Share

Bab 12

Penulis: Coklat Panas
Wina mengira Emil dan Jihan sudah saling akrab. Dia tidak menyangka bahwa Jefri Lionel yang memperkenalkan mereka berdua.

Wina menyadari tujuan Emil membawanya ke perkumpulan ini tidak hanya untuk bertemu dengan beberapa teman, tetapi juga untuk mendapatkan proyek dari Jihan.

Situasi ini sedikit menguntungkan bagi Wina karena pasti butuh waktu untuk membicarakan proyek bisnis. Dengan begitu, dia masih punya waktu memikirkan cara untuk melepaskan diri dari tangan Emil.

Menyadari hal tersebut, Wina yang dari tadi tegang berubah menjadi sedikit santai.

Tepat ketika dia menghela napas lega, Emil di samping tiba-tiba mengangkat dagunya sambil berkata, "Habiskan."

Wina tidak bisa pura-pura bodoh lagi, jadi dia pun mengambil gelas anggur itu dan langsung meneguk habis semua isinya.

Wina jarang minum karena Jihan tidak suka bau alkohol.

Langsung meneguk habis segelas anggur dengan kadar alkohol tinggi membuat Wina tersedak sampai mengeluarkan air mata.

Melihat ini, Emil segera memeluknya sambil menepuk-nepuk punggung Wina.

Mata dingin Jihan tertuju pada tangan yang memegang Wina.

Dengan pandangan kabur karena air mata, Wina sepertinya melihat niat membunuh dari mata Jihan.

Akan tetapi, ketika pandangan Wina kembali jelas, yang terlihat hanya ketidakpedulian di mata Jihan.

Wina hanya bisa mentertawakan dirinya sendiri. 'Jihan hanya menganggapku sebagai pengganti. Apa lagi yang aku harapkan?'

Melihat Wina sudah tidak tersedak, Emil memeluknya sambil berkata kepada Jefri, "Gadis ini nggak pernah ke tempat seperti ini, jadi nggak bisa minum. Mohon dimaklumi."

Jefri hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun, tetapi wanita di sampingnya tiba-tiba menjadi kesal, "Tuan Muda Emil, apa maksud ucapanmu?"

Emil mengangkat alisnya dan berkata dengan santai, "Kak, aku nggak ngomongin kamu, tapi kenapa kamu yang heboh?"

Mendengar dirinya dipanggil "Kak", wanita itu langsung marah, "Aku jauh lebih muda darimu, apa kamu nggak malu panggil aku Kak?"

"Usiamu lebih muda dariku, tapi wajahmu lebih tua dariku. Kalau aku nggak panggil kamu Kak, apa aku panggil kamu Cur?"

"Kamu ...!"

Wanita itu tidak bisa membalas perkataan Emil. Dia mengentakkan kaki, lalu menoleh dan menarik lengan baju Jefri dengan manja.

"Kak Jefri, lihat dia. Perkataan dia sungguh menyebalkan, kita jangan nongkrong bareng dia lagi. Ayo pergi saja."

Jefri dengan tenang menepuk-nepuk tangan wanita itu sambil berkata, "Yeni, kamu tahu sifat Tuan Muda Emil. Dia hanya bercanda saja."

Bagaimana mungkin Yeni Adara mengabaikan hal itu. Meskipun dia adalah wanita nomor satu di bar itu, dia sekarang sudah bersama Jefri. Oleh karena itu, dia tidak ingin mendengar kata-kata yang berhubungan dengan "pernah melakukan itu" lagi.

Meskipun tidak bisa melawan Emil, Yeni bisa melawan wanita yang dibawa Emil itu.

"Sudahlah, aku nggak mau berdebat denganmu lagi. Kita nongkrong untuk bersenang-senang."

"Tapi, agak bosan kalau hanya duduk saja. Gimana kalau kita main sesuatu?"

Ketika mendengar akan bermain sesuatu, semua orang di tempat menjadi bersemangat.

"Mau main apa?" tanya Yeni sambil mengeluarkan beberapa tumpukan kartu di atas meja.

"Main poker saja. Kita bagi tim. Siapa yang kalah harus melepas satu pakaiannya."

"Menarik."

Emil tentu tidak akan menolak adegan seksi seperti itu, jadi dia langsung setuju. Pria-pria mesum lain juga tidak akan menolak.

Jefri takut Jihan merasa tidak nyaman dan melirik ke arahnya sambil berkata, "Kak Jihan, permainan mereka selalu gila, kalau kamu nggak mau ...."

