Home / Romansa / Paper Gray / Video perselingkuhan

Share

Video perselingkuhan

Author: Mutia Haera
last update Last Updated: 2021-10-16 05:36:48

Eren menatap Yura bingung dengan air mata yang mengalir, bukan hanya air mata saja yang mengalir di wajah Eren bahkan darah segarpun ikut mengalir melalui hidung Eren akibat kerasnya tamparan yang dilayangkan Yura padanya.

Buukk!!.. Yura kembali mendaratkan tamparan yang keduanya pada wajah Eren.

"YURA!!" teriak Aera sembari menyeret tubuh Yura untuk menjauhi Eren yang terlihat telah tak berdaya.

"Apa yang kau lakukan, Yura? Apa salah Eren hingga kau tega menghajarnya seperti itu?" suara Dhexsel yang seakan ingin melindungi Eren semakin membuat Yura naik pitam.

Yura yang masih dipeluk Aera kini menunjuk Dhexsel dengan begitu lantangnya "Diam kau lelaki menjijikan!"

Perkataan Yura sontak membuat suasana semakin kacau.

Melihat Yura memberinya tatapan tajam membuat Dhexsel menyadari sesuatu.

"Jangan katakan bahwa Yura mengetahui hubungan ku dan Eren," Dhexsel membatin.

"Yura, kau ini kenapa? Kenapa kau menunjuk Dhexsel seperti itu?" tutur Aera yang masih merasa bingung akan situasi itu.

Nyonya Lena menghampiri Sham kemudian berkata lembut "Sham ajak pulang istrimu, Nak. Ku rasa dia sedang kelelahan hingga membuatnya tak sadar melakukan tindakan seperti itu,"

Mendengar perkataan Nyonya Lena itu Yura langsung tersenyum getir "Aku sadar, Tante. Bahkan sangat sadar! Yang tidak dalam kondisi sadar disini adalah Dhexsel dan Eren!"

Bluuss!!.. Mendengar nama mereka berdua disebut membuat tubuh Dhexsel langsung lemas, Ia sudah dapat menebak bahwa kecurigaannya tentang Yura yang mengetahui hubungan gelapnya dan Eren itu benar.

"Apa maksudmu Yura?" sambar Nyonya Lena.

"Ayo! Dhexsel, ceritakan dan tunjukan pada semuanya tentang apa yang kau lakukan di kantor dengan Eren di belakang Aera dan kami semua."

Mendengar kalimat Yura, Aera langsung tersenyum getir pikiranya berusaha menolak dengan apa yang diucapkan Yura tapi hatinya justru sudah merontah menahan bahwa ia mulai menaruh curiga pada hubungan Dhexsel dan Eren.

Nyonya Lena menghampiri Dhexsel, ia memegang lengan anak bungsungnya itu, menarik lengan itu agar Dhexsel berhadapan langsung dengannya.

"Kenapa kau menundukan kepalamu, Dhexsel? Cepat! Ceritakan dan berikan penjelasan pada kami semua dengan apa yang diucapkan Yura dan jangan membuat Mama bingung."

Yura hanya tersenyum kecut melihat baik Dhexsel dan Eren tak ada yang ingin menjelaskan perkara hubungan gelap mereka.

"Lihat ini, Tante!" Yura menyerahkan ponsel pintarnya pada Nyonya Lena dan Aera, ponsel itu saat ini sedang menayangkan adegan dimana Dhexsel dan Eren melakukan percakapan saat di kantor tadi.

Mata semua orang terbelalak kaget mendengar kalimat dari Eren yang mengakui bahwa dirinya telah hamil tiga bulan dan itu adalah hasil dari hubungan gelapnya bersama Dhexsel.

Suasana seketika hening, Nyonya Lena yang telah mengetahui perbuatan anaknya itu langsung jatuh lemas seakan tak ada tenaga lagi di dalam tubuhnya.

Dhexsel menghampiri sang Ibu berusaha membuat agar wanita paruh baya itu berdiri.

"Ma! Bangun, ku mohon jangan seperti ini," ucap Dhexsel seraya berusaha membangunkan sang Ibu yang tengah terduduk di lantai.

Nyonya Lena menatap Dhexsel tajam kemudian mendorong si anak bungsunya itu hingga terjerambah jatuh ke lantai sembari berteriak "Kau menjijikan!"

Nyonya Lena bangkit dengan gontai, wanita paruh baya itu barjalan menghampiri Aera yang sedari tadi hanya diam tak ada yang mengetahui apa yang ada dalam pikiran wanita cantik itu saat ini.

Nyonya Lena memeluk Aera erat, wanita tua itu terisak dalam pelukan sang menantu merasa sakit mengetahui bahwa sang anak telah menghianati cinta menantu yang sangat disayanginya itu.

