共有

Bab 7

作者: Gunung Api
Delis juga melihat dua orang yang duduk di ruang tamu.

Meskipun sangat membenci wanita itu, Delis bahkan tidak ingin melihatnya sekejap mata pun.

Namun, melihat wanita itu datang dan ingin merebut suaminya, bagaimana mungkin dia bisa duduk diam tanpa melakukan apa-apa?

Mencoba merebut suaminya di depan mata dirinya? Mustahil.

Delis melangkah turun tangga tanpa mengenakan alas kaki.

Kelven melihat tubuh Delis yang kurus, mengenakan gaun tidur tipis dengan tali bahu, begitu menawan dan menggoda.

Namun, kedua kaki mungilnya yang putih itu tidak mengenakan alas kaki. Tiba-tiba, Kelven mengernyit dengan tidak senang, berkata,

“Kenapa nggak pakai alas kaki?”

Delis tak menghiraukannya, dia berusaha menahan kemarahannya, melangkah lurus menuju Kelven.

Herli juga melihat Delis yang sedang mendekat.

Melihat dia mengenakan pakaian tipis dan tak memakai alas kaki, wajah mungilnya dipenuhi dengan ekspresi polos dan menyedihkan.

Tiba-tiba, Herli merasa bahwa untuk menghadapi wanita ini, mungkin diperlukan usaha ekstra.

“Kelven, aku nggak enak badan,” ujar Delis.

Berdiri di samping Kelven, Delis dengan polos mendorong dirinya dengan penuh kesedihan ke dalam pelukannya.

Bahkan duduk di pangkuan Kelven di depan mata Herli. Kedua tangannya juga melingkar di leher Kelven.

Kelven sebenarnya ingin menyingkirkannya, tapi melihat dia tak memakai alas kaki, jadi hanya bisa menggendongnya. Kelven menatap Herli dan berkata,

“Dia masih polos, jangan keberatan.”

Kemudian, Kelven langsung menggendong Delis ke rak sepatu untuk mengambil alas kaki.

Tubuh mungil Delis bergantung manja di tubuh pria itu, dagunya bersandar di bahunya. Dengan tatapan menantang, dia memandang Herli yang duduk di sofa dengan raut wajah tak senang dan penuh kecemburuan.

Herli selalu merasa bahwa Kelven berhutang padanya.

Tidak peduli apa yang diminta Herli, Kelven pasti akan menyetujuinya.

Bahkan bercerai dan menikahi dirinya, Kelven juga tak akan menolak.

Namun saat ini, dia melihat Kelven menggendong istri mudanya untuk memakai alas kaki, tiba-tiba Herli merasa sangat mempermalukan diri sendiri.

Untuk apa dirinya datang ke sini?

Apakah untuk melihat mereka bermesraan?

Saat ini, Herli merasa sangat malu, marah dan tak berdaya.

Setelah mengambil alas kaki dari rak, Kelven menempatkan Delis duduk di pangkuannya dan membantunya memakainya. Kelven kemudian menatapnya dan berkata,

“Pergi ke kamar dan istirahat, jangan buat masalah.”

Delis pura-pura tidak mendengar, dia merangkul leher Kelven dengan erat dan berkata, “Aku nggak bisa tidur, hanya mau memelukmu.”

“Aku mau membahas sesuatu dengan Herli.”

Kelven mencoba melepaskan tangan mungilnya.

“Nggak mau~”

Namun, begitu dia mencoba melepaskan, orang di pundaknya malah bersikeras dengan manja dan hampir menangis, berbisik di telinganya,

“Nggak mau … aku nggak akan mengganggumu. Aku hanya perlu memelukmu seperti ini, kamu bisa berbicara dengannya, ya?”

“Nggak pantas.”

“Kenapa nggak pantas? Aku kan istrimu.”

Kelven terdiam.

Orang-orang selalu mengatakan bahwa Kelven itu dingin dan angkuh, memiliki sifat yang tegas dan kejam dalam bertindak.

Namun, tidak ada yang tahu bahwa dia tak tahan dengan rayuan manja seorang wanita kecil.

Seperti saat ini, dia tak bisa menahan dan akhirnya memilih untuk memeluknya, kembali ke ruang tamu.

Melihat bahwa Kelven tidak melepaskannya, Delis pura-pura tidur dengan berbaring di bahunya.

Herli tak menyangka bahwa Kelven akan membantu Delis memakai alas kaki dan bahkan menggendongnya kembali.

Herli melihat dua orang yang saling berpelukan dengan erat di depannya, mata Herli seakan-akan bisa melepaskan mata pisau.

“Herli, bagaimana kalau kamu istirahat dulu? Kita bisa bicara besok. Bocah ini sedang sakit dan butuh aku menemaninya.”

Herli terdiam.

Siapa yang bisa mengerti perasaannya saat ini?

Dia datang ke sini hanya untuk mempermalukan dirinya sendiri?

Tidak!

Bagi Herli, pria di depannya ini adalah miliknya. Kelven harus menggunakan seumur hidupnya untuk menebus hutang padanya. Mengapa dirinya harus bertahan dalam kesendirian sementara pria itu bisa menikah dan berkeluarga?

