Share

Bab 171

Author: Queen Moon
last update Last Updated: 2025-05-21 23:47:55

“Papa ….” Bisiknya lirih.

“Papa! Dia papaku! Bukan papamu!” Amel berseru keras dan meraih celana pendek Jayden, menariknya turun dari pelukan Lucian.

“Lepaskan! Dia papaku! Papa Amel! Huaaaa …..” Tangisannya pecah seolah merasa sakit papanya menggendong anak lain dan dipanggil ‘papa’.

Dia menangis keras, Kemudian diikuti tangisan Jayden.

“Huaaaa … nggak mau! Papaku! Papa Jayden! Haaaa ….” Jayden menangis keras memeluk leher Lucian, tidak mau turun dari pelukannya.

Wajah Lucian pucat dan terlihat kesulitan mendengar tangisan anak-anak yang bersahutan. Dia tidak bisa melepaskan pelukan Jayden yang menempel erat padanya.

Mia dan Ferdi menatapnya iba, tapi tidak bisa membantu. Ferdi merasa lucu melihat bosnya yang dingin dan tegas, dibuat panik oleh dua anak yang berebut perhatiannya.

Lucian berjongkok untuk meraih putrinya yang menangis. “Amel, kemarilah …..”

“Nggak mau! Amel benci Papa! Papa punya anak lain!” Amel menutup wajahnya dan menangis.

Lucian mengerti putrinya tidak siap ada an
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 172

    Dia pernah mendengar cerita dari teman sekelasnya bahwa ayah dan ibunya berpisah, dan anak itu ditinggalkan oleh ayahnya. Sang ayah pergi dengan wanita lain dan seorang anak lain.Memikirkan dirinya akan ditinggalkan seperti teman sekelasnya, air mata Amel semakin deras mengalir.“Sayang, maafkan Papa … jangan menangis ya ….” Lucian panik melihat putrinya menangis lagi, kali ini tidak menangis keras, hanya air matanya mengalir dengan tatapan sedih. Itu membuatnya semakin menyedihkan dan patah hati dibandingkan dengan menangis keras.“Huhuhu … Amel nggak mau Papa pergi ….” bisik Amel lirih.“Papa nggak akan meninggalkan Amel … sayang, jangan menangis. Papa hanya sayang Amel ….” Lucian memeluknya dan mengusap punggungnya menenangkan.Amel tetap menangis. Setelah beberapa saat dia bergumam, “Amel mau pulang.”Lucian panik, berpikir Amel marah padanya.“Amel, papa minta maaf sayang … jangan benci Papa ….”Amel tak menjawab dan terus mengulang bahwa dia ingin pulang.Melihat Amel bersikera

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 171

    “Papa ….” Bisiknya lirih.“Papa! Dia papaku! Bukan papamu!” Amel berseru keras dan meraih celana pendek Jayden, menariknya turun dari pelukan Lucian.“Lepaskan! Dia papaku! Papa Amel! Huaaaa …..” Tangisannya pecah seolah merasa sakit papanya menggendong anak lain dan dipanggil ‘papa’.Dia menangis keras, Kemudian diikuti tangisan Jayden.“Huaaaa … nggak mau! Papaku! Papa Jayden! Haaaa ….” Jayden menangis keras memeluk leher Lucian, tidak mau turun dari pelukannya.Wajah Lucian pucat dan terlihat kesulitan mendengar tangisan anak-anak yang bersahutan. Dia tidak bisa melepaskan pelukan Jayden yang menempel erat padanya.Mia dan Ferdi menatapnya iba, tapi tidak bisa membantu. Ferdi merasa lucu melihat bosnya yang dingin dan tegas, dibuat panik oleh dua anak yang berebut perhatiannya.Lucian berjongkok untuk meraih putrinya yang menangis. “Amel, kemarilah …..”“Nggak mau! Amel benci Papa! Papa punya anak lain!” Amel menutup wajahnya dan menangis.Lucian mengerti putrinya tidak siap ada an

