Share

12. Keributan

last update Last Updated: 2023-03-28 22:06:16

Awalnya Lesha hanya ingin coba-coba karena dia penasaran dan juga tertarik dengan tawaran Kristof. Tapi siapa sangka, Kristof tampil sebagai penasehat dan menang banyak. Bahkan jumlah koin emasnya kini sudah 2 kali lipat.

'Balik modal dalam waktu sesingkat itu? pantas orang-orang kecanduan judi,' gumam Lesha dalam hati. Sudah pukul 2.30 siang, Lesha harus bergegas pergi karena kalau kemalaman di tengah jalan melewati hutan menuju wilayahnya akan semakin berbahaya.

"Kristof... kurasa ini sudah cukup," kata Lesha.

"Ah... maaf Tuan Ahsel, saya terlalu bersemangat," jawab Kristof. Berkat perkataan Ahsel, Kristof menyimpulkan bahwa Tuan yang dia pandu bukanlah orang yang tampak serakah dan tamak. Dia murni hanya penasaran bagaimana rupa kasino. Tapi Kristof merasa belum cukup puas sehingga dia akan menawarkan untuk satu kali putaran main saja.

"Ah baik Tuan, tapi Tuan tidak bisakah kita bermain satu putaran lagi, hanya sekali saja," wajah Kristof memelas. Awalnya Lesha menolak karena waktunya mepet, tapi melihat wajah Kristof, Lesha pun menyanggupinya.

Di meja judi kali ini para pemain bertaruh dengan jumlah spektakuler. Lesha juga mengamati dari tampilan mereka, melihat baju dan perawakannya mereka pasti bangsawan yang kaya. Hanya Lesha saja yang identitasnya tak diketahui. Sepanjang menyamar, Lesha juga mengenakan tudung sehingga tampilannya terkesan misterius dan karena wajahnya cantik, dia mengenakan bedak yang warnanya lebih gelap dengan kulit aslinya sehingga wajahnya menjadi coklat kumal, apalagi dengan aktivitas seharian ini sudah dipastikan wajahnya menjadi sedikit kusam.

"Hey Tuan... cepat keluarkan koinmu!" bentuk salah seorang pemain, dia punya perawakan gendut dan kumis tipis. Lesha yang tak suka dengan hardikannya itu pun segera memasang taruhannya. Dia memasak setengahnya yaitu 30 koin emas. "Kita pasang semuanya saja Tuan," bisik Kristof. Lesha ragu karena kalau dia memadang semuanya dan kalah... bukan karena Lesha perhitungan tapi karena kalau kalah Kristof tidak akan mendapatkan apa-apa, terlebih dia sedang membutuhkan.

"Percayalah padaku Tuan," Kristof yang selalu percaya diri itu pun meyakinkan Lesha.

"Oke, baiklah," akhirnya Lesha pun memasang semua loi emasnya.

"60 koin emas," kata seorang pemuda dengan rambut pirang terang. Dia tersenyum mengejek, di samping kanan kirinya sudah ada perempuan dengan pakaian dada yang sedikit melorot sehingga menampakkan payudaranya yang montok.

Lesha hanya meliriknya saja tanpa memperdulikan omongannya.

"Kita mulai Tuan-tuan,"

Di meja itu adalah permainan Roullete, Dalam permainan ini, seorang bandar memutar roda itu ke sebuah arah, lalu melemparkan sebuah bola ke arah yang berlawanan pada sebuah permukaan bulat yang dimiringkan, sehingga berputar mengelilingi roda itu. Bola itu akhirnya jatuh di permukaan roda.

Bagai jelmaan keberuntungan, Lesha dan Kristof menang. Lesha yang degup jantungnya berpacu itu pun senang bukan main, tapi dia menggenggam tangannya karena kalau dia berteriak pasti terluhat kampungan dan lebih jelasnya karena penyamarannya takut terbongkar. Disini yang paling bahagia jelas Kristof karena dia sudah bisa dipastikan akan membawa banyak pulang koin emasnya.

"Apa apaan ini, kalian pasti curang!" kata lelaki gendut dengan arogannya. Orang seperti dia sudah sering Kristof temui, mana mungkin dia mau kalah, secara koin emang yang dia pertarungan juga banyak. Sang bandar melerai dan menjabarkan bahwa mereka berdua bermain adil.

"Bukankah pelayan itu adalah pegawai disini, kalian pasti sudah bekerja sama!" kata laki-laki berambut merah. Dia juga ikut bertaruh dan kalah dengan jumlah yang banyak. Lesha sudah naik pita tapi ditahannya.

