Share

Bab 94

Author: Elenor
Clara meletakkan ponselnya, berjalan turun, dan memberi tahu nenek Keluarga Anggasta bahwa Edward sudah ada rencana makan malam.

Edward tidak pulang malam itu.

Ketika terbangun keesokan harinya, nenek Keluarga Anggasta lantas agak marah saat mengetahui Edward tidak pulang tadi malam, "Dasar anak itu, sesibuk apa dia di kantor, sampai tidak bisa pulang?"

Setelah mendengar itu, Clara hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.

Tidak peduli seberapa sibuknya Edward, dia pasti akan tetap pulang.

Lagi pula, dia juga butuh istirahat.

Tapi dia teringat suara Vanessa di telepon tadi malam.

Dia sontak mengerti itulah alasan mengapa Edward tidak pulang.

Pasti ada tempat yang lebih baik.

Proyek utama Morti Group untuk dua tahun ke depan telah diputuskan dalam dua hari terakhir.

Namun, Dylan tetap mengintegrasikan ide-ide mereka dan mengirimkannya ke Prof Nian, berharap dia dapat memberi beberapa saran pada mereka.

Dosen mereka itu biasanya sangat sibuk, keberadaannya juga tidak pasti, jadi Clar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siahaan N Magdalena
smp bab 90 an, monoton ceritanya.. membosankan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 95

    Clara juga menyadari itu.Terlebih lagi, dia merasa bahwa ini mungkin kompensasi Edward karena tidak mengizinkan paman Vanessa dan keluarganya pindah ke seberang rumah pamannya.Lagi pula, mengingat perasaannya terhadap Vanessa, gimana mungkin dia tega membiarkan Vanessa sedih hanya demi menolong Clara?Dylan pun berkata, "Kalau dia benar-benar menyembunyikan kemampuannya, berarti... "Meski mereka adalah murid Prof Nian dan dia sering bersikap dingin pada mereka, hubungan mereka dan dosen mereka itu sebenarnya bisa dibilang lumayan baik.Walaupun dosen mereka tegas terhadap mereka, sebenarnya dia adalah orang yang berwajah dingin tetapi berhati lembut.Namun, dia juga seorang yang berprinsip.Jika kemampuan dan bakat Vanessa benar-benar memadai, dia tidak akan menolaknya hanya karena masalah antara Clara dan Vanessa.Jadi…Clara segera menenangkan diri dan berkata, "Kita urus urusan kita sendiri dulu."Yang bisa dilakukannya hanyalah menjadi dirinya sendiri.Malam itu, dia pulang laru

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 96

    Setelah sarapan, Clara mulai mengemas pakaian dan perlengkapan lain untuk ke Vila Air Panas.Namun dia hanya mengemasi keperluannya sendiri.Dia tidak mengurusi keperluan Edward.Lagi pula, meski Edward secara hukum adalah suaminya, tetapi dia bukanlah lelaki miliknya.Dia sekarang milik Vanessa.Edward mungkin tidak senang jika dia menyentuh barang-barangnya.Dan sekarang dia juga tidak ingin menyentuh barang-barangnya.Elsa meminta Bibi Sari membantunya berkemas.Kalau dulu, dia mungkin khawatir kalau Elsa tidak membawa semua barangnya, dan bahkan jika Bibi Sari membantunya berkemas, dia akan tetap memeriksanya lagi dengan teliti.Tetapi sekarang, setelah mengemasi barang-barangnya, dia menyeret koper kecilnya ke bawah tanpa memperhatikan apa yang terjadi di kamar Elsa.Setelah dia menunggu di bawah sebentar, Elsa, Edward dan yang lainnya juga turun.Setelah tiba di Vila Air Panas, Edward pergi menelepon. Ketika Clara sedang memilah pakaiannya di kamar, nenek masuk, menyerahkan sebua

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 97

    Dia merasa sedikit tidak nyaman, bahkan saat melihat dirinya sendiri di cermin.Namun dia tidak membencinya.Jadi, dia tetap memakainya.Sekarang, dia masih mengenakan jubah mandinya. Ketika dia melihat Edward menatapnya, dia teringat pakaian dalam yang dikenakannya dan berhenti.Namun, dia segera melanjutkan, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Dia berjalan ke kolam, meletakkan barang-barangnya, dan melepas jubah mandinya.Pakaian dalam yang dikenakannya tampak sepenuhnya di depan Edward.Edward menatapnya lalu berhenti sejenak.‘Clara yakin Edward tahu kalau pakaian itu diberikan oleh nenek.’‘Dia memilih untuk memakainya, dan di mata Edward, dia mungkin berpikir bahwa Clara berharap sesuatu akan terjadi di antara mereka.’‘Namun sebenarnya, dia tidak bermaksud begitu.’‘Apa yang dia pikirkan adalah urusannya.’‘Tidak perlu baginya untuk dengan sengaja tidak mengenakan pakaian dalam yang disukainya hanya karena takut dia mungkin salah paham.’Memikirkan hal itu, Clara tidak merasa tid