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 170

    “Papa ….” Jayden berlari memeluk kaki Lucian dan tersenyum manja.Lucian merasa sedikit kaku menerima pelukan anak itu. Ada semacam penolakan dalam hatinya, tapi dia tidak mungkin mendorong balita dua tahun hanya karena dia menyukai tidak wanita yang melahirkannya.Selama anak ini tidak menangis, dia masih bisa mentolerir untuk merawatnya.Dia paling tidak tahan menenangkan anak yang menangis histeris dan mengamuk. Dia memang tidak pandai berurusan dengan anak-anak yang menangis histeris, dan putrinya, Amel, jarang menangis histeris atau mengamuk.“Apa yang kamu lakukan di sini, Jayden?” Lucian mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Jayden.“Papa nggak pulang … aku kangen ….” Jayden mendongak menatap Lucian yang duduk di kursi kerja. Di matanya Lucian terlihat sangat tinggi.Jayden mengulurkan tangannya pada Lucian.“Papa … gendong ….”Lucian mengerutkan kening, ingin menolak, tapi melihat mata polos dan berkaca-kaca itu, dia tidak tega. Akhirnya, dia meraih Jayden dan mendudukkann

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 169

    Viola berdiri di depan meja sektetaris Lucian dan menggenggam tangan putranya erat.Sektreatris Lucian, wanita dengan wajah yang cantik menghalanginya masuk.“Maaf Nona Viola. Kamu tetap nggak bisa masuk,” ujar Mia tegas menghalangi jalan Viola.Viola mengulurkan tangannya menampar Mia.“Kamu siapa? Beraninya kamu menghalangiku! Apa kamu tahu siapa aku?!”Mia menatapnya datar.“Ya, saya tahu kamu siapa Nona Viola. Tapi Anda tetap nggak diperbolehkan masuk ke kantor Tuan Lucian. Itu aturan di kantor ini. Kamu seharusnya tahu itu setelah diusir berkali-kali.”“Kamu— beraninya kamu! Apa kamu memandangku rendah!” Viola mengepalkan tangannya untuk menampar Mia.Tapi Mia menangkapnya tangannya.“Aku membiarkan kamu menamparku sekali, tapi jika kamu memukulku lagi, aku tidak akan segan mengambil jalur hukum.”Viola semakin marah melihat sikap angkuh wanita di depannya. Melihat wajahnya yang sangat cantik, dia teramat cemburu. Dia pikir hanya Laura wanita cantik yang berada di dekat Lucian, i

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 168

    Lucian mengambil cuti hari itu untuk menghabiskan waktu dengan Laura. Sayangnya Laura tak mengambil cuti dan masuk siang ke kantornya untuk menghindari Lucian.Meski begitu, itu tak menyurutkan suasana hati Lucian. Tadi malam dia mendapatkan kesenangan yang luar biasa. Sayangnya Mia melarikan diri apartemennya dengan alasan bekerja. Jika dia tidak pergi, Lucian akan terus menggodanya tentang malam panas mereka.Lucian mengambil kembali cutinya hari ini dan masuk siang ke kantornya.Sekali lagi para karyawan sampai keheranan melihat bos besar mereka bersenandung dalam perjalanan ke kantor CEO.Bos yang paling dingin dan sulit disenangkan di perusahaan ini sudah beberapa kali masuk kerja dengan suasana hati yang gembira dan bersenandung. Bahkan karyawan bisa merasakan ada bunga yang bermekaran di sekitar bos mereka.Mereka berkumpul di meja resepsionis dan bergosip.“Ada apa dengan CEO? Akhir-akhir dia selalu suasana hatinya sangat baik.”“Ya, kita bisa merasakan musim semi sedang berme

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 167

    “Aku tidak selemah yang kamu pikirkan. Aku dari dulu ingin membalaskan dendamku.”“Tapi tiga tahun lalu, kamu tidak melakukan apa pun pada keluarga Samson meski telah mengetahui bahwa kamu putri dari keluarga Adams yang bergengsi. Kamu tidak pernah membalas mereka, akhirnya mereka semakin melunjak dan merusak reputasimu seperti tadi malam.”“Terserah. Lakukan apa pun yang kamu inginkan pada keluarga Samson,” Laura menggerutu, tak bisa membantah Lucian.Lucian tersenyum kecil dan menyerahkan paper bag di tangannya pada Laura.“Ini pakaian gantimu. Aku meminta Mia membelikannya untukmu.”Laura melirik paper bag tersebut dan kemudian mengingat kondisinya saat ini. Dia menarik selimutnya erat dan membentak Lucian.“Lucian Wilson, beraninya kamu melakukan ini padaku!”“Melakukan apa?” balas Lucian dengan ekspresi pura-pura tidak mengerti.“Ka-kamu memanfaatkan kondisiku yang mabuk dan… dan…” Laura malu melanjutkan kalimatnya, wajahnya terasa panas.Sudut bibir Lucian melengkung. “Berhubung