"Maaf Tuan-tuan, tapi disini semua boleh bermain, baik rakyat jelata, bangsawan dan bahkan pegawai kami," kata si dealer. Hanya di kasino ini semua kata bisa berbaur, asal punya banyak uang dan juga tempat ini adalah sarang rentenir dimana mangsa selalu ada.

Pegawai dengan bada kekar segera berjaga karena seperti akan ada keributan.

"Kalian semua memalukan!" kata pemuda dengan rambut pirang cerah tersebut.

"Ah... maafkan atas kelancangan saya Yang Mulia," pemuda berambut merah itu menunjukkan hirmatnya pada pemuda berambut pirang tersebut.

"Karena disini ada aku, maka tidak ada siapa pun yang kuijinkan untuk menang,"

"Apa apaan ini?" Kata si Lesha, suaranya terdengar oleh si pemuda berambut purang tersebut. "Kau tidak tahu siapa aku?" matanya melirik tajam ke arah Lesha.

"Apa kau juga tahu siapa aku?" Kata Lesha dengan nada kesal.

"Huh...."

"Berani beraninya seorang rakyat jelata berkata demikian dengan Yang Mulia Putra Mahkota!" bentuk bangsawan gendut dengan kumis tipis.

"Ada apa ini?" seorang bangsawan dengan usia 40 tahunan mendekat, dia adalah pemilik tempat ini.

"Yang Mulia Putra Mahkota..." dia memberikan hormatnya. Dia tahu kalau Putra Mahkota datang ketempatnya artinya akan ada keributan, karena ini bukan sekali atau dua kali terjadi.

Si dealer kemudian menyampaikan duduk perkara tersebut, "Maafkan saya Yang Mulia, tapi permainan ini sudah dimenangkan oleh Tuan dengan jubah hitam tersebut, kalau kemenangan dibatalkan ini tidak adil," jelas bahwa sang pemilik memihak pada Kristof dan Lesha. "Apakah karena yang menang adalah pegawaimu lalu kau membelanya?" Kata bangsawan gendut dengan kumis tipis tersebut.

"Maaf Count Hiba, tapi permainan ini adil dan sesuai prosedur, jadi saya tidak membacanya karena ada pegawai saya yang ikut bermain," Dia juga sudah mulai tersulut emosi.

"Begini Viscount Gali, kami kalah banyak sehingga ini terasa tidak adil," kata si pemuda berambut merah.

'Itukan salahmu ikut bermain, kenapa kalau kalah merasa tidak adil?' gumam Lesha.

Viscount Gali merasa pusing dengan serangan bangsawan yang tidak tahu diri itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   33. Putar otak

    Rubia dan Isabella cukup kaget setelah tahu pelabuhan hari ini begitu ketat. Pemeriksaan dilakukan dan prajurit Kerajaan Mormon terlihat lebih banyak. "Tuan Putri..." Bisik Rubia, "Ada yang tidak beres." Isabella mengangguk setuju. "Pasti sedang terjadi sesuatu!" Balas Isabella. Kali ini Rubia yang mengangguk. "Kita harus bagaimana?" "Bagaimana lagi..." Pertama mereka akan menjual kuda mereka. Tidak dibutuhkan kuda mahal seperti ini. Uangnya bisa digunakan untuk keperluan lain juga, mengingat mereka telah kehabisan bekal uang juga. Kemudian setelah sampai di Negara lain, mereka bisa membeli kuda yang lebih murah. Masalahnya adalah, sulit menemukan pembeli dengan kondisi keadaan terburu-buru. Yang ada malah, mereka tidak akan mendapatkan harga yang bagus. Sulit bagi Isabella untuk melepas Max, kudanya. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan mendesak. "Tuan Putri pasti berada disini." Wakil kapten menyakinkan Kaptennya. Metty juga setuju akan hal itu. Mereka juga melakukan

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   32. Terimakasih

    Setelah selesai membereskan semua preman itu, Felix kembali menghampiri dua wanita itu. "Terimakasih Tuan, saya berhutang budi pada anda." "Perjalanan seringkali menghadapi marabahaya, tidak dibekali ilmu beladiri, maka harus pandai menilai situasi. Perbuatan kalian di kedai tadi sangat berbahaya. Kedepannya akan banyak bahaya juga. Harap berhati-hati." Isabella tersentuh dengan kata-katanya. "Perbuatan baik dan perkataan baik mudah di ingat. Terimakasih banyak." Isabella kemudian menyerahkan jepit rambut kesayangan nya. "Nona itu..." Rubia hendak protes tapi langsung ditangkis perkataan nya. "Tidak apa-apa, ini hanya sebuah jepit. Kalau dia memang ditakdirkan jadi milikku. Maka dia akan kembali lagi nanti." "Hanya menawarkan bantuan. Tidak menerima imbalan." Kata Felix. Dia sudah kaya, tidak lagi membutuhkan harta. "Harap diterima Tuan. Ini adalah ucapan terimakasih ku." Karena tidak enak menolak. Akhirnya Felix menerima saja. "Terimakasih kalau begitu." Dan mereka pun