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 98

    Pada saat itu, pintu lift lain terbuka dan Gading berjalan keluar.Clara sedikit terkejut melihat Gading di sana.Clara tidak menyangka dia akan datang ke Vila Air Panas juga.Tetapi nenek dan Edward tidak tampak terkejut, dan jelas bahwa mereka tahu tentang kunjungan Gading ke tempat itu.Gading mengangkat alisnya saat melihat Clara, lalu menoleh ke nenek dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Nek, apa Nenek akan pergi sekarang? Apa Nenek tidak mau makan siang dulu?"Keluarga Anggasta dan Perkasa memiliki hubungan yang baik.Nenek juga melihat Gading tumbuh dewasa. Mendengar hal itu, dia tersenyum ramah dan berkata, "Nggak, nggak usah. Kalian bersenang-senang saja."Mereka semua mengantar nenek pergi.Setelah mobilnya melaju pergi, Elsa segera bertanya dengan gembira, "Om Gading, kok bisa ada di sini?"Gading membungkuk dan dengan lembut mencubit wajah cantik Elsa. "Ayahmu meminta Om untuk datang, jadi Om langsung ke sini untuk menyapa Nenek buyutmu. Bagaimana, Om cukup setia, kan?"

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 99

    Saat melewati lobi dan menuju lift, staf tersebut bertemu Edward dan yang lainnya.Gading bertanya, "Makanan ini untuk siapa?"Staf itu segera berkata, "Ibu yang memesannya."Jika staf memanggil langsung dengan sebutan ‘Ibu’, maka sudah pasti itu untuk Clara.Mereka tidak mempersulit staf dan memintanya untuk mengantarkan makanan.Namun, setelah staf itu pergi, dia tersenyum dan berkata, "Sepertinya kita tidak perlu mengundangnya makan malam nanti."Edward berkata dengan tenang, "Panggil saja dulu."Mendengar ini, Vanessa tertegun sejenak, mengerucutkan bibirnya dan menatap Edward.Dani dan Gading juga tercengang.Namun, Gading tersenyum dan berkata, "Benar. Nenek khusus berpesan padamu untuk menjaganya dengan baik. Jika kita tidak mengundangnya makan malam, akan buruk jika Nenek tahu."Bagaimanapun, ini adalah vila pribadi Keluarga Anggasta, dan nenek mungkin punya mata-mata di sini.Setiap gerakan mereka mungkin mudah diketahui oleh nenek.Mendengar hal itu, bibir Vanessa yang cember

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 100

    Di lantai bawah.Elsa berlari mendekat dan berkata kepada Edward, "Ayah, Mama sudah makan dan tidak mau turun."Gading mengangkat alisnya.Cukup bijaksana.Dani menunduk dan tidak berkata apa-apa.Vanessa tersenyum tanpa sadar.Dia tahu Clara tidak akan berani turun.Lagipula, tak seorang pun di sini yang benar-benar menyambutnya.Sekalipun dia turun, dia tetap akan diolok-olok dan dikucilkan semua orang.Daripada begitu, lebih baik dia tidak turun saja dan tetap bersembunyi di atas.Edward mendengarnya dan berkata, "Oke, Ayah mengerti." Kemudian, tanpa memaksa, dia berkata kepada yang lain, "Jangan diam saja, ayo kita makan."Mendengar hal itu, senyum Vanessa semakin dalam, dan dia duduk dengan anggun di samping Edward.Di lantai atas.Setelah makan, Clara meneruskan pekerjaannya sendiri.Pada saat itu, Dylan juga telah tiba di rumah.Pada saat itu, Clara juga sudah memiliki lebih banyak ide baru. Ketika dia selesai berbicara, Dylan menggebrak meja dengan gembira setelah membaca kons

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 101

    Vila Air Panas itu sangat besar, dia tidak tahu di mana Edward dan yang lainnya berada.Dia tidak melihat mereka saat turun ke lantai bawah.Hari belum sepenuhnya gelap, jadi Clara panggil dua orang staf untuk bantu dia, lalu mereka naik ke gunung.Saat itu angin dingin berembus, tapi Clara memakai pakaian cukup tebal, jadi tidak merasa dingin.Dia naik gunung untuk menikmati angin sepoi-sepoi dan memetik beberapa apel, itu bisa membuat pikirannya jadi rileks.Tidak lama kemudian, mereka bertiga sudah memetik dua atau tiga kotak apel.Setelah selesai, Clara tidak langsung kembali ke vila. Dia duduk menikmati matahari terbenam yang indah hari itu.Saat itu, dia mendengar suara langkah kaki dan suara anak-anak.Begitu menoleh ke belakang, dia melihat wajah Dani.Dani tertegun, tidak menyangka akan bertemu dengannya.Saat itu, seorang anak kecil di dalam panggilan video berteriak kegirangan, "Tante!"Ternyata Dani sedang melakukan panggilan video dengan Tania, tunjukkan padanya buah-buah

