Share

Kelembutan dan pertaruhan hidup

***

Sisanya berjalan seperti biasa, setiap kali ia enggan menjawab pertanyaanku, kutawarkan kesenangan padanya, begitu seterusnya hingga pagi menjelang.

Kulihat wajah Beto pucat pasi layaknya susu basi yang sudah ditinggal lama pemiliknya, baju dan celana pria itu tergeletak di lantai dengan penuh noda alkohol.

“Ayo! Kita main lagi. Satu permainan kecil.”

Benar-benar manusia yang serakah, ia tidak mengingat kesenangan di semalam suntuk yang sudah ia habiskan.

Kuhitung jumlah minuman beralkohol yang habis diteguk olehnya, hampir mencapai 10 botong ukuran besar.

“Sudahlah. Ayo kita pergi,” ucapku.

Keadaan di ruang itu masih begitu berantakan, baju dan pakaian Beto masih tergeletak bebas tanpa pria itu pedulikan, kedua wanita yang terus menemaninya semalam suntuk tertidur pulas tanpa dibalut kain apa pun.

Aku sudah berpakaian rapi, tentu saja demikian mengingat ada seseorang yang perlu kudatangi. Ridho, kudengar dia tingga

Rafaiir

Kira-kira mereka bawa pergi ke mana Gisele yah? Apa dia akan baik-baik saja? Wah, semakin kompleks yah. Pertama Beto ditangkap, lalu Gisele menghilang, lalu apa lagi selanjutnya yah? Jangan tunggu lama-lama, lanjut baca kisah selanjutnya biar tidak ketinggalan.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status