi juga sangat pendiam. Cantiknya Clara hanya kecantikan biasa, tidak ada yang spesifik. Wanita seperti itu bukanlah kriteria yang Edward sukai.

Edward selalu menjaga jarak dengan Clara. Begitu juga mereka, para sahabat Edward. Mereka juga tidak terlalu memerhatikan Clara.

Mereka tidak sering bertemu dengan Clara. Bertemu pun, mereka malas untuk sekadar menyapanya.

Sebenarnya, mereka bahkan tidak begitu ingat perawakan Clara. Gading masih ragu dengan apa yang dilihatnya barusan.

Namun, meski wanita barusan benar-benar Clara, dia juga tak memedulikannya.

Tanpa berkata-kata lagi, dia kembali masuk ke dalam ruangan.

….

Clara tidak memerhatikan Gading.

Begitu keluar restoran, dia langsung membawa Raisa pulang. Malam itu, dia pun harus menginap di rumah Raisa untuk menjagan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (67)
goodnovel comment avatar
Rhena Altika
ceritanya kak tai ,muter2 gak karuan
goodnovel comment avatar
Sri Ratna
crtanya terll bertele2...
goodnovel comment avatar
hari listiowati
udh jauh2 balik bab awal lg gmn nih??mana baru aj ngisi koin buat baca Krn penasaran...eh kok awal koin pun ilang semua
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 480

    Mungkin karena tahu Clara tidak ingin berbicara dengannya, setelah dia selesai memesan, Edward memberi tahu Clara tentang Elsa, "Elsa akan pergi ke provinsi lain untuk mengikuti kompetisi yang sangat penting Kamis depan. Apa kamu ada waktu hari itu?""Iya, Ma. Apa Mama bisa menemaniku ke kompetisi hari itu?"Karena dia pergi ke provinsi lain, perjalanan pulang pergi akan memakan waktu setidaknya dua hari.Clara hendak menjawab, mengingat pekerjaan di Morti Group, Jetwave Labs, dan Anggasta Group, dia mungkin tidak punya waktu.Clara merenung dan hendak berbicara, tetapi sebelum dia sempat membuka mulut, Elsa melihat ekspresinya dan sudah tahu apa yang akan dia katakan.Dia tidak ingat sudah berapa kali Clara mengatakan kepadanya bahwa dia sibuk dengan pekerjaan dan berjanji untuk menghabiskan waktu bersamanya ketika dia punya waktu.Kenyataannya, bahkan pada hari Sabtu dan Minggu, ataupun ketika dia berada di rumah nenek buyutnya, ketika mereka tinggal di bawah atap yang sama, Clara ja

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 479

    Edward dan Clara telah saling kenal selama bertahun-tahun dan telah menikah selama beberapa tahun, namun Edward tidak pernah menyukai Clara. Jadi, meskipun Edward dan Clara pergi makan bersama, baik Keluarga Sanjaya maupun Keluarga Gori tidak akan merasa khawatir, atau menduga akan terjadi sesuatu di antara mereka.Ledakan emosi Diana semata-mata karena ketidaksukaannya pada Clara.Sementara reaksi Rita dan Nenek Sanjaya relatif tenang.Rita tidak bermaksud mengganggu Edward di ruang makan pribadinya. Dia menepuk Diana pelan, memberi isyarat agar dia berhenti berbicara, lalu berkata kepada manajer, "Silakan tunjukkan jalannya."Tanpa melirik Clara, dia meraih tangan Nenek Gori dan masuk ke ruang makan pribadi lain.Keahlian Clara dalam bidang Kecerdasan Buatan mungkin memang cukup mengesankan. Fakta bahwa dia berhasil menjalin hubungan dengan Dylan dan mendapatkan kesetiaannya yang tak tergoyahkan tentu saja tidak bisa diremehkan. Namun di mata Edward, Clara bukanlah siapa-siapa. Ole