Sebelum selesai berbicara, Jihan sudah mengambil kartu dari Yeni dan bertanya, "Cara mainnya?"

Jefri terkejut ketika melihat itu. Dia tahu Jihan selalu membenci tempat seperti ini. Hari ini, Emil hanya bilang ingin mempertemukan dia dengan seorang wanita yang mirip dengan Winata dan Jihan langsung setuju. Selain itu, tidak hanya datang ke tempat seperti ini, Jihan juga tidak terlihat kesal dan ikut bermain dengan mereka. Semua sikap Jihan ini sungguh abnormal menurut Jefri.

Yeni juga tidak menyangka Jihan yang dikenal sebagai pria yang tidak mudah mendekati wanita begitu mudah diajak bicara. Hal ini membuat Yeni tersenyum girang.

"Gampang, aku akan ajari kamu."

Setelah Yeni menjelaskan peraturan permainan, dia memanggil semua orang untuk menarik undian dan membentuk tim.

Wina yang duduk dengan kaku di sofa terlihat sedikit bingung.

Dia sedang mencari alasan untuk menolak, tetapi Yeni seperti sudah membaca pikirannya dan berkata, "Setiap orang yang datang harus ikut. Nona Wina nggak akan merusak suasana senang ini, 'kan?"

Begitu perkataan itu keluar, perhatian semua orang tertuju pada Wina.

Pandangan orang-orang itu membuat Wina merasa tidak nyaman. Pandangan itu seakan-akan dia akan merusak suasana jika tidak ikut bermain.

Wina tidak berani menyinggung perasaan orang-orang itu, jadi dia terpaksa ikut bermain.

Melihat Wina bisa membaca situasi, Yeni pun melepaskannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1552

    Lama sekali Jodie hanya tertegun setelah menerima berita kematian Wina, tetapi akhirnya bergegas dan mengantar kepergian Wina ke tempat peristirahatan terakhirnya. Setelah semua orang meninggalkan pemakaman, Jodie mengelus batu nisan Wina dengan penuh rindu."Wina."Jodie perlahan berjongkok sambil bertopang pada batu nisan Wina dan menatap wajah Wina dalam foto dengan matanya yang sudah menua ...."Nggak disangka, ya?""Ternyata begitu aku jatuh cinta, rasa cintaku bisa bertahan selama ini," gumam Jodie sambil mengangkat alisnya. "Aku saja nggak tahu kalau aku ternyata tipe orang yang sepenyayang ini."Jodie menatap foto itu dan tersenyum. "Sampai-sampai ... aku merasa nggak ada satu wanita lain pun yang menarik perhatianku. Tuh Wina, aku nggak kalah dari Jihan, 'kan?"Namun, yang menjawab Jodie adalah bunyi kepak sayap burung yang terbang di pemakaman. Setelah semua binatang itu pergi, yang tersisa hanyalah keheningan. Sama heningnya seperti rasa cinta yang selama ini Jodie pendam da

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1551

    Sebelum kehidupan Wina berakhir, yang terlintas di benaknya adalah rasa cinta yang Jihan sembunyikan selama lima tahun itu ....Saat membalikkan tubuhnya dan bangun, Wina bisa melihat tubuhnya dipeluk dengan erat oleh sepasang lengan yang kuat dan bertenaga. Jika itu bukan cinta, lantas apa ....Wina juga bisa melihat suasana makan di akhir pekan itu dengan jelas. Jihan yang duduk di depannya sesekali melirik Wina melalui ekor matanya. Jika itu bukan karena Jihan sudah lama menyukainya waktu, lantas apa ....Apalagi setelah Jihan selesai melakukannya. Dia akan menggendong dan membiarkan Wina berbaring tengkurap, lalu mengusap-usap punggung Wina untuk menidurkannya seperti anak kecil ....Rasa cinta Jihan terwujud dalam hal-hal kecil. Mungkin sekilas tidak terlihat jelas cinta macam apa itu dan hanya Jihan sendiri yang tahu betapa dia menyayangi dan mencintai Wina ....Mata Wina tidak bisa lagi terbuka, rasanya jiwanya tersedot keluar. Dia tidak punya tenaga lagi untuk bangkit, dia juga

