Share

Bab 7 : Mimpi yang Aneh

Author: Egga N. Cahyo
last update Huling Na-update: 2023-07-07 16:33:43

Jam dinding menunjukkan pukul 1.13 dini hari, udara terasa semakin dingin menusuk tulang. Tetapi beda halnya dengan Dilla yang sedang berkeringat dan terlihat tidurnya sedikit terganggu, serta beberapa kali ia terdengar mengigau tak jelas, seperti sedang bermimpi buruk.

Dalam mimpi Dilla,

"Wahai manusia, kau telah ditakdirkan untuk memiliki anak yang istimewa, kau telah diberkati oleh langit, kelak anak yang akan lahir dari rahimmu, akan membawa perubahan besar di alam jin dan alam manusia!"

Lalu, dari kegelapan yang pekat, muncul cahaya keemasan melayang mendekati Dilla yang sedang terduduk ketakutan, cahaya itu berasal dari sebuah kitab yang berpendar, lalu dengan secepat kilat, kitab itu terbang melesat masuk menembus perut Dilla yang tengah hamil tua.

"Arghhhh!" tiba-tiba Dilla bangkit dari tidurnya dan berteriak. Teriakan Dilla menggema di penjuru kamar, sampai membuat Arya terkejut dan bangun.

"Dilla! Sayang! Kamu kenapa? Mimpi buruk?" Arya yang seketika bangun, langsung memegang pundak Dilla.

"Hhhah, i-iya sayang, aku mimpi aneh sekaligus menyeramkan," sahutnya seraya menyandarkan kepalanya di dada suaminya itu.

Sambil membelai kepala Dilla, Arya bertanya, "Mimpi apa emangnya kamu?"

"Aku mimpi bertemu dengan seekor naga raksasa berwarna emas, dia berkata kepadaku, kelak aku akan mempunyai anak yang spesial," sahutnya dengan suara sedikit bergetar.

"Kalau gitu sih diaminin aja ya kan, siapa orang tua yang gak mau punya anak spesial ya kan?" celetuk Arya menganggap enteng perkataan Dilla.

Plakkkkkkk

Arya menjingkat terkejut, "Aduh! sakit yaaaang!" teriak Arya seraya menggosok bahunya yang baru saja terkena pukulan maut dari sang istri.

"Orang lagi serius malah dibecandain!" gerutu Dilla sembari melipat tangan di depan dadanya karena kesal.

"Heeheh iya maap-maap sayang, udah ahh jangan ngambek dong," rayu Arya sambil mengelus kepala Dilla.

"Aku belom selesai cerita tauuuu!"

"Iya iya aku dengerin,"

"Hmm, yang anehnya lagi, setelah naga emas itu berpesan kepadaku, tiba-tiba ada sebuah buku atau kitab gitu agak lupa aku, masuk ke dalam perutku! Aku kaget terus aku teriak, sampe kebangun kayak tadi," ucap Dilla dengan raut wajah serius.

"Hmm, aku gak paham arti-arti mimpi kayak gitu, namanya aja bunga tidur ya kan, anggep yang baik, buang yang buruk, gitu aja sih," sahut Arya sembari mengangkat kedua bahunya.

"Yah semoga aja emang pertanda baik," sahutnya lirih.

Siyuutttt clapppp!

Tiba-tiba dari udara kosong muncullah sesosok wanita cantik berkebaya biru muda dan bermahkota emas, menyapa Dilla dan Arya yang tengah bercengkrama.

"Arya, Dilla," sosok itu menyapa dengan suara lembut.

"Mbak Prameswari?" ucap Arya sedikit terkejut.

"Kakak ipar?" Dilla juga menyahut heran, kenapa kakaknya Arya tiba-tiba muncul sekarang.

"Maaf menganggu kalian, beberapa saat yang lalu aku merasakan sebuah energi dahsyat yang bersumber dari sini, apa kau menggunakan cincinmu lagi dek?" ucap Prameswari seraya memandang tajam ke arah Arya.

"Hmm nggak tuh mbak, ini masih anteng aja di tanganku," sahutnya seraya menunjukkan sebuah cincin bermata biru safir dengan motif aksara kuno kepada Prameswari.