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 166

    Laura mencengkeram rambutnya dan mengerang dalam hati.Dia yang lebih dulu menggoda Lucian. Dia sudah menggoda pria itu sejak dia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk dan meminta anggur.“Ada apa, Mia? Di mana kamu sekarang?” Suara Willy terdengar di ponselnya menyadarkan Laura.“Ah, tidak! Ya… aku… aku…,” gagapnya, panik dan bingung seperti remaja yang diinterogasi orang tuanya karena pulang pagi.Pintu kamar tiba-tiba terbuka dan sosok Lucian muncul dengan penampilan yang sangat rapi.“Kamu sudah bangun….”“Apa itu suara seorang pria?” Suara Willy terdengar tajam.“Ah, tidak! Ya… itu suara pelayan hotel yang mengantar makanan. Ya, pelayan hotel! Aku tidur di hotel tadi malam setelah pulang dari kediaman Samson karena mabuk,” Laura memberikan jawaban kilat dan tergesa-gesa.Lucian menatapnya dengan sebelah alis terangkat. Laura memelototinya dan memberi isyarat untuk tutup mulut sementara dia berbicara di ponselnya dengan Willy.“Oh, hotel? Setidaknya kamu harus memberi k

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 165

    Lucian merasa sangat luar biasa melihat Laura mengambil inisiatif untuk pertama kalinya. Sayangnya, itu dilakukan saat dia mabuk.Ketika bibir basah dan lidahnya menggoda daun telinganya, Lucian tahu dia harus menghentikan ini atau dia akan menghancurkan semua usaha kerasnya selama ini mendekati Laura."Mari hentikan ini…," Lucian mengenakan kembali handuk Laura ke tubuh wanita itu untuk menutupi tubuhnya yang menggoda."Hentikan apa…," Laura merengek, mencoba menciumnya kembali dan memeluk lehernya. "Aku ingin memberimu bayi lagi…."Ucapan itu sangat menggelitik Lucian dan membuatnya hampir kehilangan kontrol."Tidak sekarang," bisiknya terengah-engah, memejamkan mata, "Katakan itu saat kamu tidak mabuk lagi."Namun, dia tidak mendorong wanita itu dan membiarkannya terus menggeliat di atas pahanya."Hmmm… aku ingin bayi darimu. Tolong sentuh aku…" Laura meraih tangan Lucian, membawa telapak tangan besarnya ke bawah tubuhnya, dan mendesah di telinga Lucian. "Aku sudah basah di sini."

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 164

    Botol anggur itu kosong di atas meja. Satu gelas wine tersisa setengah, sementara yang lain tergeletak di bawah meja.Awalnya, Laura meminta anggur untuk menenangkan perasaan cemas dan kalutnya. Namun, ia menjadi mabuk setelah meneguk sebotol penuh wine. Ia bahkan belum berganti pakaian dan masih mengenakan handuk di tubuhnya.Pikirannya menjadi kabur, lalu ia mulai mengoceh tidak jelas dan merangkak ke pangkuan Lucian, mantan suaminya.Lucian berusaha menahan diri karena memahami kondisi Laura hari itu. Laura mengalami hari yang berat karena dijebak oleh keluarga Samson dan hampir membunuh seorang pria tua mesum yang melecehkannya.Namun, ia tidak bisa menahan hasratnya saat wanita itu menggeliat di pangkuannya dan menggodanya.Jika Laura sadar besok, ia mungkin akan marah dan mengamuk, berpikir Lucian telah memanfaatkannya saat ia mabuk. Lucian dengan sabar menahan godaan Laura dan mencoba mengobati memar di pundaknya saat wanita itu duduk di pangkuannya.“Mengapa kamu bersedia tidu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status