Share

11. Kasino

last update Huling Na-update: 2023-03-27 18:31:42

Perempuan yang mendatangi Lesha tampak kecewa karena ditolak. Lesha masih mengamati sekitar. Tempat tersebut sangat ramai, banyak ekspresi yang bisa dilihat oleh Lesha, dari ekspresi putus asa dengan wajah kusut dan rambut acak-acakan, lalu juga wajah sumringah bahagia, ada juga wajah dengan penuh emosi.

"Hm... menarik!" kata Lesha. Dia lalu duduk di sofa yang sengaja disediakan di pinggir arena tempat bermain. Seorang pelayan datang untuk menawarkan minuman dan makanan.

"Air putih saja," kata Lesha memesan. Pelayan itu terlihat mengerutkan dahinya karena merasa aneh. Mungkin Lesha satu-satunya orang yang datang dan memesan air putih saja. Karena sebagian minuman yang ditawarkan oleh pelayan tadi adalah alkohol seperti vodka, sampaign, wine, tequila, margarita, mojito with lime, sweet mimosa, pina colada dan lain-lain.

"Apa aku ikut main saja ya?" gumam Lesha. Tak lama minumanmya datang, segelas air putih.

"Apakah Tuan seorang pelancong?" Tanya pelayan yang datang. Dia adalah pelayan yang berbeda yang menawarkan menu dan yang datang membawa air putih. Pelayan itu masih muda dan juga tampan.

Lesha tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Apakah Tuan tertarik untuk ikut bermain? Saya bisa menjadi pemandu Tuan," Dia mungkin seorang marketing yang handal, buktinya berkat omongannya hati Lesha tergerak.

"Saya akan menunjukkan cara mainnya, Tuan hanya tinggal bertaruh saja, Tapi kalau Tuan menang, 30% keuntungan untukku, bagaimana?"

Lesha sejujurnya sangat tertarik untuk bermain, karena melihat orang-orang di meja judi mereka tertawa dan juga bersedih, dia penasaran dan ingin merasakannya. Tawaran pelayan itu bukanlah hal yang buruk bagi Lesha, kalaupun dia kehabisan uangnya pun tak masalah, karena Dia Putri satu-satunya keluarga Duke Gerrard Lexid.

"Baiklah... aku setuju," Dia akhirnya menyepakati tawaran pemuda yang membawakan banyak informasi mengenai tempat tersebut.

"Berapa banyak uang yang Tuan bawa?" Tanya si pelayan tersebut. Lesha mengeluarkan kantongnya dan menunjukkan koin emas yang dia bawa. Pelayan tersebut cukup kaget setelah melihat isi kantong yang Lesha tunjukkan. Untuk ukuran pelancong, jumlah koin emas yang dibawa bukan main-main. Mungkin ada lebih dari 20 koin emas. Itu setara dengan pengeluaran rumah tangga rakyat jelata selama 5 bulan.

Pelayan itu lalu menggenggam tangan Lesha dan dengan sorotan mata penuh percaya diri berkata, "Saya pasti akan memenangkan banyak permainan dan membuat kita banyak untung Tuan!"

Rasanya agak kikuk ada orang lain berani menggengam tangannya. Lesha yang merasa tak nyaman hanya tersenyum canggung dan bergegas melepas genggaman tangan tersebut. Tangan Lesha kecil untuk ukuran laki-laki, ya karena dia seorang perempuan yang tengah menyamar, untungnya tangannya kasar dan ada beberapa kapalan sehingga pelayan itu tahu kalau orang yang dia anggap pemuda itu adalah orang yang pekerja keras.

"Panggil saya Kristof Tuan," kata di pelayan tersebut.

"Siapa nama Tuan?" dalam percakapan tersebut, Kristof mendominasi, tapi Lesha tak merasa risih karena keramaian Kristof justru membuat Lesha merasa punya teman baru.

" Ahsel..." Itu adalah nama Lesha yang terbalik. Dia tak pernah memikirkan nama samaran dan berkat pemuda yang menawarkan permaianan di kasino, dia jadi membuat nama samarannya sendiri, 'Ahsel' bukan nama yang buruk.

"Senang berkenalan dengan Tuan Ahsel."

