"Aku nggak berhak memukulnya? Aku ayahnya, kenapa aku nggak berhak memukulnya?"Sikap Hasan seperti sedang menegur anggota di militer. "Lihat dia sekarang, selalu saja nggak puas, seperti seluruh dunia berutang pada dia saja. Harusnya dia lihat bagaimana kehidupan anak-anak di pegunungan sana, dibandingkan dengan itu, nasibnya sudah sangat baik! Apa lagi yang membuatnya nggak puas?"Celine berkata, "Orang tua di pegunungan nggak akan membesarkan putri kandung dengan status putri angkat."Kalimat ini seperti tombol jeda. Begitu diucapkan, seluruh suara di ruang tamu lenyap.Lilya memandangnya. "Kamu ...."Sepertinya dia tidak menyangka bahwa Celine akan mengetahui hal ini. Saking kagetnya, suaranya pun berubah nada.Sebelum dia selesai berbicara, dia ingat bahwa Merlin masih berada di samping. Dia mengurungkan perkataannya dan berkata dengan kaku, "Celine, apa ada yang mengatakan sesuatu yang membuatmu salah paham? Kita bicarakan hal ini lain hari, minta maaflah dengan ayahmu. Dokter bi
Celine tidak menjawab, dia langsung menarik tangannya dan berjalan melewati Carlos.Setelah meninggalkan kompleks, jalanan perlahan-lahan menjadi ramai. Ada banyak orang yang sedang berjalan santai setelah selesai makan. Semuanya berpasangan dan tampak sangat damai. Seisi kota diterangi dengan lampu neon yang cemerlang.Dia teringat akan momen ketika dirinya dibawa pulang ke Keluarga Tomson. Hasan dan Lilya pergi ke desa untuk menjemputnya secara pribadi. Mereka tiba pada jam segini, itu adalah pertama kalinya dia datang ke kota besar. Dia tampak seperti warga desa yang memasuki hotel, wajahnya diselimuti dengan rasa penasaran.Pintu rumah Keluarga Tomson perlahan-lahan dibuka. Sekelompok anak laki-laki dan perempuan sedang mengobrol, semuanya memakai pakaian yang populer dan tampil memukau. Sedangkan warna pakaian dan celananya sudah memudar serta menciut, anggota tubuhnya yang kurus pun terlihat jelas. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bau kemiskinan, rumah ini tampak sangat tidak coc
"Buk."Seseorang menendang pintu kamar mandi dengan kuat.Carlos berjalan ke bak mandi, lalu mengangkat Celine dari dasar air. Wajahnya yang dingin seolah-olah dapat membekukan es. "Celine, apa kamu gila? Kalau mau bunuh diri, jangan di sini."Celine tersentak. Setelah sekian lama, dia baru tersadar. Melihat kedatangan Carlos, dia pun menoleh ke arah bak mandi, sosok wanita itu sudah menghilang dan air tampak sangat jernih.Dia melepaskan tangannya yang berada di pinggang Carlos, lalu menatap ke bawah sambil berkata dengan suara serak. "Ketiduran."Setelah berkata demikian, dia mengerutkan keningnya. "Aku sedang mandi, kenapa kamu masuk?""Hmph." Pertanyaan konyol ini membuat Carlos kesal. "Kalau aku nggak masuk, besok aku perlu menyiapkan kuburan untukmu."Dia mengetuk pintu beberapa kali, tetapi Celine tidak menanggapi. Jadi, dia pun mendobrak pintu."Aku nggak berencana untuk bunuh diri."Sekalipun ingin bunuh diri, dia akan menyeret orang-orang itu ke neraka terlebih dahulu.Celine
Carlos melirik Celine, tatapannya seolah-olah sedang melirik seorang idiot, bahkan bulu matanya pun tampak sangat meremehkan Celine.Dia berjalan melewati Celine dan langsung turun ke bawah.Sesampai di bawah, Celine baru melihat Ratna memasak dua mangkuk mi. Carlos sudah menyantap mi, dia berjalan ke tempat duduknya. Terdapat telur goreng berwarna keemasan, tauge, beberapa potong sayuran hijau di atas mi. Selain itu, juga tertabur segenggam daun bawang di atasnya. Tampilan mi ini sangat menggugah selera. Begitu mengangkat mi dengan garpu, muncul uap panas dan aroma harum.Mi ini sangat panas, tetapi dia malah terus mengaduk-aduk mi. Entah apa yang sedang dia pikirkan, dia melirik ruang tamu dengan tidak fokus dan pada akhirnya matanya pun tertuju pada Carlos. "Kamu belum makan?""Ya.""Kamu menyukai Merlin?"Keluarga Gutama sudah pindah dari kompleks itu beberapa tahun yang lalu dan rumah kedua keluarga tidak searah. Celine tidak percaya bahwa kemunculan Carlos hari ini hanyalah sebua