"Aera, aku bisa menjelaskan semuanya." tutur Dhexsel dengan nada goyah.

Yura menarik tas selempang yang dipakai Eren kemudian dengan cepat wanita berkaca mata itu mengambil kertas hasil lab yang menyatakan bahwa Eren telah mengandung tiga bulan.

"Lihat ini, Aera!" Yura menyerahkan kertas itu pada Aera.

Dhexsel dengan cepat merampas kertas yang diserahkan Yura pada Aera bahkan sebelum Aera sempat melihat hasil dari kertas lab itu.

Dhexsel merobek-robek kertas itu hingga menjadi potongan-potongan kecil.

Aera dengan segera memapah Nyonya Lena kala wanita tua itu hendak kehilangan keseimbangannya.

Alex yang sedari tadi hanya diam kini berjalan melangkah menghampiri Aera, anak sulung dari keluarga Marghero itu dengan sigap memapah sang Ibu menuju sofa kemudian mendudukan wanita tua itu disana.

Dhexsel membanting kertas yang baru saja disobeknya itu ke lantai, lelaki itu menghampiri Aera, meraih jemari istrinya kemudian menatap Aera dengan tatapan memelas.

"Aku bisa menjelaskan semuanya, Aera. Aku dan Eren__"

"Sssttt!!.." Aera mengangkat jari telunjuknya kedepan mulutnya membuat Dhexsel tak dapat melanjutkan kalimatnya.

Aera melepas pegangan tangan Dhexsel dari pergelangan tangan kirinya kemudian berkata "Aku tidak membutuhkan penjelasan, Dhexsel. Yang ku butuhkan sekarang hanya satu kata antara benar dan tidak."

Aera mengalihkan tatapanya dari Dhexsel menuju Eren yang tengah tertunduk diam dalam penyesalannya.

"Aku hanya akan bertanya beberapa hal saja padamu Dhexsel, dan ku harap kau akan menjawabnya dengan jujur. Apa benar kau memiliki hubungan gelap dengan Eren? Dan apakah benar anak yang dikandung Eren adalah anak hasil perselingkuhanmu dengannya?" lanjut Aera.

Bersambung!...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Paper Gray   Kenangan yang ingin dilupakan

    Yura mengedarkan pandangnya mengamati setiap ruangan yang ada di apartement milik Aera yang baru tiga jam lalu disewa sahabatnya itu.Lain halnya dengan Yura yang masih ragu untuk membiarkan Aera tingga sendiri di apartement kecil berlantai tujuh itu, Aera sang pemilik apartement justru dengan sibuk membenahi barang-barang seadanya yang dia miliki."Aera?" panggil Yura memberhentikan aktifitas wanita bersuai coklat itu."Apa kau yakin akan tinggal disini sendirian?"Aera mengangguk untuk merespon pertanyaan dari Yura."Tinggal di rumahku saja." ajak Yura "Saat ini kau sedang hamil, bagaimana jika terjadi sesuatu denganmu? Intinya aku tidak membiarkanmu tinggal seorang diri sendiri disini." ucap Yura seraya meraih ganggang koper milik Aera lalu menariknya ingin membawa koper itu keluar dari dalam apartement yang cukup sempit itu.Aera dengan cepat menahan kopernya membuat Yura langsung menoleh kebelakang dan mendapati empuhnya kop

  • Paper Gray   Formulir Perceraian

    Mobil berwarna putih yang dikendarai oleh Yura berhenti tepat di depan kediaman keluarga Marghero, tak beberapa lama kemudian Aera dan Yura keluar dari dalam mobil dengan waktu yang nyaris bersamaan.Aera melangkah memasuki kediaman keluarga Marghero disusul Yura yang setia mengekor di belakang.Alex yang baru saja berniat berangkat ke restauran miliknya tiba-tiba memberhentikan langkahnya kala Aera berjalan memasuki ruang keluarga kediamannya."Aera?" Gumam Alex kaget, hal itu spontan membuat Dhexsel yang berada di ruang keluarga langsung ikut menoleh kearah ambang pintu ruang keluarga, senyum senang langsung terpatih di wajah milik Dhexsel, ia sudah menduga bahwa istrinya itu akan kembali ke rumah.Seorang pelayan berlari menuju kamar Nyonya Lena, untuk menjalankan perintah wanita paruh baya itu, tiga jam yang lalu sebelum beranjak menuju kamarnya, Nyonya Lena berpesan pada sang pelayan agar memberitahukannya jika Aera kembali, dan alhasil pelayan itu k

