Share

Bab 23

Author: Alina Tan
last update Last Updated: 2023-09-20 23:37:48

Kata-kata yang baru saja meluncur dari mulut Edwin sontak membuat wajah Davina bersemu merah. Apakah ini artinya semua yang terjadi bukanlah sesuatu yang sesaat? Bukan sebuah cinta semalam melainkan sebuah hubungan yang mungkin berkembang menjadi sesuatu yang lebih? Davina menggelengkan kepalanya. Berusaha menyadarkan dirinya agar tidak berharap lebih pada hal fana seperti itu.

Davina sedang larut dalam pikirannya ketika Edwin tiba-tiba menciumnya dengan lembut. Tepat di bibirnya yang kemerahan dan selalu tampak menggiurkan bagi Edwin. Davina terhenyak dan mengerjapkan matanya.

"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Edwin penasaran.

"Bukan apa-apa, Pak." Jawab Davina berbohong.

Edwin tertawa pelan. Ia lalu meraih sarapan yang ada di atas nakas dan menyodorkannya kepada Davina.

"Makan ini. Jangan sampai sakit karena semalam." Ucap Edwin.

Davina hanya dapat menatap Edwin dengan mulut yang sedikit menganga. Seolah tersadar dari lamunannya, Davina mengangguk pelan. Menuruti apapun yang dikatakan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 24

    Hari itu, Edwin benar-benar mengajak Davina berkeliling tempat-tempat elit Jakarta. Mengenalkan dunia yang Davina kira bahkan tidak pernah ada. Keduanya menjelajahi gemerlap kehidupan kelas atas berdua. Seolah dunia indah itu memang hanya milik mereka berdua.Edwin memarkirkan mobilnya di taman dekat kompleksnya. Langit sudah gelap dan jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Itu berarti hampir seharian penuh mereka mengelilingi setiap jengkal kota Jakarta. Namun tampaknya Edwin masih ingin menghabiskan waktu bersama gadis yang ada di sampingnya ini.Davina menatap Edwin dengan tatapan bingung."Kenapa kita berhenti disini, Pak?"Edwin menyenderkan tubuhnya ke jok mobil. Menikmati setiap kesunyian malam itu dengan hanya danau buatan khas kompleks elit mereka yang ada di hadapannya. Entah apa yang dimiliki Davina, tapi Edwin merasa ia bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama gadis itu. Sesuatu yang sudah lama tidak ia lakukan. Sisi dirinya dibalik topeng kokoh yang selalu ia pakai."Saya

    Last Updated : 2023-09-21
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 25

    Sepasang pria dan wanita tampak berpegangan tangan dengan erat sembari menunggu kedatangan sebuah bis. Pasangan itu adalah Davina dan Edwin yang sedang menjemput Clay pulang dari karyawisatanya. Sudah tiga hari bocah itu pergi dan rasa rindu Davina sepertinya sudah tidak terbendung lagi.Tak berapa lama, sebuah bis bergerak mendekati sekolah tempat Davina dan Edwin menunggu. Riuh keramaian bahkan sudah terdengar saat bis itu masih berjarak sepuluh meter. Davina tersenyum sumringah saat mengenali Clay yang kepalanya menyembul dari jendela bis.Davina melambaikan tangannya dengan penuh semangat ke arah Clay. Bis itu pun akhirnya merapat dan berhenti. Rombongan bocah yang tampak menggelap karena terlalu banyak bermain di pantai itu berlarian menghambur. Setiap anak sibuk memeluk orangtuanya masing-masing. Tak terkecuali dengan Clay. Bocah itu berlari kencang dan memeluk Edwin. Setelahnya ia langsung beralih ke Davina dan merengek minta digendong."Miss! Gendong aku, please." Pinta Clay y

    Last Updated : 2023-09-21
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 26

    "Miss, apakah Miss suka tinggal disini?"Clay bertanya kepada Davina sembari memainkan ujung pakaian Davina dengan jemari mungilnya. Keduanya berbaring di ranjang empuk milik Clay dengan Davina yang memeluk bocah itu sembari mengelus kepalanya. Rutinitas setiap malam yang sekarang menjadi kebiasaan bagi keduanya.Davina mengangguk pelan."Iya, Miss suka sekali tinggal bersama Clay disini."Clay menggeliat dan meringkuk memeluk Davina erat. Bocah itu menguap dan matanya tampak sudah mengantuk. Davina tersenyum lembut karena hatinya terasa hangat diperlakukan Clay seperti itu."Clay sangat sayang Miss Davina. Jangan tinggalkan Clay ya Miss?" Pinta Clay sembari memeluk Davina semakin erat.Davina mencium puncak kepala Clay dengan penuh kasih sayang. Tanpa ia sadari, air mata menetes di sudut matanya. Hatinya begitu tersentuh dengan aksi kecil seperti ini. Davina seolah menemukan hangatnya sebuah keluarga di rumah ini. Rumah yang tak pernah ia kira akan menjadi tempat hatinya terikat."Mi

