Di sebuah ruangan yang gelap, seorang pria membelai kulit wanita dengan telapak tangannya. Dia membungkukkan badan, lalu perlahan-lahan mengecup kening, mata, bibir, telinga dan sepanjang leher wanita itu."Um ...."Wanita itu mengangkat lehernya dan mencondongkan badan ke arah pria itu. Meskipun jarak mereka sudah cukup dekat, dia masih merasa ada yang kurang dan ingin mendekat ke arah pria itu.Celine membuka matanya dan melihat langit-langit yang terselimuti dengan kegelapan. Pikirannya berhenti pada sensasi nikmat yang dia rasakan tadi. Seketika, dia tidak dapat membedakan apakah itu adalah mimpi atau kenyataan.Sekitar pukul 4 atau 5 subuh, suasana di dalam ruangan sangat sunyi. Angin yang berembus membuat gorden putih di balik jendela berguncang pelan.Dia menoleh ke arah Carlos yang berada di sampingnya, lalu naik ke atas badan Carlos dan mulai menundukkan kepala untuk membuka kancing piama Carlos.Carlos terbangun, tetapi kesadarannya belum pulih. Matanya yang setengah terbuka
Merlin menangis dengan wajah bengkak. "Kak Carlos, aku datang untuk mengantarkan pakaianmu yang ketinggalan, mungkin Kak Celine salah paham ...."Keluarga Carlos dan Keluarga Tomson tinggal di kompleks yang sama sehingga hubungan kedua keluarga sangat dekat. Carlos lebih tua lima tahun dari Merlin, bisa dibilang mereka tumbuh besar bersama. Dibandingkan dengan Celine yang dijemput pulang pada usia beralasan tahun, dia lebih dekat dengan Merlin.Carlos melirik jas yang berada di tangan Merlin dan melihat Celine tidak membantah perkataan Merlin, dia pun mengerutkan kening sambil berkata, "Ini ketinggalan di Vetro. Kalau kamu nggak senang, buang saja. Untuk apa memukulnya?"Celine berjalan menghampirinya, lalu membalas tatapannya sambil berkata, "Kalau dia bilang kotoran di jamban enak, apa kamu juga akan mencicipi kotoran itu?"Meskipun Celine mengucapkan kata-kata kasar seperti ini, dia tetap tampak sangat elegan. Kalau dia memakai kebaya, dia akan tampak seperti nyonya besar dari kelua
Aku mau berpisah baik-baik, tapi kamu nggak mau. Jadi aku terpaksa memintamu pindah. Aku sanggup menunggu selama dua tahun."Berdasarkan undang-undang yang berlaku, pasangan suami istri yang pisah rumah selama dua tahun boleh langsung bercerai.Celine mengangkat kelopak matanya, dia sama sekali tidak menyembunyikan sifatnya yang kejam dan dingin.Carlos tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya diam menatap Celine.Hawa panas di kamar mandi dan suara percikan air membuat orang merasa kantuk. Celine mengerutkan kening, dia sudah tidak sabar ingin mengusir Carlos, tetapi Carlos malah tersenyum. Carlos menatap wajah putihnya sambil berkata dengan nada main-main, "Celine, baru berlalu dua tahun kamu sudah lupa?"Mengenang masa lalu, Carlos berkata dengan ekspresi sinis, "Pisah baik-baik? Beraninya kamu mengucapkan kata ini? Dulu kamu melakukan segala cara agar bisa menikah denganku. Sekarang kamu yang ingin bercerai, kenapa aku harus menuruti keinginanmu?"Celine dapat melihat amarah y
Celine memampangkan wajah tidak bersalah. "Kok jadi aku yang megarang rumor? Bukannya kamu yang bilang? Aku hanya membantumu menyebarkannya.""Kak, aku berkata demikian karena kamu mengabaikannya, kenapa kamu malah salah paham padaku."Merlin paling ahli dalam berakting menyedihkan. Bagaimanapun, keterampilan ini sudah diasah sejak kecil, dia sangat terampil. Saat masih berusia belasan tahun, entah sudah berapa kali Celine menderita karena keahliannya ini.Mengingat masa lalu yang kelam itu, hati Celine dipenuhi dengan amarah. Dia mendekati Merlin sambil tersenyum lancang, "Ya, aku membencimu. Jadi, adikku tercinta, kamu harus berhati-hati. Kalau suasana hatiku buruk, aku bisa saja membunuhmu untuk menghibur diri."Dia memiringkan kepalanya. Ekspresinya tampak sangat polos, tetapi perkataannya malah sangat keji. "Biar kuberi tahu satu hal, bagiku, membunuh bukanlah tindakan melanggar hukum."Awalnya Merlin sudah gemetaran menghadapi ekspresi liar Celine. Namun, mendengar kalimat terakh
