anak itu merepotkan. Apa ibu ingat betapa repotnya aku yang mengurus si kembar Sean dan Dean?” Gumam Tristan.“A-apa? Kapan kamu yang mengurus adik-adikmu?! Itu adalah tugas ibu!”Tristan memutar mata.“Ibu dan ayah terlalu asyik bermesraan, bahkan menambahkan Laura. Kalian bahkan tidak ingin menyewa pengasuh karena ingin merasakan peran orang tua, tapi tidak bisa mengurus tiga anak kecil yang aktif,” balas Tristan. Ingatannya masih sangat jernih. Si kembar Sean dan Dean yang waktu itu berusia 5 tahun jauh lebih aktif dan nakalnya luar biasa dan jahil.Mereka sangat usil mengganggu Tristan yang saat itu berusia 10 tahun. Tahu dirinya tidak akan diperhatikan begitu banyak anak dalam keluarga, dia hanya mengurus dirinya sendiri tapi dia memiliki adik-adik yang sangat nakal dan usil.Saat itu Tristan benci sekali adik-adiknya sangat usil dan nakal, mengeluh pada orang tuanya untuk mengurus si kembar. Tapi ibunya kerepotan karena Laura yang tiga tahun rewel dan manjanya luar biasa.Sej
“Kamu … kamu benar-benar ya! Ibu pikir kamu yang paling dewasa di antara adik-adikmu! Ibu benar-benar nggak mengira kamu akan jadi seperti ini!” Willy mengepalkan tangannya gregetan mendengar ucapan Tristan.“Lihat apa yang sudah kamu lakukan pada Mia?” Willy menunjuk penampilan Mia.“Wanita malang ini bahkan tidak bisa berjalan dengan benar. Dan kamu bertanya kenapa minta maaf?!”Mia tersipu malu menutup wajahnya dengan telapak tangannya mendengar ucapan Willy.“Ibu, kamu berkata seolah tak pernah mengalaminya.” Tristan berkata dengan santai sambil memberikan paper bag berisi pakaian pada Mia.“Kenakan ini, aku baru membelinya dari toko di seberang.”“Terima kasih,” gumam Mia.“Kamu sungguh tidak bisa berjalan?”Mia mendongak menatap tajam dan menggertakkan gigi.Apa dia harus mengatakan itu begitu jelas di depan Willy?Willy berdeham keras setelah dibuat tak berkutik karena kata-kata putranya. “Pokoknya Tristan, kamu harus menjelaskan semuanya pada kamu, bagaimana kamu bisa memilik
"Melindungi anak-anakmu? Dari apa?"Mia tak menjawab."Apa kamu melindungi anak-anakmu dari Tristan? Dan menyembunyikannya dari kami?" Willy menebak.Mia meremaskan tangannya di atas pahanya."Tolong katakan Nona Moore, putraku bukan seorang bajingan yang tidak ingin mengakui anak-anaknya, kan?"Mia menatap Willy cukup lama lalu berkata, "Sesungguhnya itu adalah salahku. Tiga tahun yang lalu apa yang terjadi antara aku dan Tuan Tristan adalah sebuah kecelakaan. Aku tahu diriku tidak pantas dan aku hanya mantan pelayan bar tempat Tuan Tristan kunjungi. Aku tidak berani mengakui si kembar adalah anak-anak Tuan Tristan atau menggugurkan mereka."Dia berhenti sejenak dan menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. "Jika kamu membenciku dan anak-anakku, aku akan membawa mereka pergi dari Capital. Aku hanya ingin anak-anakku tumbuh dengan sehat dan tidak meminta pengakuan dari keluarga Adams.""Oh, sayang ... Aku tidak membencimu." Willy buru-buru mendekat berpindah duduk di
“Kamu ….”Tas ditangan Willy terjatuh. Mulutnya menganga menatap penampilan Mia.“Apa yang terjadi padamu? Mengapa kaluar dari kamar itu ….”Dia syok lalu menggelengkan kepala.Bahkan orang paling bodoh dan buta pun tahu apa yang terjadi saat Mia yang baru keluar dari kamar putra sulungnya.Penampilannya sudah menjelaskan semuanya.Mia hanya mengenakan kemeja hitam milik pria. Lehernya yang putih mulus penuh dengan bercak merah dan bekas gigitan yang memenuhi seluruh kulit lehernya. Selain itu, tanda-tanda bekas gigitan merah pun terlihat di paha Mia, lebih banyak daripada di lehernya.Willy tak perlu membayangkan tanda-tanda bekas gigitan bagian lainnya dan siapa yang membuat tanda tersebut. Hanya saja dia tak menyangka bahwa putranya… akan begitu liar, sampai membuat tubuh Mia menjadi seperti itu.“Nyonya Adams… jangan salah paham… ini tidak seperti yang kamu pikirkan….” Mia tergagap, cemas dan malu mencoba menarik turun kemeja untuk menutupi bagian bawahnya.Dia tidak mengenakan ap
“Kamu membuatku menunggu sangat lama ….” Tristan berbisik menggigit daun telingannya, tangannya meremas pantatnya membuat Mia memerah malu. Sensasi kenikmatan menjalari tubuhnya.Ketika Tristan akan menciumnnya lagi, Mia menahan dadanya seorang perawat mendekat menatap mereka dengan tatapan aneh dan merengut.Dia menyembunyikan wajahnya di dada Tristan.“Tolong … tidak di sini ….”...Mia tersentak ketika tubuhnya ditekan ke daun pintu kamar Tristan di apartemennya.Bibirnya mencium sepanjang leher Mia sebelum menemukan bibirnya.Mia mencengkeram rambutnya saat lidah pria itu membelit lidahnya. Tangan panas kasar pria menyentuh tubuhnya di mana-mana lalu menarik turun celana dalamnya dan mengangkat roknya.Mata Mia membelalak dengan malu saat Tristan melepaskan bibirnya dan meluncur turun ke bawah pinggulnya. Mulutnya terbenam di kelopak labianya.“Ap-apa … apa yang kamu lakukan? Di sana kotor ….” Mia mendesis mendorong kepala Tristan menjauh dari pinggulnya.Tristan menatapnya d
Jantung Mia masih berdegup kencang, tak menyangka dirinya akan berhasil lolos dari Tuan Hendra dan perjodohan paksa yang dilakunan oleh ornag tuanya.Tangan Tristan yang melingkari pinggangnnya bergerak mengusap punggungnya dan salah satu tangannya melepaskan sapu tangan dari mulut Mia.“Tidak apa-apa, semua baik-baik saja. Kamu aman bersamaku.”Mia menyadari tubuhnya gemetar bersandar di tubuh Tristan.Dia menarik napas dalam-dalam dan menjauh dari Tristan. Kepalanya tertunduk saat dia mengucapkan terima kasih.“Terima kasih sudah menyelamatkan aku Tuan Tristan.”“Apa yang terjadi? Kamu membiarkan dirimu dijual oleh orang tuanmu begitu saja?” Suara Tristan terdengar sangat dingin. “Kamu selalu bersikap keras dan menolak dengan sangat keras, mengapa kamu tidak bisa melawan orang tuamu?! Ayahmu orang yang sudah meninggalkannu!”Mia memejamkan mata, tidak merasa marah mendengar kata-kata Tristan yang mengkritiknya.“Kejadian hari ini … aku dijebak oleh ayahku. Awalnya aku datang untuk m