"Hmm, apa mungkin maksud kak Prameswari itu ada hubungannya dengan mimpiku barusan?" ujar Dilla seakan penuh tanya.

"Hmm, mulai ketularan nih," celetuk Arya.

"Mimpi apa Dilla?" tanya Prameswari sembari duduk di samping Dilla.

Dilla pun menceritakan tentang mimpinya kepada Prameswari, dan nampak sorot matanya berubah menjadi serius seraya memandang tajam ke arah perut Dilla yang membuncit itu.

"Sebentar aku periksa dulu Dilla, tolong kamu rebahkan badanmu," perintah Prameswari kepada Dilla lalu memegang perutnya seraya memejamkan mata untuk menerawang.

Tiba-tiba Prameswari membuka mata dengan sangat lebar seakan bola matanya akan melompat keluar karena terkejut,

"Astaga!"

*******

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 24 : Resi Agung Wisesa

    Kehadiran sosok Resi Wisesa membuat mereka sejenak bisa bernafas lega, kebuntuan yang terjadi beberapa saat yang lalu kini telah menemukan titik terang. Arya yang sebelumnya sedang dalam kondisi kritis, kini sudah mulai kembali normal. "Urghhhh!" tiba-tiba Arya merintih sembari berusaha menggerakkan anggota tubuhnya. "Arya!" teriak Prameswari dengan raut wajah bahagia karena adiknya telah sadar dari pingsannya. "Kau sudah sadar, Le?" tanya Nyai Pitaloka. Arya berusaha bangkit kembali dari posisinya. Seakan merasakan dejavu, kini ia kembali dikerubungi oleh banyak orang seperti beberapa saat yang lalu. Namun kali ini ia melihat sosok asing berada di tengah-tengah mereka. "Kenapa kau menatapku seperti itu, Nak? Aku bukanlah orang jahat! ahahaha," gelak tawa resi Wisesa pecah saat melihat wajah lucu Arya yang sedang kebingungan. Arya mengernyitkan dahi, "Emang aku bocah kek? Yah aku penasaran aja siapa kakek yang tiba-tiba ikut nimbrung ini," celetuknya sembari meregangkan otot-otot

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 23 : Aliran Cakra yang Berubah

    Arya sedang berusaha menahan tekanan energi yang disalurkan oleh kedua gurunya, namun kondisi tubuhnya kembali mengalami suatu masalah. Aliran energi spiritual di dalam tubuhnya mendadak berubah arus. "Arghhhhh! Hueekkkkk!" teriak Arya saat memuntahkan gumpalan darah yang telah membeku. Ia dalam kondisi memejamkan mata tetap fokus menerima energi spiritual yang bergejolak di sekujur tubuhnya. "Dhanu, gawat! aliran arus Cakra milik Arya berubah arah!" pekik Nyai Pitaloka ketika tersadar dengan alirann energi di tubuh muridnya itu. Argadhanu menjingkat terkejut setelah mendengar perkataan Nyai Pitaloka, "Astaga Nyai, hentikan dulu penyaluran energinya!" teriaknya cemas. "Tak bisa Dhanu, kalau kita hentikan, tubuh Arya akan mengalami kerusakan yang parah!" sahut nyai Pitaloka berusaha menstabilkan energinya. "Lantas bagaimana ini, Nyai!" Raut muka kebingungan tersirat di wajah Argadhanu. Saat mereka dalam kondisi krusial, tiba-tiba sekelabat bayangan putih melintas di tengah-tenga

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 22 : Munculnya sebuah Simbol

    Suasana dalam gua telah porak poranda akibat serangan membabi buta dari Arya yang sedang dikuasai Iblis. Batu-batu besar berserakan, dinding gua yang berlubang, serta dua sosok jin yang tengah pasrah menjemput ajalnya. Namun secercah harapan muncul di tengah peristiwa yang pelik ini. Argadhanu telah berhasil memunculkan ajian kuno penyegel iblis milik leluhurnya. Ajian itu bertujuan untuk menyegel kekuatan iblis yang sudah menguasai tubuh dan kesadaran Arya, muridnya itu. "Uwarghhhh! Kekuatan apa ini! Tubuhku rasanya mau hancur!" pekik Arya terus meronta ketika terpapar energi berwarna putih yang berasal dari lingkaran magis yang berpendar di bawah tubuhnya. Sejenak Argadhanu memejamkan mata, "Bethara Brahmadewa, tolong kami," gumamnya mengharap sebuah keajaiban terjadi saat ia berusaha menyegel kekuatan iblis pada diri muridnya itu. Swushhhhh... Dalam sekejap mata cahaya putih itu menutupi seluruh bagian tubuh Arya, sekilas terlihat beberapa rantai ghaib muncul dari balik cahaya