  • Paper Gray   Keputusan Aera

    Yura melangkah berlahan menghampiri Eren, sementara wanita yang dihampiri itu sudah mulai kalang kabut."Kenapa Eren?" tanya Yura dengan nada mengejek "Kenapa kau begitu ketakutan melihatku tapi kau begitu tak tahu malunya datang menemui Aera." lanjut Yura yang kini sudah berdiri begitu dekat dengan Eren.Buukkk!.. Satu tamparan keras membuat Eren langsung terhuyun kebelakang seraya memegangi pipinya yang terasa berdenyut dan perih, mendapati kejadian itu semua orang yang tadinya sibuk akan aktifitas mereka kini terfokus menatap Eren dan Yura dengan pandangan penuh tanya dan bingung.Yura menjambak rambut milik Eren tepat di tengah-tengah kepalanya memaksa agar wajah wanita berambut pirang itu terangkat ke atas agar semua orang dapat dengan jelas melihat wajah milik Eren."Hallo semuanya!" ucap Yura dengan suara yang lantang tak mempedulikan Eren yang sudah memohon agar melepaskan dirinya."Perhatikan wajah wanita ini baik, baik." lanjut Yura seray

  • Paper Gray   Pertemuan Yura dan Eren

    Aera berjalan cepat menghampiri Yura sementara Arzhel masih berdiri di area loby berpura-pura melihat papan buletin rumah sakit namun dalam jarak yang masih bisa mendengar pembicaraan Aera dan Yura."Kau sudah makan?" tanya Yura dengan cepat Aera menggeleng dengan sesekali terlihat resah menatap kearah lift takut-takut Eren muncul dari sana."Sudah ku duga kau pasti belum makan. Ini," ucap Yura seraya menyerahkan rantang di tanganya kearah sahabat karibnya itu "Aku sudah menyiapkan makan siang untukmu." lanjutnya.Aera dengan cepat meraih rantang yang diserahkan Yura padanya "Ayo! Temani aku makan di luar," ajak Aera membalikan paksa tubuh Yura sedikit mendorongnya kearah pintu loby.Yura menyerengit mendapati gelagat aneh wanita bersuai coklat itu dengan cepat Yura memberhetikan langkahnya lalu membalikan tubuhnya kerah Aera yang kini terlihat gugup."Ada apa denganmu, Aera? Kenapa kau terlihat aneh sekali," tanya Yura dengan tatapan penuh selidik

  • Paper Gray   Percakapan Eren dan Aera

    Eren masih belum mendapat respon dari Aera atas ajakanya yang meminta istri sah dari Dhexsel Marghero itu untuk bicara."Atau perlu kita bicara disini, Aera?" ucap Aren kembali membuat Aera sedikit tersentak kemudian bangun dari tempatnya terduduk, Aera berpikir tempatnya bekerja bukanlah tempat yang cocok membahas masalah pribadi mereka terlebih banyak orang yang berlalu lalang disekitar mereka."Ayo!.. Kita pergi bicara ke atap," ajak Aera seraya memimpin jalan menuju ke lantai paling atas rumah sakit tempatnya bekerja.Arzhel awalnya ingin mengabaikan dua wanita yang baru saja melewatinya itu menuju lift namun hati kecilnya meminta Arzhel untuk pergi mengikuti Aera dan Eren, akhirnya Arzhelpun mengikuti kemana Aera dan Eren pergi meskipun tingkahnya itu bukanlah sebagai tingkah yang dapat disebut bijak karena dia mengikuti dua orang wanita secara diam-diam.***Di atas atap rumah sakit, Eren dan Aera kini saling berhadapan kencangnya angin

  • Paper Gray   Mandul

    Arzhel yang kala itu tengah duduk disalah satu kursi yang ada di caffe taria rumah sakit terlihat gelisah, matanya jelalatan mencari-cari seseorang. Alan yang duduk tepat dihadapan Arzhel terlihat terganggu akan tingkah Arshel yang sesekali berdiri menatap kearah pintu masuk caffe taria."Alan apa benar hanya ini satu-satunya caffe yang ada di rumah sakit ini?" tanya Arzhel tanpa menatap lawan bicaranya."Hmm!.. Benar. Memangnya siapa yang sedang kau cari Arzhel?""Gadis itu," sahut Arzhel cepat masih tak menatap lawan bicaranya."Gadis itu?" gumam Alan "Gadis yang mana?" lanjutnya.Arzhel menghela nafas dalam lalu mendudukan tubuhnya kembali ke atas kursi, ia menatap makanan yang dipesanya dengan tidak berselera "Gadis yang waktu itu adu jotos denganku.""Aaahh!... Perawat itu." sambar Alan ketika ia mulai mengingat kajadian saat Arzhel merasa kesal setelah menerima hasil labnya."Aku ingin minta maaf pada gadis itu, setelah ku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status