Kristen berkeliling menjelaskan setiap permainan kepada Lesha, dia adalah pemuda dengan kecerdasan dan daya tangkap yang bagus. Tapi menurut Lesha, Kristof juga orang yang terlalu terbuka karena dia juga mendengar Kristof yang bercerita soal kisah hidupnya, Kristof adalah seorang rakyat jelata biasa, karena dia punya perawakan yang tampan juga tinggi dan besar, dia ditawarkan untuk bekerja di kasino ini dengan bayaran yang lumayan tinggi. Kristof bertugas untuk menyenangkan pelanggan perempuan karena wajahnya. Dia harus pandai merayu dan juga menenangkan pelanggan khusus perempuan.

"Tapi saya sudah muak Tuan, saya sering dilecehkan karena saya hanya seorang rakyat jelata. Saya bahkan sering ditawarkan harga untuk dijadikan gigolo," katanya penuh dengan nada emosi. Bangsawan kebanyakan memang seperti itu, sementara punya uang dan kekuasaan lalu menilai orang yang ada dibawahnya dengan rendah. Lesha merasa kasihan dengan Kristof.

"Saya sedang butuh uang Tuan, adik saya sakit dan saya butuh biaya, tapi saya tidak sudi jadi gigolo!" katanya lagi menjelaskan.

Lesha ingin mengapresiasi Kristof, kisah hidupnya sungguh pilu.

"Kalau begitu mari kita menangkan permainan Kristof," Lesha menepuk pundak Kristof dengan tujuan untuk menghiburnya.

Sebenarnya, Lesha sudah ingin mengikhlaskan kantong kainnya yang berisi koin emas itu untuk Kristof tapi untuk menghargai Kristof dia hanya akan menggunakan uangnya untuk bermain dan membagi hasilnya. Orang seperti Kristof pasti tidak mau membebani orang lain, mereka punya gengsi yang cukup tinggi meskipun orang miskin.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   33. Putar otak

    Rubia dan Isabella cukup kaget setelah tahu pelabuhan hari ini begitu ketat. Pemeriksaan dilakukan dan prajurit Kerajaan Mormon terlihat lebih banyak. "Tuan Putri..." Bisik Rubia, "Ada yang tidak beres." Isabella mengangguk setuju. "Pasti sedang terjadi sesuatu!" Balas Isabella. Kali ini Rubia yang mengangguk. "Kita harus bagaimana?" "Bagaimana lagi..." Pertama mereka akan menjual kuda mereka. Tidak dibutuhkan kuda mahal seperti ini. Uangnya bisa digunakan untuk keperluan lain juga, mengingat mereka telah kehabisan bekal uang juga. Kemudian setelah sampai di Negara lain, mereka bisa membeli kuda yang lebih murah. Masalahnya adalah, sulit menemukan pembeli dengan kondisi keadaan terburu-buru. Yang ada malah, mereka tidak akan mendapatkan harga yang bagus. Sulit bagi Isabella untuk melepas Max, kudanya. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan mendesak. "Tuan Putri pasti berada disini." Wakil kapten menyakinkan Kaptennya. Metty juga setuju akan hal itu. Mereka juga melakukan

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   32. Terimakasih

    Setelah selesai membereskan semua preman itu, Felix kembali menghampiri dua wanita itu. "Terimakasih Tuan, saya berhutang budi pada anda." "Perjalanan seringkali menghadapi marabahaya, tidak dibekali ilmu beladiri, maka harus pandai menilai situasi. Perbuatan kalian di kedai tadi sangat berbahaya. Kedepannya akan banyak bahaya juga. Harap berhati-hati." Isabella tersentuh dengan kata-katanya. "Perbuatan baik dan perkataan baik mudah di ingat. Terimakasih banyak." Isabella kemudian menyerahkan jepit rambut kesayangan nya. "Nona itu..." Rubia hendak protes tapi langsung ditangkis perkataan nya. "Tidak apa-apa, ini hanya sebuah jepit. Kalau dia memang ditakdirkan jadi milikku. Maka dia akan kembali lagi nanti." "Hanya menawarkan bantuan. Tidak menerima imbalan." Kata Felix. Dia sudah kaya, tidak lagi membutuhkan harta. "Harap diterima Tuan. Ini adalah ucapan terimakasih ku." Karena tidak enak menolak. Akhirnya Felix menerima saja. "Terimakasih kalau begitu." Dan mereka pun