Mendengar suara lembutnya, alis Carlos berkedut hebat. Carlos mengerutkan kening sambil menatapnya dengan dingin.Tatapan wanita itu terhadap Celine dipenuhi dengan aura permusuhan. Dia memindai Celine dari ujung kepala ke ujung kaki. Dia sangat optimis terhadap paras dan tubuhnya, bahkan merasa kalau dirinya bergabung di industri hiburan, dia akan memikat banyak penggemar dan menjadi artis papan atas. Namun, menghadapi Celine yang begitu percaya diri, dia merasa kurang nyaman.Melihat Carlos tidak menanggapi dan malah mengerutkan kening, dia pun merasa lega. Dia mengangkat tangannya untuk menggandeng lengan Carlos. "Siapa kamu? Apa kamu waras? Jangan asal memanggil orang 'sayang'."Celine memiringkan kepala sambil berkata dengan penuh maksud, "Jangan sampai kotor, ini adalah salah satu pakaian favoritku."Kemeja hitam pas badan itu membentuk bahu, pinggang dan lengan Carlos dengan sempurna.Wanita itu tertegun.'Orang ini pasti nggak waras, omong kosong apa yang dia bicarakan!'Dia he
Mendengar suara ini, Celine otomatis menoleh ke arah Carlos. Saat ini, wujud aslinya muncul, tidak terlihat sedikit pun sifat sembrono, lugas dan suka menantang di dalam dirinya, hanya tersisa kehampaan dan kebencian yang berlimpah di balik matanya yang jernih.Namun, situasi ini hanya berlangsung sesaat hingga membuat Carlos merasa bahwa dirinya salah sangka.Celine tersadar dari mimpi buruknya. Dia menoleh dengan panik. Ekspresinya tertutupi oleh rambutnya yang tergerai, sedangkan suaranya yang serak diselimuti dengan sedikit hawa dingin. "Ya."Carlos tertegun. "Kamu membenciku?"Celine memejamkan mata. Saat ini, dia malas berbasa-basi, apalagi menghabiskan tenaga untuk berdebat dengan Carlos. "Aku mau tidur sebentar. Kalau sudah sampai, panggil aku."Sikap Celine yang mencoba untuk menghindari pertanyaan membuat Carlos kesal. Carlos membelalakkan mata, lalu mengulurkan tangan untuk memutar wajah Celine dan memaksa Celine menatapnya. "Apa kamu berhak membenciku? Kamu yang memaksaku m
Satu kalimat ini menyinggung semua orang yang memiliki niat tertentu pada Carlos. Seketika, udara dipenuhi dengan aura permusuhan."..."Keheningan melanda.Carlos perlahan-lahan menelan bir yang baru saja masuk ke mulutnya. Ekspresinya sangat dingin, jangankan membenarkan ucapan Celine, dia membantah secara terang-terangan.Namun, kalau Celine begitu rapuh, dia tidak akan datang kemari. Dia mengabaikan seluruh tatapan yang seolah-olah ingin membunuhnya dan menuangkan segelas bir untuk diri sendiri.Theo menatap Carlos untuk mengisyaratkan, "Nah, sudah kubilang".Celine adalah orang yang lugas dan tidak suka berbasa-basi. Dari segi status, dia hanyalah anak angkat Keluarga Tomson. Orang yang sulit bergaul, tidak pandai menyenangkan orang lain, tidak pandai bersikap munafik dan bermulut tajam sepertinya sulit diterima oleh masyarakat."Kak, aku hanya ingin mengetahui kabarmu, nggak bermaksud lain." Aura Merlin tidak sekuat Celine, didukung dengan ekspresi tertekannya, orang-orang makin
Begitu keluar dari toilet, Celine diadang oleh beberapa orang. Melihat wajah-wajah yang familier ini, dia mengangkat alisnya dan beberapa kenangan buruk pun melintas di benaknya.Orang-orang ini mengadangnya di sebuah gang yang kumuh, lalu mengejeknya dengan nada arogan, "Beraninya udik sepertimu menindas Merlin? Kurasa otak Paman dan Bibi bermasalah hingga mengadopsi anak sepertimu.""Kamu kurang berpengalaman, mungkin dia memiliki sesuatu yang istimewa. Sebagian orang nggak menganggap ayah angkat sebagai ayah, loh."Mereka melontarkan berbagai macam sindiran hingga memadamkan harapan Celine terhadap kehidupan barunya.Dia bersandar di dinding yang tidak rata sambil menundukkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Orang-orang ini mengira dia takut dan menjadi makin lancang. Pada akhirnya, mereka bukan hanya menyindirnya dengan kata-kata, tetapi mulai main tangan.Celine tidak bisa mengalahkan begitu banyak orang, jadi dia hanya menghajar orang yang memimpin. Karena tidak pernah