    Last Updated : 2023-09-22
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 27

    Davina mengedipkan matanya beberapa kali. Berusaha memproses perintah yang dikeluarkan oleh Edwin. Beberapa saat kemudian, gadis itu mengangguk dan menurutinya. Davina melepas atasan piyamanya dan membalik tubuhnya. Ia mengambil posisi seperti yang diminta Edwin. Ia bertumpu dengan kedua tangannya dan kedua lututnya.Dari belakangnya, ia dapat mendengar gemerisik yang ditimbulkan Edwin. Pria itu sedang melucuti dirinya sendiri dengan begitu cepat. Setelah melepaskan seluruh pakaiannya, Edwin memeluk Davina dari belakang. Tubuhnya ikut menekuk mengikuti Davina yang bertumpu dengan tangan dan lututnya.Dari belakang, tangan Edwin merayap ke kedua dada Davina. Meremasnya dengan pelan sembari memilin-milin puting Davina. Gadis itu mendesah pelan. Sensasi luar biasa itu membuat ia kembali bergairah. Kejantanan Edwin yang sudah menegang seolah ingin protes untuk segera masuk ke dalam bagian intim Davina. Edwin segera menurunkan tangannya ke pinggul Davina. Ia lalu memposisikan benda itu te

    Last Updated : 2023-09-22
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 28

    Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan. Tanpa terasa sudah tiga bulan Davina bekerja sebagai pengasuh Clay dan dua bulan menjadi kekasih Edwin. Baik Davina maupun Edwin tidak pernah memberitahukan kepada siapapun tentang hubungan mereka. Tapi keduanya juga tidak menutupi apapun tentang itu. Edwin tidak pernah ragu menunjukkan kemesraannya di rumah dan begitu pula Davina. Setiap malam, Davina akan tidur bersama Clay dan kemudian menyelinap ke kamar Edwin ketika Clay sudah tertidur. Tidak jarang pula ketiganya tidur bersama seperti keluarga kecil yang bahagia.Suasana rumah pun terasa menjadi semakin hangat. Seolah kebahagiaan yang sudah lama hilang itu kini muncul kembali. Musim dingin yang menyelimuti hati Edwin kini telah berganti menjadi musim semi. Setiap hari hatinya merasa hangat karena melihat pemandangan Davina yang tertidur nyenyak di sisinya. Tak jarang pula perasaan bahagia itu menyelinap ketika Edwin melihat Davina yang sedang bermain dan mengurus Clay seperti seor

    Last Updated : 2023-09-23
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 29

    Davina tersenyum tipis. Senyuman yang menggoda Edwin untuk melumat bibirnya. Namun ia menunggu gadis itu untuk mengatakan apapun yang ada di pikirannya saat itu. Hadiah apa yang dipikirkan oleh Davina untuk Edwin? Dan begitu tiba-tiba?"Hadiah apa?" Tanya Edwin penasaran.Davina lalu bergerak turun dari pangkuan Edwin. Ia lalu berlutut di antara kedua kaki Edwin dan mendongak ke arah Edwin yang duduk di kursinya. Dalam sekejap saja, Edwin sudah mengerti apa yang akan dilakukan Davina selanjutnya. Namun entah kenapa, Edwin ingin bibir Davina mengatakannya sendiri apa yang akan ia lakukan."Apa yang akan kamu lakukan, Sayang?" Ucap Edwin menggoda. Ia memegang dagu Davina dengan ibu jari dan telunjuknya serta mengangkat wajah gadis itu.Davina tersenyum sensual. Ia menjilati bibirnya dengan perlahan seolah sengaja ingin menggoda Edwin."Aku akan membuatmu merasakan kenikmatan yang kamu suka, Sayang." Bisik Davina lembut.Edwin mengangguk mantap. Jantungnya berdebar sedikit lebih cepat ka

    Last Updated : 2023-09-23
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 30