Setelah Carlos selesai berbicara, seisi ruang tamu menjadi sunyi.Celine menatap ke bawah. Setelah sekian lama, dia pun berkata, "Merlin nggak cocok untukmu. Kalau kamu kesepian, aku akan membelikanmu pacar di Shopee."Carlos tersenyum dingin, dia menatap Celine dengan sinis sambil berkata, "Terima kasih, sekarang aku nggak tertarik pada wanita.""Ada pria." Suara Celine sangat jernih, tetapi kata-kata yang diucapkan malah membuat orang emosi."Jadi, kamu ingin membelikanku pria?" Ekspresi tertekan Carlos jauh lebih mengerikan daripada ekspresi dinginnya. Dia mengabaikan Celine dan langsung pergi ke atas.Melihat semangkuk mi yang sudah putus-putus, pandangan Celine menjadi agak buram. "Carlos, bukankah lebih baik kita bercerai? Setelah bercerai, kita sama-sama bebas."Pupil Carlos sontak menyusut, sudut mulutnya terkulai dan bibirnya pun menegang. Kata bercerai ini terdengar seperti sesuatu yang konyol di telinganya, dia tidak bisa menahan tawa. "Bebas? Apa kamu berhak memperoleh kebe
"Akhir oktober?" Ibu mertua Ziva langsung menoleh ke arah menantunya yang terdiam. "Kamu datang lagi? Kamu yang memilih model ini?""Nggak, Bibi. Aku nggak melakukannya." Ziva hendak menjelaskan, tetapi dia tidak hanya bisa mengucapkan kata "tidak". Dia menatap Celine untuk meminta bantuan. Saking paniknya, matanya pun memerah. "Nona Celine, besok adalah hari pernikahanku, sekarang sudah nggak sempat dirombak. Bagaimana kalau aku menggantinya dengan gaun siap pakai di tokomu?"Celine menanggapi permintaannya dengan dingin, "Toko kami memiliki peraturan, kalau kami memang salah, selain harus mengembalikan biaya mendesain pakaian, kami juga akan memberikan kompensasi sebanyak seratus kali lipat. Masalah ini melibatkan reputasi toko kami, jadi maaf Nona Ziva. Kami nggak bisa menerima cara penyelesaian seperti ini."Mendengar Celine mengatakan kompensasi seratus kali lipat, mata suami Ziva dan ibu mertuanya langsung bersinar. Mereka mengabaikan kata-kata selanjutnya."Seratus kali lipat?"
Yuka diam-diam menatap Celine, tetapi dia tidak dapat melihat perubahan ekspresi Celine melalui dandanan Celine yang seolah-olah ingin pergi merampok bank ini. "Kak Celine, sebenarnya sesulit apa hidupmu?"Celine tertegun.Dia mengalihkan pandangan dari ekspresi penasaran Yuka sambil berkata, "Pergilah beberes dan lanjut bekerja. Kita masih harus mengumpulkan uang untuk membayar sewa bulan depan, jangan sampai bangkrut.""Nggak apa-apa, sekalipun bangkrut, aku tetap akan bekerja untukmu dan Kak Shanny. Paling-paling aku nggak digaji saja, kalian cukup memberiku makanan dan tempat tinggal.""Kalau aku pergi ke jembatan layang untuk mengemis, apa kamu juga akan mengikutiku?""Kalau begitu aku akan berbaring di sampingmu. Dengan penambahan personil, hasilnya lebih banyak. Pasti cukup untuk makan berdua, bisa tidur siang lagi."Celine tertawa. "Sudahlah, nggak usah mengemis, pergi kerja sana."Ubin di toko berwarna terang dan mudah ternodai. Setelah dikunjungi oleh sekelompok orang itu, mu
Sepanjang sore, Yuka terus mengawasi perkembangan di internet. Keluarga itu sungguh tidak tahu diri. Begitu video viral, mereka melakukan siaran langsung untuk menceritakan betapa sombong dan arogannya Celine.Wanita paruh baya itu berkata, "Dia terus memakai topeng dan kacamata hitam, sombong sekali. Pernikahan akan dilangsungkan besok, tapi hasilnya malah seperti itu. Kami terpaksa menunda hari pernikahan, kerugian hotel, resepsi, akomodasi dan tiket pesawat tamu mencapai ratusan juta.""Kami nggak meminta banyak, kami hanya memintanya mengganti rugi sesuai peraturan toko mereka. Dia bukan hanya menolak, tapi juga langsung mengusir kami. Menantuku yang baik hati ini masih membelanya dan mengatakan bahwa berbisnis bukanlah hal yang mudah bagi para wanita, jadi menantuku bersedia menukar gaun itu dengan gaun jadi di toko, tapi desainer bermarga Tomson itu menolak."Setelah berkata demikian, dia menyodok wanita di sampingnya. Ziva pun mengangguk dengan berlinang air mata."Menikah adala