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   31. Negoisasi

    Detak jantung Isabella telah berpacu sedemikian rupa. Jarak mereka berpisah hanya beberapa waktu, tidak mungkin dia sudah bisa pergi sangat jauh. "Kumohon... Tuan... dimana anda?" Isabella bergumam was-was sambil terus menarik tali kekang kudanya untuk terus melaju. Para pengejar itu juga menggunakan kuda. Tapi kuda mereka tidak sebanding dengan kuda milik Isabella dan Rubia. Kuda kerjaan itu sudah terlatih untuk ke Medan perang dan Kerajaan Romton dikenal sebagai pengendali kuda. Seperti sebuah keberuntungan, Isabella melihat ke arah depan, lelaki itu memacu kudanya dengan sangat kencang. Seperti sedang dikejar dan terburu-buru. Felix yang mengendarai kuda kudanya kini hanya bisa tersenyum. Dia jelas bisa mendengar suara banyak kuda yang berlari dibelakang nya. Kalau tidak salah menebak pasti dua Nona itu yang dikejar. "Rasakan sendiri!" Felix menambah kecepatan kudanya. "Sialan!" Umpat Isabella, dia melihat dengan jelas bahwa Tuan pengelana itu menambah kecepatan kudanya.

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   30. Bantuan

    Mungkin Isabella dan Rubia beruntung, karena dibantu oleh seorang lelaki gagah dan kekar, membuat pemilik penginapan tidak berkutik. Selesai merebut barang barang itu, Rubia dan Isabella langsung mau pergi. Dia tidak tahu bahwa kehidupan di masyarakat bisa begitu licik. Cuih ... Rubia ingin sekali meludahi penginapan tersebut. Kasur keras dan makanan tidak enak. Belum lagi tipu muslihat mereka. Beruntung mereka hidup di Kerajaan Mormon. Coba saja mereka hidup di Romton. Habis sudah mereka digorok olehnya. Rubia, meski sebagai perempuan dia belajar juga bertempur. Sebagai pelayan pribadi Tuan Putri, kalau mengahadapi bahaya, dia juga harus bisa menyelamatkan Tuan Putri. Kuda mereka juga sudah selesai beristirahat, kini saatnya mereka melanjutkan perjalanan. Rubia merasa aneh. "Nona... kenapa lelaki itu membuntuti kita?" Isabella menengok ke belakang. Benar juga perkataan Rubia. Isabella mengentikan kudanya dan langsung menghampiri lelaki yang tadi membantunya. "Berpura-pura

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!    29. Jalinan Takdir

    Karena tempat itu adalah satu satunya penginapan di kota tersebut, Rubia dan Isabella terpaksa harus menginap disana. Awalnya Isabella tidak masalah kalau harus dipanggil Nona. Tapi demi keamanan, sepertinya mereka berdua sepakat untuk menyamar menjadi seorang laki laki. Isa dan Rub, nama samar yang seperti laki laki. Ditempat asing, para pengelana selalu menjadi sasaran empuk di peras. Tak jarang mereka dirampok, dibegal dan lain sebagainya. Kalau mereka masih mempertahankan identitas mereka sebagai perempuan, mungkin bukan hanya perampokan tapi juga pemerkosaan. Keamanan harus jadi yang utama saat ini. Ketika hendak pergi ke kamar penginapan dilantai dua, Isabella yang fokus melihat lantai kayu yang berderit setiap mereka lewat tak sengaja menabrak seseorang. "Aduh..." Katanya pelan. Orang itu adalah seorang laki laki dengan tinggi 190 cm, bahunya lebar dan badannya sangat keras. Mungkin sering berlatih otot. "Anda tidak apa apa?" Tanya orang tersebut. Meski ini salah Isab

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   28. Mungkin saja takdir

    Setelah mendengar berita di kedai dia makan, Felix tidak terlalu memikirkan nya. Yah, dia sendiri sudah berpikiran bahwa pernikahan nya memang bukan karena cinta. Jadi selebihnya hanya sebuah penyesuaian saja. Sebagai Putri Kerajaan yang mungkin saja dia dimanja, setidaknya dia tidak akan mempermalukan dirinya kan. Para bangsawan itu seperti itu. Mereka pandai memakai topeng untuk menutupi kedok brengseknya. Masih di Kerajaan Mormon, Felix melanjutkan perjalanan nya kembali. Jujur saja, wanita di negeri Mormon itu cantik cantik. Makanya banyak dari mereka yang dinikahi oleh para petinggi kerajaan-kerajaan lain. Itu membuat Kerajaan ini aman dari serangan dan ancaman. Pondasi aliansi mereka kokoh. Para wanita disini memang diajari trik manipulasi dan mengontrol laki laki. Sungguh menyeramkan. Berbeda dengan kerajaan Romton. Dimana wanita kadang hanya sebagai budak nafsu belaka. Menuju senja dia mampir disebuah kedai di kota kecil. Perjalanannya masih akan memakan sehari semalam lag