    "Davina, Clay, apakah semuanya sudah siap?"Edwin berseru dari ruang tengah memanggil Davina yang sejak tadi masih menyiapkan barang-barang Clay. Sementara Clay yang sejak tadi heboh membantu Davina bersiap, menjadi sebal karena ayahnya yang terus menerus memanggil mereka.Dengan bibir mengerucut, Clay berjalan dengan sebal dan mengintip dari pangkal tangga ke arah ayahnya."Papa, sabar sebentar dong! Aku dan Miss Davina kan harus bersiap-siap dulu!" Seru Clay dengan wajah cemberut.Clay berdecak sembari menggelengkan kepalanya."Papa ini memang tidak sabaran sekali!" Gerutunya lagi lalu pergi kembali ke kamarnya.Melihat tingkah anaknya itu tentu saja membuat Edwin tergelak dalam tawa. Kenapa sekarang anaknya itu semakin cerewet dan suka sekali mengomelinya? Edwin tidak habis pikir dengan anaknya yang semakin banyak bicara itu. Dengan geli ia menggelengkan kepalanya sembari berdecak pelan."Clay, Clay."Setengah jam berlalu, akhirnya semua yang akan ikut berlibur ke Bali dan Lombok s

    Last Updated : 2023-09-24
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 31

    Davina merasa bingung. Sejak di bandara hingga sekarang, raut wajah Edwin tampak begitu gelisah seolah ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Rasanya Davina sangat ingin menanyakan hal tersebut. Ia khawatir kepada kekasihnya itu.Namun menanyakan hal seperti itu di depan Clay bukanlah hal yang baik. Mempertimbangkan itu, Davina menunggu sepanjang hari agar bisa mendapatkan waktu berdua bersama Edwin. Ia takut sesuatu yang buruk sedang terjadi dan Davina malah tidak bisa melakukan apa-apa untuk melindungi dua orang kesayangannya itu.Waktu baru menunjukkan pukul sepuluh malam namun Clay sudah terlalu pulas tidur. Bocah itu terlalu asyik bermain di pantai hingga kelelahan. Dan sekarang suasana kamar yang mereka tempati bertiga seketika menjadi sunyi. Edwin tampak duduk di balkon dengan tatapan yang menerawang ke arah depan. Davina menghampirinya dan memeluk Edwin dengan hangat dari belakang."Hmmm, Sayang." Sapa Davina manja sembari melingkarkan lengannya di leher Edwin.Edwin tersadar

    Last Updated : 2023-10-24

Latest chapter

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   100 [END]

    Mobil Edwin melesat bagaikan peluru. Membelah jalanan Jakarta yang lengang di pukul satu malam. Erangan Davina yang tergolek lemah di jok belakang membuat Edwin tidak bisa berkonsentrasi sepenuhnya pada jalan di hadapannya. Sesekali ia menengok ke belakang melalui kaca mobil dan mendapati wajah Davina yang tampak sangat menderita. Ia merintih kesakitan sementara tangannya memegangi perutnya yang sudah membulat. Mata Edwin pun tak bisa lepas dari cairan merah kental yang membasahi kaki istrinya sejak tadi.Perkataan Mbak Murni yang tiba-tiba menyambar Edwin bak petir di siang bolong.“Pak, Nyonya Davina pendarahan!”Dan secepat itu pula, tanpa berpikir dua kali Edwin memacu mobilnya. Membawa Davina ke rumah sakit dengan harapan besar untuk menyelamatkan keduanya. Istri yang paling ia cintai dan calon bayi yang sangat ia tunggu kehadirannya.“Kumohon bertahanlah, Sayang. Sebentar lagi kita akan sampai.” Ucap Edwin bagaikan mantra seolah berusaha meredakan sakit yang dialami Davina.Wani

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   99

    “Clarissa?”Edwin tanpa sadar mencetuskan si empunya mobil saat sedan mewah itu berhenti tepat di depannya. Davina juga tahu benar siapa pemilik mobil itu karena bukan sekali atau dua kali Clarissa datang ke rumahnya. Dan wanita itu selalu datang dengan mobil yang sama, Mercedes Benz S-Class kebangaannya.Davina melepaskan genggaman tangan Edwin yang melingkar di pergelangan tangannya. Tanpa berpikir dua kali, Davina berlari menghampiri mobil itu. Menemui wanita yang duduk di balik kursi pengemudi.“Mbak Rissa!” seru Davina seraya menghampiri Clarissa yang melangkah keluar dari mobil.Wanita itu berdiri dengan begitu angkuh. Matanya menatap Davina dengan tatapan yang begitu meremehkan. Tatapan yang seolah mengatakan bahwa Davina tidak becus mengurus anaknya sendiri. “Aku kesini untuk mengantarkan Clay pulang.” Jawabnya datar.Ucapan Clarissa sudah cukup membuat Davina menghembuskan nafas lega. Bagaikan batu besar yang sejak tadi mengganjal hatinya telah terangkat, dan beban yang ia r