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1550

    Wina mengelus bagian belakang kepala Delwyn, ekspresinya terlihat sangat tenang seolah-olah dia sudah berdamai dengan kenyataan. "Kapan kamu akan menikah?"Tubuh Delwyn sontak menegang, air mata menggenangi pelupuk matanya. Dia pun perlahan menengadah dan melepaskan Wina. "Ibu ... aku ... aku belum bertemu dengan gadis yang kusuka."Wina bisa melihat pantulan dirinya dari bola mata Delwyn, jadi dia menyentuh wajah putranya. "Kamu lihat sendiri betapa menderitanya ibumu tetap bertahan hidup. Masa kamu nggak mau membiarkan Ibu menyusul ayahmu?"Sewaktu kecil Delwyn dikekang oleh orang tuanya, tetapi sekarang setelah besar, giliran dia yang mengekang orang tuanya. Karena hanya pengekangan ini saja yang bisa mencegah Delwyn menjadi yatim piatu. Jadi ... biarkan Delwyn menjadi egois untuk kali ini saja ....Delwyn meraih lengan Wina dan memohon, "Ibu, tolong tunggu sebentar lagi. Aku akan menemukan gadis yang kusuka dan menikahinya, oke?"Wina tidak tega menyakiti hati putranya, jadi dia me

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1549

    Demi putranya, Wina sama sekali tidak mengikuti Jihan. Namun, rambut Wina mendadak beruban dalam satu malam dan wajahnya seolah menua sepuluh tahun. Kerutannya sontak tampak lebih kentara, tatapan matanya selalu terlihat kosong.Di depan makam Jihan, Wina meminta Jihan untuk menunggunya. Sekarang Wina sudah punya anak, jadi dia tidak bisa melakukan sesuatu dengan asal. Nanti setelah putra mereka menikah, barulah Wina akan pergi menyusul Jihan. Jika Jihan ternyata tidak menunggunya, Wina akan menarik kembali janjinya tentang kehidupan selanjutnya sehingga mereka tidak akan pernah bertemu lagi ....Wina tidak menghadiri pemakaman Jihan. Itu sebabnya dia akhirnya terbangun, lalu berjalan ke makam Jihan dengan tubuh yang terhuyung-huyung. Tidak ada yang tahu tentang apa yang Wina katakan kepada Jihan, selain Delwyn yang memapah ibunya untuk menemui ayahnya ....Malam itu, Wina tiba-tiba pingsan di salju dan segera dibawa ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan pertama. Wina baru sadar s

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1548

    Bulu mata Wina tampak bergetar. Dia mengangkat matanya yang terkesan kosong dan menatap ke kejauhan. "Nggak, aku nggak akan ke mana-mana. Kami akan tetap di sini sampai aku ikut mati beku. Nggak akan ada yang bisa memisahkan kami."Semua orang sontak merasa tercekat. Mereka semua bergegas membujuk Wina agar jangan melakukan hal bodoh, tetapi Wina tidak mengacuhkan semua omongan mereka. Dia hanya duduk diam di sana sambil memeluk Jihan, menunggu ajal menjemputnya.Delwyn akhirnya menggenggam tangan Wina dengan erat sehingga pandangan Wina beralih kepadanya. "Ibu, aku tahu betapa Ibu mencintai Ayah dan Ibu pasti sulit menerima kenyataan ini, tapi tolong jangan lakukan hal bodoh. Aku sudah kehilangan Ayah dan aku nggak bisa kalau harus kehilangan Ibu juga ...."Suara putranya membuat Wina akhirnya perlahan menatap Delwyn. Wina menyentuh wajah Delwyn yang tampak begitu mirip dengan Jihan, lalu tersenyum kecil dengan senang ...."Ibu sudah lama mempersiapkan diri untuk kematian ayahmu. Kare

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1547

    Air mata Wina pun mendadak mengalir turun. Tidak ada tangisan yang memilukan hati, hanya keheningan dan bibir Wina yang terbuka. Wina ingin mengatakan sesuatu, tetapi sepertinya dia sudah mengatakan semua yang ingin dia katakan kepada Jihan. Pada akhirnya, Wina hanya menurunkan pandangannya menatap wajah Jihan yang sudah pucat itu ...."Bodoh. Mau seberapa banyak pun darahmu mengalir keluar, kamu tetap suamiku. Mana mungkin aku takut? Aku nggak takut. Kenapa kamu malah pergi ke tempat seperti ini sendirian?"Yang membuat Wina merasa begitu getir adalah karena dia tidak sempat berpamitan untuk terakhir kalinya. Namun, Jihan sama sekali tidak memikirkan rasa penyesalan Wina dan fokus ingin menyembunyikan kondisinya dari Wina ....Lantas, bagaimana jika ... Wina tidak mengenali tiruan Jihan? Apa itu berarti Wina tidak akan pernah menemukan tubuh Jihan? Apa itu berarti Jihan akan selamanya terkubur beku di bawah salju ....Jihan sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum ajal menjemputn

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status