Share

Bab 170

Author: Queen Moon
last update Last Updated: 2025-05-21 23:46:51

“Papa ….” Jayden berlari memeluk kaki Lucian dan tersenyum manja.

Lucian merasa sedikit kaku menerima pelukan anak itu. Ada semacam penolakan dalam hatinya, tapi dia tidak mungkin mendorong balita dua tahun hanya karena dia tidak menyukai wanita yang melahirkannya.

Selama anak ini tidak menangis, dia masih bisa mentolerir untuk merawatnya.

Dia paling tidak tahan menenangkan anak yang menangis histeris dan mengamuk. Dia memang tidak pandai berurusan dengan anak-anak yang menangis histeris, dan putrinya, Amel, jarang menangis histeris atau mengamuk.

“Apa yang kamu lakukan di sini, Jayden?” Lucian mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Jayden.

“Papa nggak pulang … aku kangen ….” Jayden mendongak menatap Lucian yang duduk di kursi kerja. Di matanya Lucian terlihat sangat tinggi.

Jayden mengulurkan tangannya pada Lucian.

“Papa … gendong ….”

Lucian mengerutkan kening, ingin menolak, tapi melihat mata polos dan berkaca-kaca itu, dia tidak tega. Akhirnya, dia meraih Jayden dan mendudukkann
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gin Tama
semangat Jayden,buat lucian ngga bisa balikan...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 27

    Umumnya wanita lain akan menuntut atau menangis agar anak mereka diakui jika lahir dari seorang konglomerat atau keluarga kaya agar bisa mendapat tunjangan atau menjadi bagian dari keluarga tersebut.Tapi sepanjang percakapan Mia tak pernah meminta apapun dan hanya ingin identitas anak-anaknya ditutupi.Melihat tidak ada yang menanggapinya, Mia berdeham dan berdiri."Tolong pertimbangkan keinginanku. Aku hanya ingin menjalani kehidupan yang tenang dan aman dengan anak-anakku. Terima kasih. Aku akan pergi melihat si kembar," ujarnya sopan.Tanpa menatap Tristan, dia berbalik meninggalkan ruang tamu tersebut mencari anak-anaknya di lantai atas tempat Mia membawa Alana dan Alister.Setelah Mia pergi, suasana di ruang tamu tampak suram. Mereka menatap Tristan dengan tatapan menyalahkan."Nona Moore pasti marah dan sakit hati karena Tristan menolak menikahinya dan merasa dianggap sebagai wanita simpanan," ujar Dean sambil berdecak.Tristan menoleh menatapnya dingin."Aku tidak membuatnya m

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 26

    “Pernikahan tidak diperlukan. Kami tidak berencana menikah,” ujar Tristan. “Mengapa harus menikah hanya karena memiliki anak?”“Ibu tahu kamu akan mengatakan itu,” Willy menggelengkan kepala mendengar jawaban Tristan yang kedua kalinya menolak menikah. “Tapi Tristan, kamu harus bertanggung jawab atas anak-anakmu dan Mia. Apa kamu membiarkan anak-anakmu tanpa status?”“Ibu, zaman sudah maju. Beberapa orang tinggal bersama dan membesarkan anak bersama meski tidak menikah.”“Apa itu bisa disamakan? Apa kamu lupa kamu adalah putra sulung dari keluarga Adams? Semua tentangmu akan dibicarakan dan menjadi perhatian semua orang.”“Ibumu benar Tristan. Kamu harus bertanggung jawab atas anak-anakmu dan tindakanmu sebagai CEO Adams Group. Ayah tidak ingin mendengar ejekan tentang anak-anak yang lahir di luar nikah,” ujar Allen tgas.“Kupikir kalian orang tidak peduli dengan pendapat orang lain. Mengapa tiba-tiba peduli?” Balas Trisgan muram.Perdebatan Tristan dan orangnya tampak panas. Baik Lau