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   27. Kerajaan Romton

    Karena harus bertanggungjawab dengan semua keputusan berangkatlah Felix menuju Kerajaan Romton. Ekspedisi nya berjalan diam diam saja. Karena berita aliansi pernikahan mereka harus rahasia. Kalau tidak keluarga Kerajaan pasti akan turun tangan dan ikut campur masalah pernikahan nya. Tali kekang itu harus mereka pegang, agar pergerakan keluarga Lexid dibatasi. Sungguh licik sekali. Felix berangkat sendiri, tadinya Lesha bersikeras ingin ikut, tapi Felix tidak memperbolehkan nya. Dengan berat hati Lesha menekuk bibir nya kecewa. Dengan mengendarai kuda nya, dia pergi meninggalkan kadipaten. *** Suasana nya cukup sepi tapi tegang. Isabella berhasil turun lewat tali yang sudah disiapkan oleh Rubia. Tak lupa dia juga memakai baju pelayan agar tidak ketahuan. Setelah berhasil turun dan berhasil menghindar dari tatapan para ksatria, Isabella segera meninggalkan istana menuju taman. Di taman ada sebuah pintu belakang yang tembus dengan istal kuda. Rencananya dia juga akan pergi denga

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   26. Rencana kabur

    Isabela sudah merencanakan dengan matang. Kemana dia akan pergi. Sebuah benua sebrang dengan segudang ilmu. Dia suka belajar dan kesetaraan, meskipun di negaranya perempuan hanya diajarkan cara untuk menyenangkan laki laki. Sungguh kuno dan terbelakang. Isabella tidak suka akan hal tersebut. Baginya, semua nya sama. Laki laki dan perempuan harus setara dalam hal pendidikan dan punya kesempatan yang sama dalam pekerjaan juga. Belum juga dia menggapai mimpinya, sudah mau dinikahkan juga dirinya. Isabela hanya berkeyakinan bahwa calonnya sama patriarki nya dengan laki laki di negerinya. Untuk apa jauh jauh ke negeri seberang kalau pemikirannya akan sama saja. Pembodohan! Itu adalah salah satu semboyan favorit nya. Memang belum kenal dan sudah menilai seenaknya tidaklah adil. Tapi feeling-nya berkata demikian. Jadi, kabur adalah solusinya. Putri Isabela sebenarnya tidak sendiri, dia dukung oleh Rubia, dayangnya. Rubia adalah anak pengasuhnya dan sekarang menjadi dayang pribadin

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   25 Tantangan

    Lesha pulang dengan wajah kesal. Tantangan itu akan dia terima dengan senang hati. Karena bukan hanya Ayahnya yang akan berjuang, ada kakak dan dirinya. Segala daya pasti akan diusahakan dengan maksimal. Sampai rumah Lesha cukup kaget, karena kakaknya dan Ayahnya terlihat sedang berdebat "Ada apa ini, Kakak... Ayah ..." "Lesha..." "Putri Ayah..." Usut punya usut, kakaknya yang gila itu ingin mengusulkan pernikahan dengan Kerajaan Romton. "Apa?" Lesha bahkan juga ikut kaget. Kakaknya itu tidak pernah terlibat skandal dengan perempuan. Juga dia populer dan digilai perempuan, perempuan akan antri untuk bisa berkencan dengannya. Tapi apa sekarang? Usulan pernikahan. "Kakak sudah tidak waras!" "Benar." Lexid langsung menyetujui pendapat anak perempuan nya."Kamu tahu kalau kita menjalin aliansi pernikahan dengan Kerajaan Romton, kita pasti di pihak yang menang."Secara militer mereka pasti akan mendapatkan dukungan."Kakak, pasti ada cara lain. Jangan mengorbankan dirimu untukku

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status