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 102

    Akan ada sup kaldu panas, sate kuah pedas, dan barbeku di pesta api unggun malam ini.Sup kaldu panas dengan isian kepiting, ayam dan bahan lainnya sudah matang, sate kuah pedasnya juga sudah siap. Meja makan panjang sudah dipenuhi dengan berbagai olahan hidangan laut segar berkualitas tinggi.Api unggun pun telah dinyalakan.Gading dan yang lainnya juga sudah duduk di sekitar api unggun.Setelah Dani dan Vanessa tiba, Vanessa langsung duduk di sebelah Edward.Gading sudah tidak sabar ingin mencicipi sate kuah pedas. Ketika dia lihat semua orang telah hadir dan hendak mulai makan, dia tiba-tiba teringat pada Clara. Dia menatap Elsa dan berkata, "Elsa, kamu pergi panggil mamamu. Bilang padanya kita punya makanan enak di sini, minta mamamu turun dan makan bareng."Walau menurutnya Clara akan tetap sembunyi di kamar seperti tadi siang, tapi tetap harus tanya.Vanessa juga mengerti maksudnya Gading.Bagaimanapun, mereka sudah tanya, apa Clara akan turun atau tidak, itu urusannya sendiri.D

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 269

    Ketika Sinta dan yang lainnya sampai di rumah, mereka tidak melihat Clara dan mengira dia pergi ke bandara bersama Edward untuk menjemput Elsa.Sekarang Edward dan Elsa sudah sampai di rumah, tetapi mereka tidak melihat Clara, mereka berdua merasa sangat aneh.Namun, mereka tidak peduli dengannya dan terlalu malas untuk bertanya.Edward berkata, "Dia ada urusan yang harus dilakukan."Dustin tidak curiga dan terus menggoda Elsa.Nenek Anggasta tahu apa yang sedang terjadi, namun dia tidak mengatakan apa pun.Setelah makan malam, Elsa bermain sendiri sebentar, tetapi merasa bosan, jadi dia menelepon Clara.Bahkan saat berlibur, Clara tidak berniat membiarkan dirinya bermalas-malasan.Ketika Elsa menelepon, Clara sedang mempelajari informasi yang diberikan oleh Prof Nian.Melihat panggilannya, dan berpikir bahwa mereka sudah hampir sebulan tidak bertemu, Clara mengangkat telepon dengan santai, "Halo."Clara tidak menjawab teleponnya untuk waktu yang lama.Elsa awalnya tidak punya harapan.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 268

    "Ayah, Tante Vanessa."Setelah keluar dari bandara, Elsa melihat Edward dan Vanessa. Dia melepaskan tangan Bibi Sari, berlari ke arah mereka dengan antusias, dan melemparkan dirinya ke pelukan mereka.Setelah masuk ke dalam mobil, Elsa mengobrak-abrik tas sekolah kecilnya dan menyerahkan gawai kecil menarik yang dibelinya saat jalan-jalan kepada Vanessa dan Edward."Ayah, Tante, aku membelikan kalian hadiah."Vanessa mengambilnya, mengusap rambutnya dengan lembut, dan berkata sambil tersenyum, "Terima kasih, Elsa."Nenek telah keluar dari rumah sakit hari itu, jadi Edward serta Elsa akan kembali ke rumah Keluarga Anggasta untuk makan malam.Setelah meninggalkan bandara dan mengantar Vanessa pulang, Edward meminta sopir untuk berbalik dan kembali ke rumah Keluarga Anggasta.Dalam perjalanan ke sana, Edward sempat menangani urusan kantor.Elsa tidak mengganggunya dan hanya bermain sendiri.Setelah sampai dan keluar dari mobil, Elsa berlari masuk ke rumah itu dengan tas sekolah kecil di p

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 267

    Dylan telah sampai ke rumah Keluarga Hermosa, dia sendiri yang mengantarkan kembang api itu ke sana.Adapun Dani, untuk menghindari masalah yang tidak perlu, Clara memberinya alamat di dekat rumah Keluarga Hermosa.Sekitar jam dua siang, Clara berangkat menuju tempat janji temu mereka.Dani mengatakan di telepon bahwa dia akan menyuruh seseorang mengirimkan kembang api itu kepadanya.Faktanya, setelah memarkir mobil, Clara melihat Dani sendiri yang datang.Dani berkata, "Kamu sudah sampai?""Iya.""Coba buka bagasinya."Setelah Clara membuka bagasi, Dani memindahkan kembang api dan beberapa hadiah Tahun Baru ke dalam bagasinya.Clara melihat hadiah Tahun Baru itu dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Nggak perlu hadiah Tahun Baru...""Tania memintaku membawakannya padamu."Clara hanya bisa terdiam.Clara lalu meletakkan makrame yang dia buat sendiri dan beberapa hadiah Tahun Baru yang dibelinya setelah makan siang ke dalam mobil Dani, "Aku membeli ini untuk Tania."Dani tersenyum

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status