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 21 : Sisi Gelap Arya

    "Huahaha! Hahaha!" Dari dalam pusaran angin yang berputar disertai energi listrik yang terus saling menyambar, muncul sosok Arya yang sekarang benar-benar telah berubah dari bentuk fisik maupun kepribadian. Sosoknya kini terasa penuh dengan aura membunuh yang kuat. Arya telah berubah menjadi sosok setengah iblis, akibat dari penyatuan secara paksa dua jenis pusaka yang bereda. Tekanan kekuatan kedua pusaka itu mungkin saling menolak di dalam tubuhnya. Membuat tubuh fisik Arya mengalami ketidakseimbangan yang spontan. "Arya! Sadarlah!" teriak Prameswari sembari bangkit setelah tersungkur karena tekanan energi yang begitu besar dari sosok Arya yang telah berubah menjadi iblis. Tubuh Arya membesar dua kali lipat, menjadi lebih berisi dan berotot bak seorang binaragawan. Kulitnya berubah warna menjadi keunguan dihiasi dengan corak tribal yang menyebar di seluruh permukaannya. Di atas kepalanya tumbuh sepasang tanduk runcing yang sedikit melengkung ke belakang. Sayap bak kele

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 20 : Kekuatan Perisai Kuno

    Swirlllllll blurbbb blubbbb Brajatirta mengayunkan tongkat kecil di tangannya dengan membuat gerakan memutar, dengan ajaib sebuah gumpalan air yang melayang, muncul dan mulai terkumpul semakin lama semakin membesar. Dengan hentakan dari tongkat kecil itu, Brajatirta melemparkan bola air besar itu tepat ke tubuh mereka. Cplashhhhhh! "Urghhhh!" kedua makhluk itu terhuyung kebelakang, namun belum tumbang. Keduanya langsung berlari dan hendak membalas serangan dari Brajatirta. Pukulan demi pukulan palu mereka layangkan ke arah Brajatirta. Dengan gesit makhluk peliharaan Arya itu menghindar. Terlihat Brajatirta lebih unggul dalam hal penghindaran berkat badannya yang kecil. Setelah beberapa kali menghindar, Brajatirta menggumamkan sebuah mantra singkat. Setelah mantra itu selesai ia rapalkan, muncullah beberapa tombak es yang melayang di hadapannya. Dengan hentikan jari kecilnya yang bersisik, Brajatirta menghujam kedua makhluk itu dengan ajian yang baru saja ia gunakan. "Hah! Rasaka

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 19 : Perisai Dewandaru

    Dari balik dimensi gelap yang sunyi, tiba-tiba terdengar sebuah suara menggelegar yang membuat Arya terkejut, "Apakah kau manusia yang telah ditakdirkan untuk menjadi tuanku yang baru?" suara khas lelaki dewasa yang berat menggema di penjuru dimensi ini. "Siapa itu!" bentak Arya kepada sosok di balik suara yang berat itu. "Aku adalah kesadaran perisai pusaka peninggalan Yang Mulia Dharma Wisesa, namaku Ki Dewandaru! Wahai anak manusia, coba buktikan kelayakanmu untuk menjadi tuanku!" Sejurus kemudian, ruangan gelap itu berubah menjadi terang seperti siang hari. Terhampar di depan Arya sebuah tanah lapang berumput hijau yang di kelilingi oleh pohon yang rindang. Lengkap dengan pemandangan gunung yang menjulan tinggi di ujung panorama dimensi ghaib itu. Tiba-tiba dari udara kosong, beberapa sosok makhluk seperti siluman kadal muncul di hadapan Arya yang tengah berdiri seorang diri, "Huwaa, apaan tuh! Kok bentuknya kayak lizardmen di game RPG sih!" celetuk Arya tak menunjukkan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status