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   31. Negoisasi

    Detak jantung Isabella telah berpacu sedemikian rupa. Jarak mereka berpisah hanya beberapa waktu, tidak mungkin dia sudah bisa pergi sangat jauh. "Kumohon... Tuan... dimana anda?" Isabella bergumam was-was sambil terus menarik tali kekang kudanya untuk terus melaju. Para pengejar itu juga menggunakan kuda. Tapi kuda mereka tidak sebanding dengan kuda milik Isabella dan Rubia. Kuda kerjaan itu sudah terlatih untuk ke Medan perang dan Kerajaan Romton dikenal sebagai pengendali kuda. Seperti sebuah keberuntungan, Isabella melihat ke arah depan, lelaki itu memacu kudanya dengan sangat kencang. Seperti sedang dikejar dan terburu-buru. Felix yang mengendarai kuda kudanya kini hanya bisa tersenyum. Dia jelas bisa mendengar suara banyak kuda yang berlari dibelakang nya. Kalau tidak salah menebak pasti dua Nona itu yang dikejar. "Rasakan sendiri!" Felix menambah kecepatan kudanya. "Sialan!" Umpat Isabella, dia melihat dengan jelas bahwa Tuan pengelana itu menambah kecepatan kudanya.

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   30. Bantuan

    Mungkin Isabella dan Rubia beruntung, karena dibantu oleh seorang lelaki gagah dan kekar, membuat pemilik penginapan tidak berkutik. Selesai merebut barang barang itu, Rubia dan Isabella langsung mau pergi. Dia tidak tahu bahwa kehidupan di masyarakat bisa begitu licik. Cuih ... Rubia ingin sekali meludahi penginapan tersebut. Kasur keras dan makanan tidak enak. Belum lagi tipu muslihat mereka. Beruntung mereka hidup di Kerajaan Mormon. Coba saja mereka hidup di Romton. Habis sudah mereka digorok olehnya. Rubia, meski sebagai perempuan dia belajar juga bertempur. Sebagai pelayan pribadi Tuan Putri, kalau mengahadapi bahaya, dia juga harus bisa menyelamatkan Tuan Putri. Kuda mereka juga sudah selesai beristirahat, kini saatnya mereka melanjutkan perjalanan. Rubia merasa aneh. "Nona... kenapa lelaki itu membuntuti kita?" Isabella menengok ke belakang. Benar juga perkataan Rubia. Isabella mengentikan kudanya dan langsung menghampiri lelaki yang tadi membantunya. "Berpura-pura

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!    29. Jalinan Takdir

    Karena tempat itu adalah satu satunya penginapan di kota tersebut, Rubia dan Isabella terpaksa harus menginap disana. Awalnya Isabella tidak masalah kalau harus dipanggil Nona. Tapi demi keamanan, sepertinya mereka berdua sepakat untuk menyamar menjadi seorang laki laki. Isa dan Rub, nama samar yang seperti laki laki. Ditempat asing, para pengelana selalu menjadi sasaran empuk di peras. Tak jarang mereka dirampok, dibegal dan lain sebagainya. Kalau mereka masih mempertahankan identitas mereka sebagai perempuan, mungkin bukan hanya perampokan tapi juga pemerkosaan. Keamanan harus jadi yang utama saat ini. Ketika hendak pergi ke kamar penginapan dilantai dua, Isabella yang fokus melihat lantai kayu yang berderit setiap mereka lewat tak sengaja menabrak seseorang. "Aduh..." Katanya pelan. Orang itu adalah seorang laki laki dengan tinggi 190 cm, bahunya lebar dan badannya sangat keras. Mungkin sering berlatih otot. "Anda tidak apa apa?" Tanya orang tersebut. Meski ini salah Isab