Kalaupun dirinya tak bisa memiliki anak, Kelven juga harus berkorban untuk menemaninya seumur hidup.

Herli sangat ingin melampiaskan kemarahannya.

Namun pada akhirnya, Herli memaksa dirinya untuk menahan semua kemarahannya dan melanjutkan untuk berpura-pura tenang, berkata dengan lembut,

“Iya, aku istirahat dulu. Tapi Kelven, kita berdua akan menjadi suami istri kedepannya. Aku harap kalian berdua nggak akan seperti ini lagi di depanku.”

Ekspresi Herli terlihat sedikit marah dan kemudian mengikuti Bibi Siti ke lantai atas.

Delis yang bersandar di bahu Kelven, menatap kepergian Herli dengan tatapan yang sangat tajam.

Kata-kata Herli tentang ‘kita berdua akan menjadi suami istri kedepannya’ sangat menusuk hatinya.

Delis turun dari pelukan pria itu dengan marah dan duduk di sofa dengan kesal.

Kelven berdiri di depan Delis, tatapannya sangat tak berdaya. “Delis, jangan seperti ini lagi kedepannya.”

Delis menatap pria itu, matanya berkaca-kaca dan bertanya, “Apa yang salah denganku? Kamu adalah suamiku, dia hanyalah orang ketiga dan … “

“Dia bukan.”

Kelven memotong perkataan Delis, duduk di sebelahnya dengan wajah serius.

“Aku berhutang terlalu banyak dengan Herli. Posisi Nyonya Rosli juga sudah kujanjikan lama padanya.”

Tiba-tiba, hati Delis terasa seperti tertusuk oleh ribuan panah. Dia berusaha untuk tetap tegar, suaranya sudah terdengar serak,

“Kamu berhutang apa padanya? Apa kalian sangat saling mencintai sebelumnya?”

“Nggak ada hubungannya dengan cinta.”

Kelven mengalihkan pembicaraan, “Sudah larut, ayo istirahat.”

Delis tidak menjawab.

Tak ada hubungannya dengan cinta?

Jadi, Kelven dan Herli tidak pernah saling mencintai?

Jika mereka tidak pernah saling mencintai, apa hutang Kelven padanya?

Delis tak paham apa yang bisa mengikat Kelven seperti itu.

Namun, melihat wanita itu tinggal di sini, Delis merasa seperti menelan seekor lalat, sangat menjijikkan.

Delis menatap Kelven dan bertanya, “Jadi ini caramu menangani masalah ini?”

“Kamu membiarkannya tinggal di sini, lalu bagaimana denganku?”

Tidak peduli apa status wanita ini, apakah Kelven akan menikahinya atau tidak. Saat ini, Delis tidak bisa menerima keberadaannya.

Siapa Herli?

Kenapa datang ke rumah orang lain dan masih begitu angkuh.

Kelven memandang orang di depannya dengan ekspresi wajah yang tak berdaya.

Kelven duduk di sebelahnya, suaranya menjadi serius, “Hari ini sudah sangat larut, aku akan menyuruhnya pergi besok.”

“Kamu nggak boleh ada hubungan dengannya lagi kedepannya. Tadi kamu sudah berjanji denganku nggak akan bercerai.”

Delis selalu sangat percaya pada Kelven.

Delis selalu memilih untuk percaya padanya, tak peduli apapun yang dilakukannya.

Asal Kelven menjaga jarak dengan wanita itu kedepannya, dirinya tidak akan berbuat onar lagi.

Seketika Kelven juga bingung harus bagaimana menghadapi situasi ini, akhirnya dia menjawab,

“Iya, aku akan berbicara dengannya besok.”

Delis menghela lega napasnya.

Dengan penuh kesedihan, Delis mendekat dan memeluk Kelven.

“Aku tahu kamu sudah memberiku banyak, aku nggak seharusnya begitu serakah, tapi aku hanya mau keluarga yang utuh, aku hanya ingin … “

Hanya ingin memberikan lingkungan hidup yang indah dan harmonis pada bayi kita.

Kelven mengangkat tangannya dan menggendongnya. Mendengarkan kata-kata Delis yang terisak, hatinya juga terasa sakit.

Setelah beberapa saat hening, Kelven menggendong tubuh mungilnya dan berjalan ke lantai atas.

“Sudah, jangan pikirkan lagi. Ayo kita istirahat.”

Delis dengan biasa merangkul leher Kelven, bersandar di bahunya dan menjawab dengan manja, “Hm.”

Keesokan harinya.

Kelven bangun sangat pagi.

Begitu juga dengan Herli.

Hanya mereka berdua yang sedang sarapan.

Sambil makan dengan elegan, Kelven mulai berbicara,

“Kita sudah sepakat memberikan waktu dua tahun, setelah dua tahun aku pasti akan memenuhi janjiku. Tapi, selama dua tahun ini, kita jangan berhubungan lagi!”
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Dasar nenek lampir tak tahu diri
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status