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   98

    Entah kenapa, sejak tadi Davina merasa hatinya terus dipenuhi rasa gelisah. Jantungnya berdegup kencang seolah sebuah hal buruk akan terjadi. Davina merasakan sebuah firasat yang aneh dalam hatinya namun ia tidak bisa menebak itu apa.“Kamu sudah makan, Vin?” tanya Edwin saat ia pulang kerja dan menghampiri Davina yang tengah duduk dengan gelisah di ruang tamu.Suaminya itu menghampiri Davina dan mengecup bibir Davina lembut. Rutinitas yang selalu dilakukan Edwin sebelum dan sepulang kerja.Davina menggeleng. Rasa gelisah yang sejak siang tadi melandanya membuat Davina tidak bisa menelan bahkan sesuap nasi pun. Pikirannya terlalu sibuk berkutat dalam rasa khawatir tak berujung.“Kenapa belum? Aku suapi, ya?” Wanita itu kembali menggeleng, “Clay belum pulang, Mas. Kamu tidak menjemput Clay di sekolah, Mas?”Edwin menggeleng, “Bukannya Pak Teguh yang harusnya menjemput Clay hari ini? Aku sudah bilang kalau ada rapat sampai sore, kan?”Jantung Davina mencelos. Rasanya bak disambar petir

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   97

    Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Tanpa terasa lima bulan telah berlalu dan usia kandungan Davina hampir mencapai tujuh bulan. Perutnya semakin membesar dan gejala mualnya sudah tidak separah di masa awal kehamilannya. Tapi tetap saja, tubuh Davina masih saja lemah dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.Selama hamil, Davina menghabiskan hampir seluruh waktunya di dalam rumah. Enam puluh persen berada di kamar dan empat puluh persen berada di area rumah lainnya. Rasanya bosan bukan kepalang terkungkung di rumah dengan tidak memiliki pekerjaan apapun. Ingin sekali Davina ikut mengunjungi sekolah Clay atau bahkan bermain dengannya. Namun membawa dirinya untuk berdiri lebih dari setengah jam pun Davina tidak mampu. Bagaimana mungkin ia bisa bermain dengan Clay?Edwin pun benar-benar menjaganya mati-matian. Sepulang kerja, suaminya akan terus bersamanya. Mengurusnya mulai dari hal terkecil seperti pergi ke kamar mandi, menyuapi Davina makan, hingga ke urusan paling be

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   96

    Dokter Santi berkali-kali meyakinkan Davina bahwa operasi yang akan ia lalui hanyalah operasi kecil. Bedah dengan anastesi lokal yang paling lama hanya memakan waktu satu setengah jam. Namun Davina tidak merasa gentar sama sekali. Tidak terbersit sedikitpun ketakutan di kepalanya. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya ia bisa menyelamatkan janinnya. Satu kali insiden sudah cukup menjadi alarm baginya. Dan Davina tidak yakin apakah ia akan seberuntung itu di kesempatan lainnya.Di lain sisi, Edwin lah yang merasa begitu khawatir. Ia sangat takut sesuatu terjadi pada istrinya. Bagaimanapun juga, Davina akan menjalani operasi. Tidak peduli sekecil apapun itu, rasa sakitnya pasti akan tetap ada. Membayangkan wanita kesayangannya harus melalui semua itu membuat Edwin benar-benar tidak sanggup. Hatinya memang selalu lemah jika itu bersangkutan dengan seseorang yang ia cintai. Edwin selalu mencintai seorang waniita dengan sepenuh hatinya. Memberikan semuanya tanpa terkecuali.Karena i