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 478

    Nenek Hermosa menderita flu selama beberapa hari terakhir. Pada Sabtu pagi, setelah Clara menjenguk Indri di rumah sakit, dia langsung berkendara ke rumah sakit tempat Nenek Anggasta dirawat.Ketika tiba di sana, Edward dan Elsa juga sudah ada di sana.Nenek Anggasta tampak sedikit lebih bersemangat daripada saat dia baru bangun tidur, dan senyum langsung tersungging di wajahnya saat melihatnya.Saat Clara sedang berbicara dengan Nenek Anggasta, Edward tidak menyela mereka. Setelah mengambilkan segelas air untuk Clara, dia duduk dan mengupas apel untuk Elsa dan Clara.Ketika Edward menyerahkan apel yang telah dikupas dan dipotong dadu di atas piring kecil, Clara menerimanya dan berkata, "Terima kasih.""Sama-sama."Melihat mereka berdua kini dapat duduk dan berbicara dengan tenang, Nenek Anggasta mendesah dalam hati.Clara cukup lama mengunjungi Indri tadi. Setelah dia datang dan duduk bersama Nenek Anggasta selama lebih dari setengah jam, tibalah waktunya makan siang. Nenek Anggasta

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 477

    Vanessa tersenyum tipis dan berkata, "Urusannya sudah beres, jadi aku datang ke sini."Sebenarnya dia sangat khawatir, hingga bahkan meninggalkan X-Tech sebelum rapat selesai.Dia tahu Edward tidak perlu menghadiri rapat yang dihadiri Clara hari ini, tetapi seperti dugaannya, dia benar-benar turun dari ruangannya di atas untuk mendengarkan rapat Clara.Memikirkan hal itu, dia merasakan sakit yang teramat sangat, dan wajahnya menegang. Edward melihat jam. "Aku masih ada rapat daring sepuluh menit lagi, dan mungkin butuh satu jam baru selesai. Ayo kita naik dulu dan duduk sebentar."Vanessa berkata, "Oke."Sore harinya, Vanessa kembali ke kediaman Keluarga Gori. Nenek Sanjaya melihatnya dan bertanya, "Kenapa kamu pulang cepat? Bukannya kamu mau pergi makan malam dengan Edward?""Dia masih ada urusan lain.""Oh, begitu."Vanessa merasa lelah. Setelah berganti sepatu, dia ingin naik ke atas untuk beristirahat. Rita yang memperhatikan raut wajahnya, bertanya, "Ada yang terjadi? Kamu keliha

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 476

    Clara dan Edward jalan berdampingan menjauhi kamar nenek. Setelah berjalan agak jauh, Clara mengambil inisiatif dan bertanya, "Kalau ada yang mau dikatakan, sekarang saja."Edward melirik Clara dan berkata, "Kondisi Nenek belum stabil. Soal perceraian, aku mau menundanya beberapa hari."Clara tidak menatapnya. Mendengar kata-kata Edward, dia tidak tampak terkejut. Setelah terdiam dua detik, dia menjawab, "Oke.""Terima kasih." Saat hendak pergi, Edward menambahkan, "Apa kamu ingin sesuatu? Sebagai tanda terima kasih, aku bisa berusaha membantumu mewujudkan keinginanmu."Clara terdiam sejenak setelah mendengarnya, tanpa menoleh, dia lalu berkata dengan tenang, "Nggak usah. Yang aku mau, kamu juga nggak akan setuju."Setelah mengatakan hal itu, Clara menyadari ucapannya bisa disalahartikan, seolah dia masih mengharapkan Edward membalas perasaannya. Jadi, dia menambahkan, "Yang kumaksud 'kamu nggak bisa setuju' itu bukan seperti yang kamu pikirkan."Edward malah tersenyum mendengarnya. D

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 475

    Dua hari kemudian, pada siang hari, Clara dan Gery sedang dalam perjalanan ke kafetaria untuk makan siang ketika ponselnya tiba-tiba berdering.Itu Edward.Clara melihatnya, ragu sejenak, lalu menjawab, "Halo.""Nenek sudah sadar."Jantung Clara berdebar kencang, dan dia langsung berkata, "Aku akan segera ke sana.""Oke."Setelah menutup telepon, Clara berkata kepada Gery yang sedang menunggu di sampingnya, "Maaf, aku ada urusan lain, jadi nggak bisa makan siang bareng."Gery sempat melirik nomor di layar ponselnya dan melihat dia memang sedang terburu-buru, dia berkata, "Nggak masalah."Clara pun mengangguk dan segera pergi.Setibanya di rumah sakit, Edward, Elsa, Maya, Sinta, Ronald, dan yang lainnya sudah ada di sana.Melihatnya datang, Elsa langsung menghambur ke pelukannya. Edward juga meliriknya, lalu berbalik ke arah neneknya dan berkata, "Nenek, Clara sudah sampai."Ketika Nenek Anggasta mendengar Clara datang, senyum tipis muncul di wajahnya, dan dia berusaha keras untuk melir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status