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 25

    anak itu merepotkan. Apa ibu ingat betapa repotnya aku yang mengurus si kembar Sean dan Dean?” Gumam Tristan.“A-apa? Kapan kamu yang mengurus adik-adikmu?! Itu adalah tugas ibu!”Tristan memutar mata.“Ibu dan ayah terlalu asyik bermesraan, bahkan menambahkan Laura. Kalian bahkan tidak ingin menyewa pengasuh karena ingin merasakan peran orang tua, tapi tidak bisa mengurus tiga anak kecil yang aktif,” balas Tristan. Ingatannya masih sangat jernih. Si kembar Sean dan Dean yang waktu itu berusia 5 tahun jauh lebih aktif dan nakalnya luar biasa dan jahil.Mereka sangat usil mengganggu Tristan yang saat itu berusia 10 tahun. Tahu dirinya tidak akan diperhatikan begitu banyak anak dalam keluarga, dia hanya mengurus dirinya sendiri tapi dia memiliki adik-adik yang sangat nakal dan usil.Saat itu Tristan benci sekali adik-adiknya sangat usil dan nakal, mengeluh pada orang tuanya untuk mengurus si kembar. Tapi ibunya kerepotan karena Laura yang tiga tahun rewel dan manjanya luar biasa.Sej

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 24

    “Kamu … kamu benar-benar ya! Ibu pikir kamu yang paling dewasa di antara adik-adikmu! Ibu benar-benar nggak mengira kamu akan jadi seperti ini!” Willy mengepalkan tangannya gregetan mendengar ucapan Tristan.“Lihat apa yang sudah kamu lakukan pada Mia?” Willy menunjuk penampilan Mia.“Wanita malang ini bahkan tidak bisa berjalan dengan benar. Dan kamu bertanya kenapa minta maaf?!”Mia tersipu malu menutup wajahnya dengan telapak tangannya mendengar ucapan Willy.“Ibu, kamu berkata seolah tak pernah mengalaminya.” Tristan berkata dengan santai sambil memberikan paper bag berisi pakaian pada Mia.“Kenakan ini, aku baru membelinya dari toko di seberang.”“Terima kasih,” gumam Mia.“Kamu sungguh tidak bisa berjalan?”Mia mendongak menatap tajam dan menggertakkan gigi.Apa dia harus mengatakan itu begitu jelas di depan Willy?Willy berdeham keras setelah dibuat tak berkutik karena kata-kata putranya. “Pokoknya Tristan, kamu harus menjelaskan semuanya pada kamu, bagaimana kamu bisa memilik

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 23

    "Melindungi anak-anakmu? Dari apa?"Mia tak menjawab."Apa kamu melindungi anak-anakmu dari Tristan? Dan menyembunyikannya dari kami?" Willy menebak.Mia meremaskan tangannya di atas pahanya."Tolong katakan Nona Moore, putraku bukan seorang bajingan yang tidak ingin mengakui anak-anaknya, kan?"Mia menatap Willy cukup lama lalu berkata, "Sesungguhnya itu adalah salahku. Tiga tahun yang lalu apa yang terjadi antara aku dan Tuan Tristan adalah sebuah kecelakaan. Aku tahu diriku tidak pantas dan aku hanya mantan pelayan bar tempat Tuan Tristan kunjungi. Aku tidak berani mengakui si kembar adalah anak-anak Tuan Tristan atau menggugurkan mereka."Dia berhenti sejenak dan menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. "Jika kamu membenciku dan anak-anakku, aku akan membawa mereka pergi dari Capital. Aku hanya ingin anak-anakku tumbuh dengan sehat dan tidak meminta pengakuan dari keluarga Adams.""Oh, sayang ... Aku tidak membencimu." Willy buru-buru mendekat berpindah duduk di

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 21

    “Kamu ….”Tas ditangan Willy terjatuh. Mulutnya menganga menatap penampilan Mia.“Apa yang terjadi padamu? Mengapa kaluar dari kamar itu ….”Dia syok lalu menggelengkan kepala.Bahkan orang paling bodoh dan buta pun tahu apa yang terjadi saat Mia yang baru keluar dari kamar putra sulungnya.Penampilannya sudah menjelaskan semuanya.Mia hanya mengenakan kemeja hitam milik pria. Lehernya yang putih mulus penuh dengan bercak merah dan bekas gigitan yang memenuhi seluruh kulit lehernya. Selain itu, tanda-tanda bekas gigitan merah pun terlihat di paha Mia, lebih banyak daripada di lehernya.Willy tak perlu membayangkan tanda-tanda bekas gigitan bagian lainnya dan siapa yang membuat tanda tersebut. Hanya saja dia tak menyangka bahwa putranya… akan begitu liar, sampai membuat tubuh Mia menjadi seperti itu.“Nyonya Adams… jangan salah paham… ini tidak seperti yang kamu pikirkan….” Mia tergagap, cemas dan malu mencoba menarik turun kemeja untuk menutupi bagian bawahnya.Dia tidak mengenakan ap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status