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   28. Mungkin saja takdir

    Setelah mendengar berita di kedai dia makan, Felix tidak terlalu memikirkan nya. Yah, dia sendiri sudah berpikiran bahwa pernikahan nya memang bukan karena cinta. Jadi selebihnya hanya sebuah penyesuaian saja. Sebagai Putri Kerajaan yang mungkin saja dia dimanja, setidaknya dia tidak akan mempermalukan dirinya kan. Para bangsawan itu seperti itu. Mereka pandai memakai topeng untuk menutupi kedok brengseknya. Masih di Kerajaan Mormon, Felix melanjutkan perjalanan nya kembali. Jujur saja, wanita di negeri Mormon itu cantik cantik. Makanya banyak dari mereka yang dinikahi oleh para petinggi kerajaan-kerajaan lain. Itu membuat Kerajaan ini aman dari serangan dan ancaman. Pondasi aliansi mereka kokoh. Para wanita disini memang diajari trik manipulasi dan mengontrol laki laki. Sungguh menyeramkan. Berbeda dengan kerajaan Romton. Dimana wanita kadang hanya sebagai budak nafsu belaka. Menuju senja dia mampir disebuah kedai di kota kecil. Perjalanannya masih akan memakan sehari semalam lag

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   27. Kerajaan Romton

    Karena harus bertanggungjawab dengan semua keputusan berangkatlah Felix menuju Kerajaan Romton. Ekspedisi nya berjalan diam diam saja. Karena berita aliansi pernikahan mereka harus rahasia. Kalau tidak keluarga Kerajaan pasti akan turun tangan dan ikut campur masalah pernikahan nya. Tali kekang itu harus mereka pegang, agar pergerakan keluarga Lexid dibatasi. Sungguh licik sekali. Felix berangkat sendiri, tadinya Lesha bersikeras ingin ikut, tapi Felix tidak memperbolehkan nya. Dengan berat hati Lesha menekuk bibir nya kecewa. Dengan mengendarai kuda nya, dia pergi meninggalkan kadipaten. *** Suasana nya cukup sepi tapi tegang. Isabella berhasil turun lewat tali yang sudah disiapkan oleh Rubia. Tak lupa dia juga memakai baju pelayan agar tidak ketahuan. Setelah berhasil turun dan berhasil menghindar dari tatapan para ksatria, Isabella segera meninggalkan istana menuju taman. Di taman ada sebuah pintu belakang yang tembus dengan istal kuda. Rencananya dia juga akan pergi denga

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   26. Rencana kabur

    Isabela sudah merencanakan dengan matang. Kemana dia akan pergi. Sebuah benua sebrang dengan segudang ilmu. Dia suka belajar dan kesetaraan, meskipun di negaranya perempuan hanya diajarkan cara untuk menyenangkan laki laki. Sungguh kuno dan terbelakang. Isabella tidak suka akan hal tersebut. Baginya, semua nya sama. Laki laki dan perempuan harus setara dalam hal pendidikan dan punya kesempatan yang sama dalam pekerjaan juga. Belum juga dia menggapai mimpinya, sudah mau dinikahkan juga dirinya. Isabela hanya berkeyakinan bahwa calonnya sama patriarki nya dengan laki laki di negerinya. Untuk apa jauh jauh ke negeri seberang kalau pemikirannya akan sama saja. Pembodohan! Itu adalah salah satu semboyan favorit nya. Memang belum kenal dan sudah menilai seenaknya tidaklah adil. Tapi feeling-nya berkata demikian. Jadi, kabur adalah solusinya. Putri Isabela sebenarnya tidak sendiri, dia dukung oleh Rubia, dayangnya. Rubia adalah anak pengasuhnya dan sekarang menjadi dayang pribadin

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   25 Tantangan

    Lesha pulang dengan wajah kesal. Tantangan itu akan dia terima dengan senang hati. Karena bukan hanya Ayahnya yang akan berjuang, ada kakak dan dirinya. Segala daya pasti akan diusahakan dengan maksimal. Sampai rumah Lesha cukup kaget, karena kakaknya dan Ayahnya terlihat sedang berdebat "Ada apa ini, Kakak... Ayah ..." "Lesha..." "Putri Ayah..." Usut punya usut, kakaknya yang gila itu ingin mengusulkan pernikahan dengan Kerajaan Romton. "Apa?" Lesha bahkan juga ikut kaget. Kakaknya itu tidak pernah terlibat skandal dengan perempuan. Juga dia populer dan digilai perempuan, perempuan akan antri untuk bisa berkencan dengannya. Tapi apa sekarang? Usulan pernikahan. "Kakak sudah tidak waras!" "Benar." Lexid langsung menyetujui pendapat anak perempuan nya."Kamu tahu kalau kita menjalin aliansi pernikahan dengan Kerajaan Romton, kita pasti di pihak yang menang."Secara militer mereka pasti akan mendapatkan dukungan."Kakak, pasti ada cara lain. Jangan mengorbankan dirimu untukku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status