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   95

    Brankar yang ditempati Davina didorong dengan begitu cepat oleh beberapa perawat. Dalam sekejap, lima orang itu melesat masuk ke dalam Instalasi Gawat Darurat. Edwin ikut di belakangnya sembari menggandeng Clay, namun langkahnya dihentikan oleh perawat yang bertugas untuk menjaga ruangan itu.“Bapak tunggu disini saja. Biarkan dokter memeriksa ibu Davina terlebih dahulu. Dan anak kecil tidak diperkenankan masuk ke dalam IGD, Pak.” Jelas gadis muda itu dengan sopan.Edwin mengangguk. Ia terkulai lemas di kursi tunggu sementara tangis puteranya juga tak kunjung reda. Kepalanya terasa mau pecah dengan semua hal yang terjadi berbarengan. Ia meraih ponselnya dan menghubungi supir pribadinya.“Tolong jemput Clay di rumah sakit Pondok Gede, Pak.” Titahnya singkat.Tak perlu waktu lama bagi orang kepercayaan Edwin untuk tiba disana. Dua puluh menit berselang, supir pribadinya tiba dan berlari begitu cepat menghampiri Edwin.“Ada apa, Pak? Dimana Ibu?” tanyanya bingung saat mendapati hanya ada

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   94

    Sejak dua jam yang lalu, Clay masih saja terus asyik berlarian kesana kemari. Mengejar setiap perosotan seolah benda itu akan kabur ketika ia berkedip sedetik saja. Dan Davina mau tidak mau harus terus membersamai bocah itu. Mengikutinya kesana kemari. Mengekor ke setiap arena permainan tak peduli tubuhnya sudah terasa begitu letih.Mau bagaimana lagi? Davina khawatir. Davina begitu takut Clay mungkin terjatuh saat ia tidak bersamanya walau hanya sedetik. Atau mungkin Clay tersandung dan terguling dari atas papan loncat. Dan segala ketakutan irasional lainnya yang terkadang membuat Edwin merasa jengkel.Davina memang selalu egois. Tapi bukan untuk kepentingannya sendiri. Melainkan untuk Clay.Wanita itu bahkan tega mengesampingkan perasaannya. Mengubur lelahnya. Membuang jauh-jauh sakitnya. Hanya demi menemani Clay. Bermain bersama Clay yang sepertinya tidak pernah mengenal lelah.Awalnya Edwin terharu, bahkan merasa begitu berterimakasih pada Davina karenanya Clay tidak pernah merasa

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   93

    “A-apa, Mas? Istirahat total?”Davina tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Bagaimana mungkin ia bisa beristirahat total selama sembilan bulan? Ia kan harus mengurus Clay! Bocah itu pasti akan protes kalau Davina tidak mau bermain dengannya lagi. Dan Davina paling tidak sanggup jika harus melihat wajah masam Clay bahkan kalau itu hanya sedetik saja.“Benar. Kata Dokter, kondisi tubuhmu sangat lemah dan dokter belum tahu komplikasi apa yang kamu alami, Sayang. Jadi kalau kamu memang ingin tetap mempertahankan bayi kita, kamu harus menuruti permintaanku untuk beristirahat total.”“T-tapi bagaimana dengan Clay, Mas? Aku tidak bisa beristirahat total. Aku harus mengurus Clay! Aku ibunya, Mas.” Protes Davina langsung.“Ada Mbak Murni, Sayang. Mbak Murni yang akan mengurus Clay selama kamu hamil.”“Clay tidak akan mau, Mas. Dia hanya akan mau bermain dan diurus olehku.”Edwin menghela nafas. Ia menghampiri Davina dan mencium lembut puncak kepala isterinya. Dan mendaratkan ciuma

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   92

    Rasa panik bergumul di hati Edwin. Menelannya bulat-bulat hingga yang Edwin rasakan hanyalah takut. Ia begitu takut sesuatu yang buruk terjadi pada Davina. Dan Edwin tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika hal buruk itu memang terjadi.Mata Edwin menangkap sosok paruh baya berjas putih yang berjalan mendekat ke arahnya. Tak perlu pengetahuan khusus untuk mengenali bahwa wanita itu adalah seorang dokter. Senyumnya ramah ke arah Edwin, padahal hati Edwin sendiri sudah terasa kacau sekali.“Selamat pagi, Pak.” Sapa dokter dengan ramah.Edwin mengangguk dan menyunggingkan senyum tipis, “Pagi, Dok.”Wanita itu memasang stetoskop di telinganya dan mulai memeriksa Davina. Mendengar detak jantungnya, memeriksa laju nafasnya, dan menghitung denyut nadinya. Semuanya dilakukan dengan saksama dan teliti.Edwin begitu gugup melihat sang dokter memeriksa dan memperhatikan ekspresi wanita itu tanpa melewatkannya sedikit pun. Edwin berusaha mengenali jikalau dokter itu menunjukkan ekspresi ane

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status